Powered By Blogger

Senin, 28 Juni 2021

WORKSHOP STRATEGI MUDAH MENULIS BUKU AJAR

 


WORKSHOP STRATEGI MUDAH MENULIS BUKU AJAR*

Oleh :

Agung Nugroho Catur Saputro**

 

 

PENDAHULUAN

Setiap pendidik (guru, dosen) pasti memiliki materi pendidikan yang diajarkan. Setiap pendidika juga pasti [seharusnya] memiliki perangkat pembelajaran (silabus dan RPP) setiap pertemuan. Materi pembelajaran dan rencana pembelajaran tersebut, jika dikembangkan lebih lanjut dapat dijadikan menjadi buku ajar untuk mata pelajaran atau mata kuliah. Dengan alur pemikiran ini, seharusnya setiap pendidikan mampu menyusun buku ajar untuk mata pelajaran/mata kuliah yang diajarnya. Seharusnya menulis buku ajar untuk bidang ilmu yang diajarkan bukanlah kendala bagi seorang pendidikan karena pada dasarnya ia telah punya bahan tulisan dan urutan sistematika penulisan materinya ke dalam bentuk buku ajar. Tetapi fakta di lapangan bagaimana? Ternyata banyak pendidik tidak memiliki buku ajar karyanya sendiri. Sebenarnya, faktor apa yang membuat para pendidik jarang sekali menulis buku ajar untuk bidang ilmu yang diajarkannya? Jika alasan “tidak bisa menulis” dianggap sebagai faktor penghambat, bukankah semua pendidik pernah menulis karya tulis tugas akhir? Lantas, faktor apa lagi yang mau dijadikan alasan pembenaran untuk tidak menulis buku ajar? Marilah kita renungkan bersama!

            Buku ajar seharusnya merupakan jenis buku yang paling mudah ditulis oleh setiap orang yang berprofesi sebagai pendidik. Mengapa? Karena setiap pendidik telah mempunyai bahan yang akan ditulis yaitu materi pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik ketika mengajar. Untuk urutan penyajian bab-bab buku ajarnya, setiap pendidik juga pasti telah menyusun urutan penyajian materi pelajaran setiap pertemuannya. Sedangkan untuk kemampuan menulis, setiap pendidik pastilah minimal seorang sarjana sehingga pasti punya kemampuan menulis, setidaknya pernah menulis karya tulis tugas akhir (skripsi). Jadi tidak ada lagi alasan untuk tidak menulis buku ajar bagi setiap pendidik.

            Dalam kenyataan di lapangan, ternyata kondisinya tidak seideal harapan tersebut. Hampir sebagian besar pendidik di Indonesia tidak atau belum pernah menulis buku ajar untuk mata pelajaran/mata kuliahnya sendiri walaupun ia telah mengajar selama puluhan tahun. Ironis bukan? Mengapa kondisi memperihatinkan ini sampai terjadi? Kemungkinan besar karena faktor mindset atau pola pikir. Para pendidik memiliki mindset bahwa menulis buku ajar itu sesuatu yang sulit dan berat. Mindset “keliru” inilah yang terlebih dahulu harus diluruskan sebelum berharap para pendidik di negeri berlomba-lomba menulis buku ajar untuk bidang ilmu yang diajarkan.

MENGAPA DOSEN HARUS MENULIS BUKU?

Profesi dosen atau pendidk secara umum adalah profesi yang sangat dekat dengan aktivitas menulis. Mengapa? Karena semua dosen pasti menyampaikan materi ajarnya kepada mahasiswa. Lantas, darimana dosen memperoleh materi ajarnya? Pasti juga dari hasil membaca buku atau literatur ajar. Sekarang, darimana mahasiswa memperoleh materi ajar? Pasti juga dari buku dan literatur ajar bukan. Sekarang permasalahannya adalah buku ajar dan literatur ajar yang dibaca mahasiswa tersebut karya siapa? Karya dosennya sendiri ataukah karya dosen lain?

Mari kita renungkan ilustrasi berikut. Dosen A menyampaikan materi perkuliahan yang diambil dari buku ajar karya dosen lain. Dosen B menyampaikan materi ajar dari buku ajar yang ditulisnya sendiri. Siapakah yang sebenaranya melakukan transfer knowledge (mengajar) dan siapakah yang hanya sebagai kurir (meneruskan, mengantarkan) isi buku ajar? Tipe dosen A atau dosen B yang ingin Anda tiru? Mahasiswa akan terkesan dengan dosen A atau dosen B? Dosen manakah yang akan mendapat predikat dosen kompeten dari mahasiswa?

Mari kita ingat-ingat nasihat berikut ini. “Sehebat apapun seorang pendidik (dosen, guru) saat mengajar, jika sampai pensiun ia tidak pernah menghasilkan karya tulis (buku), maka namanya akan lenyap. Maka sangat benar kata pepatah, “Verba volant, scripta manent” (apa yang diucapkan berlalu, namun apa yang tertulis abadi) (Putra, 2007).

Ada beberapa alasan mengapa kita harus menulis. Alasan-alasan ini merupakan faktor pendorong agar kita mau menulis. Apa sajakah alasan-alasan mengapa kita harus menulis? Tendi Murti (2015) dalam bukunya berjudul “Bukan Sekadar Nulis, Pastikan Best Seller” memberikan 11 (sebelas) alasan mengapa kita harus menulis, yaitu:

1.        Menulis berarti sedang membagi ilmu dengan orang lain.

2.        Menulis berarti sedang menuliskan jejak bagi orang-orang yang kita cintai.

3.        Menulis menjadikan hidup lebih semangat.

4.        Menulis itu menghimpun pahala.

5.        Menulis itu membuat kita lebih percaya diri.

6.        Menulis itu dapat menyembuhkan penyakit (Pribadi, 2012).

7.        Menulis berarti sedang menuangkan ide-ide kita yang unik dan bermanfaat.

8.        Menulis berarti sedang memperbaiki dunia.

9.        Menulis berarti sedang belajar.

10.    Menulis itu lebih kreatif.

11.    Menulis itu sedang menuangkan impian.

            Sedangkan Agung Nugroho Catur Saputro (2018) dalam bukunya berjudul “Ketika Menulis Menjadi Sebuah Klangenan” menyebutkan beberapa alasan mengapa kita harus menulis sebagai berikut:

1.        Menulis itu untuk menyebarkan ilmu pengetahuan dan juga sekaligus sarana untuk meningkatkan kualitas diri (h.9).

2.        Menulis adalah cara untuk membuat pikiran-pikiran kita menjadi bermakna (meaningful) karena dengan menulis kita telah mengikat makna dari pemikiran kita (h.18).

3.        Menulis adalah salah satu perintah Allah Swt yang tersirat dari perintah iqra’ di wahyu pertama yang diterima Rasulullah Saw. Menulis merupakan sarana terwujudnya kehendak Allah Swt untuk umat Islam secara umum yaitu berupa perintah “bacalah” atau iqra’(h.23).

4.        Menulis merupakan salah satu ciri orang baik, yaitu menebarkan manfaat bagi orang lain dan sekaligus menjadi amal jariyah (h.48).

5.        Menulis adalah warisan tradisi keilmuan para ulama zaman dulu. Menulis merupakan cara mewariskan tradisi keilmuan kepada generasi penerus. Menulis dapat mengabadikan nama kita melalui tulisan-tulisan kita yang dikenang sepanjang masa, lintas waktu, lintas geografis, dan lintas generasi (h.79).

Berdasarkan beberapa alasan mengapa kita harus menulis di atas, lantas faktor apa saja yang mampu membuat seseorang menulis? R. Masri Sareb Putra menyatakan bahwa kesungguhan dan rasa cinta terhadap ilmu menjadi modal penting dalam menulis. Selain itu, masih banyak motivasi lain yang membuat seseorang mau menulis, yaitu keuntungan bisa menjadi terkenal, mendapat uang honor/royalty, dan angka kredit (bagi dosen), cinta ilmu, transfer ilmu, dan agar tampak intelek dan dikenal sebagai pakar di bidangnya (Putra, 2007 : 20).

Berdasarkan alur pemikiran di atas, maka tidak ada alasan bagi kita (dosen, guru) untuk tidak menulis buku. Banyak manfaat yang akan diperoleh oleh seorang penulis. Apa saja manfaat dari menulis buku? Mengapa banyak orang ingin menjadi penulis buku? Ya, karena menjadi penulis buku itu mempunyai banyak manfaat atau keuntungan. Menjadi penulis buku tidak harus berprofesi sebagai akademisi. Setiap orang dengan profesi apapun boleh dan tidak dilarang untuk juga menjalani profesi sebagai penulis buku.

Banyak penulis buku yang juga memiliki profesi lain. Ada penulis buku yang juga seorang dokter, dosen, guru, tentara, polisi, pengacara, artis, ibu rumah tangga, dan berbagai profesi lain. Banyak dari mereka yang akhirnya menuai keberhasilan setelah buku-buku mereka meledak di pasaran. Menjadi buku-buku best seller. Tentu saja, membuat pundi-pundi keuangan mereka bertambah pada akhirnya.

            Selain keuntungan finansial, masih terdapat beberapa keuntungan lainnya dari aktivitas menulis buku. Berikut ini beberapa keuntungan dari menulis buku menurut Gamal Komandako (2013) dalam bukunya “Jangan Menjadi Penulis Profesional Jika Ingin Rugi”:

1.    Mendapatkan keuntungan finansial.

2.    Mendapatkan ketenaran nama dalam taraf tertentu.

3.    Meningkatkan pengetahuan.

4.    Meningkatkan kreativitas.

5.    Meningkatkan karya nyata.

6.    Menjadi sarana untuk mengungkapkan isi hati.

7.    Sebagai sarana untuk pencerahan dan dakwah.

Selain keuntungan yang dijelaskan oleh Gamal Komandoko di atas, menulis juga bermanfaat sebagai aktivitas terapi jiwa, yaitu sebagai sarana membahagiakan diri sendiri melalui semangat berprestasi. Melalui aktivitas menulis, kita merasa mampu menjadi diri sendiri, kita dapat mendeskripsikan siapa diri kita, dan kita bisa menemukan jati diri yang sebenarnya (Saputro, 2020).

R. Masri Sareb Putra (2007) dalam bukunya “How to Write Your Text Book” menuliskan beberapa manfaat menulis, yaitu :

1.    Pelepasan emosional. Menulis dapat menjadi penyaluran emosi dan perasaan. Mengungkapkan perasaan dan pikiran secara tertulis dapat membentuk perubahan-perubahan kimiawi dalam tubuh kita.

2.    Manfaat sosial. Manfaat sosial menjadi penulis buku ajar dan artikel opini di media massa adalah menjadi terkenal atau dikenal. Predikat “terkenal” ini akan membawa efek domino yang menguntungkan.

3.    Manfaat finansial. Dunia tulis menulis kini semakin menjanjikan. Jika ditekuni, profesi penulis tak kalah menghasilkan uang dibandingkan profesi lainnya.

4.    Manfaat intelektual. Menulis pasti juga didahului dengan aktivitas membaca. Maka menulis secara tidak langsung akan meningkatkan intelektual dan wawasan penulisnya karena harus membaca banyak referensi.

5.    Manfaat promotif atau kenaikan pangkat. Bagi seorang dosen, menulis akan mendatangkan manfaat yang berlipat ganda. Tulisan apapun, baik popular, semi-ilmiah, atau ilmiah, akan mendapatkan ganjaran yang setimpal. Edaran resmi dikti menyebutkan, dosen yang menghasilkan karya tulis akan memperoleh ganjaran berupa angka kredit sesuai dengan tingkat kesulitan dan usaha yang dikerahkan untuk itu.

Terkait manfaat point 5 berupa kenaikan pangkat, merujuk pada buku Pedoman Operasional atau buku PO PAK Dikti tahun 2019, maka nilai angka kredit penulisan buku ajar adalah maksimal 20 poin:  

Penjelasan:

§  Mengembangkan bahan pengajaran adalah hasil pengembangan inovatif materi substansi pengajaran dalam bentul buku ajar, diktat, modul, petunjuk praktikum, model alat bantu, audio visuat naskah tutorial, job sheet terkait dengan mata kuliah yang diampu. Bahan pengajaran yang telah mendapatkan sertifikat karya cipta dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham, maka karya tersebut tidak dapat diajukan sebagai bukti melaksanakan penelitian.

§  Batas maksimal yang diakui untuk kegiatan mengembangkan bahan pengajaran adalah sebagai berikut.

a). Buku ajar/buku teks = l buku/tahun

b). Diktat, modul, model, petunjuk praktikum = 1 produk/semester

MEMBEDAKAN BUKU AJAR DENGAN BUKU TEKS

Jika merujuk pada buku Pedoman Operasional atau buku PO PAK Dikti tahun 2019, ada perbedaan antara buku ajar dan buku teks. Dalam PO PAK Dikti (Kemenristekdikti, 2019) dijelaskan sebagai berikut:

§  Karya ilmiah dalam bentuk buku diakui sebagai komponen penelitian untuk kenaikan jabatan akademik adalah sebagai berikut.

a.    Isi buku sesuai dengan bidang keilmuan penulis.

b.    Merupakan hasil penelitian atau pemikiran yang original. Kriteria ini yang membedakan antara buku referensi/monograf dengan buku ajar.

c.    Memiliki ISBN.

d.   Tebal paling sedikit 60 (enam puluh) halaman cetak (menurut format UNESCO).

