MEMULAI KEMBALI PROGRAM KAJIAN KELUARGA
Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro
Sejak masa pandemi Covid-19 di mana
pendidikan anak sekolah dilakukan secara daring melalui internet, saya dan
istri menggagas program pendidikan keluarga untuk mendukung program pendidikan
yang diselenggarakan sekolah. Program pendidikan keluarga yang kami gagas lebih
ke arah program pendidikan karakter untuk anak-anak. Wujud nyata program
pendidikan karakter di lingkungan keluarga yang kami laksanakan berupa program
kajian rutin setiap bakda Maghrib. Setiap bakda salat Maghrib, kami sekeluarga
membaca Al-Qur’an. Setelah selesai membaca Al-Qur’an, barulah saya mengisi
kajian keluarga sampai masuk waktu salat Isya’.
Program kajian keluarga yang kami gagas telah
berjalan hampir tiga tahun lamanya. Tidak mudah untuk menjalankan program
pendidikan karakter di keluarga. Banyak kendala dan hambatan yang dihadapi. Hambatan
terbesar adalah bagaimana menjaga motivasi anak untuk mengikuti kajian dengan
antusias. Sering sekali ketika saya sedang berbicara, anak malah kepalanya terkantuk-kantuk
karena mengantuk. Untuk membangkitkan semangat anak untuk mengikuti kajian,
terkadang anak saya minta untuk cuci muka agar tidak mengantuk, anak saya minta
bawa minuman, anak saya perbolehkan membawa makanan cemilan, dan lain
sebagainya. Berbagai upaya tersebut kami lakukan agar anak bisa lebih
konsentrasi dalam mengikuti kajian. Terkadang di tengah menjelaskan materi
kajian, saya sengaja bertanya pada anak agar anak berpikir dan terjadi
komunikasi dua arah sekaligus agar anak tidak mengantuk.
Selama hampir tiga tahun melaksanakan
program kajian rutin untuk keluarga, kami menyadari bahwa mendidik keluarga
sendiri itu tidak mudah. Perlu semangat dan kesadaran yang tinggi untuk
melaksanakannya. Perlu komitmen yang tinggi bagi semua anggota keluarga untuk
mendukung keberlanjutan program tersebut. Perlu kedisiplinan yang tinggi untuk
bisa konsisten menyelenggarakan program kajian secara rutin setiap bakda
Maghrib. Perlu persiapan yang matang, khususnya pemilihan materi kajian yang up
to date, kontekstual, dan relevan dengan isu-isu terkini. Alhamdulillah di
perpustakaan keluarga terdapat banyak buku yang bisa dijadikan materi kajian. Jadi
lebih sering saya membaca isi buku kemudian membahasnya. Tetapi saya tetap
perlu melakukan pemilihan materi yang urgen dan relevan untuk didiskusikan
bersama.
Sejak bulan Oktober 2022 hingga Juni
2023 program kajian keluarga tidak berjalan. Hal itu dikarenakan saya sedang
sakit dan menjalani proses pengobatan secara intensif dengan dokter Rumah Sakit.
Kondisi saya yang sedang sakit yang lebih banyak beraktivitas di tempat tidur
dan juga faktor rasa sakit yang sering terasa menyebabkan kondisi yang kurang
nyaman untuk duduk. Untuk salat pun saya lebih sering dengan posisi berbaring
dan terkadang duduk ketika badan lumayan nyaman.
Setelah menjalani proses pengobatan
hampir 9 bulan lamanya dan menjalani tindakan operasi beberapa kali, alhamdulillah
kondisi kesehatan saya semakin membaik dan mulai bisa untuk beraktivitas. Walaupun
sudah bisa untuk beraktivitas, tetapi saya membatasi diri dari melakukan
aktivitas yang berat-berat dulu karena pernah beberapa kali setelah melakukan
aktivitas yang cukup berat, tiba-tiba kondisi badan saya ngedrop dan mengalami
demam tinggi. Saat ini saya masih menjalani proses pengobatan dengan rawat
jalan dan setiap minggu rutin kontrol ke dokter.
Dikarenakan kondisi kesehatan yang sudah
cukup baik dan lumayan nyaman untuk beraktivitas, maka saya mulai kembali melanjutkan
program kajian keluarga setiap bakda Maghrib. Program kajian keluarga merupakan
kesempatan saya untuk berbincang-bincang santai dengan istri dan anak-anak. Dalam
program kajian keluarga tersebut, saya tidak melulu mengisi dengan materi agama tetapi terkadang juga saya pergunakan
untuk membahas perkembangan sekolah anak. Dan yang terpenting adalah program
kajian keluarga merupakan momentum untuk melaksanakan program pendidikan
karakter di lingkup keluarga.
Pengalaman ketika masa pandemi Covid-19
kemarin, dimana anak lebih banyak beraktivitas di depan laptop karena
pembelajaran secara daring, maka aspek pendidikan karakter sedikit terlewatkan.
Program pendidikan karakter di keluarga yang kami laksanakan setiap bakda
maghrib dapat mendukung dan melengkapi kekurangan dari pembelajaran daring yang
diselenggarakan sekolah. Kami percaya bahwa pembentukan karakter yang baik pada
anak harus dimulai dari lingkungan keluarga.
Keluarga yang karakternya baik,
berperilaku yang baik, dan bertutur kata yang baik akan membentuk anak-anak
yang berkarakter baik pula. Pembiasaan berperilaku dan berkarakter baik harus
dilakukan di kehidupan keluarga. Apa yang diajarkan harus terlihat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari. Nah, program kajian keluarga inilah yang kami manfaatkan
untuk memonitor dan mengevaluasi perkembangan karakter dan perilaku anak. Apa yang
terjadi pada anak, apa yang dilakukan anak, bagaimana perilaku anak di sekolah,
bagaimana penilaian guru terhadap anak, semuanya kami bahas dalam forum kajian
keluarga tersebut. Jadi kami menjadikan program kajian keluarga setiap bakda
Maghrib sebagai forum musyawarah, pendidikan, dan monev perkembangan anak.[]
Gumpang Baru, 18 Juli 2023
____________________________
*Agung Nugroho Catur Saputro, Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Penulis buku Berpikir untuk Pendidikan (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2022), Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2023), dan 90-an buku lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar