Powered By Blogger
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 27 Mei 2025

APAKAH META AI MENGENAL AISYAH IZZATUNNISA PUTRI NUGROHO?


 APAKAH META AI MENGENAL AISYAH IZZATUNNISA PUTRI NUGROHO?

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro




Iseng-iseng saya mencoba bertanya ke Meta AI, apakah ia mengenali putri kecil kami Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho atau biasa dipanggil Icha? Berikut hasil tanya jawab kami.


[26/5 22.16] Agung Nugroho CS (UNS): Hai Meta. Apakah kamu mengenal Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho. Dia siswa SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Gumpang Kartasura. Tolong jelaskan prestasi dia apa saja. Terima kasih.

[26/5 22.20] Meta AI: Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho adalah anak dari Agung Nugroho Catur Saputro dan memiliki beberapa prestasi yang luar biasa dalam bidang akademik, terutama dalam olimpiade nasional. Beberapa prestasinya antara lain:
- Juara 1 Olimpiade Bahasa Inggris Level 1
- Juara 1 Olimpiade Sains Level 1
- Juara 2 Olimpiade Matematika Level 1
Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho telah menunjukkan kemampuan dan potensi yang luar biasa dalam bidang akademik dan olimpiade nasional.

[26/5 22.21] Agung Nugroho CS (UNS): Apa lagi prestasi yang diraih oleh Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho?

[26/5 22.21] Meta AI: Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho memiliki beberapa prestasi yang luar biasa dalam bidang akademik, terutama dalam olimpiade nasional. Berikut beberapa prestasinya [own knowledge]:
- *Juara Olimpiade*
- Juara 1 Olimpiade Bahasa Inggris Level 1 pada Kompetisi Online Tingkat Nasional "Semarak Liburan Berprestasi"
- Juara 1 Olimpiade Bahasa Inggris Level 1 pada Olimpiade dan Kompetisi Online tingkat Nasional "Back to School Competition"
- Juara 1 Olimpiade Sains Level 1 pada Olimpiade dan Kompetisi Online tingkat Nasional "Back to School Competition"
- Juara 1 Olimpiade Bahasa Inggris Level 1 pada Olimpiade dan Kompetisi Online tingkat Nasional "Kartini Day Competition"
- Juara 1 Olimpiade Sains Level 1 pada Olimpiade dan Kompetisi Online tingkat Nasional "Kartini Day Competition"
- *Finalis dan Peserta Seleksi*
- Finalis Kompetisi Sains Pelajar Nasional 5.0 (KSPN 5.0)
- Finalis Festival Sains Nasional
Sayangnya, saya tidak menemukan informasi tambahan tentang prestasi Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho di luar prestasi akademik tersebut.

[26/5 22.23] Agung Nugroho CS (UNS): Bagaimana sikap dan perilaku Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho?

[26/5 22.23] Meta AI: Sayangnya, saya tidak memiliki informasi tentang sikap dan perilaku Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho secara spesifik. Namun, berdasarkan prestasi akademik yang diraihnya, dapat disimpulkan bahwa Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho memiliki beberapa sifat positif, seperti:
- *Disiplin*: Kemampuan untuk mengikuti kompetisi dan mencapai prestasi yang baik menunjukkan bahwa Aisyah memiliki disiplin yang baik dalam belajar dan berlatih.
- *Semangat belajar*: Aisyah menunjukkan semangat belajar yang tinggi dengan mengikuti berbagai kompetisi dan mencapai prestasi yang baik.
- *Kemampuan bekerja keras*: Aisyah mungkin memiliki kemampuan bekerja keras untuk mencapai tujuannya, seperti yang terlihat dari prestasinya dalam kompetisi-kompetisi akademik.
Namun, tanpa informasi lebih lanjut, sulit untuk mengetahui secara pasti tentang sikap dan perilaku Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho.

[26/5 22.23] Agung Nugroho CS (UNS): Bagaimana dengan hubungan dia dengan keluarganya?

[26/5 22.24] Meta AI: Berdasarkan informasi yang saya temukan, Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya, terutama dengan ayahnya, Agung Nugroho Catur Saputro. Ayahnya terlihat sangat mendukung dan memotivasi Aisyah dalam mencapai prestasinya, seperti yang terlihat dari artikel yang ditulis oleh Agung Nugroho Catur Saputro tentang prestasi Aisyah.
Selain itu, Aisyah juga memiliki adik laki-laki bernama Muhammad Dzulfiqar Azfa Nugroho. Namun, saya tidak memiliki informasi lebih lanjut tentang hubungan Aisyah dengan ibunya atau adiknya.
Dalam keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho memiliki dukungan keluarga yang baik dalam mencapai prestasinya.

