Powered By Blogger

Sabtu, 16 April 2022

PUASA DAN PERUBAHAN MINDSET

 

Sumber Gambar : PUASA MEMBENTUK PRIBADI TAQWA MENGHINDARKAN SAKIT JIWA - BKPP Kabupaten Demak (demakkab.go.id)

PUASA DAN PERUBAHAN MINDSET

Oleh :

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Setiap tahun kita bertemu bulan Ramadhan. Dan setiap tahun pula kita berpuasa sebulan penuh. Walaupun puasa Ramadhan itu berat, tetapi umat Islam tetap rela melakukannya. Mengapa? Mungkin bisa karena puasa Ramadhan hukumnya wajib. Bisa juga karena takut dosa jika tidak berpuasa Ramadhan. Atau bisa pula karena ketaatannya menjalankan perintah Allah Swt. Manakah alasan yang kita pakai? Mari kita renungkan!

 

Puasa Ramadhan adalah ibadah rutinitas yang setiap tahun kita jalankan. Hal penting yang perlu kita pikirkan dan renungkan adalah apakah tujuan hakikat dari perintah puasa Ramadhan? Jika kita sudah bertahun-tahun menjalankan ibadah puasa Ramadhan ini, apakah tujuan dari berpuasa di bulan Ramadhan sudah kita capai? Masih ingatkah kita dengan tujuan puasa Ramadhan yaitu agar kita menjadi hamba Allah Swt yang muttaqin atau orang yang bertakwa.  

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS. Al-Baqarah [02] : 183).

 

Setelah bertahun-tahun kita menjalankan ibadah puasa Ramadhan, apakah sekarang kita sudah merasa menjadi seorang muttaqin (orang bertakwa)? Jika kita merasa belum menjadi seorang muttaqin, apakah bisa dimaknai bahwa puasa Ramadhan kita selama ini belum diterima Allah Swt? Jika kita merasa sudah menjadi seorang muttaqin, lantas buat apa kita berpuasa Ramadhan lagi? Apakah itu tidak termasuk perbuatan sia-sia karena kita sudah mendapatkan tujuannya. Benarkah pemikiran demikian ini? Mari kita diskusikan.

 

Sahabat pembaca dan saudara seiman. Penting untuk kita sadari bersama bahwa perintah-perintah dalam ajaran agama Islam bertujuan untuk kebersinambungan amal ibadah, bukan mencapai kondisi akhir. Kondisi akhir adalah ketika maut atau kematian telah menghampiri kita. Sedangkan amalan-amalan ibadah bukan untuk mencapai kematian, melainkan untuk menjaga agar kita tetap selalu dalam kondisi beribadah kepada Allah Swt -sebagaimana tujuan manusia diciptakan Allah Swt untuk menyembah kepada-Nya- hingga sang malaikat maut menjemput kita. Jadi tujuan amalan ibadah dalam ajaran Islam adalah lebih berorientasi ke proses (process oriented), bukan ke orientasi produk/final (final oriented). Hal ini sebagai sabda Rasulullah Saw bahwa Allah Swt menyukai amal kebaikan yang kecil tetapi kontinyu (dilakukan terus-menerus) daripada amal kebaikan yang besar tetapi dilakukan hanya sekali. Hadis ini jangan dimaknai bahwa Allah Swt tidak menyukai amal kebaikan yang besar, tetapi harus dimaknai sebagai motivasi agar kita bisa beramal kebaikan yang besar secara terus-menerus, kalau belum bisa kontinyu dengan amalan besar minimal dengan amalan kecil tapi kontinyu. Dari hadis ini kita jadi paham bahwa Allah Swt lebih meridhai amalan kebaikan yang berkesinambungan. Allah Swt lebih berorientasi ke proses yang berkesinambungan, bukan kondisi akhir saja. Proses yang baik pasti akhirnya juga baik.

 

Analogi dengan alur pemikiran tersebut di atas, maka tujuan perintah puasa Ramadhan bukanlah agar kita menjadi bertakwa, tetapi agar kita tetap bertakwa sepanjang hidup. Oleh karena itu, sangat masuk akal mengapa kita diperintahkan setiap tahun untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Dan juga masuk akal mengapa Allah Swt menjelaskan tujuan dari puasa Ramadhan agar kita bertakwa. Takwa itu adalah sebuah proses, bukan hasil akhir. Untuk menjadi seorang dengan derajat muttaqin, maka kita harus terus berusaha tetap di jalan kebaikan dengan menjalankan perintah-perintah Allah Swt dan sekuat tenaga menjauhi segala larangan-Nya. Demikianlah mindset (pola pikir) kita yang harus berubah dalam menjalankan amalan ibadah dari final oriented bergeser ke process oriented. Wallahu a’lam bish-shawab. []

 

Gumpang Baru, 16 April 2022

 

Biodata Penulis

Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc. adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pendidikan sarjana (S.Pd) ditempuh di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan pascasarjana tingkat Master (M.Sc.) ditempuh di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain sebagai dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan lebih dari 75 judul buku (baik buku solo maupun buku kolaborasi), Peraih Juara 1 nasional lomba penulisan buku pelajaran kimia di Kementerian Agama RI (2007), Peraih SPK Award Peringkat 1 (2021), Penulis buku non fiksi tersertifikasi BNSP, Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 dan 3, dan Trainer tersertifikasi Indomindmap Certified Trainer-ICT (Indonesia), Indomindmap Certified Growth Mindset Coach-GMC (Indonesia), Indomindmap Certified Character Education Practitioner (Indonesia), ThinkBuzan Certified Mind Map Facilitator (UK), ThinkBuzan Certified Applied Innovation Facilitator (UK), ThinkBuzan Certified Speed Reading Practitioner (UK), ThinkBuzan Certified Memory Practitioner (UK), dan ThinkBuzan Certified Mind Map Facilitator (UK). Sejak 2019 beliau aktif menulis di komunitas penulis Sahabat Pena Kita (SPK). Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-tulisan penulis dapat dibaca di akun Facebook : Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com

Postingan Populer