Powered By Blogger

Senin, 30 Desember 2024

MOMEN MENULIS PALING BERKESAN

 


MOMEN MENULIS PALING BERKESAN

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro



Setiap waktu adalah baik. Tidak ada waktu yang buruk. Waktu sehari semalam 24 jam sama-sama baik. Waktu adalah nikmat Allah Swt. yang harus kita syukuri. Cara mensyukuri waktu yang diberikan Allah Swt. adalah dengan cara mengisi waktu tersebut dengan amalan kebaikan. Kita harus melatih diri dan membiasakan diri untuk senantiasa melakukan kebaikan. Apa yang dimaksud dengan kebaikan? Kebaikan adalah segala sesuatu yang jika kita lakukan, hati kita merasa tenang, damai, dan bahagia. Kebaikan tidak ada yang membuat hati gundah gulana. Tidak ada kebaikan yang mendatangkan kemadharatan. Justru kebaikan itu akan selalu mendatangkan kemanfaatan dan kemaslahatan. 


Keutamaan suatu waktu tertentu biasanya dikaitkan dengan momentum. Karena pada dasarnya semua waktu sama-sama baik, maka di antara waktu-waktu yang baik tersebut, ada keutamaan waktu tertentu karena berkaitan dengan momentum tertentu. Waktu antara azan dan iqamah adalah waktu mustajab karena dekat dengan momen shalat. Waktu sepertiga malam adalah waktu mustajab karena momen waktu tidur dimana kebanyakan orang menikmati tidur, maka ketika ada yang mau menggunakan sebagian waktu tidurnya untuk beribadah, Allah Swt sangat menyukainya. Saat terdekat antara hamba dengan Allah Swt adalah saat sujud karena dalam momen mengerjakan ibadah shalat. 


Momentum menjadi sangat penting karena akan mempengaruhi nilai sebuah perbuatan. Kita perlu memperhatikan momen-momen waktu ketika mau melakukan suatu aktivitas. Terkadang momen menjadikan suatu aktivitas memiliki kesan khusus. Kita tidak bisa mengabaikan momen karena terkadang kita memerlukan datangnya momentum untuk memulai suatu aktivitas. Datangnya momen tersebut bisa jadi menjadi alasan mengapa kita mau melakukan suatu aktivitas.


Demikian pula halnya dengan aktivitas menulis. Menulis bukanlah aktivitas yang mampu dilakukan semua orang. Menulis juga bukan aktivitas yang bisa dilakukan kapan saja-walaupun seharusnya bisa kapan saja- tetapi faktanya tidak demikian. Banyak orang yang ingin bisa menulis setiap saat tetapi ternyata mengalami kesulitan. Mereka seperti kurang memiliki motivasi yang mendorongnya untuk menulis. Masih banyak orang yang menulis tetapi saat ada mood saja. Oleh karena itu, momen dapat menjadi faktor pendorong seseorang mau menulis. 


Dalam perjalanan karier saya menjalani aktivitas menulis terutama menulis buku, saya mengalami beberapa momen sangat berkesan dalam menulis buku. Momen tersebut sangat berkesan dalam kehidupan saya karena di momen-momen tersebut saya mampu menghasilkan karya tulis berupa buku yang luar biasa menurut standar saya, dan semoga juga menurut standar orang lain. 


Sejak menekuni aktivitas menulis buku tahun 2006 hingga sekarang, saya telah menerbitkan 121 judul buku, baik berupa buku tunggal maupun buku kolaborasi. Di antara karya-karya buku saya tersebut, mayoritas memang berupa buku kolaborasi. Setiap tahun saya berusaha mampu menerbitkan buku tunggal, tetapi realisasinya bervariasi. Terkadang dalam satu tahun saya mampu menerbitkan beberapa judul buku tunggal, seperti misalnya pada tahun 2018 saya mampu menerbitkan 4 judul buku tunggal. Tahun 2019 saya mampu menerbitkan 3 judul buku tunggal. Kemudian tahun 2020 saya juga mampu menerbitkan 3 judul buku tunggal. Tahun 2021 saya tidak menerbitkan buku tunggal, tahun 2022 saya menerbitkan 1 judul buku tunggal, kemudian di tahun 2023 saya mampu menerbitkan 2 judul buku tunggal. Sedangkan di tahun 2024 ini saya tidak menerbitkan buku tunggal. 


