Powered By Blogger

Rabu, 28 Desember 2022

SABAR ADA BATASNYA?

 

SABAR ADA BATASNYA?

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 


 “…Dan bersabarlah kalian, karena Allah beserta orang-orang yang sabar”.

(QS. Al-Anfal : 46)


Sudah hampir dua bulan ini saya menjalani proses pemulihan pasca operasi Fistula Ani. Tidak mudah bagi saya dalam menjalani proses pemulihan kesehatan ini. Jika pada umumnya orang sehabis operasi hanya sebentar mengalami kesakitan karena operasi, tetapi tindakan operasi itu sendiri adalah cara untuk menghilangkan rasa sakit. Berbeda dengan saya, tindakan operasi yang saya jalani merupakan awal dari rasa sakit yang saya derita.

Proses pemulihan pasca operasi Fistula Ani merupakan proses yang sangat berat dan penuh dengan rasa sakit. Proses ini bukan hanya istirahat di tempat tidur menunggu sakit sembuh, melainkan proses yang penuh dengan tindakan medis setiap hari yang disertai rasa yang menyakitkan. Proses ini bukanlah proses yang menyenangkan dan menentramkan Karena hanya tiduran di tempat tidur, melainkan proses yang memerlukan persiapan mental dan pikiran untuk menahan rasa sakit setiap harinya.

Beratnya proses pemulihan pasca operasi yang penuh rasa kesakitan ini telah disampaikan oleh dokter bedah yang mengoperasi saya di awal ketika akan dilakukan tindakan operasi. Dokter bedah saya mengatakan bahwa proses operasi Fistula Ani itu tidak menyakitkan karena pasien dibius, tetapi yang menyakitkan adalah proses perawatan luka pasca operasi sampai luka bekas operasi menutup. Mengapa proses perawatan luka operasi Fistula Ani bisa menyakitkan? Karena pada operasi Fistula Ani, prosedurnya adalah permukaan kulit tempat timbulnya Fistula Ani dibuka dengan disayat, kemudian saluran fistulanya dibersihkan dengan cara mengerok jaringan daging yang ada saluran fistulanya dengan lebar dan kedalaman mengikuti ukuran saluran Fistulanya. Pada kasus yang saya alami, lubang saluran Fistula yang saya derita lumayan cukup dalam sehingga bagian tubuh tempat tumbuhnya Fistula saya disayat dan dikerok dengan ukuran lumayan besar dan dengan kedalaman kurang lebih ada 4 cm.

Prosedur perawatan luka operasi Fistula Ani adalah dengan membiarkan luka operasi menjadi luka terbuka atau tidak dijahit. Lubang rongga luka hasil dikerok diisi dengan kasa steril yang dibasahi dengan obat antiseptic (bethadine) dan ditutup dengan kain perban. Setiap hari perban dibuka, rongga luka dibersihkan dan isian kain kasa diganti. Proses pembersihan luka dan penggantian isian kain kasa inilah yang rasanya sangat menyakitkan.

Pada sepuluh hari pertama pasca operasi, rasa sakit ketika penggantian kain kasa benar-benar menyiksa, rasanya seperti disayat-sayat. Setiap proses penggantian kasa, saya harus menahan rasa nyeri yang luar biasa sakitnya, seluruh otot tubuh saya tegang menahan serangan rasa sakit dan nafas saya tengengah-enggah bagaikan habis lari jarak jauh. Kondisi yang benar-benar menyiksa dan menantang mental dan keberanian. Proses dan situasi tersebut terus berulang setiap hari hingga sekarang, walaupun sekarang intensitasnya rasa sakitnya sudah jauh berkurang tetapi tetap masih terasa nyeri dan ngilu saat kain kasa dimasukan ke dalam rongga luka. Ukuran rongga luka bekas operasi sampai saat ini juga sudah lumayan mengecil walau masih mengeluarkan darah dan terasa nyeri.

Kesabaran saya untuk menahan rasa sakit akibat penyakit Fistula Ani ini ternyata tidak berakhir setelah melakukan tindakan operasi. Harapan besar saya agar segera terbebaskan dari penderitaan rasa sakit saat luka bekas operasi Fistula sembuh ternyata belum dikabulkkan Allah Swt. Walaupun saya secara intensif dirawat oleh tenaga medis professional (Perawat RS), menjaga pola makan sesuai saran dokter, dan setiap minggu rutin memeriksakan perkembangan luka operasi ke dokter bedah yang mengoperasi, dengan tujuan agar penyakit Fistula saya bisa sembuh total, ternyata menyisakan permasalahan baru. Tepat satu bulan pasca operasi Fistula Ani, saya sering mengalami rasa nyeri yang berbeda dengan rasa nyeri luka operasi.

Puncak rasa nyeri yang saya rasakan adalah dua malam saya mengalami rasa sakit nyeri yang luar biasa. Malam pertama saya merasakan rasa nyeri yang menyayat hingga rasanya saya mau pingsan karena begitu sakitnya, akhirnya pukul 02 dini hari saya diantar istri ke IGD RS. Setelah dilakukan tindakan darurat, beberapa saat kemudian saya tidak merasakan sakit nyeri lagi dan bisa tertidur beberapa waktu, maka selanjutnya pada pukul  04.30 saya diperbolehkan pulang ke rumah. Semenjak pulang dari IGD RS, seharian saya merasakan nyaman dan tidak merasakan sakit. Mungkin karena masih terpengaruh efek obat penghilang nyeri yang disuntikkan sehingga saya benar-benar merasakan badan nyaman tanpa ada rasa sakit sama sekali.

Menjelang datang malam, ternyata keadaan kembali berubah drastis. Sejak bakda Maghrib saya mulai merasakan sakit nyeri kembali. Rasa sakit nyeri tersebut semakin lama semakin terasa dan datangnya rasa sakit terus-menerus secara periodik. Akibatnya semalaman saya tidak bisa tidur dan hanya bisa menangis menahan rasa sakit yang tak tertahankan. Saya mencoba terus bertahan menahan rasa sakit yang semakin lama semakin menyakitkan. Istri akhirnya juga tidak tidur semalaman karena sibuk memeluk dan menenangkan saya yang terus-menerus menangis kesakitan.

Penderitaan saya di malam itu tersebut akhirnya berlanjut sampai pagi hari. Saat itu saya benar-benar kesakitan dan tidak berdaya. Saya sama sekali tidak mampu menggerakan anggota tubuh khususnya kaki karena setiap mau menggerakan atau sekadar menggeser kaki, maka rasa sakit menyayat segera menyerang. Akhirnya istri mengajak untuk periksa lagi ke IGD RS. Karena saya sudah sama sekali tidak mampu menggerakan anggota tubuh sehingga kesulitan untuk bangun dari tempat tidur, maka akhirnya istri meminta tolong tetangga perumahan untuk membantu mengangkat saya. Jadilah pagi itu saya diangkat lima orang bapak-bapak warga perumahan dan dibawa ke IGD RS. Waktu diangkat lima orang tersebut, saya benar-benar tidak berdaya dan merasakan rasa sakit yang luar biasa. Sesampainya di IGD RS, kembali saya diberikan tindakan darurat untuk menghilangkan rasa sakit dan luka bekas operasi Fistula saya juga dibersihkan oleh perawat IGD. Karena habis merasakan sakit yang hebat dan luka operasi juga sudah dibersihkan oleh perawat IGD, maka perawat RS yang biasa merawat luka operasi saya tidak datang.

Di hari selanjutnya ketika perawat RS yang biasa merawat luka sedang membersihkan luka operasi, beliau memberitahukan jika di dekat luka operasi muncul lubang Fistula baru. Beliau kemudian memfoto luka operasi saya dan menunjukkan posisi lubang Fistula yang baru. Setelah melihat foto lubang Fistula yang baru, seketika saya mengalami shock dan badan saya menjadi lemas. Pikiran saya seketika buntu dan mental saya shock berat. Saya benar-benar kaget dan tidak percaya dengan kejadian tersebut. Saya merasa benar-benar putus asa dan bingung mau melakukan apa. Perlu waktu beberapa saat untuk saya bisa menenangkan diri dan menerima kondisi saya tersebut.

Selesai perawatan luka, saya termenung dan pikiran saya kosong. Saya bingung bagaimaa lagi nasib penyakit saya. Harapan besar untuk sembuh melalui proses operasi yang dipenuhi dengn drama kesakitan selama sebulan lebih ini ternyata sia-sia, penyakit Fistula saya belum bisa sembuh. Malah sekarang muncul lagi fitula baru di saat saya masih menderita sakit luka bekas operasi. Saya benar-benar bingung dan stress. Saya tidak sanggup membayangkan jika harus menjalani prosedur operasi Fistula Ani lagi dan merasakan sakitnya saat perawatan luka pasca operasi.

Setelah munculnya lubang fistula baru tersebut, oleh dokter bedah yang mengoperasi saya, saya dirujuk ke dokter spesialis bedah digestif karena diduga fistula saya terhubung dengan organ pencernaan. Untuk sementara ini, proses perawatan sakit fistula saya di bawah pengawasan dokter bedah digestif. Saya belum tahu tindakan apa selanjutnya yang akan dilakukan oleh dokter bedah digestif, tapi saya menduga pasti akan dilakukan tindakan operasi lagi. Walaupun muncul rasa putus asa, saya tetap berhusnudhan dan berharap bahwa saya akan bisa sembuh dari penyakit Fistula Ani yang sangat menyiksa ini. Untuk sementara ini, saya tetap harus bersabar menderita siksaan rasa sakit akibat penyakit ini.

Ya Rabb, tolonglah hamba-Mu ini. Berikanlah hamba kesabaran dan kekuatan mental untuk menjalani ujian sakit ini. Dengan ke-Mahakuasa-Mu, hilangkanlah penyakit Fistula Ani ini dari diri hamba. Hamba yakin ENGKAU selalu mendengar doa-doa hamba-Mu. ENGKAU telah berjanji bahwa ENGKAU akan selalu bersama orang-orang yang bersabar. Innallaha ma’a ash-shaabiriin. Semoga hamba termasuk orang-orang yang sabar. InsyaAllah. Amin. []

 

Gumpang Baru, 29 Desember 2022

HIDUP BAHAGIA DAN MENUA BERSAMA DALAM CINTA

 



HIDUP BAHAGIA DAN MENUA BERSAMA DALAM CINTA

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

“Ketahuilah bahwa langit-langit itu berputar karena pesona gelombang cinta. Kalau bukan karena cinta, dunia ini telah lama mati”.

(Muhammad Jalaluddin Rumi)

 

 

Cinta telah menjadi penyebab bumi ini hidup dan kehidupan berlangsung. Kalau bukan karena cinta-Nya Allah Swt kepada umat manusia, maka mustahil semua kebutuhan hidup manusia tersedia di bumi. Karena cinta, seorang ibu rela mempertaruhkan hidupnya demi lahirnya seorang bayi ke dunia ini. Karena cinta, seorang suami rela bekerja keras membanting tulang siang dan malam demi menafkahi keluarganya. Karena cinta, induk binatang berani menghadang setiap binatang lain yang akan memangsa anak-anaknya. Demikianlah dahsyatnya kekuatan cinta. Oleh karena itu, kita harus menghidupkan dan memelihara rasa cinta dalam diri kita dan keluarga kita.

Saling mencintai dan menyayangi merupakan fondasi untuk membangun sebuah keluarga. Tanpa ada rasa cinta dan sayang, maka kehidupan keluarga yang dijalani akan sering mengalami guncangan, dan bahkan mungkin akan berakhir dengan kehancuran. Cinta dan sayang merupakan tali pengikat yang paling kuat dalam sebuah keluarga sehingga walaupun terkena badai yang mengguncang dan akan memporak-porandakan bangunan keluarga, maka keluarga tersebut akan tetap kokoh berdiri karena adanya ikatan yang sangat kuat yang menyatukan seluruh anggota keluarga menjadi satu kesatuan ikatan yang kuat.

Dari manakah datangnya rasa cinta dan sayang di antara pasangan? Perasaan cinta dan sayang bisa muncul secara alami ataupun juga bisa ditumbuhkan melalui penciptaan lingkungan keluarga yang harmonis dan membahagiakan. Perasaan cinta dan sayang pada seseorang yang muncul secara alami merupakan anugerah Tuhan. Seseorang tidak dapat menyengaja untuk mencintai dan menyayangi orang lain karena rasa cinta dan sayang itu muncul secara alami tanpa disengaja dan ketika sudah muncul akan susah dikendalikan. Cinta dan sayang itu bersifat natural.

Lantas, bagaimana dengan pasangan yang dijodohkan dan dinikahkan padahal kedua mempelai tidak saling kenal apalagi saling mencintai dan menyayangi, apakah keluarga yang terbentuk dapat langgeng dan harmonis? Jawabannya adalah mungkin. Mengapa? Karena kedua mempelai walau awalnya tidak saling mengenal dan tidak ada rasa apa-apa, tetapi jika keduanya berkomitmen untuk membentuk kehidupan keluarga yang rukun, damai, tenteram, dan membahagiakan, maka suatu saat nanti di hati kedua pasangan tersebut bisa muncul benih-benih cinta. Dari mana datangnya benih-benih cinta tersebut muncul? Jawabannya adalah dari suasana keluarga yang membahagiakan sehingga akhirnya menimbulkan rasa rindu pada pasangan dan suasana keluarga. Dari sinilah akan muncul perasaan cinta dan sayang di antara kedua pasangan.

