Powered By Blogger

Senin, 31 Juli 2023

MENJADI DIRI SENDIRI


 
MENJADI DIRI SENDIRI 
Oleh: 
Agung Nugroho Catur Saputro 




Allah SWT menciptakan manusia berbeda-beda. Berbeda jenis, berbeda warna kulit, berbeda warna rambut, berbeda bentuk muka, berbeda karakter, berbeda kemampuan, berbeda bakat minat, dan lain sebagainya. Perbedaan-perbedaan tersebut terjadi karena Allah SWT mempunyai maksud dengan makhluk ciptaan-Nya. Dengan memiliki perbedaan satu sama lain, maka manusia memiliki keinginan untuk saling mengenal dan melengkapi. Maka, terjadilah interaksi sosial yang akhirnya memunculkan keinginan untuk membangun kehidupan bersama. Wujud unit-unit kehidupan bersama yang dibentuk umat manusia adalah keluarga, masyarakat, dan negara. 

Perbedaan antar manusia bukanlah sesuatu yang harus dipertentangkan. Perbedaan adalah fitrah penciptaan manusia, karena Allah SWT menyengaja menciptakan manusia berbeda-beda. Perbedaan harus disikapi secara positif karena perbedaan bisa mendatangkan kebaikan. Tatkala seseorang mensikapi perbedaan antara dirinya dengan orang lain sebagai sesuai yang dapat mendatang kebaikan, maka ia akan selau berpikir positif dengan adanya perbedaan pada dirinya. Ia tidak akan mempermasalahkan dan mempertanyakan mengapa ia berbeda dengan orang lain. Ia tidak akan menggugat Allah SWT mengapa ia diciptakan berbeda dengan orang lain. Ia tidak akan berpikiran negatif dengan apa yang terjadi pada dirinya. Ia selalu mempercayai bahwa selalu ada hikmah kebaikan di balik perbedaan yang terjadi pada dirinya. Inilah sikap mental positif yang harus dibangun dan ditumbuhkan pada diri setiap orang. 

Memiliki kesadaran bahwa diri kita berbeda dengan orang lain itu penting. Kesadaran ini akan berdampak pada pembentukan sikap dan perilaku. Ketika kita menyadari bahwa kita berbeda, maka kita tidak akan memaksa diri kita harus sama seperti orang lain. Pun demikian kita juga tidak akan memaksa orang harus sama dengan kita. Sikap toleransi demikian akan menghasilkan pribadi yang arif dan bijaksana. Tidak memaksakan diri atau memaksa orang lain untuk melakukan hal yang sama adalah sikap hidup yang bijaksana. Menghormati pilihan dan keputusan orang lain yang berbeda dengan pilihan dan keputusan kita merupakan sikap kedewasaan. 

Menjalani hidup sesuai karakter diri sendiri itu penting dilakukan. Menjalani hidup sesuai passion dan bakat minat sendiri itu akan berdampak positif terhadap kualitas diri. Menjadi diri sendiri dengan segala keunikan dan karakteristik diri adalah pilihan yang tepat. Kita harus menyadari bahwa diri kita itu unik dan istimewa di hadapan Allah SWT. Allah SWT menciptakan setiap orang itu dibekali dengan kemampuan dan potensi diri yang unik. Maka kita harus bangga dan percaya diri dengan kemampuan kita yang unik. 

Mampu menjadi diri sendiri itu adalah keinginan setiap orang. Merasa menjadi diri sendiri dan tidak terpengaruh oleh orang lain adalah kebahagiaan. Orang yang bisa menjadi dirinya sendiri dan menjalani kehidupan sesuai dengan passion dan bakat minatnya akan menemukan kebahagiaan hidup. Kebahagiaan adalah sumber kesuksesan. Orang yang sukses adalah orang-orang yang bahagia. Dengan memiliki hati yang bahagia, seseorang dapat memandang dunia dengan pandangan yang positif. Semua tantangan, rintangan, masalah yang dihadapi dalam kehidupan merupakan mekanisme Tuhan untuk menguji dan menaikan derajat kebaikan hamba-Nya. Maka berpikiran positif bahwa di balik setiap masalah terdapat hikmah kebaikan merupakan sikap hidup yang baik. Semoga kita semua mampu menjalani hidup dengan baik dan menemukan kebahagiaan. Amin. []

Surakarta, 01 Agustus 2023

___________________________________ 
*Agung Nugroho Catur Saputro, Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Penulis buku Berpikir untuk Pendidikan (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2022), Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2023), dan 90-an buku lainnya.

Minggu, 23 Juli 2023

SISWA SMA MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR PK KARTASURA YANG HEBAT

 

SISWA SMA MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR PK KARTASURA YANG HEBAT

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Hari Sabtu, 22 Juli 2023 kemarin saya datang ke sekolah anak lanang untuk menghadiri acara sosialisasi program sekolah awal tahun ajaran 2023/2024. Anak saya sekolah di SMA Muhammadiyah Al-Kautsar Program Khusus Kartasura. Undangan acara sosialisasinya pukul 10.00 wib, saya berangkat dari rumah pukul 09.30 wib karena jarak rumah ke sekolah tidak terlalu jauh. Mendekati pukul 10.00 wib saya sampai di depan sekolah. Sekolah anak lanang berada di area komplek perguruan Muhammadiyah dimana di situ selain terdapat gedung SMA juga ada gedung  SD dan TK Muhammadiyah. Jadi tamu yang hadir di komplek tersebut tidak hanya tamu SMA, tetapi juga tamu SD dan TK. Saya langsung mengarahkan mobil menuju ke pintu gerbang sekolah dan segera masuk ke halaman sekolah. Tetapi belum sempat masuk ke halaman sekolah, mobil saya hentikan karena ternyata di depan pintu gerbang ada banyak motor yang parkir dan menyisakan ruang yang cukup sempit untuk mobil lewat. Saya lihat banyak bapak-bapak dan ibu-ibu yang berdiri di luar gedung TK. Kemungkinan besar mereka sedang menunggu anak-anak TK pulang.

 

Saya sempat bingung bagaimana caranya saya bisa masuk ke halaman sekolah. Mau maju tidak bisa, mau mundur juga tidak ada tempat untuk parkir. Beberapa saat saya hanya duduk termenung di dalam mobil. Saya mencoba melihat situasi di sekitar dengan lebih seksama. Saya lihat banyak bapak-bapak dan ibu-ibu yang melihat mobil saya, tapi hanya melihat dan tidak melakukan tindakan untuk menggeser motor yang posisinya agak terlalu menjorok sehingga menghalangi mobil saya untuk lewat. Terbersit pikiran untuk membunyikan klakson, tapi pikiran tersebut segera saya buang jauh-jauh karena menurut saya itu tindakan kurang sopan. Kemudian saya berencana mau keluar dari mobil untuk menggeser salah satu motor yang parkirnya agak menjorok ke jalan. Tetapi renncana tersebut tidak saya lanjutkan karena posisi mobil saya terlanjur mepet dengan pintu gerbang sekolah sehingga tidak memungkinkan saya untuk membuka pintu mobil dan keluar dari mobil.

 

Beberapa saat saya bingung mau melakukan apa. Saya coba menunggu barangkali ada salah satu bapak-bapak atau ibu-ibu yang tadi melihat kedatangan saya berbaik hati mau menggeser salah satu motor.Tetapi ternyata harapan saya sia-sia. Ternyata mereka hanya memandang saja dan saya tetap dalam posisi kebingungan. Di tengah kebingungan saya, tiba-tiba datanglah seorang siswa SMA Muhammadiyah Al-Kautsar PK yang berjalan mendekat ke arah monbil saya dan menggeser satu motor yang posisinya terlalu menjorok ke jalan. Alhamdulillah, akhirnya ada orang yang mau membantu saya. Saya pun senang dan tersenyum melihat tindakan siswa tersebut. Sambil berjalan pelan-pelan menuju ke tempat parkir, saya mengucapkan terima kasih ke siswa tersebut. Akhirnya saya bisa masuk ke halaman sekolah dan memarkirkan mobil di tempat parkir yang tersedia.

 

Saya senang sekali dengan sikap siswa SMA tersebut. Saya bangga dengan inisiatif dia untuk menggeser motor yang parkir terlalu menjorok. Saya sangat takjub dengan keberanian dia memutuskan bersikap berbeda dengan sikap kebanyakan orang di sekitarnya, Ketika banyak orang dewasa di situ yang hanya melihat masalah yang saya hadapi tanpa menunjukkan kepedulian dan rasa empatinya untuk menggeser salah satu motor yang terlalu menjorok ke jalan, siswa tersebut berani tampil beda. Dia dengan percaya diri maju dan tanpa keragu-raguan sedikitpun memindahkan motor yang parkir terlalu menjorok tersebut. Luar biasa. Siswa yang hebat. Siswa yang memiliki karakter kepedulian sosial yang tinggi. Siswa yang memliki rasa empati dan suka menolong orang lain.

 

Saya rasa, sikap yang ditunjukkan siswa SMA tersebut menjadi bukti bahwa sekolah telah berhasil mendidiknya sehingga ia memiliki karakter yang baik. Program pendidikan karakter yang dijalankan sekolah telah menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan. Apa yang ditampilkan siswa tersebut merupakan bukti keberhasilan program pendidikan karakter yang dijalankan sekolah. Walaupun saya tidak tahu berapa persen siswa yang memiliki karakter kepedulian sosial yang tinggi sebagaimana yang ditunjukkan oleh siswa tersebut, setidaknya saya telah melihat sendiri bahwa ada bukti nyata siswa SMA Muhammadiyah Al-Kautsar PK yang memiliki karakter yang baik. Semoga sikap dan perilaku siswa yang menolong saya tersebut mewakili persentase yang besar dari seluruh siswa SMA. Amin.

 

Apa yang saya alami tersebut saya ceritakan kepada para guru saat acara sosialisasi program sekolah ketika sesi tanya jawab. Saya kurang tahu apakah cerita saya tersebut mendapat perhatian serius dari pihak sekolah atau tidak. Barangkali karena waktu bercerita kejadian tersebut, saya cenderung lebih menekankan tentang urgensi penertiban parkir kendaraan sehingga kisah kehebatan siswa SMA yang menolong saya kurang mendapatkan perhatian. Tetapi setidaknya melalui tulisan ini saya ingin kembali memberitahukan bahwa ada salah satu siswa SMA Muhammadiyah Al-Kautsar PK Kartasura yang telah menunjukkan karakter yang baik dengan berinisiatif menolong orang lain walaupun di waktu yang bersamaan banyak orang dewasa di sekitarnya yang tidak melakukannya. Bagi saya pribadi, tindakan yang dilakukan siswa tersebut adalah luar biasa. Siswa tersebut merupakan contoh generasi yang hebat. Semoga setelah membaca tulisan ini, pimpinan sekolah dan guru-guru SMA Muhammadiyah Al-Kautsar PK Kartasura merasa bangga dengan perilaku baik siswanya dan semakin semangat mengajarkan pendidikan karakter kepada para siswa. []

 

Gumpang Baru, 23 Juli 2023

 

 

________________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro, Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Penulis buku Berpikir untuk Pendidikan (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2022), Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2023), dan 90-an buku lainnya.

 

Selasa, 18 Juli 2023

MEMULAI KEMBALI PROGRAM KAJIAN KELUARGA

 

MEMULAI KEMBALI PROGRAM KAJIAN KELUARGA

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Sejak masa pandemi Covid-19 di mana pendidikan anak sekolah dilakukan secara daring melalui internet, saya dan istri menggagas program pendidikan keluarga untuk mendukung program pendidikan yang diselenggarakan sekolah. Program pendidikan keluarga yang kami gagas lebih ke arah program pendidikan karakter untuk anak-anak. Wujud nyata program pendidikan karakter di lingkungan keluarga yang kami laksanakan berupa program kajian rutin setiap bakda Maghrib. Setiap bakda salat Maghrib, kami sekeluarga membaca Al-Qur’an. Setelah selesai membaca Al-Qur’an, barulah saya mengisi kajian keluarga sampai masuk waktu salat Isya’.

 

Program kajian keluarga yang kami gagas telah berjalan hampir tiga tahun lamanya. Tidak mudah untuk menjalankan program pendidikan karakter di keluarga. Banyak kendala dan hambatan yang dihadapi. Hambatan terbesar adalah bagaimana menjaga motivasi anak untuk mengikuti kajian dengan antusias. Sering sekali ketika saya sedang berbicara, anak malah kepalanya terkantuk-kantuk karena mengantuk. Untuk membangkitkan semangat anak untuk mengikuti kajian, terkadang anak saya minta untuk cuci muka agar tidak mengantuk, anak saya minta bawa minuman, anak saya perbolehkan membawa makanan cemilan, dan lain sebagainya. Berbagai upaya tersebut kami lakukan agar anak bisa lebih konsentrasi dalam mengikuti kajian. Terkadang di tengah menjelaskan materi kajian, saya sengaja bertanya pada anak agar anak berpikir dan terjadi komunikasi dua arah sekaligus agar anak tidak mengantuk.

 

Selama hampir tiga tahun melaksanakan program kajian rutin untuk keluarga, kami menyadari bahwa mendidik keluarga sendiri itu tidak mudah. Perlu semangat dan kesadaran yang tinggi untuk melaksanakannya. Perlu komitmen yang tinggi bagi semua anggota keluarga untuk mendukung keberlanjutan program tersebut. Perlu kedisiplinan yang tinggi untuk bisa konsisten menyelenggarakan program kajian secara rutin setiap bakda Maghrib. Perlu persiapan yang matang, khususnya pemilihan materi kajian yang up to date, kontekstual, dan relevan dengan isu-isu terkini. Alhamdulillah di perpustakaan keluarga terdapat banyak buku yang bisa dijadikan materi kajian. Jadi lebih sering saya membaca isi buku kemudian membahasnya. Tetapi saya tetap perlu melakukan pemilihan materi yang urgen dan relevan untuk didiskusikan bersama.

 

Sejak bulan Oktober 2022 hingga Juni 2023 program kajian keluarga tidak berjalan. Hal itu dikarenakan saya sedang sakit dan menjalani proses pengobatan secara intensif dengan dokter Rumah Sakit. Kondisi saya yang sedang sakit yang lebih banyak beraktivitas di tempat tidur dan juga faktor rasa sakit yang sering terasa menyebabkan kondisi yang kurang nyaman untuk duduk. Untuk salat pun saya lebih sering dengan posisi berbaring dan terkadang duduk ketika badan lumayan nyaman.

 

Setelah menjalani proses pengobatan hampir 9 bulan lamanya dan menjalani tindakan operasi beberapa kali, alhamdulillah kondisi kesehatan saya semakin membaik dan mulai bisa untuk beraktivitas. Walaupun sudah bisa untuk beraktivitas, tetapi saya membatasi diri dari melakukan aktivitas yang berat-berat dulu karena pernah beberapa kali setelah melakukan aktivitas yang cukup berat, tiba-tiba kondisi badan saya ngedrop dan mengalami demam tinggi. Saat ini saya masih menjalani proses pengobatan dengan rawat jalan dan setiap minggu rutin kontrol ke dokter.