Di antara momen-momen menerbitkan buku tersebut, saya memiliki kesan khusus ketika momen menerbitkan buku di tahun 2007. Momen menulis buku tersebut adalah ketika menulis buku pelajaran kimia untuk siswa MA/SMA dalam rangka mengikuti lomba penulisan buku pelajaran MIPA yang diselenggarakan oleh Departemen Agama RI (sekarang menjadi Kementerian Agama RI) tahun 2007. Ketika menulis buku untuk kepentingan lomba tersebut, saya bekerja dengan sangat keras dan menumpahkan seluruh pikiran dan daya kreativitas saya untuk dapat menghasilkan buku pelajaran Kimia untuk siswa MA/SMA yang berbeda, unik, istimewa, dan berkualitas. Momen menulis buku pelajaran Kimia tersebut terasa sangat berkesan karena saat itu saya sedang di posisi sebagai mahasiswa Program Pascasarjana S2 Ilmu Kimia di FMIPA UGM Yogyakarta. 


Momen menulis buku pelajaran kimia MA/SMA untuk mengikuti lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI tersebut sangat berkesan karena waktu itu saya benar-benar mencurahkan seluruh energi dan pikiran untuk menghasilkan sebuah buku yang unik dan istimewa. Bersama teman studi S2, saya sampai melakukan survey ke toko buku Gramedia terlebuh dahulu untuk melihat-lihat buku pelajaran kimia di pasaran agar mampu menghasilkan buku pelajaran Kimia yang lain dari yang lain. Kemudian saya juga berpikir keras bagaimana menyajikan buku pelajaran kimia yang unik dan berbeda dengan buku pelajaran kimia pada umumnya. Saya mengerjakan penulisan buku sampai lembur-lembur hingga kurang tidur di sela-sela himpitan banyaknya tugas kuliah S2. 


Hasil kerja keras dan pantang menyerah dengan mengorbankan banyak hal, seperti waktu tidur, waktu untuk keluarga maupun waktu untuk studi S2 tersebut, Alhamdulillah menghasilkan hasil yang membahagiakan. Ketika pengumuman hasil lomba, buku kami dinyatakan sebagai juara 1 tingkat nasional. Saya sangat bangga dan bahagia dengan hasil lomba buku tersebut. Menjadi pemenang juara 1 Nasional bidang Kimia, saya mendapatkan hadiah sebuah tropi juara 1 dan hadiah uang yang jumlahnya cukup besar. Uang hasil memenangkan lomba penulisan buku pelajaran Kimia tersebut kemudian berdasarkan hasil diskusi dengan istri tercinta akhirnya saya belikan rumah yang sekarang kami tempati bersama keluarga kecil kami. Dari hasil memenangkan lomba menulis buku dan kemudian buku diterbitkan oleh Kementerian Agama RI, saya mendapatkan hadiah uang dan royalty yang saya pergunakan untuk membeli rumah dan merenovasinya. 


Demikianlah momen menulis buku saya yang paling berkesan sepanjang karier menekuni aktivitas menulis buku. Momen menulis buku untuk lomba di Kementerian Agama RI tersebut menjadi yang paling berkesan bagi saya di bandingkan ketika menulis puluhan buku lainnya karena kalau dapat diibaratkan saat menulis buku untuk lomba itulah saya sampai berdarah-darah dan bermandikan keringat karena saat itu saya benar-benar mengeluarkan seluruh energi dan kreativitas saya dalam menyelesaikan naskah buku. Adapun ketika menulis buku-buku yang lain, saya tidak sampai bekerja sangat keras seperti waktu menulis buku untuk ikut lomba di Kementerian Agama RI. 


Walaupun buku pelajaran Kimia untuk lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI tersebut dinilai maksimal oleh dewan juri dan dinyatakan sebagai juara pertama, yang artinya buku hasil karya saya dan teman saya tersebut dinilai paling baik, tetapi seiring berjalannya waktu secara pribadi saya merasa buku tersebut belum maksimal. Saya merasa buku tersebut masih jauh dari kata sempurna. Saya masih menemukan beberapa kekurangan dari buku tersebut. Menurut pandangan saya, kualitas dari buku hasil lomba tersebut masih belum memenuhi standar kualitas bermutu, khususnya untuk bagian pengintegrasian nilai-nilai karakter religius ke dalam pembahasan materi kimia. 


Ke depannya saya berniat akan berusaha merevisi buku pelajaran Kimia hasil menang lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI tersebut agar menjadi lebih berkualitas dan ciri khas keislamannya yaitu bagian pengintegrasian nilai-nilai karakter religius menjadi lebih terasa dan mewarnai seluruh bagian pembahasan materi kimianya. Saya berharap buku tersebut  nantinya dapat menjadi buku pegangan bagi siswa-siswi sekolah di MA maupun SMAIT dalam mempelajari ilmu kimia. Semoga saya dimampukan dan Allah Swt memudahkan saya mewujudkan niat baik saya ini. Amin. []


Surakarta, 31 Desember 2024

Tidak ada komentar:

Postingan Populer