MODEL PEMBELAJARAN CHEMISTRY, TECHNOLOGY AND SOCIETY BERORIENTASI PENDIDIKAN QUR’ANI (CTS-Q)
(Part
1)
Oleh:
Dr. Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc.*)
Model pembelajaran Chemistry, Technology and Society Berorientasi Pendidikan Qur’an atau
disingkat model pembelajaran CTS-Q dikembangkan oleh Dr. Agung Nugroho Catur
Saputro, M.Sc. pada tahun 2025. Agung adalah seorang dosen di Program Studi Pendidikan Kimia
FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Agung menyelesaikan pendidikan
doktornya di Program Studi Doktor Pendidikan Kimia, Departemen Pendidikan Kimia,
FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta. Model pembelajaran CTS-Q merupakan produk
penelitian disertasinya yang berjudul “Pengembagan Model Pembelajaran
Chemistry, Technology and Society Berorientasi Pendidikan Qur’ani (CTS-Q) untuk
Meningkatkan Sikap Religius dan Radiant
Thinking Siswa SMA/MA” di bawah bimbingan supervisor Prof. Dr. Nurfina
Aznam, SU., Apt selaku Promotor dan Prof. Dr. Antuni Wiyarsi, M.Sc. selaku
Kopromotor.
Pengembangan model
pembelajaran Chemistry, Technology, and
Society Berorientasi Pendidikan Qur’ani (CTS-Q) bertujuan untuk menghasilkan
model pembelajaran kimia yang mengintegrasikan karakter religius (karakter
Qur’ani) ke dalam proses pembelajaran kimia dengan mengadopsi pendekatan Science, Technology, and Society (STS) sebagai
representasi pembelajaran sains, metode pendidikan Qur’ani sebagai dasar
mengintegrasikan karakter relegius, dan radiant
thinking sebagai kemampuan berpikir asosiasi yang merepresentasikan
bagaimana cara kerja otak manusia bekerja saat berpikir.
Pengembangan model
pembelajaran Chemistry, Technology, and
Society Berorientasi Pendidikan Qur’ani (CTS-Q) ditujukan untuk dapat
diimplementasikan pada proses pembelajaran kimia di Sekolah Menengah Atas
berbasis agama Islam seperti MA, SMAIT, dan SMA di bawah naungan Yayasan
Pendidikan Agama Islam, di mana peserta didiknya memperoleh pembelajaran mata pelajaran
agama Islam melebihi kurikulum mata pelajaran agama Islam menurut kurikulum
nasional.
Pengembangan model
pembelajaran kimia yang terintegrasi karakter religius sangat penting dilakukan
karena masih minimnya metode pembelajaran yang mengintegrasikan karakter
religius dalam pembelajaran kimia (Saputro et al., 2022). Model pembelajaran Science Technology Society (STS) menjadi
representasi dari karakteristik pembelajaran kimia yang mengakomodir komponen
sains, teknologi dan masyarakat. Metode pendidikan Qurani menjadi basis metode
pembelajaran untuk mengajarkan nilai-nilai karakter religius. Sedangkan
berpikir secara radiant thinking
merepresentasikan cara berpikir yang sesuai abad 21 yang menuntut kemampuan
berpikir kritis, analitis, dan kreatif. Radiant
thinking mampu mendorong peserta didik berpikir secara kritis, analitis,
kreatif, dan inovatif (Balım
et al., 2006). Proses belajar secara radiant thinking dilaksanakan dengan
menggunakan metode Mind Map Based
Learning (MMBL) dengan menggunakan teknik Mind Map.
Tujuan model pembelajaran
Chemistry, Technology and Society
Berorientasi Pendidikan Qur’ani (CTS-Q) bertujuan untuk:
1. Melatih
peserta didik mengenali berbagai
permasalahan nyata kehidupan berkaitan dengan pengaruh penerapan sains
dan teknologi terhadap masyarakat yang
bisa diselesaikan dengan menggunakan konsep ilmu kimia.
2. Membekali
peserta didik keterampilan menyelesaikan permasalahan nyata kehidupan yang
berkaitan dengan penerapan konsep dan teknologi
kimia dalam kehidupan sehari-hari dan dampaknya terhadap kehidupan
masyarakat.
3. Membentuk
peserta didik yang berakhlak dan berkarakter baik (moral character dan performance character) berlandaskan
nilai-nilai kebajikan ajaran agama.
4. Membentuk
peserta didik yang mampu memaksimalkan fungsi kerja otaknya dengan berpikir
secara radiant thinking.
5. elatih
peserta didik mampu menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
yang meliputi berpikir kreatif, kritis dan analitis.
6. Membekali
peserta didik dengan pengetahuan yang komprehensif tentang konten materi
pelajaran dan nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.
Prinsip dalam model pembelajaran Chemistry, Technology and Society
Berorientasi Pendidikan Qur’ani (CTS-Q) adalah:
1. Setiap
proses kimia yang terjadi di alam mengandung ibrah/hikmah kebaikan yang
merupakan pelajaran berharga dari Allah
SWT yang disampaikan secara tersirat.
2. Peserta
didik sebagai makhluk Allah SWT yang diberi akal berkewajiban mengeksplorasi
dan mengungkap pesan-pesan tersirat yang terkandung di balik proses kimia di
alam.
3. Memaksimalkan
potensi kerja otak melalui berpikir secara radiant thinking.
4. Menggunakan
otak kanan dan otak kiri secara sinergis untuk memaksimalkan potensi diri.
5. Peserta
didik adalah makhluk pendidikan yang memiliki potensi dan kemampuan untuk
belajar dan mengembangkan kemampuan diri.
6. Setiap
materi pelajaran diarahkan untuk mengajarkan karakter yang baik berdasarkan
filosofi education through chemistry.
Manfaat penggunaan model pembelajaran Chemistry, Technology and Society
Berorientasi Pendidikan Qur’ani (CTS-Q) adalah:
1. Peserta
didik mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang materi pelajaran mencakup
pengetahuan dan sikap religius.
2. Peserta
didik terbiasa berpikir secara radiant thinking sehingga mendorong terbentuknya
sikap kritis, analitis, dan kreativitas.
3. Peserta
didik mendapatkan pengalaman tentang bagaimana memandang sesuatu secara positif
melalui pencarian ibrah/hikmah di balik setiap peristiwa yang terjadi.
____________________________________
*) Dr.
Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc. adalah dosen di Progam Studi Pendidikan Kimia
FKIP Universitas Sebelas Maret, Doktor alumni Program Studi Doktor Pendidikan
Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, dan Pengembang model pembelajaran Chemistry, Technology and Society
Berorientasi Pendidikan Qur’an (CTS-Q).