 

Dikarenakan kondisi kesehatan yang sudah cukup baik dan lumayan nyaman untuk beraktivitas, maka saya mulai kembali melanjutkan program kajian keluarga setiap bakda Maghrib. Program kajian keluarga merupakan kesempatan saya untuk berbincang-bincang santai dengan istri dan anak-anak. Dalam program kajian keluarga tersebut, saya tidak melulu mengisi dengan materi  agama tetapi terkadang juga saya pergunakan untuk membahas perkembangan sekolah anak. Dan yang terpenting adalah program kajian keluarga merupakan momentum untuk melaksanakan program pendidikan karakter di lingkup keluarga.

 

Pengalaman ketika masa pandemi Covid-19 kemarin, dimana anak lebih banyak beraktivitas di depan laptop karena pembelajaran secara daring, maka aspek pendidikan karakter sedikit terlewatkan. Program pendidikan karakter di keluarga yang kami laksanakan setiap bakda maghrib dapat mendukung dan melengkapi kekurangan dari pembelajaran daring yang diselenggarakan sekolah. Kami percaya bahwa pembentukan karakter yang baik pada anak harus dimulai dari lingkungan keluarga.

 

Keluarga yang karakternya baik, berperilaku yang baik, dan bertutur kata yang baik akan membentuk anak-anak yang berkarakter baik pula. Pembiasaan berperilaku dan berkarakter baik harus dilakukan di kehidupan keluarga. Apa yang diajarkan harus terlihat dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Nah, program kajian keluarga inilah yang kami manfaatkan untuk memonitor dan mengevaluasi perkembangan karakter dan perilaku anak. Apa yang terjadi pada anak, apa yang dilakukan anak, bagaimana perilaku anak di sekolah, bagaimana penilaian guru terhadap anak, semuanya kami bahas dalam forum kajian keluarga tersebut. Jadi kami menjadikan program kajian keluarga setiap bakda Maghrib sebagai forum musyawarah, pendidikan, dan monev perkembangan anak.[]

 

Gumpang Baru, 18 Juli 2023

 

 

____________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro, Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Penulis buku Berpikir untuk Pendidikan (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2022), Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2023), dan 90-an buku lainnya.

Minggu, 09 Juli 2023

MENULIS UNTUK LEGACY DAN KEABADIAN DIRI

 


MENULIS UNTUK LEGACY DAN KEABADIAN DIRI

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Berbahagia sekali dapat menekuni aktivitas menulis. Menulis merupakan keterampilan yang unik. Mengapa? Karena tidak semua orang mampu menulis. Teori tentang menulis memang dapat dipelajari oleh siapapun, tetapi orang yang tahu teori menulis belum tentu mampu menulis. Menulis juga merupakan sebuah aktivitas yang dapat dipandang seperti pisau yang memiliki dua sisi yang berbeda ketajamannya. Menulis dapat dipandang sebagai aktivitas yang mudah tetapi juga dapat dipandang sebagai aktivitas yang sulit. Hal itu bergantung pada siapa yang menilaianya.

 

Bagi seorang penulis profesional yang sudah memiliki jam terbang tinggi dalam menjalani aktivitas menulis dan telah berpengalaman menulis berbagai genre tulisan, maka menulis merupakan aktivitas yang mudah. Namun tidaklah demikian bagi orang yang belum pernah menulis ataupun bagi orang yang baru belajar menulis. Bagi penulis pemula, menulis itu tidak mudah. Perlu persiapan yang panjang untuk dapat menghasilkan sebuah tulisan yang “selesai”. Bagi seorang yang baru mengawali menekuni aktivitas menulis, memulai menulis itu perlu persiapan banyak hal. Mulai mencari ide tulisan, menentukan gaya penulisan, memilih jenis tulisan, bagaimana alur penulisan, mencari bahan untuk tulisan, bagaimana mengolah bahan tulisan, bingung memilih kata pertama untuk mengawali tulisan, dan lain sebagainya. Terkadang seorang penulis pemula mengalami kebingungan dari mana ia harus memulai menulis. Kata atau kalimat pertama apa yang harus ditulis untuk mengawali tulisan. Dan kebingungan-kebingungan lain yang selalu dialami para penulis pemula.

 

Memang demikianlah yang sering dialami oleh orang yang baru akan belajar menulis. Tetapi kesulitan tersebut tidak boleh menjadikan keinginan dan semangatnya untuk menulis menjadi hilang. Ingatlah, seorang penulis profesional itu dulu juga awalnya seorang penulis amatiran. Tulisan puluhan halaman semuanya dimulai dari kata pertama. Ide tulisan yang brilian juga awalnya dari ide-ide tulisan receh. Hanya karena setelah melalui proses panjang dan selektif, akhirnya terpilih ide tulisan yang bagus. Tulisan yang berbobot awalnya juga dimulai dari tulisan yang sederhana. Jadi, tidak ada penulis yang terlahir ke dunia ini. Yang ada adalah para penulis itu adalah orang-orang yang dulunya semangat belajar menulis hingga akhirnya menjadi seorang penulis hebat.

 

Menulis itu adalah sebuah keterampilan yang memerlukan latihan secara terus-menerus. Jangankan seorang penulis pemula, bahkan seorang penulis profesional pun jika lama tidak menulis maka kemampuan menulisnya juga mengalami kemunduran. Jika biasanya cepat mendapat ide untuk ditulis dan lancer dalam menuliskannya, tetapi ketika lama tidak menulis ternyata mereka juga mengalami kesulitan untuk mendapatkan ide tulisan dan ketika proses menulis pun mengalami hambatan. Misalnya tiba-tiba ide tulisan hilang atau buntu tidak tahu mau menulis apa. Tiba-tiba semangat menulisnya menghilang tanpa sebab yang jelas. Tiba-tiba tidak betah menulis padahal sebelumnya sangat betah dan menikmati proses menulis (Saputro, 2023).

 

Ada beberapa alasan mengapa kita harus menulis. Alasan-alasan ini merupakan faktor pendorong agar kita mau menulis. Apa sajakah alasan-alasan mengapa kita harus menulis? Tendi Murti (2015)dalam bukunya berjudul “Bukan Sekadar Nulis, Pastikan Best Seller” memberikan 11 (sebelas) alasan mengapa kita harus menulis, yaitu:

1.    Menulis berarti sedang membagi ilmu dengan orang lain.

2.    Menulis berarti sedang menuliskan jejak bagi orang-orang yang kita cintai.

3.    Menulis menjadikan hidup lebih semangat.

4.    Menulis itu menghimpun pahala.

5.    Menulis itu membuat kita lebih percaya diri.

6.    Menulis itu dapat menyembuhkan penyakit (Pribadi 2012).

7.    Menulis berarti sedang menuangkan ide-ide kita yang unik dan bermanfaat.

8.    Menulis berarti sedang memperbaiki dunia.

9.    Menulis berarti sedang belajar.

10.  Menulis itu lebih kreatif.

11.  Menulis itu sedang menuangkan impian.

 

Sedangkan Agung Nugroho Catur Saputro (2018) dalam bukunya berjudul “Ketika Menulis Menjadi Sebuah Klangenan” menyebutkan beberapa alasan mengapa kita harus menulis sebagai berikut:

1.  Menulis itu untuk menyebarkan ilmu pengetahuan dan juga sekaligus sarana untuk meningkatkan kualitas diri (h.9).

2.  Menulis adalah cara untuk membuat pikiran-pikiran kita menjadi bermakna (meaningful) karena dengan menulis kita telah mengikat makna dari pemikiran kita (h.18).

3.   Menulis adalah salah satu perintah Allah Swt yang tersirat dari perintah iqra’ di wahyu pertama yang diterima Rasulullah Saw. Menulis merupakan sarana terwujudnya kehendak Allah Swt untuk umat Islam secara umum yaitu berupa perintah “bacalah” atau iqra’(h.23).

4.  Menulis merupakan salah satu ciri orang baik, yaitu menebarkan manfaat bagi orang lain dan sekaligus menjadi amal jariyah (h.48).

5.  Menulis adalah warisan tradisi keilmuan para ulama zaman dulu. Menulis merupakan cara mewariskan tradisi keilmuan kepada generasi penerus. Menulis dapat mengabadikan nama kita melalui tulisan-tulisan kita yang dikenang sepanjang masa, lintas waktu, lintas geografis, dan lintas generasi (h.79).

 

Menulis itu banyak manfaatnya. Menulis jika ditekuni dapat menjadi profesi yang menghasilkan keuntungan finansial. Seseorang yang menulis buku dan ternyata bukunya sangat diminati oleh pasar hingga menjadi buku banyak terjual, maka ia akan mendapatkan royalti yang tidak sedikit  dari penjualan bukunya. Penulis sendiri pernah mempunyai pengalaman memperoleh keuntungan finansial yang cukup besar dari aktivitas menulis buku. Penulis pernah menjadi juara 1 nasional lomba penulisan buku pelajaran kimia yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI. Hadiah lomba berupa piala, piagam dan uang yang cukup banyak. Uang hasil memenangkan lomba penulisan buku tersebut akhirnya penulis pergunakan untuk membeli rumah yang sekarang penulis tempati bersama keluarga. Satu tahun berikutnya, penulis mendapatkan royalti dari penjualan buku penulis yang akhirnya penulis pergunakan untuk membelikan istri sebuah motor baru dan untuk merenovasi rumah.

 

Menulis selain dapat dijadikan sebagai profesi yang menghasilkan uang, ternyata menulis juga mampu menjadi terapi penyembuhan dari penyakit mental (psikis). Ada orang yang menulis untuk terapi penyembuhan penyakit psikis yang dideritanya. Oktina Burlianti, seorang psikolog, menyatakan bahwa dengan menulis, seseorang bisa lebih mengeluarkan uneg-uneg atau hal-hal yang semula ditutup-tutupi. Mencurahkan isi hati melalui tulisan juga bisa membuat seseorang lebih terbuka tanpa khawatir dengan tekanan sosial atau pun penilaian dari orang lain (Wisnuwardani 2019).

 

Mengeluarkan uneg-uneg dan pikiran yang mengganjal dan menjadi beban melalu tulisan, akan mampu membuat hati dan pikiran terasa lebih lega. Dengan menulis seakan-akan beban berat yang mengganjal hati dan pikiran terasa hilang. Akhirnya aktivitas menulis memberikan dampak positif terhadap psikis sehingga orang dapat berpikir jernih dan menjalani hidup dengan baik. Jadi menulis bisa menjadi alternatif terapi untuk membuat pikiran menjadi lebih positif. Pikiran yang positif akan berdampak kepada kesehatan jasmani. Jasmani yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula.

 

Selain manfaat atau keuntungan finansial, masih terdapat beberapa keuntungan lainnya dari aktivitas menulis. Berikut ini beberapa keuntungan dari menulis menurut Gamal Komandako  Komandako (2013) dalam bukunya “Jangan Menjadi Penulis Profesional Jika Ingin Rugi”:

1.    Mendapatkan keuntungan finansial.

2.    Mendapatkan ketenaran nama dalam taraf tertentu.

3.    Meningkatkan pengetahuan.

4.    Meningkatkan kreativitas.

5.    Meningkatkan karya nyata.

6.    Menjadi sarana untuk mengungkapkan isi hati.

7.    Sebagai sarana untuk pencerahan dan dakwah.

 

R. Masri Sareb Putra (2007) dalam bukunya “How to Write Your Text Book” menuliskan beberapa manfaat menulis, yaitu :

1. Pelepasan emosional. Menulis dapat menjadi penyaluran emosi dan perasaan. Mengungkapkan perasaan dan pikiran secara tertulis dapat membentuk perubahan-perubahan kimiawi dalam tubuh kita.

2. Manfaat promotif atau kenaikan pangkat. Bagi seorang dosen, menulis akan mendatangkan manfaat yang berlipat ganda. Tulisan apapun, baik popular, semi-ilmiah, atau ilmiah, akan mendapatkan ganjaran yang setimpal. Edaran resmi dikti menyebutkan, dosen yang menghasilkan karya tulis akan memperoleh ganjaran berupa angka kredit sesuai dengan tingkat kesulitan dan usaha yang dikerahkan untuk itu.

3. Manfaat social. Manfaat sosial menjadi penulis buku ajar dan artikel opini di media massa adalah menjadi terkenal atau dikenal. Predikat “terkenal” ini akan membawa efek domino yang menguntungkan.

4. Manfaat finansial. Dunia tulis menulis kini semakin menjanjikan. Jika ditekuni, profesi penulis tak kalah menghasilkan uang dibandingkan profesi lainnya.

5. Manfaat intelektual. Menulis pasti juga didahului dengan aktivitas membaca. Maka menulis secara tidak langsung akan meningkatkan intelektual dan wawasan penulisnya karena harus membaca banyak referensi.

 

Menulis juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan diri. Menulis dapat menjadi sarana untuk mengaktualisasikan diri. Potensi diri yang terpendam dapat dimunculkan melalui aktivitas menulis. Dengan menulis, kita dapat menelusuri dan mengeksplorasi bakat minat kita. Dengan sering menulis tentang potensi-potensi diri yang ada dalam diri kita, kita akan tahu kemampuan diri kita. Kita akan menjadi lebih tahu sebenarnya kita itu cenderung ke kemampuan di bidang apa dan akhirnya kita dapat menekuni profesi yang sesuai passion kita. Menjalani profesi yang sesuai passion itu pasti akan memberikan dampak positif terhadap kesehatan mental dan pada akhirnya akan membawa kesuksesan. Dalam buku Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku,  Agung Nugroho Catur Saputro (2023) menuliskan beberapa manfaat lain dari menulis, yaitu menulis adalah sarana untuk mengikat ilmu dan informasi, menulis untuk kebahagiaan, menulis untuk aktualisasi diri, dan menulis sebagai ungkapan rasa syukur.

 

Menulis merupakan cara alternatif untuk mengabadikan diri. Melalui menulis, kita bisa dikenal dan dikenang orang sepanjang masa walaupun ketika kita sudah meninggal. Seorang penulis tidak pernah mati. Yang mati adalah jasad fisiknya, tetapi ilmu dan karya tulisnya tetap abadi dibaca dan dipelajari orang. Jadi penulis bagaikan hidup abadi karena karya tulisnya terus dibaca dan dimanfaatkan orang. Ketika seorang penulis telah tiada, ia telah berhenti berbuat amal keburukan lagi tetapi ia tidak pernah berhenti berbuat amal kebaikan melalui ilmu-ilmu yang ditulisnya. Tulisan-tulisan yang terus dipelajari dan dimanfaatkan orang lain akan menjadi amal jariyahnya sampai hari akhir dan akan diganjar oleh Allah Swt dengan ganjaran yang berlipat-lipat. Maka seseorang yang menulis dan karya tulisnya dibaca dan dipelajari terus oleh orang lain akan membuat penulisnya menjadi abadi, yaitu abadi kenang dan mengalirkan kebaikan terus-menerus sampai akhir zaman (Saputro 2023).

