Powered By Blogger
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 18 Januari 2025

PAHALA DAN SELF-IMPROVEMENT



 PAHALA DAN SELF-IMPROVEMENT

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro




Dalam ajaran Islam banyak ditemukan dorongan untuk melakukan perbuatan baik. Balasan perbuatan baik dijanjikan balasan berupa "pahala" dan surga. Allah Swt lebih suka memberi pahala daripada memberi dosa. Allah Swt suka melipatgandakan pahala suatu perbuatan kebaikan, tetapi tidak demikian dengan perbuatan keburukan.

Dalam Islam banyak dijumpai keterangan tentang keutamaan suatu perbuatan dibandingkan perbuatan lain, misalnya hadits tentang "Tangan di atas (memberi) "lebih baik" daripada tangan di bawah (meminta-minta)". Hadits ini memberikan dorongan kepada umat Islam agar suka memberi (membantu orang lain), karena memberi itu perbuatan yang lebih mulia dibandingkan meminta-minta.

Tetapi hadits di atas jangan kemudian dimaknai bahwa meminta-minta itu hukumnya haram dan perbuatan yang dibenci Allah Swt dan pantas untuk dihina. Tidak seperti itu dalam memaknai isi hadits tersebut. Islam itu agama yang menentramkan, agama yang mengutamakan kemuliaan, tidak pernah menyuruh umatnya untuk mengejek dan menghina umat lain.

Dalam Islam, seseorang tidak diharamkan untuk meminta "sedekah" pada orang yang kaya kalau dia termasuk kategori fakir dan miskin, tetapi tetap pada batas kewajaran dan cara yang baik. Mengapa meminta-minta sedekah tidak diharamkan? Karena pada harta orang kaya terkandung sebagian hak fakir miskin yang harus diberikan, dan justru itu menjadi kewajiban bagi orang kaya untuk menunaikannya.

Pada kasus di atas, jika seseorang yang fakir miskin tersebut tidak mau mengambil haknya dengan meminta sedekah dan "lebih suka" bekerja, maka itu lebih utama dan lebih mulia serta lebih disukai Allah Swt. Hal ini seiring dengan hadits lain yang menyatakan keutamaan bekerja, "Sedekah yang paling baik adalah yang berasal dari hasil tangan sendiri (bekerja)".

Dalam redaksional lain, terkadang Allah Swt menggunakan kata " melipatgandakan pahala" untuk mendorong umat Islam berbuat baik, misalnya "Setiap harta yang disedekahkan akan dibalas dengan kelipatan 700 kali bahkan bisa lebih kalau Allah Swt berkehendak. Contoh lain adalah "Puasa Ramadhan yang dilanjutkan puasa enam hari di bulan Syawal pahalanya seperti puasa satu tahun penuh".

Dari beberapa hadits tersebut di atas, tampak sekali bahwa Allah Swt tidak menggunakan "ukuran kuantitatif" dalam membalas perbuatan baik, tetapi Allah Swt selalu menggunakan "ukuran kualitatif". Allah Swt tidak pernah membalas suatu perbuatan baik karena perbuatan itu sendiri dengan mengatakan perbuatan itu "pahalanya sekian" (ukuran kuantitatif), tetapi selalu membandingkan dengan perbuatan lain (ukuran kualitatif). Apa makna tersirat dari ajaran-ajaran Islam tersebut?

Ajaran-ajaran dalam Islam tersebut mengisyaratkan bahwa setiap umat Islam itu harus selalu melakukan perbuatan yang "lebih baik", setiap umat Islam harus mengerjakan pekerjaannya maupun kewajibannya dengan lebih baik. Atau dengan redaksional lain, Islam sangat menjunjung tinggi aktivitas "perbaikan diri" dan "peningkatan kualitas diri" (self-improvement).

Islam tidak menganjurkan umatnya untuk cepat berpuas diri dengan capaian prestasinya. Islam tidak menganjurkan umatnya "merasa" sudah lebih baik dibandingkan umat lain yang bisa mengakibatkan sifat sombong dan takabur. Justru Islam sangat peduli dengan sikap "ahsan" atau "profesional" dalam setiap aktivitas atau pekerjaan. Ya, sikap PROFESIONAL adalah ciri khas kinerja umat Islam yang sangat disukai Allah Swt. Bagaimana kenyataan di kehidupan sehari-hari? Bagaimana kondisi kinerja umat Islam secara umum? Mari kita renungkan bersama. WaAllahu a'lam. []


*) Staf Pengajar Kimia di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS)

Senin, 06 Januari 2025

PAPI SUDAH SIAP JADI JUARA?

 


PAPI SUDAH SIAP JADI JUARA?

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro 




Setelah menjadi warga di perumahan Gumpang Baru RT 10, saya berusaha untuk bisa terlibat aktif di setiap kegiatan RT. Setiap bulan juga saya berusaha untuk bisa datang menghadiri rapat rutin pertemuan warga RT. Kalau tidak ada acara lain yang benar-benar penting dan mendesak, saya berusaha untuk bisa hadir di pertemuan rutin warga RT setiap bulan sekali. 


Tanggal 4 Januari 2025 ada acara lomba memasak mie goreng untuk bapak-bapak antar RT di lingkup RW 02. Kebetulan RT 10 dipercaya untuk menjadi panitia penyelenggaranya. Saya dan istri ikut terlibat dalam penyiapan lomba memasak tingkat RW 02 tersebut. Dan kebetulan saya bersama pak Hendri (sekretaris RT) ditunjuk oleh ketua RT untuk mewakili warga RT 10 mengikuti lomba memasak mie goreng tingkat RW 02 tersebut. 


Karena ditunjuk mewakili RT, maka saya serius mempersiapkan persiapan untuk lomba memasak mie goreng. Saya cari-cari info cara memasak mie goreng dari beberapa orang, termasuk tanya ke istri. Kemudian saya juga mencari ide penyajian mie goreng yang unik dan menarik agar bisa memenangkan lomba. 


Salah satu orang yang sangat mensupport saya dalam mengikuti lomba memasak mie goreng ini adalah putri kecil kami yaitu si kecil Icha. Seminggu sebelum hari pelaksanaan lomba masak, dia setiap hari bertanya kapan papinya latihan masak mie goreng. Setelah saya jelaskan rencana penyajiannya, dia semangat ingin tahu bagaimana bentuk penyajian (plating) mie gorengnya nanti. 


Maka saya dan Icha berselancar di internet mencari ide plating mie goreng. Setiap saya menemukan ide plating, dia memberikan pendapat dan penilaiannya. Beberapa bentuk plating saya pilih dan si kecil Icha memberikan penilaiannya. Hingga akhirnya kami sepakat memilih satu bentuk plating mie goreng yang tepat dan unik serta menarik. 


Sabtu malam menjelang pelaksanaan lomba memasak mie goreng, si kecil Icha bertanya ke saya, "Apakah papi siap jadi juara?" Saya pun menjawab, "Papi siap jadi juara". Si kecil Icha sangat semangat dan antusias mendukung papinya ikut lomba memasak mie goreng. Dia sering bertanya, "Apakah papi bisa dapat juara?" Saya menjawab, "Insyaallah papi dapat menjadi juara. Tetapi nanti hasilnya tergantung penilaian tim juri". 


Malam itu setelah sholat Isyak, kami sekeluarga pergi ke balai RT 10 tempat penyelenggaraan lomba masak. Sore bakda sholat ashar kami juga sudah di balai RT untuk ikut menyiapkan segala keperluan lomba memasak karena kami ikut menjadi panitia penyelenggara. Si kecil Icha juga ikut datang ke balai RT. 


Setelah waktu lomba memasak selesai, selanjutnya waktunya tim juri melakukan penilaian. Saya kembali ke tempat duduk penonton lomba dan mengobrol dengan si kecil Icha. Dia kembali bertanya, "Papi dapat juara tidak?". Saya menjawab, "Belum tahu karena masih menunggu penilaian tim juri". 


Sambil menunggu tim juri selesai menilai masakan peserta lomba, panitia menyelingi dengan acara pembagian door prize kehadiran. Banyak hadiah door prize untuk dibagikan kepada seluruh pengunjung yang hadir, baik panitia, peserta, maupun warga yang ikut menonton lomba masak. Kami dapat empat voucher door prize dan Alhamdulillah keempat-empatnya mendapatkan door prize hiburan. Si kecil Icha cukup senang mendapatkan door prize hiburan yang cukup banyak. 


Ketika waktunya tim juri membacakan juara pemenang lomba memasak mie goreng antar RT di lingkungan RW 02, saya hampir tidak percaya kalau tim Master Chef RT 10 mendapatkan juara pertama. Hal itu dikarenakan kami merasa penampilan kami masih banyak kekurangannya, baik dari rasa masakan maupun bentuk penyajiannya (plating) yang tidak sesuai dengan rencana semula. Karena waktu lomba hampir habis, akhirnya kami buru-buru menata sajian mie goreng kami sejadinya sehingga tidak sesuai desain awal kami. 


Ketika selesai mengumpulkan hasil masakan mie goreng, saya  merasa tidak akan dapat juara. Saya merasa gagal menyajikan masakan mie goreng sesuai desain plating semula. Oleh karena itu, saya sangat kaget dan agak tidak percaya jika ternyata masakan mie goreng kami mendapatkan skor tertinggi dan dinyatakan oleh tim juri (juri independen dari RT dan RW lain) sebagai juara 1. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah akhirnya kami tidak mengecewakan bapak ketua dan seluruh warga RT 10. RT 10 memang layak menyandang juara pertama. RT 10: guyub rukun sehat bahagia selamanya. []


Gumpang Baru, 06 Januari 2025


Jumat, 03 Januari 2025

STRUKTUR KIMIA BENZENA DAN MIMPI KEKULE

Seri Filsafat Kimia (8)




STRUKTUR KIMIA BENZENA DAN MIMPI KEKULE 

Oleh: 

Agung Nugroho Catur Saputro 



Kisah-kisah tentang kebenaran mimpi seseorang mungkin sudah biasa kita dengar. Apalagi kalau terkait kisah-kisah para Nabi dan Rasul Allah, kita pasti sudah pernah mendengarnya.


Dalam kisah para nabi dan rasul, kita ingat tentang mimpi seseorang pada zaman Nabi Yusuf a.s. terkait masa kemarau dan paceklik panjang yang akhirnya menjadi sarana diangkatnya beliau menjadi pejabat kerajaan dan kisah mimpinya  Nabi Ibrahim a.s. tentang perintah menyembelih putra kesayangannya Ismail a.s. yang akhirnya menjadi cikal bakal perintah ibadah qurban, serta kisah-kisah lainnya. 


Bagaimana dalam ilmu kimia, apakah juga ada kisah mimpi seorang ilmuwan kimia yang melegenda? Ternyata dalam sejarah perkembangan ilmu kimia, pernah juga ada kisah mimpi seorang ilmuwan terkait penentuan struktur kimia senyawa benzena (C6H6). Bagaimana kisahnya? 


Benzena merupakan salah satu senyawa organik yang unik. Mengapa unik? Sifat benzena berbeda dengan sifat senyawa organik yang memiliki jumlah atom C dan H yang sama. Senyawa-senyawa yang  demikian dikatakan tak jenuh jika dilihat dari kebutuhan hidrogen, yang berarti senyawa-senyawa ini masih mampu mengikat beberapa atom hidrogen, tetapi tidak terjadi pada benzena. 


Keunikan lain dari benzena adalah sebelum 1865, tak seorangpun yang mampu menentukan rumus bangun (rumus struktur) yang sesuai untuk benzena. Orang yang mampu melakukannya adalah Friedrich August Kekule.


Kekule diakui sebagai salah satu guru terbesar ilmu kimia di abad 19. Tiga dari lima hadiah Nobel pertama bidang kimia dianugerahkan kepada murid-muridnya : Jacobus van't Hoff (1901), Emil Fischer (1902), dan Adolf von Baeyer (1905). Meskipun mendapat kemasyuran sebagai seorang guru, Kekule sangat dikenal oleh para ahli kimia  karena teori-teorinya tentang struktur molekul senyawa organik.


Teori rumus struktur benzena diusulkan oleh Kekule pada tahun 1865. Kekule dalam mengusulkan rumus struktur benzena ternyata berdasarkan mimpinya di suatu malam. Kisah mimpi Kekule  ini disampaikan oleh Kekule pada pidatonya tahun 1890 pada saat menerima penghargaan di peringatan ulang tahun ke-25 pengumuman rumus benzena di Berlin's City Hall.


Pidato Kekule tersebut di kemudian hari diterbitkan di jurnal ilmiah (Benfey,  Journal of Chemical Education,Volume 35 Tahun 1958 Halaman 21) bersamaan perayaan ulang tahun ke-100 teori umum tentang struktur.


Mimpinya tentang seekor ular menggigit ekornya sendiri, menuntun Kekule untuk mengusulkan struktur siklik benzena, dengan enam atom karbon dalam suatu cincin. 


Cerita tentang mimpi Kekule yang telah mengilhami teori struktur benzena ternyata tidak semua ahli kimia percaya. Beberapa penulis (Chemical anx Engineering  News, 4 November 1985, hal. 22; 20 Januari 1986, hal. 3) telah mengkritik dan bahkan meragukan laporan Kekule tentang mimpi-mimpinya dan tentang peran mimpi-mimpi tersebut untuk dimasukkan dalam usulan arsitektur molekulnya. Dalam publikasinya di tahun 1860-an Kekule tidak menunjuk pada asal mula mimpi-mimpinya. Namun demikian, banyak ilmuwan yang tidak mencantumkan dalam publikasi formalnya asal mula mereka mendapatkan gagasan-gagasannya.


Jika dalam publikasi awalnya Kekule enggan menyatakan bahwa ia telah memimpikan teori-teori struktur molekulnya dan jika ia menyimpan pengakuan ini untuk diberikan dalam pidatonya di perayaan ulang tahun, kita tidak perlu terlalu terkejut atau curiga. 


Dalam bagian lain dari pidato Kekule, perlu kita pertimbangkan sifat seorang ilmuwan besar yang juga seorang pemimpi : 

"Marilah kita belajar untuk bermimpi, para hadirin, kemudian kita mungkin akan menemukan kebenaran. Tetapi, marilah kita berhati-hati untuk mempublikasikan mimpi-mimpi kita sampai mimpi-mimpi tersebut telah diuji oleh pemahaman alam sadar" (Benfey, hal.21).


Meskipun Kekule tidak dapat menerima Hadiah Nobel karena hadiah tersebut diberikan pertama kali setelah kematiannya, ia adalah tipe manusia yang diingat oleh Nobel. Beberapa bulan sebelum kematiannya, Nobel berkata, "Saya ingin membantu para pemimpi, yang kesulitan untuk menjadikan mimpi itu menjadi kenyataan." []



Sumber Bacaan : 

Royston M. Robert, 2004, Serendipity: Penemuan-penemuan di Bidang Sains yang Tidak Disengaja. Terjemahan. Bandung: Pakar Raya.


*) Staf Pengajar Kimia di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS).

Rabu, 11 Desember 2024

SILATURAHMI KE "EYANG"

 


SILATURAHMI KE "EYANG"

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro




Beberapa waktu yang lalu saya berkomunikasi dengan guru kimia di MAN 1 Surakarta, sekolah dimana saya dulu pernah menimba ilmu di tingkat sekolah menengah atas. Saya berencana mengadakan penelitian di sekolah almamater. Saya memohon bantuan beliau untuk berkenan membantu penelitian saya. Alhamdulillah beliau merespon dengan positif dan berkenan membantu penelitian saya. Maka disepakati saya akan sowan ke beliau pada hari Senin minggu berikutnya.

Hari Senin merupakan hari pertama si kecil Icha melaksanakan tes SAS (Sumatif Akhir Semester) dan pulang agak pagi. Berhubung si kecil Icha pulang agak pagi, maka saya mengajaknya untuk ikut berkunjung ke sekolah papinya. Saya bertanya ke si kecil Icha apakah mau ikut berkunjung ke sekolah papi? Ternyata dia mau. Si kecil Icha ingin melihat sekolah papinya.

Maka setelah menjemput si kecil Icha pulang dari sekolah, bersama istri dan si kecil Icha, kami bertiga berangkat menuju MAN 1 Surakarta. Sebelumnya saya juga sudah menghubungi Wakasek Kurikulum untuk mengajukan permohonan izin penelitian dan direspon dengan positif. Alhamdulillah beliau berkenan membantu rencana penelitian saya.

Saat bertemu guru-guru saya dulu saat menjadi siswa MAN 1 Surakarta, saya mengenalkan si kecil Icha dengan mereka. Saya membahasakan si kecil Icha menyebut mereka dengan sebutan "eyang". Iya, karena guru-guru saya tersebut memang sudah menjadi eyang atau nenek. Jadi saat di sekolah tersebut, si kecil Icha dapat bersalaman dan sungkem ke eyang-eyangnya. Eyang-eyangnya sangat senang menyambut kedatangan si kecil Icha, terutama saat si kecil Icha mencium tangan mereka. Bahkan salah satu eyangnya segera mengambilkan sekotak snack hidangan untuk guru diberikan kepada si kecil Icha.

Banyak hal yang kami obrolkan dan diskusikan. Mulai tentang saat dulu saya masih sekolah di MAN 1 Surakarta hingga saat beliau menjalani program sertifikasi guru PLPG di kampus UNS dimana saya menjadi instrukturnya. Kebetulan waktu itu saya menjadi instruktur mata Diklat Praktikum Kimia.

Setelah kurang lebih satu setengah jam ngobrol dan berdiskusi dengan eyangnya si kecil Icha (guru kimia saya), saya mohon pamit pulang. Sebelum pulang, saya mengajari si kecil Icha untuk menyalami dan mencium tangan satu persatu eyangnya. Tidak lupa juga saya sungkem dan memohon doa-doa guru-guru saya tersebut agar saya diberikan kelancaran dan kemudahan dalam menyelesaikan studi maupun meniti karier. Sebelum pulang saya mampir dulu ke ruang Tata Usaha sekolah untuk memasukkan surat permohonan izin penelitian sesuai arahan Wakasek kurikulum.

Sambil perjalanan ke luar gedung sekolah, saya minta tolong istri untuk mengambilkan foto saya di beberapa tempat di lingkungan sekolah. Sekarang gedung sekolah sudah sangat berubah menjadi lebih megah dan mewah. Saya jadi terbayang bentuk gedung sekolah saat dulu saya sekolah yang masih sederhana, sangat jauh berbeda dibandingkan saat ini.

Karena belum sholat dhuhur, saya dan si kecil Icha mampir dulu ke masjid sekolah untuk mengerjakan sholat dhuhur. Masjid tersebut menyimpan memori indah saat dulu saya dan teman-teman sekolah mengerjakan sholat dhuha ketika waktu istirahat pertama. Setelah sholat dhuha, kami ngobrol santai atau ada yang rebahan di teras masjid sampai terdengar bunyi bel masuk kelas. Aktivitas sholat dhuha tersebut rutin kami lakukan setiap hari secara sukarela walaupun sekolah tidak membuat program sholat dhuha seperti sekolah-sekolah Islam sekarang ini. Jadi kebiasaan para siswa mengerjakan sholat dhuha zaman saya sekolah dulu memang terjadi secara alami.

Waktu mengobrol-ngobrol dengan eyangnya si kecil Icha di ruang guru, saya jadi mengetahui bahwa ternyata kebiasaan sholat dhuha yang dulu dilakukan para siswa di masjid sekolah setiap waktu istirahat pertama sudah mulai pudar. Ternyata siswa sekarang berbeda dengan siswa zaman dulu. Jangankan mengerjakan sholat sunah secara sukarela, bahkan mengerjakan sholat fardhu dhuhur pun terkadang masih ada siswa yang masih harus diingatkan oleh guru.

Pengaruh penggunaan gadget telah menyita banyak perhatian siswa. Mereka lebih tertarik dan asyik bermain game dibandingkan mengerjakan sholat sunah seperti yang dulu kami lakukan. Zaman memang telah berubah. Demikian pula tradisi baik yang dulu berlangsung alami juga mengalami perubahan. Tugas guru untuk mengajarkan nilai-nilai karakter baik kepada para siswa semakin berat. []


Gumpang Baru, 09 Desember 2024

Minggu, 08 Desember 2024

JANGAN SOMBONG


 JANGAN SOMBONG

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro




Allah SWT menciptakan setiap manusia dengan dibekali kemampuan spesifik yang berbeda-beda tetapi unik. Setiap orang memiliki keistimewaan masing-masing. Boleh jadi seseorang ahli di bidang tertentu tetapi lemah di bidang lain. Sementara orang lain bisa jadi ahli di bidang yang menjadi kelemahannya tetapi juga memiliki kelemahan di bidang lainnya lagi.

Setiap orang memiliki keunggulan sekaligus juga pasti memiliki kelemahan. Tidak ada orang yang hanya memiliki keunggulan tanpa memiliki kelemahan. Begitu juga tidak ada orang yang hanya memiliki kelemahan tanpa memiliki keunggulan.

Allah SWT adalah Tuhan yang Maha adil dengan memberikan keunggulan dan kelemahan kepada setiap hamba-Nya. Dengan memiliki keunggulan dan sekaligus kelemahan agar menjadikan manusia tidak berlaku sombong.

Keunggulan yang dimiliki seseorang bukan untuk disombongkan karena ia juga memiliki kelemahan di bidang lain. Kelemahan yang dimilikinya boleh jadi justru menjadi keunggulan orang lain.

Demikian pula kelemahan yang dimiliki seseorang bukan menjadi alasan baginya untuk merasa lemah karena dia pasti juga memiliki keunggulan di bidang tertentu yang tidak dikuasai orang lain. Menjadi kewajibannya untuk mengeksplorasi dan mengenali apa keunggulan yang diberikan Allah SWT.

Allah SWT melarang hamba-hamba-Nya berlaku sombong. Manusia tidak berhak dan tidak pantas untuk menyombongkan diri. Tidak ada bagian dari dirinya maupun yang dimilikinya untuk menjadi alasan baginya menjadi sombong.

Kecantikan dan ketampanan seseorang suatu saat akan hilang dimakan usia. Kekayaan yang diperoleh dan dimiliki seseorang juga suatu saat akan habis. Semua yang dimiliki seseorang orang, baik berupa keindahan tubuh, kedudukan (jabatan) yang tinggi, maupun kekayaan harta benda merupakan berkat karuniai Allah SWT.

Allah SWT mudah memberikan nikmat keindahan tubuh (kecantikan dan ketampanan) kepada seseorang dan juga mudah mengambilnya kembali. Allah SWT mudah memberikan nikmat harta yang banyak kepada seseorang tetapi juga mudah mencabut kembali. Allah SWT mudah menaikkan derajat yang tinggi bagi seseorang tetapi juga sangat mudah menjatuhkannya kembali. Semuanya tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT.

Semua yang kita miliki di dunia ini karena nikmat dari Allah SWT. Boleh jadi kita diuji dengan dimudahkan dalam usaha memperoleh harta yang banyak. Boleh jadi Allah SWT sedang menguji kita dengan memberikan kedudukan dan jabatan yang tinggi. Dan boleh jadi Allah SWT sedang menguji kita dengan wajah yang cantik atau tampan.

Maka dengan menyadari kemungkinan tersebut, seyogyanya kita berhati-hati dalam bersikap dan berperilaku agar tidak tergelincir dalam perilaku sombong. Jangan sampai kita menunggu Allah SWT mencabut semua kenikmatan tersebut dan menghinakan kita sampai level terendah. Dihinakan Allah SWT itu pasti sangat menyakitkan.

Allah SWT sangat tidak menyukai orang-orang yang sombong karena sangat tidak pantas. Hanya Allah SWT semata yang berhak menyombongkan diri karena Allah SWT maha segalanya. Tidak ada yang berhak menyombongkan diri menyamai-Nya. Manusia tidak boleh dan tidak pantas sombong karena masih memiliki kelemahan. Segala keunggulan yang dimilikinya semata-mata karena kebaikan dari Allah SWT. []


Gumpang Baru, 07 Desember 2024

Sabtu, 30 November 2024

URGENSI MEMILIKI PENGETAHUAN DASAR AGAMA

 


URGENSI MEMILIKI PENGETAHUAN DASAR AGAMA

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro



Beberapa waktu yang lalu saat sholat Jumat di masjid, saya menjumpai sebuah pemandangan yang cukup menyedihkan. Sebuah pemandangan tentang ironisnya kualitas generasi muslim sekarang. Kejadian tersebut menunjukkan fenomena generasi muslim sekarang sangat minim pengetahuan agamanya.

Saat memasuki masjid, saya melihat beberapa remaja berseragam sekolah SMA yang sedang ngobrol dan bermain-main. Padahal saat itu khatib sudah menyampaikan khutbah Jum'at. Mereka bukannya duduk tenang dan mendengarkan isi khutbah Jum'at tetapi malah asyik mengobrol dan bermain-main.
Saya masuk masjid langsung mengerjakan sholat sunnah tahiyatul masjid dan kemudian duduk mendengarkan isi khutbah Jum'at hingga selesai. Saya melakukan hal itu karena sejak kecil sudah mendapat pelajaran agama bahwa khutbah Jum'at merupakan bagian tak terpisahkan dari sholat Jum'at. Khotbah Jum'at adalah termasuk rukun sholat Jum'at. Disebut mengerjakan sholat Jum'at adalah jika ikut mendengarkan khutbah Jum'at dan mengerjakan sholat Jum'at sebanyak dua rakaat.

Melihat perilaku beberapa remaja tersebut saya jadi berpikir, apakah mereka tidak mengetahui pengetahuan dasar agama terkait rukun sholat Jum'at? Apakah seusia mereka belum pernah mendapatkan pelajaran agama tentang rukun sholat Jum'at? Saya sangat heran bagaimana remaja sebesar mereka tidak mengetahui ilmu-ilmu agama yang dasar tersebut. Sementara saya dulu waktu kecil sudah mengetahui pengetahuan dasar rukun sholat Jum'at, makanya sejak kecil setiap kali mengikuti sholat Jum'at saya selalu duduk diam mendengarkan khotbah Jum'at dari Khatib.

Waktu kecil saya tidak punya pikiran saat mengikuti sholat Jum'at akan bermain-main dan ngobrol dengan teman-teman ketika Khotib menyampaikan khutbah Jum'at. Kejadian yang saya lihat pada para remaja tersebut adalah sebuah pemandangan yang sungguh aneh dan tidak pernah terbayangkan dalam pikiran saya waktu kecil. Pemandangan yang sangat menyedihkan karena melihat generasi Islam sekarang tidak mengetahui pengetahuan-pengetahuan dasar dalam ajaran agama Islam.

Jika pengetahuan dasar tentang rukun sholat Jum'at saja tidak mengetahui, apakah mungkin kita berharap mereka mampu memahami dan mengimplementasikan pesan-pesan kebaikan dari ajaran agama Islam? Apa yang bisa diharapkan untuk memajukan peradaban umat Islam dari generasi seperti mereka? Saya jadi berpikir, bagaimana nasib umat Islam yang di masa mendatang jika generasi remajanya memiliki kualitas pengetahuan agamanya seperti itu? Sungguh-sungguh sangat ironis dan menyedihkan sekali.

Saya sungguh tidak percaya jika ada generasi umat Islam yang tidak mengetahui rukun-rukun sholat Jum'at. Selama khatib menyampaikan khutbah Jum'atnya, para remaja sekolah tersebut asyik mengobrol dengan cukup keras. Untung karena suara speaker masjid cukup keras sehingga suara obrolan mereka tidak terlalu terdengar karena suara khutbah Khatib lebih keras terdengar.

Ketika Iqamah disuarakan muadzin pertanda sholat Jum'at mau segera didirikan, semua jamaah berdiri merapikan shaf sholat. Lantas bagaimana para remaja tersebut? Ternyata mereka baru mau mengambil air wudhu ketika Iqamah dibacakan. Berarti selama khutbah Jum'at mereka di dalam masjid belum berwudhu dan hanya asyik ngobrol. Melihat kejadian tersebut, saya jadi semakin bingung dengan kondisi mereka. Generasi muslim macam apakah mereka kok sampai sama sekali tidak mengetahui rukun sholat Jum'at?

Kejadian seperti itu ternyata tidak hanya dilakukan oleh generasi remaja. Ketika sholat Jum'at di masjid kampus, saya juga beberapa kali melihat orang-orang dewasa yang ketika khutbah sedang disampaikan oleh Khatib, mereka malah asyik membuka-buka aplikasi di handphone. Melihat kejadian tersebut, saya juga jadi berpikir, apakah mungkin masih banyak orang-orang Islam baik remaja maupun dewasa yang memang tidak mengetahui bahwa khutbah Jum'at itu berbeda dengan acara pengajian biasa? Mungkinkah mereka belum mengetahui pengetahuan dasar tentang rukun-rukun sholat Jum'at?

Berdasarkan pengamatan fakta di lapangan tentang implementasi pengamalan ajaran agama Islam oleh umat Islam seperti itu, maka menjadi PR bersama bagi seluruh umat Islam, terutama para pendakwah dan lembaga keagamaan untuk lebih intensif lagi membelajarkan ajaran-ajaran dasar agama Islam kepada anak-anak. Anak-anak harus dikenalkan dengan pengetahuan-pengetahuan dasar agama Islam agar kelak ketika mereka dewasa mampu memahami, memaknai, dan mengimplementasikan nilai-nilai kebaikan dari ajaran agama Islam. []


Gumpang Baru, 07 November 2024

MENGUBAH MINDSET DALAM MENULIS BUKU

 


MENGUBAH MINDSET DALAM MENULIS BUKU

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro




Memiliki karya berupa buku merupakan kebanggaan tersendiri bagi banyak orang. Orang-orang yang sukses juga akhirnya bercita-cita mempunyai buku sendiri. Biasanya buku tentang perjalanannya meniti karier hingga sukses. Buku-buku autobiografi banyak ditulis oleh para tokoh-tokoh besar maupun orang-orang sukses.

Menulis buku bukanlah perkara yang mudah. Menulis buku berbeda dengan menulis karya essai ataupun artikel jurnal. Karena buku memiliki jumlah halaman yang relatif banyak - bisa puluhan, ratusan hingga ribuan halaman, maka menulis buku memiliki kesulitan tersendiri. Salah satu kesulitan dalam menulis buku adalah bagaimana caranya menuliskan ide gagasan ke dalam halaman-halaman yang berjumlah sangat banyak tersebut.

Menemukan ide tulisan adalah tidak mudah. Tetapi menemukan ide tulisan yang dapat diubah menjadi tulisan ratusan hingga ribuan halaman adalah jauh lebih sulit. Maka untuk dapat menuliskan ide gagasan pemikiran ke dalam bentuk tulisan berjumlah ratusan hingga ribuan halaman memerlukan kemampuan tersendiri.

Menulis buku tidak hanya sekadar menuliskan ide gagasan pemikiran, tetapi juga terkait daya tahan sang penulisnya untuk terus menemukan ide tulisan hingga ratusan atau bahkan ribuan halaman. Untuk dapat memiliki daya tahan yang lama dalam menemukan ide tulisan yang sangat banyak, maka perlu teknik tertentu.

Salah satu teknik agar memiliki ketahanan yang tinggi dalam menemukan ide tulisan sebanyak-banyaknya dan tiada berhenti, maka diperlukan kesadaran untuk mengubah mindset. Harus ada perubahan mindset tentang menulis buku.

Menulis ratusan dan bahkan ribuan halaman itu sulit, inilah mindset kebanyakan orang ketika dihadapkan dengan keinginan menulis buku. Mindset seperti inilah yang menghambat kemampuan seseorang untuk menulis buku. Selama ia tidak dapat mengubah mindsetnya tersebut, maka ia akan terus berasumsi bahwa menulis buku itu sulit.