            Perasaan cinta dan sayang di antara pasangan hidup dapat terus dipelihara dengan cara membuat memori-memori kebersamaan dan membahagiakan. Ketika kedua pasangan hidup tersebut sering melakukan aktivitas secara bersama-sama maupun berkolaborasi dalam menyelesaikan suatu persoalan hidup dalam keluarga dengan dilandasi rasa cinta dan saling menyayangi satu sama lain, bukan karena keterpaksaan, maka aktivitas bersama tersebut akan menciptakan perasaan bahagia yang pada akhirnya akan menimbulkan perasaan rindu untuk mengulangi kebersamaan tersebut. Di sinilah telah muncul rasa cinta dan sayang untuk selalu bersama bersama pasangan hidup, walau bagaimanapun keadaaannya karena yang terpenting selalu bersama.

            Dalam dua bulan ini, saya sedang menderita sakit pasca menjalani operasi Fistula Ani. Pasca operasi saya harus bed rest dan menjalani proses perawatan luka secara intensif oleh tenaga medis profesional (perawat RS). Proses operasi Fistula Ani memang tidak terasa sakit karena ketika dioperasi saya dibius, tetapi perawatan luka pasca operasi itulah yang terasa sakit. Selama proses perawatan luka pasca operasi, saya harus benar-benar menyiapkan mental untuk menahan rasa sakit setiap harinya. Prosedur operasi Fistula Ani yang saya jalani adalah dengan membuka luka Fistula dan membuat rongga (mengerok daging) tempat saluran Fistula dengan ukuran dan kedalaman rongga menyesuaikan ukuran dan bentuk saluran Fistula. Luka bekas operasi Fistula Ani tidak dijahit melainkan dibiarkan menjadi luka terbuka dan di dalam rongga luka diisi kain kasa steril (tampon) yang diolesi obat antiseptik dan kemudian luka ditutup dengan perban. Setiap hari luka dilakukan perawatan dengan cara luka dibersihkan agar tidak kemasukan kotoran karena dekat lubang anus sehingga bisa terjadi infeksi dan isian kain kasa diganti dengan kain kasa yang baru. Proses pembersihan luka dan penggantian kain kasa steril (tampon) inilah yang terasa sakit sekali. Setiap hari saya harus menyiapkan mental dan keberanian untuk menahan rasa sakit yang hebat saat proses perawatan luka operasi tersebut.

            Karena luka operasi Fistula yang saya jalani berada di area dekat anus, maka praktis saya tidak bisa duduk karena luka operasi pasti terasa sakit untuk duduk. Setiap hari saya hanya bisa  berbaring di tempat tidur. Sholat pun saya kerjakan dengan berbaring. Saya sudah menjalani proses perawatan luka operasi hampir dua bulan lamanya, dan sampai sekarang saya belum bisa melakukan aktivitas secara normal karena untuk jalan saja masih terasa sakit. Saya hanya berjalan ketika mau ke kamar mandi saja, selebihnya berbaring di tempat tidur.

Dengan kondisi saya yang sedang sakit dan tidak berdaya tersebut, maka praktis saya tidak bisa melakukan pekerjaan yang terkait urusan rumah. Sebagai solusinya, semua peran yang selama ini saya lakukan terpaksa diambil alih oleh istri. Sekarang karena saya tidak bisa melakukan apa-apa, maka segala kebutuhan hidup saya seperti mandi, makan, dan lain-lain dibantu oleh istri. Selama masa pemulihan kesehatan  pasca operasi Fistula tersebut, hubungan dan interaksi saya dan istri terjalin semakin intensif. Setiap hari istri melayani kebutuhan saya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Ketika sedang dilayani istri, misalnya ketika istri membantu memandikan saya, saya merasakan betapa nikmatnya cinta dan kasih sayang dari istri tercinta. Rasanya saya tidak ingin kehilangan momen-momen membahagiakan tersebut.

Berdasarkan pengalaman selama saya sakit tersebut, saya mengambil hikmah bahwa kebahagiaan hidup dalam keluarga adalah ketika dalam keluarga selalu dipenuhi dengan rasa cinta dan kasih sayang. Walaupun dalam kesusahan dan menghadapi ujian hidup, tetapi ketika ada cinta dan kasih sayang dalam keluarga, maka kehidupan tetap terasa nikmat. Keluarga yang di dalamnya ada cinta dan kasih sayang, maka akan ada canda tawa kebahagiaan dari anak-anak, ada senyuman manis istri tercinta, terjalin hubungan harmonis antara suami dan istri, dan tercipta  kedamaian dan ketenteraman dalam rumah. Saya berharap bisa terus merasakan cinta dan kasih sayang dari istri tercinta. Saya berharap bisa terus hidup berdampingan dengan istri dengan penuh cinta dan kasih sayang hingga takdir Allah memisahkan kami di dunia ini. Saya sangat berharap kepada Allah Swt agar saya dapat memberikan kehidupan yang membahagiakan dan berkecukupan untuk anak-anak dan istri tercinta. Semoga Allah Swt mengabulkan doa dan harapan saya. Amin. []

Kamis, 22 Desember 2022

MENYADARI BATASAN DIRI


MENYADARI BATASAN DIRI

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Sejak lahir, setiap manusia dibekali kemampuan yang berwujud potensi diri yang akan berkembang seiring pertumbuhannya. Setiap memasuki periode pertumbuhan, manusia mengembangkan kemampuan dirinya. Kemampuan manusia yang bersifat laten yang berwujud potensi diri tersebut tanpa batas yang jelas. Setiap orang memiliki batas kemampuan yang berbeda-beda bergantung pada seberapa jauh ia mengeksplorasi kemampuan dirinya.

Kemampuan yang masih berwujud potensi diri tersebut jika tidak dilatih tidak akan dapat berkembang atau pun jika berkembang tidak maksimal. Seberapa besar potensi diri yang ada dalam diri seseorang merupakan misteri yang hanya Tuhan saja yang mengetahuinya. Seseorang akan dapat mengenali potensi dirinya manakala ia melakukan proses eksplorasi dan identifikasi kemampuan dirinya melalui proses belajar dan berlatih.

Walaupun memiliki potensi diri yang tidak terukur batasnya bukan berarti kemampuan manusia itu tidak ada batasnya. Tetap harus disadari bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang pasti memiliki batas kemampuan. Hanya Tuhan saja yang tidak terbatas kemampuannya karena DIA adalah Sang Maha Pencipta.