 

Menulis selain menjadi jalan keabadian diri juga dapat menjadi alternatif cara meninggalkan legacy (warisan). Karya tulis yang dihasilkan oleh seorang penulis memiliki perlindungan hokum berupa hak cipta. Hak cipta atas karya tulisan, misalnya berbentuk buku, akan tetap menjadi hak milik penulisnya atau ahli warisnya. Hak cipta atas kepemilikan karya tulis buku dapat diwariskan kepada anak keturunan. Jadi ketika sang penulis sudah meninggal dunia dan karya tulisnya masih terus dicetak dan dijual ke pasar, maka ahli waris yang tercatat di surat kontrak penerbitan buku akan terus mendapatkan hak royalti atas penjualan buku. Jadi hasil kerja dari aktivitas menulis dapat menjadi legacy untuk generasi yang akan datang.

 

Berdasarkan alur berpikir di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas menulis merupakan aktivitas yang berorientasi ke masa depan. Menulis memang aktivitas sekali dilakukan, tetapi manfaatnya bisa terus dirasakan oleh penulisnya, keluarganya dan masyarakat umum. Menulis merupakan kerja berkesinambungan yang kebaikannya akan terus mengalir dan memberikan manfaat. Menulis adalah kerja keabadian dan legacy yang tidak mengenal batas waktu dan batas geografis. Menulis merupakan cara mewariskan tradisi keilmuan kepada generasi penerus. Menulis dapat mengabadikan nama sang penulis melalui karya tulis - karya tulisnya yang akan dikenang sepanjang masa, lintas waktu, lintas geografis, dan bahkan lintas generasi. Hasil kerja dari menulis akan terus dirasakan manfaatnya sepanjang hayat. Karya tulis dari seorang penulis akan mampu melintasi batas-batas waktu dan teritorial hingga manfaat kebaikannya akan terus mengabadi dan menjadi legacy berharga bagi penulisnya yang akan dikenang dunia sepanjang waktu. InsyaAllah. []

 

 

Gumpang Baru, 10 Juli 2023

 

Sumber  Bacaan

Komandako, Gamal. 2013. Jangan Menjadi Penulis Profesional Jika Ingin Rugi. Yogyakarta: Media Pressindo.

Murti, Tendi. 2015. Bukan Sekadar Nulis, Pastikan Best Seller. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Pribadi, Agus. 2012. “Menulis Untuk Penyembuhan Diri.” KOMPASIANA. Retrieved November 18, 2020 (https://www.kompasiana.com/aguspribadi1978/55107337813311aa39bc64a6/menulis-untuk-penyembuhan-diri).

Putra, R. Masri Sareb. 2007. How to Write Your Own Text Book : Cara Cepat dan Asyik Membuat Buku Ajar yang Powerful! Bandung: Kolbu.

Saputro, Agung Nugroho Catur. 2018. Ketika Menulis Menjadi Sebuah Klangenan. Ciamis: CV. Tsaqiva Publishing.

Saputro, Agung Nugroho Catur. 2023. Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku. Yogyakarta: KBM Indonesia.

Wisnuwardani, Dyah Puspita. 2019. “Dear Netizen: Menulis Seperti Apa yang Bisa Menyembuhkan?” liputan6.com. Retrieved July 10, 2023 (https://www.liputan6.com/health/read/4107681/dear-netizen-menulis-seperti-apa-yang-bisa-menyembuhkan).

 

 

____________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro, Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Penulis buku Berpikir untuk Pendidikan (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2022), Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2023), dan 90-an buku lainnya.

 

Sabtu, 08 Juli 2023

RANTAI KEBAIKAN


RANTAI KEBAIKAN

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Kebaikan merupakan fondasi dalam kehidupan ini. Tanpa ada kebaikan, maka peradaban umat manusia akan hancur. Kebaikan menjadi jantung penopang keberlangsungan kehidupan manusia. Tuhan menciptakan sifat baik pada manusia agar manusia dapat membangun peradaban yang berkelanjutan. Kebaikan adalah sifat fitrah manusia. Kebaikan menjadi ciri kemurnian jiwa manusia.

 

Allah Swt memberikan bekal kepada manusia berupa sifat baik dan sifat buruk. Kedua jenis nikmat ini akan menentukan kualitas hidup seseorang. Jika seseorang lebih cenderung melakukan kebaikan dibandingkan keburukan, maka Allah Swt akan membalasnya dengan surga, sedangkan jika sebaliknya maka Allah Swt akan membalasnya dengan neraka. Surga adalah simbol puncak kenikmatan dan kebahagiaan, sedangkan neraka adalah simbol kesengsaraan dan penderitaan. Setiap manusia diberikan dua sifat, yaitu kebaikan dan keburukan. Bagaimana manusia memilih melakukan kebaikan atau keburukan, semuanya akan ada balasannya. Itulah hukum dunia yang telah ditetapkan Allah Swt melalui ajaran-ajaran agama yang diturunkannya melalui para Nabi dan Rasul.

