RANTAI KEBAIKAN
Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro
Kebaikan merupakan fondasi dalam
kehidupan ini. Tanpa ada kebaikan, maka peradaban umat manusia akan hancur.
Kebaikan menjadi jantung penopang keberlangsungan kehidupan manusia. Tuhan
menciptakan sifat baik pada manusia agar manusia dapat membangun peradaban yang
berkelanjutan. Kebaikan adalah sifat fitrah manusia. Kebaikan menjadi ciri
kemurnian jiwa manusia.
Allah Swt memberikan bekal kepada
manusia berupa sifat baik dan sifat buruk. Kedua jenis nikmat ini akan
menentukan kualitas hidup seseorang. Jika seseorang lebih cenderung melakukan
kebaikan dibandingkan keburukan, maka Allah Swt akan membalasnya dengan surga,
sedangkan jika sebaliknya maka Allah Swt akan membalasnya dengan neraka. Surga
adalah simbol puncak kenikmatan dan kebahagiaan, sedangkan neraka adalah simbol
kesengsaraan dan penderitaan. Setiap manusia diberikan dua sifat, yaitu
kebaikan dan keburukan. Bagaimana manusia memilih melakukan kebaikan atau
keburukan, semuanya akan ada balasannya. Itulah hukum dunia yang telah ditetapkan
Allah Swt melalui ajaran-ajaran agama yang diturunkannya melalui para Nabi dan
Rasul.
Allah Swt menyukai kebaikan dan membenci
keburukan. Manusia yang banyak melakukan amalan kebaikan dalam kehidupannya
akan selalu mendapatkan rida-Nya. Kelak di kehidupan akhirat ia akan memperoleh
balasan kebaikan dari Allah Swt berupa nikmat surga yang diidam-idamkan setiap
umat manusia. Sebaliknya, orang yang sering melakukan perbuatan kemungkaran dan
kejahatan dalam hidupnya, maka di akhirat nanti ia akan memetik buah dari hasil
perbuatannya yaitu penderitaan di neraka.
Dalam kehidupan ini, kita harus banyak
melakukan kebaikan. Kita harus saling tolong-menolong dalam kebaikan. Ketika
kita mendapatkan kebaikan dari orang lain, maka kita harus dapat membalas
kebaikannya dengan lebih baik lagi. Saling membalas kebaikan merupakan kebaikan
juga. Perbuatan baik yang dilakukan dan kemudian diikuti oleh orang lain akan
mendatangkan kebaikan pula. Dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan
kebaikan melalui perilaku yang baik juga merupakan kebaikan. Semua amal
kebaikan ketika dilakukan dengan niat yang baik insyaAllah akan mendatangkan
kebaikan. Demikianlah siklus rantai kebaikan. Setiap amal kebaikan yang
menyusun rantai kebaikan memiliki peran yang penting dalam mendukung amal
kebaikan keseluruhan.
Salah satu cara untuk memperkuat rantai
kebaikan adalah dengan melanjutkan amalan kebaikan yang dilakukan orang lain
kepada kita. Melanjutkan amalan kebaikan yang dilakukan orang lain terhadap
kita bagaikan menyambung kembali rantai kebaikan yang tadinya terputus atau berhenti
menjadi tersambung kembali. Jangan sampai kebaikan yang dilakukan orang lain
hanya berhenti pada diri kita saja. Kita harus bisa melanjutkan kebaikan
tersebut kepada orang lain lagi. Demikianlah yang coba saya lakukan beberapa
waktu ini.
Beberapa hari yang lalu saya bersilaturahmi
ke rumah teman lama saat dulu sekolah di MTs. Teman saya tersebut tinggal di sebuah
desa di sebelah utara bandara Adi Sumarmo. Ketika mau pulang saya dibawakan
sayuran bayam yang sangat banyak. Ternyata teman saya tersebut baru saja panen
sayur bayam. Awalnya saya agak keberatan dengan pemberian sayur bayam yang
sangat banyak tersebut, tetapi teman saya tetap memaksa dengan berkata nanti
bisa dibagi-bagikan ke tetangga satu RT. Akhirnya untuk menghargai dan
menghormati kebaikan teman, maka saya pun menerima pemberian sayur bayam
tersebut.
Sesampainya di rumah, saya memberitahu
istri jika tadi dibawakan sayur bayam yang sangat banyak. Istri saya pun juga
agak terkejut dengan banyaknya sayur bayam yang saya bawa. Ada dua ikat besar
sayur bayam yang ada di bagasi mobil. Setelah dibuka ikatannya dan dihitung
ternyata ada 47 ikatan kecil-kecil sayur bayam. Setiap satu ikatan kecil
mungkin ada sepuluh atau lebih batang pohon bayam. Saya pulang sampai rumah
sekitar jam 20.00 sehingga karena dikawatirkan sayur bayam akan layu, maka sayur
bayam kita taruh ke dalam ember besar berisi air. Ternyata perlu dua ember
mandi yang besar untuk memasukkan semua sayur bayam.
Besok paginya, istri ditemani anak
lanang membagi-bagikan sayur bayam ke tetangga satu RT. Tetangga dekat satu
gang diberi masing-masing tiga ikat sayur bayam, sedangkan tetangga RT di gang
lain rata-rata diberi dua ikat. Orang tua dan saudara juga kebagian sayur
bayam. Alhamdulillah akhirnya sayur bayam 47 ikat habis dibagi-bagikan ke
saudara dan tetangga satu RT. Kami hanya menyisakan dua ikat sayur bayam untuk
dimasak sendiri.
Kami senang dan bahagia dapat berbagi
sayur bayam ke tetangga satu RT. Saya pribadi senang akhirnya bisa meneruskan
rantai kebaikan dari teman MTs saya. Dia berbuat baik memberikan sayur bayam yang sangat banyak untuk saya,
dan saya pun meneruskan kebaikannya dengan membagikan sayur bayam ke orang lain
yaitu keluarga dan tetangga satu RT. Dari kegiatan bagi-bagi sayur bayam ke tetangga
satu RT di perumahan yang saya lakukan tersebut, saya berharap semoga
kebaikannya dapat kembali kepada teman saya yang berkenan membagikan sayur
bayamnya. Amin.
Gumpang Baru, 08 Juli 2023
__________________________________
*Agung Nugroho Catur Saputro, Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Penulis buku Berpikir untuk Pendidikan (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2022), Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2023), dan 90-an buku lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar