Powered By Blogger

Minggu, 31 Desember 2023

MENDAMPINGI SI KECIL LIBURAN SEKOLAH

 


MENDAMPINGI SI KECIL LIBURAN SEKOLAH

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro


Sebentar lagi anak-anak akan kembali masuk sekolah. Liburan akhir semester tinggal beberapa hari lagi. Berkaitan dengan hal ini, maka beberapa hari terakhir ini saya menyempatkan diri untuk mengajak si kecil menikmati liburan dengan mengajaknya pergi ke tempat-tempat wisata yang tidak jauh dari rumah, yaitu masih sekitaran wilayah kabupaten Sukoharjo. 


Mengapa pada liburan sekolah tahun ini saya menyempatkan diri untuk mengajak si kecil pergi ke tempat-tempat wisata? Hal itu dikarenakan selama dua liburan sekolah sebelumnya saya tidak bisa menemaninya untuk menikmati libur sekolah. Jadi dapat dianggap tahun ini saya menyaur utang pergi liburan kepada si kecil. Pada dua kali waktu liburan sekolah, saya hanya bisa menjanjikan nanti akan mengajaknya pergi liburan. 


Liburan sekolah akhir tahun 2022 yang lalu, saya tidak bisa mengajak si kecil liburan karena kondisi saya sedang bed rest pasca operasi penyakit Fistula Ani yang pertama di awal bulan November 2022 yang ternyata gagal dan mempersiapkan diri untuk menjalani operasi kedua tanggal 3 Januari 2023.


Adapun liburan sekolah akhir tahun ajaran bulan Juli 2023, saya juga belum bisa mengajak si kecil liburan karena saya masih menjalani rawat jalan pasca menjalani dua kali tindakan operasi batu ginjal dan tindakan ESWL. Jadi praktis saya belum bisa mendampingi si kecil menikmati liburan sekolahnya karena saya masih fokus pada penyembuhan penyakit batu ginjal saya. 


Setelah sekitar enam bulanan ini kondisi kesehatan saya mulai membaik dan saya bisa merasakan nikmatnya tubuh yang sehat tanpa keluhan rasa sakit yang menyiksa setelah hampir tujuh tahun berteman dengan rasa sakit menyayat akibat sering kambuhnya penyakit Fistula Ani yang saya derita, maka di liburan semester ini saya ingin mendampingi si kecil menikmati liburan sekolahnya. 


Putri kecil kami walaupun masih kecil tapi sudah bisa diajak bicara dan bisa memahami maksud pembicaraan. Dulu saat papinya sakit, dia paham kalau papinya sedang sakit pasca menjalani operasi. Ketika setiap kali perawat datang untuk merawat dan mengganti perban luka operasi papinya, dia selalu ikut mendampingi papinya. Pernah suatu saat ketika maminya sedang repot di dapur, dia menyodorkan tangannya untuk pegangan papinya saat perawat membersihkan luka operasi yang pasti terasa sangat sakitnya. Dia paham kalau setiap perawat membersihkan luka operasi, papinya memegang erat tangan maminya. Maka ketika maminya sedang repot di dapur, dia berinisiatif menggantikan maminya mendampingi papinya dengan menyodorkan tangannya untuk dipegang papinya.  


Demikian pula saat dia memiliki keinginan berlibur ke pantai, dia selalu berkata, "Nanti jika papi sudah sembuh adek diajak liburan ke pantai ya". Atau saat ingin beli mainan, dia akan berkata, "Nanti jika papi sudah punya uang adek dibelikan mainan ya". Ketika beberapa waktu yang lalu dia sakit dan harus rawat inap di RS, saya katakan "Nanti adek disuntik untuk dipasangi selang infus seperti papi waktu sakit, adek harus berani ya". Dan ternyata benar, dia sama sekalu tidak menangis saat disuntik untuk dipasangi selang infus. Perawat RS yang memasang infus sampai heran dan cerita ke saya kalau adek tidak menangis ketika disuntik.


Demikianlah karakter putri kecil kami. Dia sangat memahami kondisi orang tuanya. Dia tidak pernah memaksakan keinginannya harus segera dituruti. Dia tipe anak yang bisa diajak bicara dan mudah memahami maksud yang dibicarakan. Oleh karena itu, di momen akhir-akhir waktu liburan sekolahnya, kami ingin memberikan kesempatan dia untuk berlibur dan bermain sepuasnya dengan mengajak dia pergi ke beberapa tempat wisata yang masih dekat dengan rumah dan biayanya terjangkau. Semoga suatu saat nanti kami diberikan kelonggaran waktu dan rezeki sehingga bisa mengajak si kecil berwisata ke tempat wisata lain yang lebih jauh. Amin. []


Gumpang Baru, 01 Januari 2024

Sabtu, 30 Desember 2023

SETIAP ORANG BISA SUKSES

 


SETIAP ORANG BISA SUKSES

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro



Allah SWT menciptakan manusia dengan membekalinya potensi kemampuan yang berbeda-beda. Bekal potensi kemampuan tersebut dipersiapkan untuk dipergunakan oleh masing-masing individu untuk menaklukkan alam dan menjalani kehidupan. Kemampuan setiap orang dalam mengenali dan memberdayakan potensinya menjadi kompetensi dan keahlian akan berdampak kepada kesuksesan dia dalam menjalani proses kehidupan. 


Karena memiliki potensi kemampuan yang berbeda-beda, maka setiap individu harus dipandang secara diferensiasi. Kita tidak boleh mengganggap bahwa orang lain sama dengan diri kita. Pun demikian, kita juga tidak boleh memaksakan cara dan sudut pandang kita kepada orang lain. Alhasil, kita tidak boleh mengukur kemampuan orang lain dengan standar kemampuan diri kita. 


Dengan menyadari bahwa setiap orang itu memiliki keunikannya masing-masing, maka kita harus mampu bersikap toleransi terhadap adanya perbedaan kemampuan. Misalnya dalam hal kesuksesan, kita tidak boleh memandang bahwa hanya orang-orang yang cerdas atau berpendidikan tinggi saja yang bisa dan berhak sukses. Jika kesuksesan yang dimaksud adalah kesuksesan di bidang akademik, maka pandangan tersebut benar karena orang-orang yang kurang cerdas dan tidak memiliki pendidikan tinggi tidak mungkin bisa meraih kesuksesan di bidang akademik. Tetapi jika yang dimaksud adalah kesuksesan secara umum, maka orang-orang yang kurang cerdas serta berpendidikan rendah pun juga bisa meraih sukses jika mereka tekun berusaha dan tidak mudah menyerah. 


Dikarenakan setiap orang bisa memiliki kemampuan dan keahlian yang berbeda-beda, maka selama masing-masing individu mau menekuni bidang keahliannya secara serius hingga menjadi ahli, maka setiap orang bisa menjadi orang sukses. Kesuksesan itu tidak hanya bergantung pada bakat bawaan lahir, tetapi lebih dipengaruhi oleh ketekunan dalam berusaha. Orang yang memiliki kemampuan pas-pasan, tetapi jika tekun berusaha dan tidak mudah putus asa dalam memperjuangkan cita-citanya, pasti suatu saat nanti juga bisa sukses. 


Seorang guru atau dosen bisa sukses di bidang akademik, tetapi belum tentu bisa sukses di bidang non akademik. Seorang praktisi industri bisa sukses di bidang usaha industri, tapi belum tentu bisa sukses di bidang akademik. Seorang pedagang bisa sukses menjadi eksportir sukses, tapi belum tentu bisa sukses di bidang pertanian. Demikian juga seorang petani bisa sukses menjadi petani sukses, tapi belum tentu bisa sukses di bidang perdagangan. Demikianlah masing-masing orang memiliki bakat dan keahlian yang bisa berbeda-beda, dan mereka itu semua berhak dan bisa sukses di bidangnya masing-masing. 


Mengukur kesuksesan seseorang hendaknya tidak menggunakan parameter di satu bidang keahlian saja. Menilai kehebatan prestasi orang lain hendaknya tidak hanya menggunakan standar bidang keahlian kita sendiri, karena pasti akan terlihat biasa-biasa saja. 


Kita harus menyadari bahwa masing-masing orang memiliki keahliannya masing-masing. Oleh karena itu, apapun capaian prestasi yang diraih seseorang hendaknya kita berikan apresiasi karena ia telah berusaha keras untuk mencapainya. Janganlah kita merendahkan atau meremehkan capaian prestasi orang lain hanya karena kita merasa lebih hebat dan pasti lebih baik dari dia. 


Seseorang yang telah mencapai sebuah prestasi berarti dia telah berjuang keras untuk mewujudkan prestasi tersebut. Orang tersebut tidak mungkin tidak melakukan apa-apa untuk mencapai prestasinya. Prestasi hanyalah simbol dari perjuangan. Maka yang harus kita hargai dan berikan apresiasi adalah semangat perjuangan dia hingga sampai puncak prestasinya.


Mengapresiasi capaian prestasi seseorang pada hakikatnya adalah menghargai hasil perjuangan dia mewujudkan prestasi. Orang yang hebat adalah orang yang mampu menghargai dan mengakui kehebatan orang lain. Orang yang berprestasi pasti mampu mengapresiasi capaian prestasi orang lain. 

 

Berdasarkan alur pemikiran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kita harus mampu menghargai capaian prestasi orang lain karena setiap orang adalah ahli di bidangnya masing-masing. Kita harus mencoba belajar menggunakan berbagai cara dan sudut pandang dalam mengukur dan menilai capaian prestasi orang lain. Setiap orang berhak punya prestasi sesuai bidang keahlian dan kemampuan maksimalnya. []


Gumpang Baru, 28 Desember 2023

Kamis, 28 Desember 2023

DINAMIKA KULIAH PENGGANTI

 

DINAMIKA KULIAH PENGGANTI

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro



Semester Agustus 2023-Januari 2024 ini saya mulai kembali aktif mengajar setelah menjalani masa tugas belajar. Saya mengajar di enam kelas. Karena studi doktoral saya belum selesai, maka saya membagi waktu antara mengerjakan tugas studi dan mengajar di kampus. 


Karena waktu konsultasi ke dosen atau menyelesaikan urusan terkait studi dengan jadwal mengajar terkadang bersamaan, maka saya terpaksa mengosongkan jadwal kuliah dan mengganti kuliah di lain waktu. Ketika  saya ke Yogyakarta untuk urusan studi, praktis saya menghabiskan waktu seharian sehingga memang tidak memungkinkan saya untuk memberi kuliah. Oleh karena itu, saya harus mengadakan kuliah pengganti di waktu lain.


Mengadakan kuliah pengganti ternyata tidaklah mudah. Ketika akan mengadakan kuliah pengganti secara luring, ternyata tidak ada kecocokan waktu antara waktu longgar saya dengan waktu kosong mahasiswa. Selain itu juga sulitnya mencari ruang yang kosong di jam efektif perkuliahan. 


Karena kuliah luring sulit dilaksanakan, akhirnya terpaksa kuliah harus diselenggarakan secara daring. Ternyata menyelenggarakan kuliah secara daring di jam efektif perkuliahan juga tidak mudah. Ternyata waktu longgar saya (tidak mengajar) dengan waktu kosong mahasiswa (tidak ada jadwal kuliah) tidak ada titik temunya. 


Karena hari Senin sampai Jumat, pagi sampai sore  tidak ada jadwal yang cocok untuk kuliah pengganti, sehingga jalan satu-satunya adalah kuliah pengganti dilaksanakan secara daring di luar jam efektif perkuliahan. Akhirnya disepakati kuliah pengganti diselenggarakan secara daring di malam hari bakda Isyak karena saya pulang dari kampus sore sehingga ada waktu istirahat sebelum memberi kuliah lagi. 


Pernah ada perwakilan mahasiswa yang menanyakan apakah kuliah pengganti bisa dilaksanakan bakda sholat Maghrib? Saya jawab tidak bisa dengan alasan saya pulang dari kampus sudah sore, sampai rumah hampir jam 5an, saya butuh waktu untuk istirahat sebelum memberi kuliah lagi. Saya memang merasakan badan capek sekali setelah memberi kuliah 3 SKS, terlebih jika mengajar dari pagi sampai sore maka rasa capek lebih terasa. Oleh karena itu, jadwal kuliah pengganti saya laksanakan setelah sholat Isyak agar saya punya waktu untuk istirahat beberapa saat. 


Melaksanakan kuliah secara daring terkadang ada saja kendalanya, misalnya kesiapan mahasiswa mengikuti perkuliahan. Saat perkuliahan daring, saya meminta mahasiswa untuk menghidupkan kamera (on camera) untuk memastikan bahwa semua mahasiswa yang hadir benar-benar siap mengikuti perkuliahan. Saya tidak mau capek-capek memberi kuliah di malam hari sementara ada sebagian mahasiswa yang hadir hanya nama saja sedangkan yang bersangkutan melakukan aktivitas lain yang tidak saya ketahui karena mereka mematikan kamera. Oleh karena itu saya tidak mau memulai perkuliahan sebelum semua mahasiswa menghidupkan kamera.


Ternyata untuk meminta mahasiswa menghidupkan kamera tidaklah mudah. Terkadang perlu menunggu beberapa menit hingga puluhan menit sampai semua mahasiswa menghidupkan kamera. Hal itu menunjukkan bahwa mahasiswa belum semuanya siap mengikuti perkuliahan. Mereka ada yang hanya bergabung di zoom kemudian melakukan aktivitas lain. 


Pernah kejadian, saya harus menunggu sampai dua puluh menit untuk meminta mahasiswa semua menghidupkan kamera. Karena sudah beberapa kali saya meminta menghidupkan kamera tetapi tetap saja masih ada mahasiswa yang tidak menghidupkan kamera, maka saya pernah mengancam jika lima menit lagi masih ada yang belum menghidupkan kamera, maka zoom akan saya matikan dan tidak jadi memberi kuliah. Setelah saya ancam seperti itu, barulah semua mahasiswa mau menghidupkan kamera. 


Kejadian lain, pernah setelah satu jam-an saya berbicara menjelaskan materi kuliah, saya bertanya kepada mahasiswa apakah ada yang ditanyakan terkait materi yang baru saja saya jelaskan. Tidak ada satupun mahasiswa yang merespon pertanyaan saya. Saya mengulangi bertanya beberapa kali, tetap saja suasana ruang zoom meeting hening, tidak ada satupun mahasiswa yang mencoba merespon pertanyaan saya. Saya mencoba diam tidak melanjutkan kuliah beberapa saat. Ternyata mahasiswa tetap enjoy seperti tidak terjadi apa-apa. 


Setelah beberapa saat tetap seperti itu, akhirnya saya jadi berpikiran negatif bahwa mereka tidak memperhatikan kuliah. Jika mereka memperhatikan kuliah pastinya mereka akan bertanya mengapa saya diam tidak melanjutkan perkuliahan. Tetapi yang terjadi tidak begitu, mahasiswa tetap diam tidak memberikan respon apapun. Karena tidak ada satupun mahasiswa yang merespon, akhirnya perkuliahan saya akhiri dan zoom meeting saya matikan.


Saya agak kecewa dengan sikap mahasiswa tersebut. Saya sudah semangat menjelaskan materi kuliah dan mengulang-ulang penjelasan dengan suara keras dengan maksud agar mahasiswa dapat menangkap dan memahami penjelasan saya, ternyata mereka tidak ada itikat baik untuk memberikan respon positif atas pertanyaan saya. Saya pikir, buat apa saya capek-capek memberi kuliah kepada orang-orang yang tidak  punya niat belajar. Bahkan sekadar menjawab "sementara ini belum ada pertanyaan pak" saja untuk menjaga terjadinya interaksi dua arah, mereka malas melakukannya. 


Saya jadi berpikiran apakah mereka para mahasiswa belum dewasa? Orang yang sudah dewasa seharusnya akan mampu bersikap layaknya orang dewasa, yaitu mengetahui kapan mereka harus fokus belajar dan kapan mereka bersantai. Ketika mereka sudah memutuskan untuk kuliah di prodi pendidikan kimia, seharusnya mereka sudah meniatkan diri akan mengikuti semua proses pembelajaran di prodi pendidikan kimia dengan serius dan sebaik-baiknya. Inilah yang menjadi kebimbangan saya, apakah mereka para mahasiswa sebenarnya masih seorang siswa, belum layak menyandang predikat "maha"? Jika mereka memang sudah seorang mahasiswa, mengapa sikap dan perilakunya masih seperti seorang siswa? 