Mindset menulis buku yang selama ini saya pergunakan sehingga bisa produktif menulis buku adalah mindset matematika sederhana. Teknik menulis buku yang saya pergunakan dapat saya analogikan seperti formula perhitungan matematika sederhana berikut: 100 = 5 x 20. Artinya, untuk menulis buku dengan jumlah halaman sebanyak 100 lembar, saya cukup menulis 20 bab dimana setiap babnya berisi 5 halaman.

Dengan menggunakan formula perhitungan matematika sederhana tersebut, maka mindset saya dalam menulis buku menjadi berubah. Mindset awal saya bahwa menulis buku itu sulit berubah menjadi menulis buku itu mudah. Mengapa? Karena saya hanya perlu menulis 5 halaman setiap jangka waktu tertentu.

Jika saya mampu menulis 5 halaman perhari, maka saya hanya butuh waktu 20 hari untuk dapat menghasilkan tulisan sebanyak 100 halaman. Ataupun jika saya mampu menulis 5 halaman dalam 2 hari, maka saya membutuhkan 40 hari untuk bisa menulis buku 100 halaman.Bagaimana menurut Anda? Mudah bukan?

Formula mindset menulis buku tersebut di atas bersifat fleksibel, dimana angkanya menyesuaikan kemampuan penulisnya masing-masing. Intinya adalah menulis buku berapapun banyaknya jumlah halaman, jika pengerjaannya dicicil dan dibagi menjadi tema-tema yang lebih kecil, maka akan terasa lebih ringan. Teknik menulis buku seperti makan makanan cemilan (ngemil), yaitu sedikit demi sedikit akan memberikan kesan tidak terasa berat karena tidak memikirkan target akhir jumlah halaman yang banyak dan bisa menikmati prosesnya. Selamat mencoba. []


Ruang rawat inap RS UNS, 11 November 2024

Jumat, 29 November 2024

KAPAN WAKTU TERBAIK UNTUK MENULIS?

 


KAPAN WAKTU TERBAIK UNTUK MENULIS?

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

            Menulis merupakan aktivitas yang tidak banyak ditekuni setiap orang. Walaupun banyak manfaat dari melakukan aktivitas menulis, tetapi tetap saja tidak banyak orang yang mau menulis. Beragam alasan dikemukakan oleh orang-orang mengapa mereka tidak mau menulis. Di masyarakat, masih banyak orang yang beranggapan bahwa menulis adalah pekerjaan berat dan sulit. Hal dikaitkan dengan asumsi bahwa menulis itu harus memeras otak untuk menemukan ide tulisan. Kemudian juga harus menyediakan waktu khusus untuk menulis karena menulis itu membutuhkan konsentrasi tinggi.

Menulis membutuhkan komitmen dan kedisiplinan yang tinggi. Tanpa memiliki komitmen yang tinggi dan mendisiplinkan diri, seseorang akan sulit menjadi penulis produktif. Produktivitas menulis sangat berkorelasi dengan kemampuan menjaga spirit menulis. Spirit menulis harus terus dijaga agar penulis memiliki energi dan kemauan untuk terus menulis. Penulis yang produktif pun suatu waktu bisa saja mengalami penurunan semangat menulis karena situasi dan kesibukan lain yang banyak menyita waktu dan energinya. Oleh karena itu, para penulis produktif memiliki cara-cara tersendiri untuk bagaimana menjaga dan memelihara spirit menulisnya.

Penulis yang produktif tidak mengenal batasan waktu menulis. Maksudnya adalah seorang penulis produktif akan berusaha tetap menulis kapan saja. Ia tidak tergantung pada kondisi dan waktu tertentu untuk menulis. Ia tidak menunggu waktu longgar untuk bisa menulis. Justru sebaliknya ia berusaha menyempatkan diri untuk menulis di tengah kesibukannya yang padat. Waktu dan kesempatan menulis bukan untuk ditunggu kapan datangnya, melainkan justru harus diadakan dan diupayakan. Tanpa kesengajaan untuk menyempatkan waktu untuk menulis, maka waktu menulis tidak akan pernah ada karena habis untuk focus pada kesibukan dan pekerjaan.

Memang seorang penulis seharusnya tidak menggantungkan diri pada waktu longgar untuk menulis. Waktu kapanpun seharusnya bisa dipergunakan untuk menulis. Tema tulisan bisa menyesuaikan kondisi dan waktu yang dimilikinya. Seorang penulis yang profesional harus mampu memilih dan memilah tema-tema tulisan yang akan ditulisnya dengan menyesuaikan situasi dan kondisi.

Ketika waktunya longgar, seorang penulis bisa menulis tema-tema tulisan yang agak berat karena punya waktu banyak untuk menyiapkan bahan, proses berpikir dan menulis. Tetapi ketika waktunya sempit, seorang penulis dapat menulis tema-tema ringan dan sederhana sekadar untuk tetap menjaga spirit menulis dan produktivitasnya.

Jadi memang seorang penulis produktif akan selalu berusaha memanfaatkan waktu yang dimilikinya untuk terus menulis dan berkarya. Kesibukan dan waktu sempit bukanlah menjadi batu penghalang untuk tetap berkarya. Ia akan menyempatkan diri tetap menulis di antara waktu sibuknya. Atau ia akan menggunakan sebagian waktu istirahatnya untuk menulis.

Kesempatan bukan untuk ditunggu, melainkan diciptakan. Demikian pula halnya dalam menjalani aktivitas menulis. Banyak orang yang tidak menulis dengan alasan tidak punya waktu karena sibuk bekerja atau melakukan aktivitas profesi. Mereka akan menulis jika punya waktu longgar.

Pandangan sebagian orang tersebut di atas tidaklah tepat. Mereka mengatakan akan menulis ketika sudah tidak sibuk lagi. Tapi benarkah demikian? Apakah mereka pasti akan menulis jika mempunyai waktu longgar? Apakah orang yang memiliki waktu longgar pasti akan bisa menulis? Jawaban atas pertanyaan tersebut bisa kita dapatkan dengan melihat kondisi para penulis produktif.

Apakah para penulis produktif adalah orang-orang yang tidak sibuk dan punya banyak waktu longgar? Sepertinya tidak, karena banyak penulis produktif yang juga sangat sibuk. Mereka tetap bisa menulis walaupun sangat sibuk atau sedikit waktu longgarnya. Jadi menulis tidak ditentukan oleh punya waktu longgar atau tidak, tetapi oleh punya kemauan atau tidak dan punya komitmen atau tidak.

Banyak penulis produktif yang menyempatkan diri tetap menulis dengan menciptakan waktu khusus menulis. Ada penulis yang menyempatkan menulis sebelum waktu tidur. Ada penulis lain yang menyempatkan menulis dengan bangun tengah malam. Ada juga penulis yang menyempatkan menulis di waktu sebelum dan sesudah sholat Shubuh.

Bahkan ada pula penulis yang menyempatkan menulis di antara waktu bekerja atau aktivitasnya dengan metode "ngemil", yaitu menulis sedikit demi sedikit hingga akhirnya selesai tulisannya. Penulis tipe ngemil ini tidak terlalu mempersoalkan butuh waktu berapa lama hingga tulisannya akan selesai, tetapi yang diutamakan adalah ia tetap terus konsisten menulis walau dengan cara mencicil.

Berdasarkan uraian di atas, maka kapan waktu terbaik untuk menulis? Jawabannya adalah semua waktu baik untuk menulis. Semuanya tergantung pada diri kita masing-masing kapan kita merasa nyaman untuk menulis. Kita sendiri yang lebih tahu kapan waktu pikiran kita bisa berpikir jernih dan menemukan banyak ide tulisan dan mengubahnya menjadi tulisan. Selamat menulis dan semangat berkarya. Karya hebat diawali dari karya sederhana. []

 

Ruang rawat inap RS UNS, 10 November 2024

PROFIL PENULIS: AGUNG NUGROHO CATUR SAPUTRO


PROFIL PENULIS:

AGUNG NUGROHO CATUR SAPUTRO, S.Pd.,M.Sc.

(ICT, C.MMF, C.AIF, C.GMC, C.CEP, C.MIP, C.SRP, C.MP)


          

Agung Nugroho Catur Saputro adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Menempuh Pendidikan S1 (S.Pd) di Universitas Sebelas Maret dan Pendidikan S2 (M.Sc.) di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Saat ini penulis sedang menempuh pendidikan doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). 


Selain sebagai dosen, beliau juga aktif sebagai Blogger di https://sharing-literasi.blogspot.com, seorang Pegiat literasi dan Penulis yang telah menerbitkan 120+ judul buku (baik buku solo maupun buku kolaborasi) dan memiliki 46 sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Kemenkumham RI.


Banyak prestasi dan penghargaan yang diraih penulis, yaitu Peraih Juara 1 Nasional lomba penulisan buku pelajaran kimia MA/SMA di Kementerian Agama RI (2007), Peraih Sahabat Pena Kita (SPK) Award ”Anggota Teraktif” Peringkat 1 (2021), Peraih Penghargaan Rektor UNS sebagai ”Inovasi dan P2M Award LPPM UNS” Peringkat 2 (2022), Peraih Indonesia Top 3% Scientists bidang Chemical Sciences ”AD Scientific Index” (2023), Peraih World’s Top 20% Scientists bidang Natural Sciences ”AD Scientific Index” (2024), Peraih Penghargaan Rektor UNS sebagai ”Inovasi dan P2M Award LPPM UNS” Peringkat 3 (2023), Peraih Sahabat Pena Kita (SPK) Award ”Top Three Most Views of The Month” Peringkat 1 (2023).


Penulis adalah seorang penulis buku non fiksi yang tersertifikasi BNSP (2020), menjadi Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, menjadi Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 3, dan anggota pengurus Komite Madrasah di MAN 1 Surakarta.


Selain menjadi dosen dan penulis buku produktif, Penulis juga seorang Trainer yang telah tersertifikasi oleh lembaha sertifikasi tingkat nasional maupun internasional, yaitu Indomindmap Certified Trainer-ICT,  Indomindmap Certified Growth Mindset Coach, Indomindmap Certified Multipe Intelligences Practitioner, Indomindmap Certified Character Education Practitioner, ThinkBuzan Certified Applied Innovation Facilitator (UK), ThinkBuzan Certified Speed Reading Practitioner (UK), ThinkBuzan Certified Memory Practitioner (UK), ThinkBuzan Certified iMind Map Leader (UK), dan ThinkBuzan Certified Mind Map Facilitator (UK). 


Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email: anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-tulisan penulis dapat dibaca di akun Facebook: Agung Nugroho Catur Saputro, website: https://sahabatpenakita.id dan blog: https://sharing-literasi.blogspot.com. []

Postingan Populer