Menyadari ada keterbatasan pada diri membuat kita akan terhindar dari sifat menyombongkan diri. Manusia adalah makhluk dengan banyak kelemahan yang menjadi batasan dirinya, walau memiliki keistimewaan dari Tuhan. Dengan keistimewaan karunia Tuhan tersebut, manusia mampu menemukan cara alternatif untuk mengimbangi kelemahannya. Di sinilah tampak betapa Tuhan itu maha bijaksana. Setiap kehendak-Nya mengandung hikmah kebaikan.

Mari kita renungkan. Manusia tidak bisa terbang seperti burung tapi manusia bisa membuat pesawat terbang sehingga bisa terbang. Manusia tidak bisa menyelam di samudera seperti ikan tapi manusia bisa membuat kapal selam sehingga bisa menyelam sampai dasar samudera. Manusia tidak bisa menembus tanah seperti cacing tanah tapi manusia bisa membuat mesin bor sehingga bisa mengebor tanah untuk mengambil material tambang. Manusia tidak bisa berlari secepat harimau tapi manusia bisa membuat kendaraan bermotor yang dapat bergerak dengan kecepatan tinggi. Demikianlah manusia yang penuh dengan kekurangan dan keterbatasan, tapi dengan keistimewaan dari Tuhan berupa akal, manusia bisa menciptakan berbagai teknologi maju dan modern.

Dengan keistimewaan yang dimilikinya tersebut tidak boleh membuat manusia menjadi makhluk yang lupa diri. Kemampuan manusia itu ada batasnya karena manusia adalah makhluk. Sekuat dan sehebat apapun seseorang, pasti ia memiliki batas kekuatannya. Sekuat apapun seorang atlit angkat besi, ketika sakit pasti membuatnya lemah tak berdaya. Ketika sakit sedang menghampirinya, tidak akan terlihat lagi bekas-bekas kekuatannya.

Demikianlah yang terjadi pada diri saya. Selama hampir dua bulan ini saya merasakan betapa lemahnya saya. Sakit yang saya derita benar-benar telah memperlihatkan betapa kemampuan saya sangat terbatas. Hanya gara-gara sakit nyeri yang menyerang dengan hebatnya, saya sampai tidak bisa berdiri dan berjalan. Bahkan sekadar menggerakkan kaki untuk bangun dari tempat tidur pun saya tidak mampu. Yang terjadi hanyalah saya mengeluhkan rasa sakit yang amat sangat yang tiada henti. Semalaman saya berada pada kondisi tersebut tanpa mampu berbuat apa-apa. Segala kemampuan saya untuk menahan rasa sakit tersebut akhirnya sampai batasnya, saya menyerah, saya sudah tidak mampu lagi menahan serangan rasa sakit yang bertubi-tubi. Akhirnya saya pun pasrah diangkat lima orang tetangga dan dilarikan ke IGD RS.

Setiap minggu dalam dua bulan ini pasca operasi Fistula Ani, saya harus rutin kontrol ke dokter bedah di RS. Dan setiap kontrol ke RS tersebut, saya melihat banyak orang yang berobat. Mereka adalah orang-orang yang telah sampai pada batas kemampuan diri untuk melawan sakit. Para pasien tersebut adalah orang-orang yang telah menyadari bahwa mereka sudah waktunya menyerahkan diri kepada takdir Tuhan dengan berusaha melakukan ikhtiar berobat ke dokter. Dengan berobat ke dokter menunjukkan bahwa mereka membutuhkan bantuan orang lain. Atau dengan kata lain, mereka telah mengakui bahwa diri mereka ada kelemahan dan keterbatasan untuk melawan sakit.

Dari kejadian yang menimpa saya tersebut, saya menyadari betapa terbatasnya kemampuan manusia. Kemampuan manusia bukan tidak terbatas. Ada saatnya manusia menggunakan kemampuannya semaksimal mungkin. Tetapi ada juga saatnya manusia mengakui batas kemampuannya dan menyerahkan pada takdir Tuhan. Ketika manusia sudah maksimal dalam berusaha hingga merasa tidak mampu lagi dan merasa tidak memiliki kekuatan lagi untuk berusaha, sudah saatnya ia bersimpuh dan memasrahkan diri pada Sang Maha Pencipta. Inilah tawakal.

Tawakal merupakan sebuah konsep yang merepresentasikan kondisi alamiah manusia selaku makhluk bahwa manusia memiliki kemampuan yang ada batasnya dan di luar batas kemampuan manusia adalah kekuasaan Tuhan. Manusia tidak bisa melepaskan diri dari peran serta Tuhan dalam kehidupannya. Maka sudah sepantasnya pada kondisi tertentu, kita merendahkan sujud kita sebagai wujud kepasrahan, penghambaan dan pengharapan kita atas kebaikan dari Allah Swt. []

 

Ruang tunggu RS UNS, 22 Desember 2022

Senin, 19 Desember 2022

SPIRITUALISME LAPAR DALAM IBADAH PUASA: Mencari Mutiara Hikmah Dibalik Kemuliaan Bulan Ramadan

SPIRITUALISME LAPAR DALAM IBADAH PUASA

Mencari Mutiara Hikmah Dibalik Kemuliaan Bulan Ramadan 

(Kata Pengantar)

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa”. (Q.S. Al-Baqarah: 183)

  


Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadhirat Allah Swt atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, serta nikmat waktu dan kesehatan sehingga penulis  diberikan kemampuan untuk menyelesaikan penulisan buku ini. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw.

Bulan Ramadan adalah bulan yang istimewa. Keistimewaannya bukan hanya karena  bulan diturunkannya kitab suci Al-Qur’an hingga terdapatnya malam Lailatul Qadar. Tetapi, di bulan Ramadan juga terdapat ibadah yang diwajibkan untuk dilaksanakan oleh seluruh umat Islam, yaitu berpuasa, sebagaimana telah diperintahkan Allah Swt. dalam surat Al-Baqarah ayat 183. Karena keistimewaan inilah maka bulan Ramadan diyakini sebagai bulan yang penuh kemuliaan. Setiap datang bulan Ramadan, umat Islam di berbagai belahan dunia menyambutnya dengan gembira dan penuh harapan, yaitu harapan mendapatkan kebaikan  bulan Ramadan berupa ampunan dari Allah Swt. dan dijauhkan dari siksa api neraka.

Pada bulan yang mulia ini, diyakini setiap kebaikan akan dilipatgandakan pahala kebaikannya. Setiap ibadah puasa di bulan Ramadan bernilai 10 pahala dan di bulan Ramadan setiap pahala dilipatgandakan oleh Allah Swt. menjadi tak terbatas. Bulan Ramadan adalah bulan pelipatgandaan pahala. Setiap ibadah, pahalanya tak terbatas. Di bulan Ramadan, dilipatgandakan oleh Allah menjadi tak terbatas. Pahala puasa dinilai langsung oleh Allah Swt. (Nurdiarsih, 2022).

            Di dalam bulan Ramadan selama sebulan penuh umat Islam diwajibkan menjalankan ibadah puasa Ramadan. Banyak sekali manfaat dan hikmah kebaikan yang terkandung dalam puasa Ramadan. Terdapat petunjuk baik yang bersumber dari ayat Al-Qur’an maupun hadis Nabi Saw yang menunjukkan keutamaan dan manfaat puasa Ramadan. Di samping menunjukkan keutamaan ibadah puasa Ramadan, beberapa dalil tersebut juga mengandung pesan-pesan tersirat yang memerlukan perenungan dan penghayatan untuk memahami makna yang terkandung dalam ibadah puasa Ramadan.

            Puasa Ramadan merupakan bentuk peribadatan yang diwajibkan Allah Swt. kepada umat Islam. Ibadah puasa Ramadan bukanlah ibadah yang ringan karena dilaksanakan selama satu bulan penuh. Beratnya kewajiban ibadah puasa Ramadan ini diimbangi dengan iming-iming balasan kebaikan yang besar dari Allah Swt. Tetapi, di balik iming-iming balasan pahala yang sangat besar tersebut, terkandung misteri tentang bagaimana syarat mendapatkan balasan kebaikan tersebut? Allah Swt. tidak menyatakan secara eksplisit bentuk balasannya dan juga tidak setiap puasa itu pasti diterima oleh-Nya. Lantas, puasa yang bagaimanakah yang akan diterima Allah Swt. dan apa balasan yang akan diberikan kepada orang yang berpuasa? Di sinilah misteri yang harus diungkap oleh setiap orang Islam melalui pemikiran, perenungan, dan penghayatan akan makna dari ibadah puasa Ramadan.

       Buku berjudul Spiritualisme Lapar dalam Ibadah Puasa: Mencari Mutiara Hikmah Dibalik Kemuliaan Bulan Ramadan yang ada di hadapan pembaca ini merupakan kumpulan dari esai-esai penulis yang ditulis selama bulan Ramadan 1442 H, Ramadan di tahun kedua masa pandemi Covid-19. Boleh dikatakan, buku ini merupakan hasil perjalanan spiritual penulis dalam mencari makna hakiki dari ibadah puasa Ramadan melalui proses pemikiran, perenungan dan penghayatan makna puasa.

Tidak ada seorang pun yang berani mengatakan bahwa ibadah puasanya pasti diterima oleh Allah Swt. Tetapi yang ada adalah semua orang berharap dan berdoa agar ibadah puasanya dapat diterima dan diridai Allah Swt. Hal ini menunjukkan bahwa belum ada satu pun orang yang berani mengklaim dirinya paling paham tentang puasa Ramadan. Oleh karena itu, masih terbuka lebar kesempatan kepada siapa pun untuk berijtihat memahami makna dan hikmah puasa Ramadan.

Penulis mencoba menemukan hikmah dan makna terkandung di balik perintah ibadah puasa Ramadan. Bulan Ramadan merupakan waktu yang tepat untuk banyak memikirkan dan merenungkan makna di balik ibadah puasa Ramadan. Puasa Ramadan bukan jenis ibadah yang hanya memerlukan kekuatan fisik berupa menahan rasa lapar dan haus, tetapi menurut pandangan penulis juga termasuk jenis ibadah yang memerlukan kekuatan rohani, yaitu spiritualitas dari hasil berpuasa.

Di dalam buku ini penulis mencoba menuangkan pemikiran, perenungan dan penghayatannya tentang makna dan hikmah di balik perintah puasa Ramadan. Apa yang tertulis dalam buku ini hanyalah pandangan dan pendapat pribadi penulis. Oleh karena itu, kebenaran tentang pendapat penulis dalam buku ini bersifat relatif. Pandangan dan pemikiran penulis dalam buku ini bukan untuk menjadi panduan atau dalil penjelasan terhadap ibadah puasa Ramadan, tetapi sekadar inspirasi pemikiran dan melengkapi khazanah penafsiran terhadap pesan tersirat dan hikmah puasa Ramadan. Buku ini merupakan bentuk sumbangsih dan ikhtiar penulis dalam mengungkap hakikat tujuan ibadah puasa Ramadan.

Akhirnya penulis berharap semoga buku ini dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca tentang bagaimana menghayati makna puasa Ramadan. Semoga karya tulis sederhana ini bermanfaat dan menjadi catatan keabadian penulis serta menjadi amal jariyah penulis kelak di yaum al-akhir. Hanya kepada Allah Swt. semata penulis berserah diri dan mengharap keridaan-Nya. Amin. []


Kamis, 08 Desember 2022

SERTIFIKAT APRESIASI: BUAH DARI KOMITMEN DAN KONSISTENSI


SERTIFIKAT APRESIASI: BUAH DARI KOMITMEN DAN KONSISTENSI

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro



 Yth. Bpk. Dr. Djanner Raja Simarmata

(CEO Penerbit Yayasan Kita Menulis)


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan ke hadhirat Allah Swt. atas nikmat dan karunia-Nya. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Dr. Janner Simarmata selaku CEO Penerbit Kita Menulis yang telah memberikan penghargaan sertifikat apresiasi dan fasilitas gratis biaya penerbitan buku kolaborasi untuk saya.

Mengenal dan berkesempatan bergabung menjadi penulis di Penerbit Yayasan Kita Menulis merupakan keberkahan tersendiri bagi saya. Di Penerbit Yayasan Kita Menulis inilah saya banyak belajar tentang arti kesungguhan, semangat, memegang komitmen, konsisten, tepat waktu, dan semangat bekerjasama (berkolaborasi) dalam menulis buku dengan para akademisi dari berbagai institusi. Saya sangat bersyukur bisa belajar menulis di Penerbit Yayasan Kita Menulis.

Penghargaan ini merupakan wujud pengakuan pimpinan manajemen Penerbit Yayasan Kita Menulis atas komitmen dan konsistensi saya dalam menulis buku referensi di Penerbit Yayasan Kita Menulis.