Demikianlah dinamika perkuliahan pengganti yang saya laksanakan secara daring. Kuliah secara daring memang bisa menjadi solusi alternatif pengganti kuliah manakala kuliah secara luring sulit dilaksanakan. Tetapi kuliah secara daring juga menyisakan persoalan lain terkait manajemen proses pembelajaran, yakni sulit memastikan mahasiswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Pola interaksi dua arah antara dosen dan mahasiswa selama perkuliahan terkadang sulit terjadi. Selain itu persoalan lain terkait teknis seperti masalah gangguan sinyal ataupun putusnya aliran listrik juga bisa mengganggu kelancaran jalannya proses pembelajaran. []



Gumpang Baru, 28 Desember 2023

HOBI DAN KEBAHAGIAAN

 


HOBI DAN KEBAHAGIAAN

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro




Setiap orang yang menikah pasti menginginkan kehidupan yang bahagia. Salah satu indikator kebahagiaan adalah terpenuhinya kebutuhan hidup. Baik kebutuhan primer, sekunder, dan bahkan mungkin tersier.

Memenuhi kebutuhan primer merupakan kewajiban bagi seorang suami kepada istrinya. Tetapi untuk kebutuhan sekunder dan terkhusus kebutuhan tersier merupakan pilihan bagi seorang suami. Jika ia ingin istrinya lebih bahagia, pasti ia akan berusaha memenuhi kebutuhan tersier istrinya. Tetapi jika ia menginginkan istrinya biasa-biasa saja, maka pasti ia tidak ada keinginan untuk memenuhi kebutuhan tersier istrinya.

Standar kualitas kebahagiaan dalam keluarga memang berbeda-beda. Karena yang menetapkan standar kebahagiaan adalah anggota keluarga tersebut. Maka sebaiknya pasangan suami istri harus saling memahami standar kebahagiaan pasangannya. Jangan sampai mengukur standar kebahagiaan pasangannya dengan standar kebahagiaan dirinya sendiri.

Salah satu indikator terwujudnya kebahagiaan adalah terpenuhinya kebutuhan tersier seperti pemenuhan hobi atau kesukaan. Suami dan istri bisa saja berbeda hobi maupun hal-hal yang disenangi. Hal itu tidaklah menjadi persoalan serius karena sejatinya pernikahan itu adalah menyatukan dua orang yang berbeda, bukan dua orang yang sama.

Saya dan istri memiliki hobi dan kesenangan yang berbeda. Saya menyukai buku. Keinginan yang sulit saya kendalikan adalah ketika tertarik untuk membeli buku. Untuk keinginan lain, seperti misalnya beli baju baru atau sepatu masih bisa saya kontrol, tetapi khusus untuk beli buku yang menarik sangat sulit untuk saya kontrol. Bagi saya, buku yang berkualitas dan menarik walaupun harganya cukup mahal, jika pas ada uang pasti saya beli.

Sementara istri, kesukaannya adalah tas. Maka ia sering beli tas baru walaupun di almari sudah banyak koleksi tasnya. Saya tidak mempermasalahkan hobi istri yang sering beli tas baru tersebut karena itu merupakan kebahagiaannya. Tetapi yang jadi permasalahannya adalah tempat menaruh tasnya yang terbatas. Dulu pernah saya belikan almari khusus untuk menyimpan koleksi tas-tas milik istri. Tetapi seiring waktu, almari tersebut sudah tidak muat lagi untuk menampung semua koleksi tas-tas miliknya.

Sampai sekarang saya masih bingung bagaimana mencarikan tempat khusus untuk menyimpan tas-tas koleksi istri. Bukan tidak mampu membeli almari baru, tapi bingung mau menaruh almarinya dimana karena kamar atau ruangan di rumah terbatas. Semoga suatu saat nanti saya punya rezeki lebih untuk membuatkan ruangan khusus untuk menyimpan barang-barang koleksi istri.

Terkait hobi saya dan istri yang berbeda tersebut, bagi saya bukanlah masalah. Saya tidak memandang istri melakukan pemborosan uang. Istri bisa membeli tas-tas baru berarti ia bisa berhemat dalam mengelola keuangan keluarga, yaitu bisa menyisihkan sebagian uang bulanan dari suaminya untuk menyalurkan hobinya. Toh selama ini saya juga tidak merasa istri sangat irit dalam menyiapkan makanan dan kebutuhan hidup keluarga. Semuanya saya pandang masih wajar. Jadi, kebiasaan istri menyalurkan hobi beli tas barunya masih saya anggap batas wajar. Toh ia memiliki banyak koleksi tas juga untuk kepentingan suaminya. Istri sering gonta-ganti tas juga saat bepergian bersama saya. Istri jarang bepergian sendiri, lebih seringnya pergi bersama suami ataupun suami dan anak-anak.

Berdasarkan alur pemikiran di atas, maka dapat ditarik benang merah bahwa ketika seseorang menikah tidak berarti dunianya akan berubah total. Suami atau istri tetap bisa menjadi dirinya sendiri (maksudnya menekuni hobinya) selama tidak mengganggu kehidupan keluarganya. Dan yang terpenting, pasangannya juga mendukung atau tidak menghalang-halanginya untuk menyalurkan hobi dan kesenangannya tersebut.

Hal yang perlu diperhatikan oleh pasangan suami istri ketika mau menekuni hobinya adalah penyaluran hobinya tersebut harus dalam rangka untuk kepentingan atau kebahagiaan keluarga. Misalnya, saya menekuni hobi mengkoleksi buku-buku sehingga harus ada anggaran khusus beli buku adalah untuk mendukung profesi dan pekerjaan saya selaku dosen dan penulis. Istri saya menekuni hobi mengkoleksi tas adalah untuk mendukung mewujudkan kebahagiaan dirinya dan juga untuk menjaga kehormatan dan martabat suaminya agar ketika jalan bareng atau menghadiri suatu acara bersama, penampilannya layak dipandang. []


Surakarta, 27 Desember 2023

Kamis, 21 Desember 2023

KEMULIAAN SEORANG IBU DI HADAPAN ALLAH SWT

 


KEMULIAAN SEORANG IBU DI HADAPAN ALLAH SWT

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

 

Setiap tanggal 22 Desember bangsa Indonesia memperingati Hari Ibu. Ibu kedudukannya dimuliakan dan dihormati sehingga sampai diperingati secara khusus dengan ditetapkannya tanggal 2 Desember sebagai Hari Ibu. Dalam agama Islam pun kedudukan ibu juga dimuliakan, bahkan melebihi kedudukan ayah. Ibu yang pada dasarnya adalah perempuan memiliki kedudukan yang sangat tinggi (mulia) dalam pandangan agama (Allah) maupun dalam pandangan negara (pemerintah). Tetapi ternyata kedudukan yang mulia tersebut tidak serta merta juga dimiliki oleh perempuan yang bukan ibu. Mengapa kedudukan perempuan yang menjadi ibu dan perempuan yang bukan ibu dibedakan? Faktor istimewa apa yang membuat perempuan ibu memperoleh kedudukan yang mulia?

 

Seorang ibu memang juga seorang perempuan. Tetapi seorang perempuan belum tentu seorang ibu. Berarti ada faktor yang membedakan antara perempuan dan ibu. Faktor apakah itu? Menurut pandangan penulis, kedudukan mulia seorang ibu bukan disebabkan oleh karena ia seorang perempuan, melainkan karena peranannya. Hal itu dikarenakan tidak semua perempuan mendapatkan keistimewaan seperti yang diperoleh oleh seorang ibu. Hanya perempuan yang menjadi ibu saja yang memperoleh kedudukan mulia tersebut. Seorang perempuan ketika menjadi ibu (yang artinya telah melahirkan anak dan memeliharanya) ia akan mendapatkan posisi yang mulia di hadapan Allah SWT. Kedudukan atau status mulia tersebut tidak didapatkan oleh perempuan lain yang belum menjadi ibu. Tetapi apakah semua perempuan yang telah melahirkan anak (yang kemudian mendapat status sebagai ibu) otomatis akan mendapatkan kemuliaan tersebut?