 

Allah Swt menyukai kebaikan dan membenci keburukan. Manusia yang banyak melakukan amalan kebaikan dalam kehidupannya akan selalu mendapatkan rida-Nya. Kelak di kehidupan akhirat ia akan memperoleh balasan kebaikan dari Allah Swt berupa nikmat surga yang diidam-idamkan setiap umat manusia. Sebaliknya, orang yang sering melakukan perbuatan kemungkaran dan kejahatan dalam hidupnya, maka di akhirat nanti ia akan memetik buah dari hasil perbuatannya yaitu penderitaan di neraka.

 

Dalam kehidupan ini, kita harus banyak melakukan kebaikan. Kita harus saling tolong-menolong dalam kebaikan. Ketika kita mendapatkan kebaikan dari orang lain, maka kita harus dapat membalas kebaikannya dengan lebih baik lagi. Saling membalas kebaikan merupakan kebaikan juga. Perbuatan baik yang dilakukan dan kemudian diikuti oleh orang lain akan mendatangkan kebaikan pula. Dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan kebaikan melalui perilaku yang baik juga merupakan kebaikan. Semua amal kebaikan ketika dilakukan dengan niat yang baik insyaAllah akan mendatangkan kebaikan. Demikianlah siklus rantai kebaikan. Setiap amal kebaikan yang menyusun rantai kebaikan memiliki peran yang penting dalam mendukung amal kebaikan keseluruhan.

 

Salah satu cara untuk memperkuat rantai kebaikan adalah dengan melanjutkan amalan kebaikan yang dilakukan orang lain kepada kita. Melanjutkan amalan kebaikan yang dilakukan orang lain terhadap kita bagaikan menyambung kembali rantai kebaikan yang tadinya terputus atau berhenti menjadi tersambung kembali. Jangan sampai kebaikan yang dilakukan orang lain hanya berhenti pada diri kita saja. Kita harus bisa melanjutkan kebaikan tersebut kepada orang lain lagi. Demikianlah yang coba saya lakukan beberapa waktu ini.

 

Beberapa hari yang lalu saya bersilaturahmi ke rumah teman lama saat dulu sekolah di MTs. Teman saya tersebut tinggal di sebuah desa di sebelah utara bandara Adi Sumarmo. Ketika mau pulang saya dibawakan sayuran bayam yang sangat banyak. Ternyata teman saya tersebut baru saja panen sayur bayam. Awalnya saya agak keberatan dengan pemberian sayur bayam yang sangat banyak tersebut, tetapi teman saya tetap memaksa dengan berkata nanti bisa dibagi-bagikan ke tetangga satu RT. Akhirnya untuk menghargai dan menghormati kebaikan teman, maka saya pun menerima pemberian sayur bayam tersebut.

 

Sesampainya di rumah, saya memberitahu istri jika tadi dibawakan sayur bayam yang sangat banyak. Istri saya pun juga agak terkejut dengan banyaknya sayur bayam yang saya bawa. Ada dua ikat besar sayur bayam yang ada di bagasi mobil. Setelah dibuka ikatannya dan dihitung ternyata ada 47 ikatan kecil-kecil sayur bayam. Setiap satu ikatan kecil mungkin ada sepuluh atau lebih batang pohon bayam. Saya pulang sampai rumah sekitar jam 20.00 sehingga karena  dikawatirkan sayur bayam akan layu, maka sayur bayam kita taruh ke dalam ember besar berisi air. Ternyata perlu dua ember mandi yang besar untuk memasukkan semua sayur bayam.

 

Besok paginya, istri ditemani anak lanang membagi-bagikan sayur bayam ke tetangga satu RT. Tetangga dekat satu gang diberi masing-masing tiga ikat sayur bayam, sedangkan tetangga RT di gang lain rata-rata diberi dua ikat. Orang tua dan saudara juga kebagian sayur bayam. Alhamdulillah akhirnya sayur bayam 47 ikat habis dibagi-bagikan ke saudara dan tetangga satu RT. Kami hanya menyisakan dua ikat sayur bayam untuk dimasak sendiri.

 

Kami senang dan bahagia dapat berbagi sayur bayam ke tetangga satu RT. Saya pribadi senang akhirnya bisa meneruskan rantai kebaikan dari teman MTs saya. Dia berbuat baik memberikan  sayur bayam yang sangat banyak untuk saya, dan saya pun meneruskan kebaikannya dengan membagikan sayur bayam ke orang lain yaitu keluarga dan tetangga satu RT. Dari kegiatan bagi-bagi sayur bayam ke tetangga satu RT di perumahan yang saya lakukan tersebut, saya berharap semoga kebaikannya dapat kembali kepada teman saya yang berkenan membagikan sayur bayamnya. Amin.

 

Gumpang Baru, 08 Juli 2023

 

__________________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro, Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Penulis buku Berpikir untuk Pendidikan (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2022), Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2023), dan 90-an buku lainnya.

Postingan Populer