Semoga Penerbit Yayasan Kita Menulis ke depannya semakin berkembang, maju, dan sukses dalam membudayakan tradisi literasi menulis buku, khususnya buku-buku referensi dan membangun jaringan kerjasama dan kolaborasi antar institusi pendidikan di Indonesia. Amin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Salam literasi,


Agung Nugroho Catur Saputro

Selasa, 29 November 2022

DINAMIKA KEHIDUPAN BERKELUARGA


DINAMIKA KEHIDUPAN BERKELUARGA

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Kehidupan berkeluarga ada dinamikanya. Terkadang masalah kecil bisa menjadi masalah besar, dan sebaliknya masalah besar bisa menjadi masalah kecil. Semuanya bergantung pada bagaimana anggota keluarga tersebut menyikapi setiap masalah yang dihadapinya.

Selain itu kondisi keluarga juga dipengaruhi oleh mindset atau pola pikir anggota keluarga tersebut tentang konsep keluarga. Ketika anggota keluarganya memiliki pola pikir yang positif (growth mindset), maka setiap muncul masalah akan selalu ketemu solusinya. Mengapa? Karena setiap ada masalah, semua anggota keluarga bukan saling menyalahkan satu sama lain tetapi justru bekerja sama mencari solusinya. Inilah ciri keluarga growth mindset.

Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, setiap anggota keluarga harus memiliki kesamaan visi, misi, dan tujuan. Konsep kehidupan keluarga harus dirumuskan bersama-sama oleh anggota keluarga. Dengan demikian tidak akan terjadi perbedaan pemahaman terhadap suatu masalah yang muncul dalam keluarga. Hal itu disebabkan karena setiap anggota keluarga mengetahui tujuan yang mau dituju oleh keluarga.

Penting disadari setiap keluarga bahwa tidak ada tujuan individu anggota keluarga, melainkan yang ada adalah tujuan keluarga. Konsep kehidupan keluarga seperti inilah yang InsyaAllah akan menghasilkan kehidupan keluarga yang rukun, harmonis, damai, tenteram, dan bahagia. Oleh karena itu penting sekali adanya komunikasi dan diskusi  dalam keluarga secara periodik.

Seperti yang saat ini saya alami. Kondisi saya saat ini  sedang sakit pasca menjalani operasi Fistula Ani. Sudah hampir satu bulan saya hanya bisa bed rest di rumah dan menjalani perawatan intensif oleh tenaga medis. Saya harus menjalani perawatan intensif oleh tenaga medis karena kesembuhan penyakit Fistula Ani saya sangat bergantung pada proses perawatan luka pasca operasi. Ketidaktepatan dan keteledoran dalam merawat luka bekas operasi yang tidak dijahit bisa berakibat fatal yaitu gagalnya proses penyembuhan dan penyakit Fistula Ani bisa kambuh kembali.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut, makanya untuk perawatan luka pasca operasi saya lebih memilih membayar seorang perawat RS untuk datang ke rumah setiap hari untuk merawat luka saya. Saya tidak mau mengambil risiko dengan melakukan perawatan sendiri. Perawat tersebut adalah tenaga medis di ruang bedah RS yang ikut menangani proses operasi saya sehingga dia tahu betul bagaimana harus merawat luka saya. Dia selalu mengkomunikasikan perkembangan luka saya ke dokter bedah yang mengoperasi penyakit Fistula Ani saya.

Fistula Ani adalah jenis penyakit yang sangat mengganggu, menurunkan kualitas hidup karena setiap saat bisa kambuh dan terasa sangat menyakitkan, dan tidak mudah disembuhkan. Hanya melalui proses operasi yang tepat oleh dokter bedah yang ahli dan perawatan luka pasca operasi yang tepat pula yang akan mampu menyembuhkan dan penyakit Fistula Ani yang diderita tidak akan kambuh lagi.

Operasi Fistula Ani dilakukan dengan cara menyayat kulit untuk membuka permukaan luar Fistula, kemudian jaringan daging tempat tumbuhnya Fistula dikerok ke dalam sampai pusat tumbuhnya Fistula dengan ukuran dan kedalaman penyayatan mengikuti ukuran dan bentuk saluran Fistula. Pasca operasi, luka tidak dijahit tetapi dibiarkan terbuka. Rongga luka diisi kasa steril (tampon) yang diberi cairan Betadine kemudian diperban. Setiap hari luka dibersihkan, kasa diambil dan diganti kasa baru. Demikian dilakukan terus-menerus sampai tumbuh jaringan baru dan rongga luka menutup sendiri dari dalam. Saat penggantian kasa itulah terasa sangat menyakitkan. Setiap hari saya harus minum obat penghilang nyeri dan antibiotik karena luka bekas operasi masih sering terasa nyeri dan keluar darah.

Sudah banyak orang yang menderita penyakit Fistula Ani selama bertahun-tahun dan bahkan ada yang sampai  puluhan tahun. Mereka sudah menempuh berbagai metode pengobatan, termasuk metode operasi. Ada yang sampai operasi tiga kali dan menghabiskan biaya ratusan juta rupiah baru bisa sembuh. Banyak orang penderita Fistula Ani yang hampir putus asa dan pasrah menjalani hidup dengan penderitaan rasa sakit yang sangat menyakitkan ketika penyakit tersebut kambuh.

Begitulah yang saya alami selama beberapa tahun ini. Saya hanya bisa menangis di tempat tidur ketika penyakit tersebut sedang kambuh dengan parah dan sekuat tenaga menahan rasa sakit menyayat-nyayat yang datang menyerang secara terus-menerus setiap detiknya selama beberapa jam hingga terkadang seharian. Kondisi sakit yang sangat mengganggu tersebut saya alami rata-rata setiap dua hari sekali dan terkadang setiap hari ketika kondisi saya sedang kurang fit. Sebelum operasi, saya benar-benar harus bersahabat dengan rasa sakit karena Fistula saya bisa kambuh sewaktu-waktu.

Oleh karena itu, pasca operasi Fistula Ani ini, saya benar-benar menjalani masa perawatan dengan intensif dan penuh kehati-hatian. Saya sangat berharap proses penyembuhan penyakit Fistula Ani saya berhasil dan tidak kambuh lagi. Saya sudah lama sangat menderita ketika Fistula kambuh dan pernah hampir putus asa karena penyakit tersebut.

Karena kondisi saya saat ini sedang menjalani masa perawatan intensif pasca operasi, maka beberapa peran yang selama ini saya jalankan di keluarga terpaksa harus diambil alih atau digantikan oleh anggota keluarga yang lain. Misalnya biasanya kalau hari libur saya mencuci mobil, sekarang anak yang menggantikan mencuci mobil. Biasanya saya yang menyopiri jika bepergian pakai mobil, sekarang gantian istri yang menyopiri setiap saya kontrol ke dokter. Biasanya setiap weekend kami sekeluarga pergi makan di luar dan pergi ke kids fun untuk menyenangkan si kecil, sekarang si kecil tidak minta pergi ke kids fun karena tahu papinya sedang sakit dan rela menunggu sampai papinya sembuh. Setiap pagi biasanya saya memanaskan mobil, sekarang rutin istri yang memanaskan mobil. Dan lain sebagainya.