 

Menurut pendapat penulis, tidak semua perempuan yang melahirkan anak akan otomatis mendapat kemuliaan di hadapan Allah Swt. Hanya perempuan yang melahirkan anak dan merawat serta mendidiknya menjadi seorang anak yang baik, berakhlak mulia, dan taat beribadah pada Tuhannya yang akan mendapatkan kemuliaan. Sedangkan perempuan yang telah melahirkan anak tetapi ia tidak merawat dengan baik atau bahkan menelantarkan anaknya tidak akan mendapatkan status mulia di hadapan Allah Swt. Status mulia di hadapan Allah Swt didapatkan perempuan bukan hanya Karena ia melahirkan anak, tetapi lebih karena perjuangannya untuk merawat dan membesarkan anaknya dengan penuh curahan kasih sayang sebagai wujud perpanjangan kasih sayang dari Tuhannya karena anak adalah amanah yang tiada ternilai dari sang Maha Penyayang.

 

Beratnya tugas kodrati seorang perempuan yang mengandung tidaklah dipandang sebelah mata oleh Allah SWT. Pengorbanan perempuan saat mengandung tetap dihargai oleh Allah SWT dan akan mendapatkan balasan kebaikan yang berlipat. Sebagai bukti betapa Allah SWT sangat menghargai pengorbanan perempuan yang mengandung adalah adanya hadis yang menyatakan bahwa surga anak di bawah telapak kaki ibu. “Surga di bawah telapak kaki ibu. Siapa yang dikehendaki (diridhai) para ibu, mereka bisa memasukkannya (ke surga); siapa yang dikehendaki (tidak diridhai), mereka bisa mengeluarkannya (dari surga)” (HR. Imam Ahmad, Ibnu Majah, Al-Tirmidzi, Al-Nasai, dan Al-Hakim). Menurut sebagian ulama, maksud dari “surga di bawah telapak kaki ibu” adalah sebagai kiasan karena kita sebagai anak wajib menaati dan berbakti kepada ibu [2,3]. Cara berbakti kepada ibu adalah dengan menghormati, menghargai, dan mendahulukan kepentingannya. Surga di bawah telapak kaki ibu adalah sebagai bentuk kepatuhan dan bakti kepadanya[1]. Menurut ulama lain, maksud hadits ini adalah bahwa patuh dan ridhanya seorang anak kepada ibunya menjadi penyebab masuknya ia ke dalam surga. Sebaliknya, jika seorang anak tidak berbakti kepada ibunya, ia bisa terancam keluar dari surga[2].

 

Juga hadis yang menyatakan bahwa jika ada seorang perempuan yang mengandung dan melahirkan, dan kemudian ia meninggal saat proses melahirkan tersebut, maka ia akan mendapatkan pahala kebaikan seperti halnya seseorang yang mati syahid. Nabi SAW bersabda, “Kesyahidan itu ada tujuh, selain gugur dalam perang, orang yang mati karena keracunan, tenggelam da lam air, terserang virus, terkena lepra, terbakar api, tertimbun bangunan dan perempuan yang meninggal karena melahirkan." (HR Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Hibban). Jadi perempuan yang meninggal karena melahirkan, maka ia mendapatkan kedudukan mulia seperti  seorang yang mati syahid. Di dalam syarah yang ditulis Ibn Hajar al-Asqalani, dijelaskan bahwa ada dua macam kesyahidan yakni syahid dunia akhirat dan syahid akhirat. Terbunuh dalam perang masuk dalam syahid pertama. Sementara itu, perempuan yang syahid seusai melahirkan merupakan syahid akhirat. Karena itu, jenazah sang ibu diperlakukan seperti umumnya orang me ning gal. Dia mesti dimandikan, dikafani, dan dishalati [4]. Lantas, bagaimana dengan para perempuan yang melahirkan dengan selamat? Tentunya mereka juga pasti akan mendapatkan balasan kebaikan yang berlimpah dari Allah SWT. Tidak ada pengorbanan baik yang sia-sia, semuanya akan mendapatkan balasan kebaikan berlipat ganda dari Allah SWT.

 

Kebaikan yang diperoleh perempuan yang melahirkan dengan selamat adalah salah satunya berupa rasa bahagia yang tiada tara ketika melihat anak yang dikandungnya selama sembilan bulan lebih di dalam perutnya. Kebahagian yang dirasakan oleh perempuan yang melahirkan anak tidak akan pernah bisa dirasakan oleh laki-laki. Kebahagiaan jenis inilah yang membuat mengapa perempuan yang melahirkan bahkan rela mengorbankan nyawanya sendiri demi menyelamatkan anaknya yang akan lahir. Para perempuan yang melahirkan anak, mereka tidak takut mati saat proses melahirkan bagaikan seorang mujahid yang siap mati syahid di medan perang demi dapat melahirkan anaknya dengan selamat. Bagi mereka, anaknya dapat terlahir dengan selamat merupakan kebahagiaan yang tiada tara yang tidak dapat tergantikan oleh apapun.

 

Perempuan selalu diidentikan dengan kelembutan, cinta, dan kasih sayang. Bayi yang baru dilahirkan akan sangat membutuhkan sentuhan lembut, hangat, limpahan cinta dan kasih sayang. Kasih sayang yang diberikan oleh seorang ibu dapat diibaratkan seperti kelanjutan dari cinta dan kasih sayang Allah Swt kepada hamba-Nya. Allah Swt sangat mencintai dan menyayangi hamba-hamba-Nya yang juga sangat mencintai dan menyayangi sesama manusia. Jadi fondasi dasar kehidupan adalah rasa cinta dan kasih sayang. Tanpa ada rasa cinta dan kasih sayang, maka keberlanjutan kehidupan ini akan terganggu. Oleh karena itu, setiap orang yang menyebarkan rasa cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia dan makhluk lainnya akan dicintai dan disayangi oleh Dzat yang Maha Pengasih dan Penyayang.

 

Dalam kehidupan ini, apa yang akan diharapkan oleh setiap insan yang terlahir ke dunia selain rasa aman, tenteram, damai, dan sejahtera? Semua rasa tersebut akan terwujud manakala seseorang berada dalam lingkungan kehidupan orang-orang yang memiliki rasa cinta dan kasih sayang. Orang yang di hatinya tidak memiliki rasa cinta dan kasih sayang mustahil akan mampu mencintai dan menyayangi orang lain dengan sepenuh hati. Seseorang dapat mencintai (= memberikan cinta) orang lain hanya jika ia memiliki rasa cinta dalam hatinya. Seseorang akan dapat mengasihi dan menyayangi (= memberikan kasih dan sayangnya) orang lain hanya jika ia memiliki rasa kasih dan sayang dalam hatinya.

 

Berkaitan dengan sosok seorang ibu, maka hal yang serupa juga berlaku. Seorang perempuan yang melahirkan anak, jika ia tidak memiliki rasa cinta dan kasih sayang kepada anaknya, maka mana mungkin ia akan mencintai dan menyayangi anaknya? Jika ia tidak mencintai dan menyayangi anaknya, maka mustahil ia akan merawat anaknya dengan baik dan mendidik anak dengan sistem pendidikan yang baik dan sesuai jalan yang diridhai Allah Swt. Hanya perempuan yang memiliki rasa cinta dan kasih sayang saja yang akan mampu memberikan rasa cinta dan kasih sayangnya kepada anaknya melalui proses perawatan dan pendidikan yang baik dan dalam balutan rasa cinta dan kasih sayang.

 

Berdasarkan alur pemikiran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak semua perempuan akan mendapatkan status yang mulia di hadapan Allah Swt. Status mulia hanya akan didapatkan oleh para perempuan yang menjadi ibu. Seorang ibu bukan hanya sekadar perempuan yang melahirkan anak, tetapi perempuan yang melahirkan anak dan merawatnya dengan limpahan rasa cinta dan kasih sayang serta mendidiknya dengan sistem pendidikan terbaik agar kelak anaknya dapat menjadi sosok manusia yang baik, berakhlak mulia, bermanfaat bagi sesama, dan taat beribadah kepada Tuhannya.

 

Dalam proses merawat dan mendidik anak-anaknya, para ibu perlu menyediakan lingkungan pendidikan yang baik dan kondusif untuk anak-anaknya. Ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anak-anaknya. Maka seorang ibu harus mampu memberikan pendidikan pertama bagi anak-anaknya melalui pemberian limpahan rasa cinta dan kasih sayang, menyadarkan anak akan kemampuan dan bakat minatnya, memberikan keteladanan dalam bersikap, berperilaku, dan bertutur kata yang baik, serta menanamkan keimanan di hati anak-anaknya agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi-pribadi yang tangguh, kompeten, dan berakhlak mulia. []

 

Surakarta, 11 Desember 2023

 

Referensi

[1] Hadist Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu, Ini Penjelasan Maknanya. https://kumparan.com/berita-hari-ini/hadist-surga-di-bawah-telapak-kaki-ibu-ini-penjelasan-maknanya-1wZU7KrXtha.