[26/5 22.25] Agung Nugroho CS (UNS): Muhammad Dzulfiqar Azfa Nugroho itu bukan adik dari Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho, tetapi kakak kandungnya.

[26/5 22.25] Meta AI: Terima kasih atas koreksinya! Saya tidak tahu bahwa Muhammad Dzulfiqar Azfa Nugroho adalah kakak kandung dari Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho. Saya akan memastikan untuk memperbaiki informasi tersebut.
Jadi, Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho memiliki kakak laki-laki bernama Muhammad Dzulfiqar Azfa Nugroho, dan keduanya merupakan anak dari Agung Nugroho Catur Saputro dan Latifah Ilmiyati.

[26/5 22.26] Agung Nugroho CS (UNS): Bagaimana pola pendidikan karakter religius di keluarganya Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho?

[26/5 22.26] Meta AI: Berdasarkan informasi yang saya temukan, keluarga Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho, terutama ayahnya, Agung Nugroho Catur Saputro, terlihat sangat mendukung pendidikan karakter religius bagi anak-anaknya.
Aisyah bersekolah di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Gumpang Kartasura, yang merupakan sekolah berbasis Islam. Sekolah ini kemungkinan besar memiliki kurikulum yang mencakup pendidikan agama dan karakter religius.
Selain itu, ayah Aisyah juga menulis artikel tentang prestasi anaknya, yang menunjukkan bahwa keluarga ini sangat mendukung dan memotivasi anak-anaknya untuk mencapai prestasi yang baik.
Namun, saya tidak memiliki informasi lebih lanjut tentang pola pendidikan karakter religius di keluarga Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho secara spesifik.

[26/5 22.28] Agung Nugroho CS (UNS): Ayahnya Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho pernah menyatakan bahwa Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho pernah khatam membaca Al-Qur'an 30 Juz.

[26/5 22.28] Meta AI: Itu adalah prestasi yang luar biasa! Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho telah menunjukkan kemampuan dan komitmen yang kuat dalam mempelajari dan menghafal Al-Qur'an. Khatam membaca Al-Qur'an 30 Juz adalah pencapaian yang tidak mudah dan memerlukan dedikasi serta kesabaran yang tinggi.
Pendidikan agama dan karakter religius yang kuat di keluarga Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho kemungkinan besar telah berperan penting dalam membantu Aisyah mencapai prestasi ini. Dukungan dan motivasi dari ayahnya, Agung Nugroho Catur Saputro, juga terlihat sangat berperan dalam membantu Aisyah mencapai tujuan dan prestasinya.

[26/5 22.29] Agung Nugroho CS (UNS): Bagaimana prestasi akademik Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho di sekolahnya?

[26/5 22.29] Meta AI: Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho memiliki prestasi akademik yang sangat baik di sekolahnya. Berdasarkan informasi yang saya temukan, Aisyah selalu memperoleh rata-rata nilai raport tertinggi di kelasnya, yaitu rangking pertama di kelas 1C SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Gumpang Kartasura.
Prestasi akademik yang baik ini menunjukkan bahwa Aisyah memiliki kemampuan belajar yang kuat dan konsisten dalam mencapai tujuan akademisnya. Selain itu, Aisyah juga memiliki kemampuan untuk mengikuti kompetisi-kompetisi akademik di tingkat nasional dan mencapai prestasi yang baik.

[26/5 22.30] Agung Nugroho CS (UNS): Bagaimana prospek masa depan Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho nantinya setelah dewasa?

[26/5 22.30] Meta AI: Berdasarkan prestasi dan kemampuan yang telah ditunjukkan oleh Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho, prospek masa depannya terlihat sangat cerah. Dengan kemampuan akademik yang kuat dan prestasi yang baik dalam kompetisi-kompetisi nasional, Aisyah memiliki potensi untuk mencapai kesuksesan dalam berbagai bidang.
Beberapa kemungkinan prospek masa depan Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho antara lain:
- *Menjadi ilmuwan atau peneliti*: Dengan kemampuan akademik yang kuat dan minat dalam bidang sains dan bahasa, Aisyah dapat menjadi ilmuwan atau peneliti yang berkontribusi dalam bidang yang dipilihnya.
- *Menjadi pemimpin atau profesional*: Dengan kemampuan kepemimpinan dan prestasi yang baik, Aisyah dapat menjadi pemimpin atau profesional yang sukses dalam berbagai bidang.
- *Menjadi ahli dalam bidang tertentu*: Dengan kemampuan dan minat yang kuat dalam bidang tertentu, Aisyah dapat menjadi ahli yang diakui dalam bidang tersebut.
Namun, prospek masa depan Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho akan sangat tergantung pada pilihan dan keputusan yang diambilnya di masa depan.