Selama saya bed rest hampir satu bulan ini, peran istri dalam keluarga memang menjadi lebih dominan. Selain peran yang sudah biasa dilakukan istri, seperti mencuci baju, menyeterika pakaian, memasak dan menyiapkan makanan untuk keluarga, antar jemput si kecil ke sekolah, dan pergi ke rumah orang tua membantu keperluan hidup mereka, sekarang istri juga tambah mengurusi keperluan saya selama sakit seperti menyiapkan menu makanan sesuai rekomendasi dokter, menyiapkan obat yang harus rutin saya minum, membantu saya mandi, menyiapkan pakaian ganti saya, dan lain sebagainya.

Demikianlah bagaimana keluarga kami menjalani kehidupan berkeluarga. Kami berusaha agar kehidupan keluarga tetap berjalan normal dengan cara bergantian mengambil alih peran selama saya sakit. Semoga ikhtiar saya untuk sembuh dari penyakit Fistula Ani yang sudah beberapa tahun saya derita ini diridhai Allah Swt dan saya bisa benar-benar sembuh. Aamiin yaa robbal'aalamiin. []

 

Gumpang Baru, 30 November 2022

Selasa, 22 November 2022

PAHLAWAN PENERUS BANGSA YANG KREATIF

 

Sumber Gambar : https://www.liputan6.com/news/read/2362403/beragam-gelar-pahlawan-di-indonesia

PAHLAWAN PENERUS BANGSA YANG KREATIF

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 


“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya”, demikian ucapan sang Proklamator Indonesia bapak Ir. Soekarno (Anonim, 2015). Benar sekali apa yang dikatakan oleh bnng Karno tersebut, bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa-jasa pahlawannya. Siapakah yang dimaksud dengan pahlawan? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pahlawan didefiniskan sebagai orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani. Dari definisi ini, maka dapat kita pahami bahwa yang dimaksud dengan pahlawan bangsa Indonesia adalah orang-orang yang telah berjuang dengan penuh keberanian dan mengorbankan diri untuk memperoleh kemerdekaan bangsa Indonesia dari cengkeraman penjajah. Mereka para pahlawan kusuma bangsa itulah yang telah berjasa sangat besar untuk bangsa Indonesia.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghormati para pahlawannya yang telah rela berkorban dan berjuang demi meraih kemerdekaan bangsanya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang tahu betapa besarnya pengorbanan yang telah dilakukan para pahlawannya yang telah rela dan tidak berharap apapun selain demi tercapainya kemerdekaan dan kedaulatan bangsa tercintanya. Maka, kurang apa lagi yang kita harapkan dari pahlawan bangsa ini jika mereka telah mengorbankan segala-segalanya demi bangsa ini?

Apakah tidak patut jika mereka mendapatkan penghormatan dari kita semua? Jika masih ada di antara kita yang mempertanyakan apa jasa para pahlawan, lihatlah pada diri kita, nikmat kemerdekaan yang bagaimana lagi yang kita inginkan sedangkan di masa hidupnya para pahlawan bangsa tersebut justru menghabiskan hidupnya untuk berjuang merebut kemerdekaan bangsa dan tidak sempat menikmati hasil perjuangannya. Justru kita lah yang sejak lahir tidak pernah berjuang malah menikmati kemerdekaan. Maka sudah sepatutnya kita yang menikmati hasil perjuangan dan pengorbanan para pahlawan bangsa untuk menghormati dan menghargai jasa-jasa mereka. Lantas, apa yang harus kita lakukan untuk menghormati dan menghargai jasa-jasa para pahlawan pendiri bangsa Indonesia?

Para pahlawan dulu berjuang dan rela mengorbankan apapun termasuk hidupnya hanya demi meraih kemerdekaan tanah airnya. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia harus meneruskan perjuangan mereka dengan segenap kemampuan yang kita miliki. Kita juga harus mau berkorban demi kemajuan bangsa Indonesia. Jika dulu para pahlawan berjuang meraih kemerdekaan dengan mengangkat senjata di medan perang, maka kita sekarang berjuang mengisi  kemerdekaan dengan menggunakan segenap kompetensi dan skill kita untuk memajukan bangsa Indonesia. Kita harus mengusung semboyan “Jangan berpikir apa yang telah diberikan bangsa ini  untuk kita, tetapi berpikirlah apa yang bisa kita berikan untuk bangsa ini”. Semboyan ini harus merasuk ke dalam diri  kita karena kita telah mewarisi kemerdekaan hasil usaha dan perjuangan para pahlawan bangsa. Tugas kita hanyalah menikmati dan mengisi kemerdekaan bangsa ini dengan usaha kreatif dan inovatif untuk memajukan dan meningkatkan kemakmuran bangsa. Mewujudkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan sejahtera merupakan wujud menghormati jasa para pahlawan bangsa.

Di dunia ini ada dua jenis negara maju. Jenis negara maju pertama adalah negara maju karena kekayaaan sumber daya alamnya. Contohnya adalah negara-negara Arab di Timur Tengah yang maju dan kaya raya karena memiliki cadangan minyak bumi yang melimpah. Jenis negara maju kedua adalah negara maju karena warga negaranya mempunyai daya kreativitas dan inovasi yang tinggi, khususnya dalam bidang penguasaan sains dan teknologi. Contoh negara jenis kedua ini adalah negara-negara maju di benua Eropa dan beberapa negara maju di benua Asia seperti Jepang, China dan Korea Selatan. Negara maju jenis pertama tidak akan mampu bertahan selamanya, karena suatu saat nanti kemajuan dan kekayaan negara jenis ini akan hilang ketika kekayaan alamnya telah habis. Kemajuan negara jenis pertama ini bersifat sementara jika hanya mengandalkan kelimpahan kekayaan sumber daya alam yang sewaktu-waktu bisa habis. Berbeda halnya dengan negara maju jenis kedua yang mengandalkan sumber daya manusianya yang kreatif dan inovatif. Negara maju jenis kedua ini akan bertahan lama terkecuali generasi penerus bangsanya tidak bisa mewarisi daya kreativitas dan inovasi para pendahulunya. Ketika warga negara suatu bangsa mengalami kemunduran dalam semangat menuntut ilmu, berkreasi, dan berinovasi, maka suatu saat nanti bangsa tersebut akan mengalami kemunduran peradaban yang signifikan.

Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju dan sejahtera. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan jumlah sumber daya  manusia yang besar, bangsa Indonesia memiliki peluang besar menjadi negara maju dan kuat perekonomiannya. Sejarah telah membuktikan bagaimana kreatifnya orang-orang Indonesia zaman dulu. Bangsa Indonesia memiliki sejarah masa lalu tentang bagaimana para nenek moyangnya kreatif menaklukan dan mengolah alam untuk mendukung kehidupannya hingga membentuk sebuah peradaban yang maju. Adanya peninggalan candi Borobudur yang begitu megah dan mengesankan membuktikan bahwa betapa kreatifnya bangsa Indonesia di masa lalu. Oleh karena itu, sistem pendidikan nasional, khususnya pendidikan tinggi harus berbenah diri dan berubah mindset-nya dari menghasilkan lulusan calon tenaga kerja menjadi menghasilkan lulusan-lulusan yang kreatif dan kompeten yang mampu menciptakan inovasi-inovasi baru. Sudah waktunya -jika tidak mau dikatakan terlambat- bangsa Indonesia bangkit dan memajukan kreativitas sumber daya manusianya (Purba et al., 2022).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat kita garis bawahi bahwa bangsa Indonesia sangat membutuhkan sumbangsih dan kontribusi positif dari setiap warga negaranya untuk turut serta memajukan dan mensejahterakan bangsanya. Untuk mampu membawa kemajuan dan kemakmuran bagi bangsa Indonesia, maka setiap warga negara harus memiliki semangat menuntut ilmu, semangat bekerja keras, dan memiliki daya kreativitas dan inovasi yang tinggi. Kemampuan kreativitas dan inovasi yang tinggi akan mampu mendorong terciptanya ide, gagasan, pemikiran dan teknologi yang baru yang dapat mendukung kemajuan bangsa Indonesia. Kreativitas bukanlah bakat bawaan sejak lahir, tetapi sebuah kemampuan yang dapat dipelajari dan juga dibelajarkan. Oleh karena itu, lembaga-lembaga pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang kreatif dengan melatih dan membiasakan berpikir dan berperilaku kreatif. Para pahlawan pendiri bangsa memang telah tiada, tetapi bangsa Indonesia untuk dapat tetap berdiri hingga di masa depan sangat membutuhkan jasa para pahlawan penerus bangsa. Maka, marilah kita menjadi pahlawan-pahlawan penerus bangsa di masa depan dengan ikut aktif membangun dan memajukan bangsa Indonesia melalui peran aktif dan berkontribusi positif  melalui kompetensi, keahlian dan profesi kita masing-masing. Setiap kita bisa menjadi pahlawan bagi kemajuan bangsa Indonesia. []

 

Gumpang Baru, 23 November 2022

KARYA BUKU SOLO DI AKHIR TAHUN 2022

 


KARYA BUKU SOLO DI AKHIR TAHUN 2022

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Sejak bertemu dengan Prof Dr. Ngainun Naim di Pelatihan Menulis Buku Ajar (PMBA), sebuah pelatihan online berbasis aplikasi Telegram yang diinisiasi oleh ibunda Dr. Amie Primarni melalui Yayasan Matapena School di tahun 2017 yang lalu, saya berusaha mengaplikasikan ilmu menulis yang beliau ajarkan, yaitu menulis setiap hari.

Salah satu ilmu menulis yang sangat penting bagi saya yang diajarkan oleh Prof Ngainun Naim adalah menulis sebagai Klangenan, yang maknanya menjadikan aktivitas menulis bagaikan sebuah Klangenan atau kesenangan. Menurut saya, "Menulis sebagai Klangenan" merupakan sebuah filosofi menulis yang luar biasa dan tidak biasa. Mengapa? Karena sudah umum dibenarkan banyak orang bahwa menulis itu sulit dan berat. Jadi menjadikan kegiatan menulis sebagai aktivitas yang menyenangkan itu adalah sesuatu yang sulit dan tidak masuk akal.

Setelah mencoba menerapkan ilmu menulis dari Prof Ngainun Naim tersebut selama beberapa waktu, saya mulai merasakan manfaatnya. Ketika awalnya saya memaksakan diri untuk menulis setiap hari, maka selanjutnya saya kecanduan untuk menulis setiap hari. Saya merasakan nikmat dan bahagia ketika selesai menulis. Saya menuliskan apapun ide tulisan yang muncul di pikiran, termasuk tulisan-tulisan sederhana dan bahkan sekadar menceritakan kejadian sehari-hari yang menurut saya ada hikmah yang bisa diambil.

Salah satu tema tulisan yang saya hasilkan adalah tulisan-tulisan terkait pendidikan. Saya tidak melulu menulis tema pendidikan yang berat-berat yang memerlukan referensi jurnal ilmiah. Saya terkadang juga menulis tema pendidikan yang ringan-ringan saja, misalnya seperti tema tentang rak buku khusus untuk putri kecilku yang mulai tertarik dengan buku.Tema seperti ini sangat sederhana tetapi bisa menjadi inspirasi bagi para orang tua tentang bagaimana membangun dan mengenalkan budaya membaca di lingkungan keluarga.

Beberapa waktu yang lalu, saya mencoba membuka-buka kembali arsip kumpulan tulisan harian saya tentang pendidikan. Ternyata jumlah tulisannya cukup banyak. Maka kemudian saya berencana untuk menyatukan tulisan-tulisan tersebut menjadi satu dokumen dalam bentuk buku. Dengan menjadikannya menjadi buku, tulisan-tulisan lepas tersebut dapat tersusun lebih rapi dan sistematis.


Setelah tersusun menjadi satu file buku, saya merancang judul calon buku, menuliskan kata pengantar dan daftar isi. Setelah semua proses penyusunan draft buku tersebut telah selesai, barulah saya menghubungi penerbit buku untuk menerbitkan buku saya tersebut.

Setelah beberapa waktu, penerbit melaporkan progres penerbitan buku dengan mengirimkan file buku hasil layout untuk dicek penulis dan draft desain cover buku. Setelah mengecek kembali draft buku dan memberikan catatan-catatan revisi, file buku saya kirimkan kembali ke pihak penerbit. Beberapa waktu kemudian, penerbit mengirimkan lagi draft buku yang sudah diperbaiki. Setelah saya mengecek lagi dan menyatakan sudah benar, maka draft buku tersebut dinyatakan final. Sekarang proses penerbitan buku saya tersebut sedang tahap proses pengajuan ISBN ke perpusnas. Semoga sebelum berakhirnya tahun ini, buku saya tersebut sudah bisa terbit dan menjadi karya buku solo saya di akhir tahun 2022. Amin. []

 

Gumpang Baru, 22 November 2022.

 

Postingan Populer