[2] Surga Ada di Telapak Kaki Ibu, Ini Maknanya dalam Islam. https://www.liputan6.com/hot/read/5231791/surga-ada-di-telapak-kaki-ibu-ini-maknanya-dalam-islam.

[3] Surga di bawah Telapak Kaki Ibu, Benarkah Ada Haditsnya? – detikcom. https://www.detik.com/hikmah/doa-dan-hadits/d-6343737/surga-di-bawah-telapak-kaki-ibu-benarkah-ada-haditsnya.

[4] Syahidnya Ibu yang Melahirkan. https://www.republika.id/posts/41367/syahidnya-ibu-yang-melahirkan.

 

__________________________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro adalah Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Peraih juara 1 Nasional lomba penulisan buku pelajaran Kimia SMA/MA di Kementerian Agama RI. Penulis Buku Nonfiksi tersertifikasi BNSP yang telah menerbitkan 100+ judul buku dan memiliki 38 sertifikat hak cipta dari Kemenkumham RI. Beliau dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp: 081329023054, email: anc_saputro@yahoo.co.id, dan website: https://sharing-literasi.blogspot.com.

Selasa, 12 Desember 2023

REFLEKSI AKHIR TAHUN 2023

 


REFLEKSI AKHIR TAHUN 2023

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro



Tahun 2023 sebentar lagi akan berakhir dan berganti dengan tahun 2024. Sebelum berakhirnya tahun 2023, alangkah baiknya jika kita dapat melakukan refleksi diri, yaitu evaluasi terhadap diri sendiri selama tahun 2023. Refleksi diri bermanfaat untuk bahan perbaikan kualitas hidup di masa depan. 


Ketika melakukan refleksi diri, kita bisa bertanya pada diri sendiri, selama tahun 2023, kemajuan apa saja yang sudah kita capai? Bagaimana progres kinerja kita? Prestasi apa saja yang sudah kita raih? Bagaimana kualitas ibadah kita, apakah semakin baik atau malah turun? Apakah keberadaan kita semakin bermanfaat atau malah membuat masalah? Apakah keluarga kita semakin harmonis dan bahagia atau tidak? Apakah perilaku kita semakin baik atau tidak? Dan lain sebagainya.


Awal tahun baru 2023 kemarin, saya tidak membuat resolusi apa-apa terkait target kinerja atau prestasi yang ingin dicapai. Hal itu dikarenakan waktu itu kondisi saya sedang berada pada fase berjuang untuk sembuh dari penyakit Fistula Ani yang sudah enam tahun lebih menemani saya. Selama enam tahunan saya telah merasakan siksaan rasa sakit yang menyayat-nyayat setiap harinya ketika penyakitnya kambuh. Khususnya ketika kambuhnya cukup parah bisa menimbulkan rasa sakit yang tak tertahankan. 


Awal tahun 2023, tepatnya tanggal 3 Januari 2023 saya menjalani tindakan operasi kembali setelah dua bulan sebelumnya menjalani operasi dan ternyata gagal alias si Fistula Ani kambuh lagi. Karena kondisi saya saat itu sedang berada di fase berjuang untuk sembuh, maka saya tidak memasang target capaian kinerja atau prestasi apapun. Pikiran saya hanya fokus pada proses pengobatan yang sedang saya jalani. Saya tidak berani pasang target apapun, kecuali hanya berdoa dan berharap bisa segera sembuh. 


Berkaitan dengan hal tersebut, maka resolusi yang saya buat untuk tahun 2023 hanyalah bagaimana caranya saya bisa sembuh dan terbebas dari nyerinya siksaan rasa sakit akibat penyakit Fistula Ani yang kambuh hampir setiap harinya. Di tengah-tengah antara rasa optimis dan pesimis, saya memasang target harapan tahun 2023 ini yaitu bisa berkata "Selamat Tinggal Fistula Ani". Saya benar-benar ingin sekali bisa melupakan dari memori ingatan saya tentang pengalaman buruk selama enam tahunan setiap hari merasakan rasa sakit dan hanya bisa menangis dan berguling-guling di kasur menahan pedihnya rasa sakit yang menyayat-nyayat tatkala penyakit Fistula Ani kambuh cukup parah. 


Pada akhir tahun 2022 kemarin, tepatnya di malam tahun baru 2023, bukannya bersenang-senang menyambut datangnya tahun baru, saya malah sibuk berjuang melewati malam tahun baru dengan rasa sakit. Di malam tahun baru 2023, saya menghabiskan malam dengan berjuang sekuat tenaga menahan rasa sakit akibat kambuhnya penyakit Fistula Ani. Oleh karena itu, resolusi awal tahun 2023 yang saya buat adalah berharap di tahun 2023 saya bisa benar-benar sembuh dari penyakit Fistula Ani dan bisa merasakan nikmatnya tubuh sehat tanpa gangguan rasa sakit yang menyayat-nyayat sebagaimana yang telah saya rasakan selama enam tahunan ini. 


Alhamdulillah doa dan harapan saya yang menjadi resolusi tahun baru 2023 saya dikabulkan Allah SWT. Allah SWT sungguh baik mendengarkan dan mengabulkan doa-doa hamba-nya. Setelah berjuang menjalani empat bulan masa perawatan luka pasca dua kali operasi yang sangat berat, akhirnya dokter menyatakan penyakit Fistula Ani saya sudah sembuh dan saya merasakan nikmatnya tubuh sehat. Resolusi saya di tahun 2023 yang ingin terbebas dari rasa sakit alhamdulillah terwujud. Terima kasih ya Allah atas nikmat dan karunia-Mu sehingga hamba-Mu ini dapat kembali merasakan nikmatnya badan yang sehat tanpa gangguan rasa sakit. 


Belum lama terbebas dari sakitnya penyakit Fistula Ani, kembali saya harus berjuang melawan rasa sakit akibat adanya batu ginjal di ginjal kanan saya. Dua kali operasi dan tiga kali tetapi ESWL harus saya jalani untuk bisa terbebas dari penderitaan rasa sakit. Selama enam bulanan saya harus menjalani proses pengobatan dimana setiap Minggu rutin kontrol ke dokter di RS. Jika ditotal dengan masa penyembuhan penyakit Fistula Ani, maka selama tahun 2022-2023 saya menjalani proses pengobatan di RS UNS hampir sepuluh bulan dengan empat kali tindakan operasi dan tiga kali terapi ESWL. 


Walaupun tidak mentargetkan perolehan prestasi, Alhamdulillah di tahun 2023 ini Allah SWT masih memudahkan saya sehingga saya tetap bisa mencatatkan beberapa capaian prestasi diri walaupun bukan prestasi besar yang sangat membanggakan. Alhamdulillah, selama tahun 2023 saya masih mencatatkan beberapa prestasi, seperti mendapatkan Penghargaan Rektor UNS "Inovasi dan P2M Award LPPM UNS Tahun 2023" Peringkat ke-3 kategori Lektor Bidang Sains dan Teknologi.  Selain itu juga mendapatkan penghargaan dari Sahabat Pena Kita (SPK) sebagai The Most Viewer of The Month peringkat 1-3 selama 7 bulan berturut-turut. []


Gumpang Baru, 11 Desember 2023

Minggu, 10 Desember 2023

HASIL TES PSIKOLOGI ANAK


HASIL TES PSIKOLOGI ANAK

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro



Beberapa waktu yang lalu sekolah putri kecil kami mengadakan tes psikologi untuk siswa. Tes psikologi tersebut dilakukan dengan bekerja sama dengan lembaga psikologi ANAVA. Tes psikologi tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat kesiapan siswa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu masuk Sekolah Dasar.

Dua Minggu kemudian hasil tes psikologi dibagikan. Orang tua mendapatkan undangan ke sekolah untuk mengambil hasil tes psikologi anak. Hasil tes psikologi putri kecil kami diambil oleh maminya. Sebenarnya saya juga ingin ikut datang ke sekolah untuk bertemu langsung dengan psikologinya untuk mengetahui perkembangan psikologi di kecil. Tetapi karena di hari pengambilan hasil tes psikologi kebetulan jadwal mengajar saya padat dari pagi sampai sore, maka saya mewakilkan istri untuk mengambilnya.