e.    Ukuran : standar, 15 x 23 cm, 1 spasi.

f.     Diterbitkan oleh penerbit Badan Ilmiah/Organisasi/Perguruan Tinggi.

g.    Isi tidak menyimpang dari falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Beberapa definisi terkait buku ajar dan bahan ajar lainnya menurut PO PAK Dikti tahun 2019 sebagai berikut:

a.    Buku ajar adalah buku pegangan untuk suatu mata kuliah yang ditulis dan disusun oleh pakar di bidangnya dan memenuhi kaidah buku teks serta diterbitkan secara resmi dan disebarluaskan.

b.    Diktat adalah bahan ajar untuk suatu mata kuliah yang ditulis dan disusun oleh dosen mata kuliah tersebut mengikuti kaidah tulisan ilmiah dan disebarluaskan kepada peserta kuliah.

c.    Modul adalah bagian dari bahan ajar untuk suatu mata kuliah yang ditulis oleh dosen matakuliah tersebut, mengikuti kaidah tulisan ilmiah dan disebarluaskan kepada peserta kuliah.

d.   Petuniuk praktikum adalah pedoman pelaksanaan praktikum yang berisi tata cara, persiapan, pelaksanaan, analisis data pelaporan.Pedoman tersebut disusun dan ditulis  oleh kelompok dosen yang menangani  Praktikum  mengikuti kaidah tulisan ilmiah.

e.    Model adalah alat peraga atau simulasi computer yang digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terkandung dalam penyajian suatu mata kuliah untuk meningkatkan pemahanan peserta kuliah.

f.     Alat bantu adalah perangkat keras maupun perangkat lunak yang digunakan untuk membantu pelaksanaan perkuliahan dalam rangka meningkatkan pemahaman peserta didik tentang suatu fenomena.

g.    Audio visual adalah alat bantu perkuliahan yang menggunakan kombinasi antara gambar dan suara, digunakan dalam kuliah untuk meningkatkan pemahaman peserta didik tentang suatu fenomena.

h.    Naskah tutorial adalah bahan rujukan untuk kegiatan rujukan tutorial suatu mata kuliah yang disusun dan ditulis oleh dosen mata kuliah atau oleh pelaksana kegiatan tutorial tersebut, dan mengikuti kaidah tulisan ilmiah.

§  Batas maksimal yang diakui untuk kegiatan mengembangkan bahan pengajaran adalah sebagai berikut.

a). Buku ajar/buku teks = l buku/tahun

b). Diktat, modul,model, petunjuk praktikum = 1 produk/semester

Pengertian buku referensi dan monograf menurut PO PAK Dikti tahun 2019 (Kemenristekdikti, 2019) adalah sebagai berikut:

Buku referensi adalah suatu tulisan dalam bentuk buku (ber-ISBN) yang substansi pembahasannya pada satu bidang ilmu kompetensi penulis. Isi tulisan harus memenuhi syarat-syarat sebuah karya ilmiah yang utuh, yaitu adanya rumusan masalah yang mengandung nilai kebaruan (novelty/ies), metodologi pemecahan masalah, dukungan data atau teori mutakhir yang lengkap dan jelas, serta ada kesimpulan dan daftar pustaka yang menunjukkan rekam jejak kompetensi penulis.

Monograf adalah suatu tulisan ilmiah dalam bentuk buku (ber-ISSN/ISBN) yang substansi pembahasannya hanya pada satu topik/hal dalam suatu bidang ilmu kompetensi penulis. Isi tulisan harus memenuhi syarat-syarat sebuah karya ilmiah yang utuh, yaitu adanya rumusan masalah yang mengandung nilai kebaruan (novelty/ies), metodologi pemecahan masalah, dukungan data atau teori mutakhir yang lengkap dan jelas, serta ada kesimpulan dan daftar pustaka yang menunjukkan rekam Jejak kompetensi penulis.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka sebenarnya tidak ada perbedaan signifikan antara buku ajar dan buku teks karena penulisan buku ajar juga harus mengikuti kaidah penulisan buku teks. Yang membedakan antara buku ajar dan buku teks adalah buku ajar ditulis untuk pembelajaran suatu matakuliah tertentu, sedangkan  buku teks ditulis berdasarkan hasil penelitian atau pemikiran original penulisnya.

Sedangkan menurut R. Masri Sareb Putra, menilik isi dan luasnya, buku teks sama saja dengan buku ajar. Bahkan dinyatakan bahwa akhir-akhir ini, buku teks luar negeri-terutama terbitan Prentice Hall dan penerbit lainnya- cenderung ditujukan untuk umum. Artinya, siapa saja yang meminati atau yang ingin mendalami topik yang dibahas dapat menggunakannya sebagai bahan pendalaman dan pembelajaran (Putra, 2007).

