Powered By Blogger

Sabtu, 08 Juli 2023

RANTAI KEBAIKAN


RANTAI KEBAIKAN

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Kebaikan merupakan fondasi dalam kehidupan ini. Tanpa ada kebaikan, maka peradaban umat manusia akan hancur. Kebaikan menjadi jantung penopang keberlangsungan kehidupan manusia. Tuhan menciptakan sifat baik pada manusia agar manusia dapat membangun peradaban yang berkelanjutan. Kebaikan adalah sifat fitrah manusia. Kebaikan menjadi ciri kemurnian jiwa manusia.

 

Allah Swt memberikan bekal kepada manusia berupa sifat baik dan sifat buruk. Kedua jenis nikmat ini akan menentukan kualitas hidup seseorang. Jika seseorang lebih cenderung melakukan kebaikan dibandingkan keburukan, maka Allah Swt akan membalasnya dengan surga, sedangkan jika sebaliknya maka Allah Swt akan membalasnya dengan neraka. Surga adalah simbol puncak kenikmatan dan kebahagiaan, sedangkan neraka adalah simbol kesengsaraan dan penderitaan. Setiap manusia diberikan dua sifat, yaitu kebaikan dan keburukan. Bagaimana manusia memilih melakukan kebaikan atau keburukan, semuanya akan ada balasannya. Itulah hukum dunia yang telah ditetapkan Allah Swt melalui ajaran-ajaran agama yang diturunkannya melalui para Nabi dan Rasul.

 

Allah Swt menyukai kebaikan dan membenci keburukan. Manusia yang banyak melakukan amalan kebaikan dalam kehidupannya akan selalu mendapatkan rida-Nya. Kelak di kehidupan akhirat ia akan memperoleh balasan kebaikan dari Allah Swt berupa nikmat surga yang diidam-idamkan setiap umat manusia. Sebaliknya, orang yang sering melakukan perbuatan kemungkaran dan kejahatan dalam hidupnya, maka di akhirat nanti ia akan memetik buah dari hasil perbuatannya yaitu penderitaan di neraka.

 

Dalam kehidupan ini, kita harus banyak melakukan kebaikan. Kita harus saling tolong-menolong dalam kebaikan. Ketika kita mendapatkan kebaikan dari orang lain, maka kita harus dapat membalas kebaikannya dengan lebih baik lagi. Saling membalas kebaikan merupakan kebaikan juga. Perbuatan baik yang dilakukan dan kemudian diikuti oleh orang lain akan mendatangkan kebaikan pula. Dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan kebaikan melalui perilaku yang baik juga merupakan kebaikan. Semua amal kebaikan ketika dilakukan dengan niat yang baik insyaAllah akan mendatangkan kebaikan. Demikianlah siklus rantai kebaikan. Setiap amal kebaikan yang menyusun rantai kebaikan memiliki peran yang penting dalam mendukung amal kebaikan keseluruhan.

 

Salah satu cara untuk memperkuat rantai kebaikan adalah dengan melanjutkan amalan kebaikan yang dilakukan orang lain kepada kita. Melanjutkan amalan kebaikan yang dilakukan orang lain terhadap kita bagaikan menyambung kembali rantai kebaikan yang tadinya terputus atau berhenti menjadi tersambung kembali. Jangan sampai kebaikan yang dilakukan orang lain hanya berhenti pada diri kita saja. Kita harus bisa melanjutkan kebaikan tersebut kepada orang lain lagi. Demikianlah yang coba saya lakukan beberapa waktu ini.

 

Beberapa hari yang lalu saya bersilaturahmi ke rumah teman lama saat dulu sekolah di MTs. Teman saya tersebut tinggal di sebuah desa di sebelah utara bandara Adi Sumarmo. Ketika mau pulang saya dibawakan sayuran bayam yang sangat banyak. Ternyata teman saya tersebut baru saja panen sayur bayam. Awalnya saya agak keberatan dengan pemberian sayur bayam yang sangat banyak tersebut, tetapi teman saya tetap memaksa dengan berkata nanti bisa dibagi-bagikan ke tetangga satu RT. Akhirnya untuk menghargai dan menghormati kebaikan teman, maka saya pun menerima pemberian sayur bayam tersebut.

 

Sesampainya di rumah, saya memberitahu istri jika tadi dibawakan sayur bayam yang sangat banyak. Istri saya pun juga agak terkejut dengan banyaknya sayur bayam yang saya bawa. Ada dua ikat besar sayur bayam yang ada di bagasi mobil. Setelah dibuka ikatannya dan dihitung ternyata ada 47 ikatan kecil-kecil sayur bayam. Setiap satu ikatan kecil mungkin ada sepuluh atau lebih batang pohon bayam. Saya pulang sampai rumah sekitar jam 20.00 sehingga karena  dikawatirkan sayur bayam akan layu, maka sayur bayam kita taruh ke dalam ember besar berisi air. Ternyata perlu dua ember mandi yang besar untuk memasukkan semua sayur bayam.

 

Besok paginya, istri ditemani anak lanang membagi-bagikan sayur bayam ke tetangga satu RT. Tetangga dekat satu gang diberi masing-masing tiga ikat sayur bayam, sedangkan tetangga RT di gang lain rata-rata diberi dua ikat. Orang tua dan saudara juga kebagian sayur bayam. Alhamdulillah akhirnya sayur bayam 47 ikat habis dibagi-bagikan ke saudara dan tetangga satu RT. Kami hanya menyisakan dua ikat sayur bayam untuk dimasak sendiri.

 

Kami senang dan bahagia dapat berbagi sayur bayam ke tetangga satu RT. Saya pribadi senang akhirnya bisa meneruskan rantai kebaikan dari teman MTs saya. Dia berbuat baik memberikan  sayur bayam yang sangat banyak untuk saya, dan saya pun meneruskan kebaikannya dengan membagikan sayur bayam ke orang lain yaitu keluarga dan tetangga satu RT. Dari kegiatan bagi-bagi sayur bayam ke tetangga satu RT di perumahan yang saya lakukan tersebut, saya berharap semoga kebaikannya dapat kembali kepada teman saya yang berkenan membagikan sayur bayamnya. Amin.

 

Gumpang Baru, 08 Juli 2023

 

__________________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro, Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Penulis buku Berpikir untuk Pendidikan (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2022), Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2023), dan 90-an buku lainnya.

Tidak ada komentar:

Postingan Populer