Hasil tes psikologi menunjukkan IQ putri kecil kami berada di angka 121 yang bermakna kategori cerdas. Terkait kepribadian, menunjukkan data kematangan motorik cukup baik, kemandirian cukup, penyesuaian diri cukup, dan kepercayaan diri juga cukup. Adapun terkait kesiapan sekolah diperoleh data kestabilan emosi agak rendah, konsentrasi cukup tinggi, tanggung jawab cukup, dan penalaran cukup tinggi.

Selain data-data kategorisasi tersebut di atas, hasil tes psikologi juga mendeskripsikan perkembangan si kecil. Di laporan tes psikologi dinyatakan bahwa putri kecil kami telah memiliki kesiapan sekolah didukung dengan kemampuan logika berpikirnya yang mulai berkembang. Namun, terkadang ia tampak ragu-ragu dalam mengambil sebuah keputusan sehingga tampak kurang cekatan. Ia juga telah memiliki kemampuan motorik tangan yang sudah mulai berkembang sehingga mampu menyelesaikan tugas keterampilan dengan kreativitasnya.

Membaca hasil tes psikologi putri kecil kami tersebut, kami cukup senang dan bersyukur karena putri kecil kami telah dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan mulai dapat melakukan tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Data kemampuan pengendalian emosi putri kecil kami yang agak rendah perlu kami berikan perhatian lebih agar dia menjadi lebih mampu mengendalikan emosinya.

Tugas kami selanjutnya sebagai orang tua adalah terus mendorong dan mensupport dia agar mampu mengembangkan kompetensi dirinya semaksimal mungkin dengan tetap memberikan pendampingan dan keteladanan dalam bersikap agar perkembangan karakter yang baiknya terus berkembang. Semoga Allah SWT memudahkan dan meridhai ikhtiar baik kami untuk kebaikan dan kesuksesan putri kecil kami kelak ketika ia dewasa. Amin. []


Gumpang Baru, 11 Desember 2023

PAPI KOK GAK BANGUNKAN ADIK?

 


PAPI KOK GAK BANGUNKAN ADIK?

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro




Sebelum sekolah TK, putri kecil kami memang sudah kami kenalkan tentang shalat dengan mengajaknya ikut shalat. Untuk memotivasinya, kami membelikan dia mukena dan sajadah khusus berwarna pink sesuai warna kesukaannya. 


Sejak mempunyai mukena dan sajadah sendiri, putri kecil kami menjadi lebih termotivasi untuk ikut shalat fardhu dan sunnah. Ia merasa sudah seperti papi mami dan kakaknya yang memiliki sajadah sendiri. Walaupun terkadang mogok sholat, tetapi ia lebih banyak rajin sholatnya daripada mogoknya. Setiap selesai shalat, dia melipat sendiri mukenanya meniru yang dilakukan maminya. 


Ketika masuk sekolah TK, di sekolah ia mendapat pelajaran shalat. Suatu waktu ustadzahnya (gurunya) pernah bertanya siapa yang di rumah sudah shalat? Sejak gurunya bertanya seperti itu, putri kecil kami menjadi lebih termotivasi mengerjakan shalat. Dia selalu bertanya tentang waktu yang maksudnya adalah sekarang masuk waktu shalat apa. Setiap kali kami bilang "Adik wudhu', maka ia dengan semangatnya masuk ke kamar mandi untuk berwudhu. 


Suatu waktu, di hari libur, mungkin karena siangnya belum tidur siang (biasanya di sekolah dikondisikan tidur siang), sore menjelang Maghrib dia tertidur dengan pulasnya. Karena terlihat sangat pulas tidurnya, kami tidak membangunkannya ketika masuk shalat Maghrib. 


Ketika waktu Isyak telah masuk, dia terbangun. Maka kami meminta dia untuk berwudhu. Ketika mau shalat, dia bertanya, "Papi, sekarang shalat Maghrib?". Saya jawab, "Sekarang shalat Isyak, ini sudah malam. Tadi adik tidur waktu shalat Maghrib". Mendengar jawaban papinya, dia membalas, "Papi kok gak bangunin adik?" sambil matanya meneteskan air mata mau menangis. Segera saya peluk putri kecil kami tersebut, dan berkata, "Ya, papi minta maaf. Lain kali papi bangunkan adik". Setelah mendengar perkataan papinya, barulah ia tenang dan tidak menangis lagi. 


Kami bersyukur sekali, putri kecil kami telah memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam mengerjakan shalat fardhu. Selain mengajarkan shalat fardhu, kami juga mengajari dia shalat sunnah rawatib. Misalnya, setelah shalat Maghrib, berdzikir (kami membelikannya tasbih sendiri), dan berdoa, dia sering bertanya, "Shalat berapa lagi?' Kami jawab, "Shalat Sunnah dua rakaat", maka ia pun mengerjakan shalat Sunnah bakda Maghrib sebanyak dua rakaat. 


Setelah selesai mengerjakan shalat sunnah bakda Maghrib, barulah kami semua membaca Al-Qur'an bersama-sama. Kami sengaja membelikan dia mushaf Al-Qur'an sendiri sehingga dia merasa memiliki Al-Qur'an sendiri. Dia menandai sendiri sampai ayat dan halaman berapa ia membaca Al-Qur'an. Ketika bersama-sama membaca Al-Qur'an, dia yang paling keras suaranya. Alhamdulillah ya Allah, putri kecil kami telah tumbuh menjadi anak yang shalihah. []


Gumpang Baru, 10 Desember 2023

IMITASI DAN KETELADANAN

 

IMITASI DAN KETELADANAN

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro



Manusia adalah makhluk pembelajar. Manusia secara fitrah akan mempelajari hal-hal baru untuk mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Melalui bekal potensi diri yang dimiliki, setiap orang akan berusaha mengembangkan kemampuan dirinya lewat kegiatan belajar. 


Setiap anak memiliki caranya tersendiri untuk belajar. Umumnya anak kecil belajar dengan meniru (imitasi) apa yang dilihatnya. Anak kecil akan mempraktikkan apa yang dilihatnya dari orang-orang di sekitarnya. Apapun yang ia lihat akan diamati dan ditiru. 


Anak kecil belajar dengan mengimitasi (meniru) apa yang dilihatnya. Cara belajar anak kecil tersebut dapat dimanfaatkan untuk strategi bagaimana mengajarkan kebiasaan baik ke anak. Strategi terbaik untuk mengajarkan sikap, perilaku dan kebiasaan yang baik kepada anak kecil adalah melalui keteladanan.


Pendidikan karakter yang baik perlu diajarkan ke anak sejak dini melalui pemberian contoh tauladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifat anak kecil yang mudah meniru apa saja yang dilihatnya, maka menyengaja menciptakan lingkungan kebiasaan yang baik kepada anak kecil merupakan cara terbaik untuk mengajarkan kebiasaan baik. 


Menyadari cara belajar anak kecil melalui proses mengimitasi seperti itu, maka saya dan istri mendesain program pendidikan karakter di lingkungan keluarga kami dengan cara menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang baik agar anak-anak menirunya. Kami memilih untuk tidak banyak menceramahi anak-anak terkait kebiasaan-kebiasaan yang baik tetapi memilih melalui pemberian contoh nyata yang dapat mereka lihat secara langsung. 


Mengajarkan pendidikan karakter yang baik kepada anak harus memadukan antara penjelasan dan praktik. Konten pendidikan karakter dapat disajikan dalam wujud penjelasan teori dan contoh nyata pelaksanaan sehari-hari. Untuk mengajari anak kecil, strategi yang paling tepat dan pertama dilakukan adalah memberikan contoh tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Anak diajak dan dilatih untuk ikut melakukan kebiasaan baik yang akan diajarkan, melalui ajakan terlibat langsung dalam aktivitas belajar, walaupun ia belum tahu manfaatnya. 


Sebagai contoh, ketika orang tua ingin mengajarkan anaknya bisa dan mau mengerjakan shalat, maka tidak perlu dijelaskan pentingnya shalat karena anak kecil belum paham. Tetapi cukup orang tua mengajak anaknya yang masih kecil tersebut untuk ikut shalat setiap hari. Tidak perlu mengajari anak bagaimana gerakan shalat dulu, yang penting anak mau ikut shalat  dan menirukan gerakan sholat walaupun ia shalat sambil bermain.