Merujuk pada perbandingan antara buku ajar dan buku teks dalam buku PO PAK Dikti dan didukung pendapat praktisi perbukuan R. Masri Sareb Putra di atas, maka kita tidak perlu mempersoalkan perbedaan antara buku ajar dan buku teks karena kaidah penulisannya sama. Intinya adalah jika buku teks tersebut dipergunakan dalam pembelajaran, maka dapat dikategorikan sebagai buku ajar. Ciri utama buku ajar adalah adanya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan cakupan materinya spesifik karena khusus untuk materi pembelajaran mata kuliah tertentu.

MENGENAL STRUKTUR DAN MODEL PENULISAN BUKU AJAR

Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan ajar yang disiapkan melalui kertas yang bisa berfungsi untuk kebutuhan pembelajaran informasi. Dalam hal ini, akan disampaikan beberapa contoh dari struktur bahan ajar cetak, yaitu struktur bahan ajar handout, buku, modul, LKS, Brosur, leaflet, wallchart, dan foto atau gambar. Berikut penjelasan struktur dari masing-masing bahan ajar cetak (Muttaqin, 2016).

a. Struktur Bahan Ajar Handout

Struktur bahan ajar handout sangat sederhana, yaitu hanya terdiri dari dua komponen yang terdiri dari judul dan informasi pendukung.

b.  Struktur Bahan Ajar Buku

Struktur bahan ajar buku terdiri dari empat komponen, antara lain judul, kompetensi dasar atau materi pokok, latihan, serta penilaian.

c.  Struktur Bahan Ajar Modul

Struktur bahan ajar modul terdiri dari atas tujuh komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, tugas atau langkah kerja, dan penilaian.

d.  Struktur Bahan Ajar LKS (Lembar Kerja Siswa)

Strukutur bahan ajar LKS lebih sederhana dari pada modul, namun lebih kompleks dari pada buku. Struktur bahan ajar LKS terdiri dari enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar, atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian.

e.  Struktur Bahan Ajar Brosur

Untuk bahan ajar yang berbentuk brosur, struktur bahan ajarnya hanya meliputi empat komponen, yaitu judul, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, dan penilaian.

f.  Struktur Bahan Ajar Leaflet

Struktur bahan ajar leaflet terdiri atas empat komponen seperti hanya brosur yang terdiri dari judul, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, dan penilaian.

g.  Struktur Bahan Ajar Wallchart

Struktur bahan ajar wallchart meliputi empat komponen, akan tetapi yang tercantum pada bahan ajar hanya komponen judul, sedangkan komponen lainnya seperti kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, dan penilaian terdapat pada lembaran kertas yang lain.

h.  Struktur Bahan Ajar Foto atau Gambar

Struktur bahan ajar foto atau gambar meliputi lima komponen yang hampir sama dengan wallchart. Jadi, komponen yang tercantum pada bahan ajar hanya judul, sedangkan empat komponen lannya yang terdiri dari kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian terdapat pada lembaran kertas.

Tabel 1. Struktur Bahan Ajar Cetak dan Bahan Ajar Model atau Maket

No

Komponen

Handout

Buku

Modul

LKS

Brosur

Leaflet

Wallchart

Foto

Maket

1

Judul

V

v

v

v

v

v

v

v

V

2

Petunjuk belajar

-

-

v

v

-

-

-

-

-

3

KD / Materi Pokok

-

v

v

v

v

v

v*

v*

v*

4

Informasi pendukung

V

v

v

v

v

v

v*

v*

v*

5

Latihan

-

v

v

-

-

-

-

-

-

6

Tugas/Langkah Kerja

-

-

v

v

-

-

-

v*

v*

7

Penilaian

-

v

v

v

v

v

v*

v*

v*

Ket :

*) ada pada lembaran kertas

 MEMULAI MENULIS BUKU AJAR

Menulis itu harus dilandasi perasaan bahagia, tidak boleh karena terpaksa atau memaksakan diri. Mengapa? Karena menulis itu sebenarnya adalah proses menemukan diri sendiri. Demikianlah yang disampaikan oleh gus Ulil atau Ulil Abshar Abdalla, MA (Cendekiawan muslim yang produktif menulis) di webinar literasi SPK tanggal 6 Februari 2021. Setiap orang pasti menginginkan tahu tentang dirinya secara utuh, apa saja potensi dan passionnya dan seberapa besar kemampuannya untuk mewujudkan atau merealisasikan potensi, bakat dan minat dalam dirinya. Di sinilah pentingnya rasa senang dan bahagia dalam proses pencarian jati diri melalui aktivitas menulis. Menulis bukan sekadar menuangkan ide, gagasan, dan pemikiran ke dalam bentuk tulisan, tetapi menulis itu lebih merupakan wujud aktualisasi dan mengekspresikan diri dari seseorang. Sebuah tulisan –walaupun sederhana- berpotensi mampu membangkitkan semangat dan bakat terpendam pembacanya. Sebuah tulisan mampu memiliki energi yang luar biasa yang dapat mendorong ribuan orang untuk mengikuti ide gagasan yang terkandung dalam tulisan tersebut.

Prinsip penulis dalam menulis adalah menulis dan berkarya sebanyak-banyaknya semampu  yang dapat penulis lakukan. Mumpung masih punya waktu penulis pergunakan untuk menghasilkan karya tulis sebanyak-banyaknya. Entah karya tulis penulis diniai bagus atau tidak, penulis tidak terlalu memperdulikannya. Apakah buku-buku yang penulis tulis itu akan diminati orang atau tidak juga tidak penulis pedulikan. Keyakinan penulis adalah bahwa setiap tulisan akan menemukan pembacanya sendiri dengan jalan yang tidak bisa diperkirakan. Karena tulisan yang penulis hasilkan merupakan representasi dari ilmu pengetahuan yang penulis miliki, maka menulis dan menerbitkannya dalam bentuk buku merupakan bagian dari ikhtiar penulis untuk mengabadikan buah pemikiran dan ide gagasan penulis dan membagikannya kepada kalayak umum. Karena buku adalah representasi dari ilmu pengetahuan dan Allah Swt. menyukai orang-orang yang berilmu, maka penulis  percaya bahwa Allah Swt. akan membantu mempertemukan ilmu dalam buku-buku penulis tersebut dengan para pencari ilmu (pembaca) melalui sekenario-Nya. InsyaAllah.

Berikut ini beberapa strategi agar kita bisa produktif menulis berdasarkan pengalaman pribadi penulis (Saputro, 2021b):

1.        Menulis setiap hari

2.        Menulis di setiap kesempatan

3.        Meluangkan waktu khusus untuk menulis

4.        Menulis topik yang disukai

5.        Menulis topik yang dikuasai

6.        Menulis dengan senang hati

7.        Menjadikan aktivitas menulis sebagai hobi atau klangenan

8.        Peka terhadap ide tulisan yang muncul di pikiran

9.        Mempostting tulisan harian di media social atau blog

10.    Aktif di komunitas penulis

BEBERAPA GAYA PENULISAN BUKU AJAR

            Setiap penulis pasti memiliki gaya (style) tersendiri dalam menyusun buku ajarnya. Walaupun mungkin berbeda-beda dalam gaya penulisannya, tetapi pada dasarnya pasti memiliki komponen pokok dari buku ajar, yaitu judul, kompetensi dasar, materi pokok, latihan, serta penilaian. Berikut ini penulis sajikan beberapa gaya penulisan buku ajar atau buku pelajaran dari beberapa penulis buku. Gaya penulisan yang penulis sajikan berikut ini adalah gaya penulisan setiap bab dalam buku.

Tabel 2. Gaya Penulisan Buku Ajar

No.

Judul Buku

Penulis

Penerbit

Gaya Penyajian

1.

General College Chemistry

Charles W. Keenan, Donal C. Kleinfelter, Jesse H. Wood

Harper & Row Publisher Inc.

§  Nomor Bab

§  Judul Bab

§  Judul Subbab-subbab

§  Penyajian materi dalam subbab-subbab (materi, contoh soal).

§  Tinjauan ulang Bab (Ringkasan, soal latihan)

 

2.

General Chemistry : The Essencial Concept

Raymond Chang

The McGraw-Hill Companies

§  Nomor Bab

§  Judul Bab

§  Judul Subbab-subbab

§  Konsep Penting (berisi penjelasan konsep-konsep penting)

§  Penyajian materi (materi, contoh soal)

§  Ringkasan

§  Kata kunci

§  Pertanyaan dan soal

§  Jawaban latihan

3.

Konsep Dasar Kimia Koordinasi

Agung Nugroho Catur Saputro

Deepublish

§  Halaman Bab (Nomor Bab, Judul Bab, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, kata kunci, Peta Konsep)

§  Nomor Bab

§  Judul Bab

§  Cakupan materi pembahasan

§  Penyajian materi

§  Rangkuman

§  Sumber Referensi

§  Soal-soal Latihan

4.

Kimia SMA

Budi Utami, Agung Nugroho CS, Lina Mahardiani, Sri Yamtinah, Bakti Mulyani

CV. HaKaMJ, Surakarta (BSE)

§  Nomor Bab

§  Judul Bab

§  Tujuan Pembelajaran

§  Kata Kunci

§  Peta Konsep

§  Penyajian materi (materi, contoh soal, latihan soal)

§  Uji Laboratorium

§  Rangkuman

§  Uji Kompetensi

5.

Matematika : Bergaul dengan Si Asyik Matematika untuk MA/ SMA

Mutadi

Kementerian Agama RI

§  Nomor Bab

§  Judul Bab

§ Kutipan ayat Al-Qur’an

§ Pertanyaan untuk renungan

§  Standar Kompetensi

§  Indicator

§  Peta Konsep

§  Kata Kunci

§ Penyajian materi (materi, contoh soal, latihan soal)

§  Rangkuman

§  Uji kompetensi

6.

Biosfer : Menyapa Alam Lewat Biologi untuk MA/SMA

Pipit Fitriana, Diah Rahmatia

Kementerian Agama RI

§  Judul Bab

§  Penyajian materi (materi, contoh soal)

§  Kata Kunci

§  Peta Konsep

§  Uji Pemahaman

7.

Seandainya Kehidupan Tanpa Kimia? Untuk MA/SMA

Agung Nugroho Catur Saputro, Irwan Nugraha

Kementerian Agama RI

§  Nomor Bab

§  Judul Bab

§  Target Pembelajaran

§  Kata Kunci

§  Peta Konsep

§  Judul Bab

§  Kutipan ayat Al-Qur’an

§  Pertanyaan untuk renungan

§  Penyajian materi (materi, contoh soal, latihan)

§  Rangkuman

§  Uji Kompetensi

STRATEGI MENULIS BUKU AJAR : Sebuah Pengalaman Pribadi

Penulis memiliki beberapa pengalaman menulis buku ajar. Pengalaman pertama adalah menulis buku ajar (buku pelajaran) Kimia untuk siswa SMA kelas 1,2,3 (ketiga buku ini sudah dibeli hak ciptanya oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional RI dan diterbitkan menjadi BSE-Buku Sekolah Elektronik). Pengalaman kedua adalah menulis buku pelajaran Kimia untuk siswa MA/SMA ketika mengikuti lomba penulisan buku pelajaran MIPA untuk MA/SMA di Kementerian Agama RI. Pengalaman ketiga adalah menulis buku ajar Konsep Dasar Kimia Koordinasi untuk mata kuliah Kimia Anorganik yang penulis ampu. Buku ajar ini penulis susun selama 3 (tiga) bulan untuk mengikuti seleksi insentif penulisan buku ajar di fakultas, alhamdulillah lolos seleksi dan didanai penulisannya.

Berikut penulis sampaikan strategi menulis buku ajar yang pernah penulis lakukan.

1.        Menyiapkan perangkat pembelajaran (silabus, RPP, atau RPS).

2.        Menyiapkan literatur atau referensi (buku, jurnal)

3.        Survei buku di pasaran (untuk kepentingan lomba).

4.        Membuat rancangan buku atau daftar isi

5.        Membuat rancangan naskah tiap bab.

6.        Menulis naskah setiap bab.

7.        Membaca kembali (mereview ulang).

8.        Melanjutkan menulis bab selanjutnya sampai selesai bukunya.

PENUTUP

Berdasarkan uraian pembahasan di atas, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Setiap pendidik sebenarnya memiliki kemampuan dan bahan untuk menulis buku ajar di bidang ilmu yang diajarkan, hanya karena mindset yang “keliru” adanya anggapan bahwa menulis buku itu sulit dan berat, maka banyak pendidik yang tidak menulis buku ajar.

2. Menulis (buku) itu bukanlah pekerjaan yang sulit dan berat selama dilakukan dengan hati yang senang dan bahagia karena telah menyebarkan ilmu pengetahuan melalui media buku. Menulis buku itu tidak hanya membutuhkan kemampuan menulis tetapi juga membutuhkan kedisiplinan, komitmen dan konsistensi. Menjadi seorang penulis itu membutuhkan perjuangan yang berat karena di dalamnya membutuhkan keseriusan, kedisiplinan, komitmen, dan konsistensi.

3. Penulisan buku ajar memiliki prospek yang menjanjikan jika dikerjakan dengan serius karena pangsa pasar penggunanya jelas yaitu peserta didik (siswa dan mahsiswa) dan setiap tahun dipergunakan untuk pembelajaran.