Tujuan utama mengajak anak ikut shalat adalah agar anak terbiasa mengerjakan shalat seperti yang dilakukan keluarganya yang setiap hari dilihat. Jika anak sudah terbiasa mengerjakan shalat setiap hari bagaikan aktivitas rutin yang dilakukan otomatis dan tanpa beban, maka tujuan pendidikan karakter sudah hampir tercapai. Nanti ketika usia anak sudah cukup untuk diberi penjelasan tentang kewajiban dan manfaat shalat, maka anak tidak akan mengalami hambatan dalam aktivitas ibadahnya kelak karena sekarang sudah mengetahui tujuan shalat dan juga sudah terbiasa shalat. 


Demikianlah yang kami lakukan untuk anak-anak kami. Sejak anak-anak masih kecil, mereka kami libatkan dalam aktivitas ibadah setiap hari seperti shalat, berdoa, berdzikir, dan membaca Al-Qur'an. Alhamdulillah sekarang kami melihat hasil yang dulu kami lakukan. Dulu mereka memang hanya mengimitasi apa yang kami (orang tuanya) lakukan yang setiap hari mereka melihatnya. Alhamdulillah sekarang mereka- khususnya putri kecil kami yang baru berumur 6 tahun- sudah terbiasa rutin mengerjakan shalat fardhu, shalat sunnah rawatib, berdzikir, berdoa, dan membaca Al-Qur'an setiap hari. []


Gumpang Baru, 10 Desember 2023

Minggu, 03 Desember 2023

URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER KINERJA DAN KARAKTER MORAL

 

Sumber Gambar: https://shr.rcdsb.on.ca/en/ourschool/character-education.asp

URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER KINERJA DAN KARAKTER MORAL

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Menurut Thomas Lickona, (2012), “Character so conceived has three interrelated parts: moral knowing, moral feeling and moral behavior.” Karakter yang mulia menurutnya bermula dengan pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan dan akhirnya benar-benar melaksanakan kebaikan. Menurut Kilpatrick dalam (Hudi, 2017), pembentukan karakter bangsa dapat dilakukan melalui proses pengetahuan (knowing) kepada tindakan kebiasaan (habits). Hal ini bermakna, pengetahuan yang diperoleh diaplikasikan dalam bentuk tindakan melalui latihan dan pendidikan yang berterusan untuk membedakan mana-mana pengaruh yang baik dan keburukan. Untuk tujuan ini, seorang pelajar (siswa, mahasiswa) hendaklah dididik secara sadar akan pengetahuan moral (moral knowing), menghargai nilai-nilai yang baik (moral feeling) dan melakukan kebiasaan moral yang baik (moral habits).

Lickona (2012) mengatakan ada 7 (tujuh) alasan utama yang menjadi dasar mengapa Pendidikan Karakter wajib untuk diberikan kepada seluruh peserta didik sejak dari tahap dini, yaitu: 1). Ini cara terbaik untuk menjamin peserta didik bisa memiliki kepribadian yang baik dalam hidupnya, 2). Ini cara yang paling efektif dalam meningkatkan prestasi akademik peserta didik, 3). Sebagian peserta didik belum bisa membentuk karakter yang baik bagi dirinya di tempat lain, 4). Sebagai sarana untuk membentuk peserta didik agar menjadi insan yang dapat menghormati orang lain dan hidup dalam kemajemukan. 5). Sebagai upaya untuk mengatasi akar masalah moral-sosial seperti ketidakjujuran, ketidaksopanan, kekerasan, etos kerja yang rendah, dll., 6). Ini cara terbaik untuk membentuk perilaku peserta didik sebelum mereka memasuki lingkungan kerja, 7). Sebagai sarana untuk mengajarkan nilai-nilai budaya yang menjadi bagian dari sebuah peradaban.

Pendidikan karakter sangat penting diajarkan ke mahasiswa. Walaupun umumnya orang berpandangan bahwa mahasiswa sudah dewasa sehingga mereka pastinya sudah memahami pendidikan karakter, tetapi faktanya masih dijumpai adanya mahasiswa yang kurang memiliki karakter baik. Penulis masih menjumpai di lapangan bagaimana beberapa mahasiswa kurang peduli terhadap lingkungannya dan kurang memiliki empati terhadap orang lain. Mereka cenderung bersikap individualistik dimana mereka hanya fokus pada kepentingan dirinya sendiri dan kurang mempedulikan orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa belum semua mahasiswa memiliki karakter yang baik. Karakter baik seperti rasa empati, kepedulian sosial, kemandirian, dan sikap religius harus tetap diajarkan dan dilatihkan kepada mahasiswa dalam pembelajaran di ruang-ruang kelas agar karakter-karakter yang baik tersebut menjadi habit (kebiasaan) mereka.

Pendidikan karakter menjadi tanggung jawab semua komponen pendidikan, khususnya pendidik (guru, dosen). Di tingkat pendidikan tinggi, dosen memiliki kewajiban selain mengajarkan materi perkuliahan juga memiliki tanggung jawab moral untuk mengajarkan pendidikan karakter kepada para mahasiswa. Untuk mengajarkan materi pendidikan karakter tidak perlu terpisah dalam mata kuliah khusus pendidikan karakter, tetapi dapat diajarkan secara terpadu dalam penyampaian materi perkuliahan. Dosen dapat mengintegrasikan materi perkuliahannya dengan materi pendidikan karakter sehingga penyampaian materi perkuliahan secara terpadu juga menyampaikan materi pendidikan karakter.

Ketika mengajar mata kuliah, penulis berusaha memasukkan nilai-nilai karakter yang baik pada penyampaian materi perkuliahan. Di mulai dari awal perkuliahan, penulis mengawali dengan mengajak mahasiswa untuk berdoa terlebih dahulu sebelum memulai proses pembelajaran. Pada pertemuan pertama, penulis selaku dosen yang memimpin doa bersama (doa dalam hati masing-masing sesuai agama dan keyakinannya karena mahasiswa bisa beragam agamanya). Tetapi pada pertemuan kedua dan seterusnya, penulis meminta salah satu perwakilan mahasiswa untuk memimpin doa bersama. Mungkin apa yang penulis lakukan tersebut dinilai tidak terlalu penting. Mungkin ada yang berpendapat, buat apa mengajak mahasiswa berdoa bersama karena pastinya mereka sudah berdoa sendiri-sendiri tanpa dipimpin.

Menurut penulis, kegiatan berdoa bersama setiap kali memulai perkuliahan adalah kegiatan yang tidak sia-sia. Dalam kegiatan doa bersama tersebut, penulis ingin mengajak dan mengingatkan agar para mahasiswa kembali mengingat Tuhan (walau sesaat) setelah sekian waktu beraktivitas memikirkan duniawi dan juga memohon kepada Tuhan agar ilmu yang akan mereka pelajari nantinya membawa kebaikan dan kemanfaatan bagi kehdupan mereka terkhusus kesuksesan karier mereka nanti. Kegiatan doa bersama di setiap awal perkuliahan penulis desain untuk membangkitkan jiwa spiritualisme mahasiswa agar walau sesaat hati dan jiwa mereka tersirami oleh nilai-nilai kesucian yang bersifat transenden. 

Kegiatan mengawali perkuliahan dengan doa bersama sudah beberapa tahun penulis lakukan ketika mengajar dan penulis merasakan (subjektivitas penulis) bahwa setelah adanya kegiatan doa bersama, penulis merasakan suasana kelas yang lebih religius dan damai dibandingkan suasana kelas sebelum penulis mengadakan kegiatan doa bersama. Penulis mengamati terkadang masih ada satu dua mahasiswa yang terkesan meremehkan kegiata doa bersama yang terlihat dari ketika berdoa mereka tidak serius (khusuk). Melihat kondisi tersebut, ketika di dalam proses pembelajaran, penulis menyisipkan nasihat tentang pentingnya berdoa secara khusuk kepada Tuhan karena manusia adalah makhluk yang sangat lemah. Manusia membutuhkan bantuan Tuhan dalam menjalani kehidupan agar ditunjukkan jalan kebaikan dan dimudahkan dalam segala urusan. Melalui pemberian nasihat-nasihat seperti itu, mahasiswa menjadi lebih sadar tentang pentingnya berdoa secara serius dan khusyuk.

Setelah di awal perkuliahan memasukkan aktivitas berdoa bersama, di dalam proses penyampaian materi kuliah penulis juga menyisipkan materi pendidikan karakter, misalnya penyisipan motivasi berprestasi, manajemen diri, dan semangat berusaha (memperjuangkan cita-cita) melalui pembacaan biografi tokoh-tokoh ilmuwan dunia. Sebagai contoh, ketika menyampaikan materi kuliah kimia koordinasi, penulis mengawali dengan menyampaikan sejarah perkembangan kimia koordinasi. Nah, saat membahas materi sejarah perkembangan kimia koordinasi topik Teori Koordinasi Werner, penulis menyisipkan pembahasan tentang biografi Alfred Werner, ilmuwan kimia peraih hadiah nobel bidang kimia koordinasi tahun 1913. Melalui pembahasan biografi Alfred Werner tersebut, mahasiswa mengetahui bagaimana Alfred Werner bekerja keras meneliti senyawa-senyawa koordinasi selama kurang lebih 20 tahun sehingga akhirnya menjadi pakar kimia koordinasi dengan merumuskan teori koordinasi dan dunia menghargainya dengan memberikan penghargaan hadiah nobel pada tahun 1913.

Dari mempelajari biografi Alfred Werner tersebut, mahasiswa dapat belajar tentang pentingnya belajar secara tekun, fokus, menemukan bakat minat sejak dini, tidak mudah menyerah, dan akhirnya meraih kesuksesan. Mahasiswa dapat menyadari dari kisah-kisah kesuksesan para tokoh dunia bahwa kesuksesan harus diperjuangkan, kesuksesan tidak ada yang instan tetapi melalui usaha dan perjuangan tanpa mengenal lelah. Dari metode pengintegrasian pendidikan karakter ke dalam proses pembelajaran inilah mahasiswa belajar tentang Performance Character, sedangkan melalui kegiatan doa bersama dan menghayatinya serta mengimplementasikan dalam perilaku kehidupan sehari-hari, mahasiswa belajar tentang Moral Character. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Thomas Lickona (2012) bahwa karakter dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu Karakter Moral (Moral Character) dan Karakter Kinerja (Performance Character). 

Lebih lanjut, Djohan Yoga (2022) menjelaskan tentang perbedaan antara Karakter Moral dan Karakter Kinerja. Karakter Moral (Moral Character) merupakan karakter yang berguna untuk menjalin hubungan dengan orang lain seperti : jujur, rasa hormat, menerima perbedaan, dll. Karakter Moral dapat mendorong seseorang untuk berperilaku yang positif dan menjadi warganegara yang bertanggungjawab. Dengan Karakter Moral, sesorang akan dapat menghargai pendapat orang lain serta tidak melanggar nilai moral dalam meraih prestasi. Adapun Karakter Kinerja (Performance Character) merupakan karakter yang berguna untuk meraih prestasi seperti: kerja keras, disiplin, pantang menyerah, kreatif, dll. Karakter Kinerja mendorong seseorang untuk mengeluarkan semua potensi yang dimilikinya untuk menguasai sesuatu (ilmu, ketrampilan). Dengan Karakter Kinerja seseorang akan dapat memaksimalkan prestasi sebab bisa melahirkan kekuatan dan strategi yang menantang diri sendiri untuk meraih yang terbaik dengan talenta yang dimilikinya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa pelu dibekali dengan Karakter Moral dan Karakter Kinerja. Mengapa mahasiswa perlu dibekali dengan pendidikan karakter moral dan karakter kinerja sekaligus? Menanggapi pertanyaan ini, penulis mengutip penjelasan Djohan Yoga (2022) dalam Workbook Training of Trainer Character Education Practitioner yang memberikan penjelasan secara sangat memuaskan terkait pentingnya Karakter Kinerja dan Karakter Moral sebagai berikut.

1. Seseorang bisa memiliki Karakter Kinerja saja tanpa Karakter Moral dan sebaliknya bisa hanya memiliki Karakter Moral tapi tidak untuk Karakter Kinerja. Kita banyak mendengar bahwa ada banyak peraih prestasi yang mencapaikan dengan berlatih keras, disiplin, pantang menyerah dan aspek lainnya yang terkait dengan Karakter Kinerja. Namun mereka kurang dalam aspek kejujuran, kebaikan, dan aspek lainnya yang terkait dengan Karakter Moral. Sebaliknya ada orang yang kuat dalam Kebajikan Moral tapi kurang dalam Kebajikan Kinerja seperti kerja keras, kegigigihan dan berinisiatif.

2. Seseorang yang berkarakter harus memiliki baik Karakter Kinerja maupun Karakter Moral. Keduanya mendatangkan kewajiban. Karakter Kinerja seperti juga Karakter Moral memiliki dimensi etika. Kita semua memiliki tanggungjawab untuk mengembangkan talenta, merealisasikan potensi untuk keunggulan dan memberikan usaha terbaik dalam melaksanakan tugas-tugas kita. Kita memiliki kewajiban dengan 2 alasan : a). Rasa hormat kepada diri-sendiri dengan cara tidak mengabaikan talenta kita tapi menggunakan mereka untuk berkembang sebagai pribadi yang terbaik. b. Peduli dengan kebutuhan orang lain dengan cara mengerjakan seluruh tugas dengan sebaik-baiknya sebab kualitas kerja kita akan berpengaruh pada kehidupan orang lain. Dalam cara yang sama, kita semua juga memiliki tanggungjawab untuk menjadi yang pribadi yang terbaik secara etika sebab hal ini juga akan berpengaruh pada kehidupan yang ada di sekitar kita

3. Perlu diingat bahwa dalam kebajikan moral (moral virtues) yang pada hakikatnya baik, kebajikan kinerja (performance virtues) dapat juga digunakan untuk sesuatu yang buruk. Para teroris mungkin telah menggunakan kebajikan kinerjanya seperti kecerdikan dan tanggungjawab dalam melakukan pengeboman kepada orang yang tidak berdosa. Sebaliknya, kebajikan moral seperti keadilan, kejujuran dan kepedulian yang pada hakekatnya baik tidak dapat dipaksa untuk melakukan tugas-tugas yang jahat.

4. Karakter Kinerja dan Karakter Moral saling mendukung satu dengan yang lain secara terpadu dan saling terkait. Keterpaduan Karakter Kinerja dan Karakter Moral bisa ditunjukkan dalam 2 cara: a). Orang yang kuat dalam Karakter Kinerja bisa membantu mereka dalam mencapai tujuan moralnya. b. Karakter Moral bisa memberikan energi yang bisa memotivasi mereka untuk menggerakkan kinerja yang tinggi dan memastikan bahwa mereka melakukannya secara beretika.

5. Pendidikan Karakter memiliki tiga dimensi psikologis yaitu: kognitif (the head), emosi (the heart) dan perilaku (the hand). Hal yang sama juga berlaku untuk Karakter Kinerja dan Karakter Moral yang bisa dipandang memiliki tiga komponen psikologis juga yaitu: kesadaran (awareness), sikap (attitude) dan aksi (action) yang dikenal dengan istilah 3A’s of Performance Character and Moral Character. []

 

Referensi

Hudi, I. (2017). Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral pada Siswa SMP Negeri Kota Pekanbaru Berdasarkan Pendidikan Orang Tua. Jurnal Moral Kemasyarakatan, 2(1), 30–44.

Lickona, T. (2012). Mendidik untuk membentuk karakter: Bagaimana sekolah dapat memberikan pendidikan tentang sikap hormat dan bertanggungjawab. Bumi Aksara.

Yoga, D. (2022). Workbook Training of Trainer Character Education Practitioner. Indomindmap.

 

Gumpang Baru, 04 Desember 2023

_________________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro adalah Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Peraih juara 1 Nasional lomba penulisan buku pelajaran Kimia SMA/MA di Kementerian Agama RI. Penulis Buku Nonfiksi tersertifikasi BNSP yang telah menerbitkan 100+ judul buku dan memiliki 38 sertifikat hak cipta dari Kemenkumham RI. Beliau dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp: 081329023054, email: anc_saputro@yahoo.co.id, dan website: https://sharing-literasi.blogspot.com.

 

Postingan Populer