4. Buku ajar dan buku teks pada dasarnya tidak berbeda secara signifikan, hanya pada penggunaan dan tambahan tujuan yang ingin dicapai saja yang membedakan antara keduanya.

5. Struktur penulisan buku ajar setiap babnya secara umum meliputi judul bab, capaian pembelajaran (learning outcome), sajian materi ajar yang juga meliputi contoh soal dan latihan soal, rangkuman, daftar referensi penunjang, uji kompetensi. Secara keseluruhan buku meliputi judul buku, daftar isi, bab-bab materi ajar yang disusun secara sistematis dan hierarkis, daftar pustaka, glosarium, indeks, dan biografi penulis.    

6. Persyaratan utama agar mampu menulis buku ajar adalah memulai menulis. Silabus dan RPP yang telah dibuat untuk pembelajaran ditulis menjadi bab-bab dan dilengkapi materinya serta disusun secara sistematis, terstruktur, dan memperhatikan hierarkis konsep, serta menambahkan referensi pendukungnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Kemenristekdikti. (2019). Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit Kenaikan Jabatan Akademik/Pangkat Dosen. Kementerian Negara Riset dan Teknologi.

Komandako, G. (2013). Jangan Menjadi Penulis Profesional Jika Ingin Rugi. Yogyakarta: Media Pressindo.

Murti, T. (2015). Bukan Sekadar Nulis, Pastikan Best Seller. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Muttaqin. (2016). Struktur Bahan Ajar dari 6 Jenis Bahan Ajar. Retrieved June 9, 2021, from https://www.muttaqin.id/2016/07/struktur-bahan-ajar-dari-6-jenis-bahan-ajar.html

Naim, N. (2021). Menulis Itu Mudah: 40 Jurus Jitu Mewujudkan Karya. Lamongan: Kamila Press.

Pribadi, A. (2012, May 18). Menulis Untuk Penyembuhan Diri. Retrieved November 18, 2020, from KOMPASIANA website: https://www.kompasiana.com/aguspribadi1978/55107337813311aa39bc64a6/menulis-untuk-penyembuhan-diri

Putra, R. M. S. (2007). How to Write Your Own Text Book: Cara Cepat dan Asyik Membuat Buku Ajar yang Powerful! Bandung: Kolbu.

Saputro, A. N. C. (2018). Ketika Menulis Menjadi Sebuah Klangenan. Ciamis: CV. Tsaqiva Publishing.

Saputro, A. N. C. (2020, April 6). MENULIS SEBAGAI AKTIVITAS TERAPI JIWA. Retrieved November 16, 2020, from SAHABAT PENA KITA website: https://sahabatpenakita.id/menulis-sebagai-aktivitas-terapi-jiwa/

Saputro, A. N. C. (2021a, March 28). UMUR DAN KARYA. Retrieved May 28, 2021, from SAHABAT PENA KITA website: https://sahabatpenakita.id/umur-dan-karya/

Saputro, A. N. C. (2021b, April 29). TIPS DAN TRIK MUDAH MENULIS BUKU. Retrieved May 28, 2021, from SAHABAT PENA KITA website: https://sahabatpenakita.id/tips-dan-trik-mudah-menulis-buku/

 

 

_______________________________________________________________

 

*Disampaikan pada acara “Workshop Penulisan Buku Ajar Ber-ISBN” yang diselenggarakan oleh MITRA EDUKASI INSTITUTE pada tanggal 27 Juni 2021 melalui Aplikasi Zoom Meeting.

 

**Tentang Penulis

Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc. adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pendidikan dasar dan menengah dijalani di madrasah, yaitu MI Al-Islam 1 Ngesrep, MTs Nurul Islam 2 Ngesrep, dan MAN 1 Surakarta. Pendidikan sarjana (S.Pd) ditempuh di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan pascasarjana tingkat Master (M.Sc.) ditempuh di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain aktif sebagai dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan lebih dari 50 judul buku (baik buku solo maupun buku antologi), Peraih Juara 1 Nasional bidang kimia pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku non fiksi yang telah tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 dan SINTA 3, Auditor internal Certified Internal Quality Audit ISO 9001 : 2008, Official Indomindmap Certified Trainer-ICT (Indonesia), International Certified as an Official ThinkBuzan iMindMap Leader (UK),  dan International Certified as a ThinkBuzan Facilitator in Applied Innovation-CTFAI (UK). Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-artikel penulis dapat dibaca di akun Facebook : Agung   Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com.

 

Postingan Populer