[26/5 22.33] Agung Nugroho CS (UNS): Selain senang mengikuti kompetisi sains, Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho juga suka menggambar atau mewarnai gambar serta merangkai kerajinan tangan seperti merangkai manik-manik menjadi gelang dan kalung.

[26/5 22.33] Meta AI: Itu menarik! Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho memiliki bakat dan minat yang beragam, tidak hanya dalam bidang akademik dan sains, tetapi juga dalam bidang seni dan kreativitas. Kemampuan menggambar atau mewarnai gambar serta merangkai kerajinan tangan menunjukkan bahwa Aisyah memiliki kreativitas dan ketelatenan yang baik.
Minat Aisyah dalam bidang seni dan kreativitas ini dapat menjadi salah satu pilihan karir atau hobi yang dapat dikembangkan di masa depan. Beberapa kemungkinan yang dapat dipertimbangkan antara lain:
- *Desainer grafis atau ilustrator*: Aisyah dapat mengembangkan kemampuan menggambar dan mewarnai gambar menjadi karir sebagai desainer grafis atau ilustrator.
- *Perancang busana atau aksesoris*: Kemampuan merangkai kerajinan tangan seperti gelang dan kalung dapat menjadi dasar untuk menjadi perancang busana atau aksesoris.
- *Seni rupa atau kriya*: Aisyah dapat mengembangkan kemampuan seni dan kreativitasnya menjadi karir sebagai seniman rupa atau kriya.
Dengan memiliki bakat dan minat yang beragam, Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho memiliki banyak pilihan dan kemungkinan untuk dikembangkan di masa depan.


Gumpang Baru, 26 Mei 2025

Jumat, 21 Maret 2025

MENCEGAH DIRI DARI BERBUAT ZALIM




MENCEGAH DIRI DARI  BERBUAT ZALIM 

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro 


Dalam menjalani kehidupan ini, saya berusaha untuk tidak merugikan orang lain dan tidak merendahkan ataupun menghina orang lain. Kepada siapapun saya berusaha untuk menghormatinya. Saya berusaha untuk jangan sampai menzalimi orang lain. Apalagi menzalimi orang lemah, na'udzu billahi min dzalik. 


Berkaitan dengan akibat dari menzalimi orang lain, ada cerita dari almarhum ayah saya. Dulu beberapa hari sebelum wafat, ayah saya pernah berwasiat kepada saya yaitu jangan pernah menyakiti (menzalimi) orang lemah karena doa orang yang terzalimi itu sangat mustajab (mudah dikabulkan Allah SWT). Beliau berwasiat seperti itu karena berdasarkan pengalaman pribadinya. Beliau tidak ingin anaknya mengalami seperti yang beliau lihat. 


Ayah saya pernah bercerita. Ketika muda beliau kerap kali mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan berupa penghinaan, direndahkan, diperlakukan tidak adil, dll. dari orang-orang di sekitarnya. Karena sudah tidak tahan dengan perlakuan orang-orang di sekitarnya yang sangat zalim tersebut, maka beliau mendoakan keburukan pada salah seorang yang telah menzaliminya. Dan di kemudian waktu, ternyata beliau melihat nasib buruk menimpa orang zalim yang didoakan tersebut. 


Orang yang menzalimi ayah saya tersebut mengalami kejadian buruk seperti yang dibaca saat beliau berdoa. Dari kejadian tersebut, ayah saya menyadari betapa dahsyatnya doa orang yang terzalimi. Orang ketika terzalimi harus hati-hati dalam berdoa karena doanya mudah dikabulkan Allah SWT. Beliau berkata, "Andaikan dulu bapak bisa sedikit lebih bersabar lagi (menahan sakitnya penghinaan) untuk tidak mendoakan keburukan, mungkin nasib buruk tidak akan menimpa orang tersebut". 


Sahabat pembaca. Saya meyakini bahwa mayoritas orang pasti menginginkan kehidupan yang damai, tenteram dan bahagia. Mereka sebisa mungkin menghindarkan diri dari melakukan perbuatan-perbuatan yang akan dapat mendatangkan  kemudharatan di kemudian hari. Mereka akan berupaya melakukan banyak amal kebaikan agar di masa depannya dapat mengunduh hasil tabungan amal kebaikannya. 


Maka aneh sekali jika ada orang yang menyengaja diri melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan orang lain. Sangat aneh jika ada orang yang menyengaja diri melakukan tindakan menghina, merendahkan, dan menjelek-jelekkan orang lain. Istilah sekarang melakukan perundungan. Mungkin orang yang melakukan tindakan perundungan tersebut menganggap perbuatannya biasa-biasa saja, tetapi tidak demikian bagi orang yang terkena dampak akibat dari perbuatannya. Boleh jadi akibat perbuatannya tersebut, orang lain bisa menjadi sangat dirugikan. Kalau sampai terjadi hal yang demikian, maka orang tersebut disebut telah berbuat zalim ke orang lain. 


Orang yang terzalimi bisa jadi masih bisa bersabar dengan perlakuan orang lain tersebut. Tetapi bisa jadi orang yang menjadi korban kezaliman tersebut tidak mampu menahan kesabarannya lagi sehingga akhirnya memilih mengadu kepada Allah SWT dan menuntut keadilan kepada-Nya. 


Hal itu sebagaimana yang pernah dialami almarhum ayah saya dulu. Akibatnya Allah SWT memberikan Keadilan-Nya dengan mengabulkan doa ayah saya. Apa yang selanjutnya yang terjadi pada orang yang telah berbuat zalim kepadanya? Dengan izin Allah SWT, dia akhirnya mengalami nasib buruk sebagaimana isi doa ayah saya. Mengerikan sekali bukan?Tidakkah kita takut akan akibat perbuatan zalim kita kepada orang lain? 


Marilah kita segera melakukan introspeksi diri  atau muhasabah, apakah kita pernah melakukan perbuatan zalim ke orang lain, baik sengaja maupun tidak sengaja? Jika merasa pernah melakukan, segeralah bertaubat memohon ampun kepada Allah SWT dan meminta maaf kepada orang yang pernah kita zalimi. Jangan menunda-nunda waktu sebelum terlambat. Semoga kita semua dijaga Allah SWT dari melakukan perbuatan-perbuatan yang berpotensi menzalimi orang lain. Amin. []


Gumpang Baru, 20 Maret 2025

Senin, 09 Desember 2024

MENGUNGKAP SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KIMIA : Berawal dari Pencarian Batu Filsuf, Jamu Mujarab Kehidupan, hingga Teori Atom Mekanika Kuantum.

 Seri Filsafat Kimia (4)


MENGUNGKAP SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KIMIA : 

Berawal dari Pencarian  Batu Filsuf, Jamu Mujarab Kehidupan, hingga Teori Atom Mekanika Kuantum.

Oleh: 

Agung Nugroho Catur Saputro 


Pada zaman dulu, ada beberapa filsuf Yunani yang mencoba berpendapat tentang unsur penyusun materi. Miletus (624-527 SM) menyatakan bahwa "air" adalah unsur utama penyusun materi. Kemudian Anaximenes (585-524 SM) berpendapat bahwa "udara" adalah unsur penyusun materi. Sedangkan Ephesus (544-484 SM) menyatakan bahwa "api" itu unsur penyusun materi. Kemudian ada filsuf yang  bernama Agrigentum (492-432 SM) yang memiliki  pandangan bahwa materi di alam ini tersusun atas empat unsur, yaitu unsur api, unsur tanah, unsur air, dan unsur udara.


Di kalangan para filsuf Yunani, ada anggapan bahwa keempat unsur alam tersebut saling berhubungan dan pada batas tertentu hubungan antar empat unsur tersebut dipandang sejajar dengan hubungan antara badan, jiwa, akal budi, dan cinta kasih.


Bahkan fakta-fakta ilmu kimia dinyatakan dengan istilah-istilah seperti itu dan dipergunakan juga oleh para penyair dan ahli moral. Sebagai contoh seperti filsuf Agrigentum yang menganggap interaksi antar unsur membentuk materi diibaratkan seperti hubungan antara "love" dan "hate". Keseragaman antara pengertian kebendaan dan kerohanian sangat mendalam dan bertahan lama. Inilah dasar intelektual yang memungkinkan timbulnya "Alkemia".


Alkemia adalah suatu usaha yang dimulai pada tahun 200 SM di kota Alexandria untuk memadukan tafsiran teoritis dengan pengalaman praktis dalam suatu sistem teknis yang tunggal. Gagasan teoritis diperoleh dari bangsa Yunani, khususnya aliran "atomisme filosofis". 


Beberapa filsuf Yunani yang termasuk aliran atomisme filosofis adalah Leukipos dan Demokritos. Leukipos (500 SM) yang merupakan pencetus " Teori Atom" yang pertama kali  mengajukan teori bahwa seluruh materi terbentuk dari atom-atom yang tidak terbagi lagi dan bergerak terus serta dipisahkan oleh kekosongan. Atom ada di ruang kosong sehingga atom dapat bergerak. Semua atom menurut Leukipos adalah sama, yang berbeda hanya dalam hal ukuran, bentuk, letak dan massa. 


Dalam perkembangannya, para ahli Alkemia juga menambahkan pandangan Aristoteles tentang "Prinsip Perkembangan". Menurut prinsip ini, semua benda secara alamiah berubah dan berkembang ke arah bentuk "kedewasaannya". Maka materi lebih dipandang sebagai zat organis daripada zat yang bersifat statis. Berdasarkan gagasan ini dan didukung hasil pengamatan terhadap perubahan materi, maka para ahli Alkemia menyimpulkan bahwa perkembangan juga terjadi di materi. 


Pandangan bahwa materi mampu berkembang juga didukung oleh beberapa pendapat filsuf seperti Miletus (624-527 SM) dan Anaximander (610-546 SM) yang menyatakan bahwa setiap materi memiliki "jiwa" sehingga mampu bergerak dan berkembang.


Berangkat dari pemahaman tersebut, para ahli Alkemia berusaha memperoleh pengetahuan dan ketrampilan untuk dapat mengulangi perkembangan alamiah dari materi-materi di alam ini di dalam bengkel atau laboratorium. 


Alat-alat yang dipergunakan para ahli Alkemia direncanakan  untuk  menciptakan syarat-syarat yang mempercepat "perkembangan" alamiah dari logam. Peralatan yang dipergunakan antara lain tungku pelebur, tabung reaksi, "makanan" yang dicampurkan dengan logam dasar supaya berubah menjadi logam mulia seperti perak dan emas. Selain upaya mengubah logam biasa menjadi logam mulia, para ahli Alkemia juga berusaha mencari "batu filsuf" yang diyakini dapat mengubah semua benda menjadi emas.


Seorang ahli kimia dari Arab yang bernama Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang hidup pada masa khalifah Harun al-Rasyid dari dinasti Abbasiyah di Baghdad, tidak mempercayai pemikiran "batu filsuf" yang dapat mengubah semua barang-barang tambang (logam) menjadi emas. Tetapi walau begitu, ia tetap mencoba mengadakan serangkaian penelitian dan pengujian tentang pemikiran tersebut. 


Gagasan dari filsuf Yunani seperti Miletus dan Anaximander yang menganggap bahwa materi memiliki "jiwa" juga diadopsi oleh para ahli alkemia dalam kerangka pemikiran mereka. Maka tujuan lain dari praktik alkemia adalah memisahkan jiwa (nyawa) dari materi (badan) atau mengubah badan barang-barang logam menjadi "tak berbadan". Para alkemia menyamakan gas atau uap sebagai kodrat material tak berbadan. 


Penemuan proses-proses untuk memisahkan zat asam dari senyawa oksidanya mendorong para alkemis untuk percaya bahwa mereka telah menemukan suatu cara untuk memisahkan maupun mempersenyawakan kembali (dalam bentuk yang telah dibersihkan) badan (materi) dan nyawa (jiwa) benda-benda ciptaan. 


Perkembangan teori kimia tidak langsung berasal dari alkemia, tetapi dari iatro-kimia, yaitu ilmu kimia medis dari para dokter (iatros, Yunani) abad XV. Para dokter beranggapan bahwa fungsi seorang ahli kimia bukanlah mengubah logam dasar menjadi emas, melainkan memperoleh obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit manusia.


Orang yang pertama kali mengemukakan gagasan tersebut adalah Paracelsus, seorang dokter bangsa Swiss. Ia mengemukakan bahwa pada dasarnya tubuh manusia merupakan suatu sistem kimia dan karena itu membutuhkan pengobatan kimiawi untuk penyembuhannya. 


Obat-obatan yang diberikan itu merupakan hasil coba-coba belaka dan kerapkali menuntut persiapan bahan-bahan yang berbahaya seperti garam-garam antimon, arsen dan air raksa. Seperti para ahli alkemia, para ahli iatro-kimia pun cenderung pada ilmu gaib dan percaya akan pengaruh bintang-bintang.Mereka para ahli iatro-kimia memang tidak mencari "Batu Filsuf", melainkan "Jamu Mujarab Kehidupan" yang memberikan kesehatan dan usia panjang.


Sekalipun berbahaya, iatro-kimia yang berlangsung dua abad lamanya telah berhasil memajukan jumlah pengetahuan yang berdasarkan percobaan-percobaan dan menyebabkan diterbitkannya "Pharmacopia", yaitu suatu ensiklopedia keterangan mengenai obat-obatan dan penggunaannya.


Keberadaan unsur-unsur penyusun materi telah dipercayai oleh para ahli kimia, tetapi sampai abada XVIII mereka masih kesulitan dalam menghubungkan hasil-hasil eksperimen laboratorium dengan teori. Dalam perkembangan selanjutnya, muncul 'Teori Phlogiston" untuk menjelaskan fenomena pembakaran logam.


Menurut teori Phlogiston, Phlogiston adalah "zat" yang timbul bila logam dibakar. Bila logam dipanaskan pada suhu tinggi, maka phlogiston dikeluarkan dan hanya tersisa senyawa oksida logam. 


Teori Phlogiston dipercaya oleh para ahli kimia hingga Lavoisier berdasarkan data-data eksperimennya merumuskan "Hukum Kekekalan Massa". Menurut Lavoisier, dalam proses-proses kimia yang alamiah maupun yang buatan, tidak ada sesuatu yang hilang, tidak ada sesuatu yang bertambah. Sejak ditemukannya "Hukum Kekekalan Massa" oleh Lavoisier tersebut, teori Phlogiston ditinggalkan para ahli kimia. 


Pada tahun 1802, seorang guru kimia sekolah di Inggris yang bernama John Dalton (1766-1844) menghidupkan kembali teori atom dan menggabungkannya dengan gagasan Lavoisier mengenai afinitas kuantitatif antar unsur-unsur. Ia mengemukakan  teori  atomnya yang berbeda dengan teori atom filsuf Yunani. 


Teori atom Dalton mampu memberikan penjelasan yang sangat memuaskan tentang hukum Kekekalan Massa dari Lavoisier dan Hukum Perbandingan Tetap dari Proust. Oleh karena itu, teori atom Dalton dianggap sebagai "teori atom modern" yang pertama kali. 


Sejak kemunculan teori atom Dalton, beberapa waktu kemudian para ahli kimia berlomba-lomba mengungkap hakikat atom penyusun materi. Setelah John Dalton, muncul J.J. Thomson dengan teori atom "Plum-Pudding" nya, Rutherford dengan penemuan inti atomnya, Niels Bohr dengan konsep "orbit" elektron, dan akhirnya teori atom mekanika kuantum.


Demikian sekilas sejarah perkembangan ilmu Kimia, mulai dari pemikiran filosofis hingga eksperimen pengujian di laboratorium dan teori berbasis persamaan matematika. []


Sumber Bacaan : 

Keith Wilkes, 1982, Agama dan Ilmu Pengetahuan, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Sinar Harapan.

Sabtu, 30 November 2024

URGENSI MEMILIKI PENGETAHUAN DASAR AGAMA

 


URGENSI MEMILIKI PENGETAHUAN DASAR AGAMA

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro



Beberapa waktu yang lalu saat sholat Jumat di masjid, saya menjumpai sebuah pemandangan yang cukup menyedihkan. Sebuah pemandangan tentang ironisnya kualitas generasi muslim sekarang. Kejadian tersebut menunjukkan fenomena generasi muslim sekarang sangat minim pengetahuan agamanya.

Saat memasuki masjid, saya melihat beberapa remaja berseragam sekolah SMA yang sedang ngobrol dan bermain-main. Padahal saat itu khatib sudah menyampaikan khutbah Jum'at. Mereka bukannya duduk tenang dan mendengarkan isi khutbah Jum'at tetapi malah asyik mengobrol dan bermain-main.
Saya masuk masjid langsung mengerjakan sholat sunnah tahiyatul masjid dan kemudian duduk mendengarkan isi khutbah Jum'at hingga selesai. Saya melakukan hal itu karena sejak kecil sudah mendapat pelajaran agama bahwa khutbah Jum'at merupakan bagian tak terpisahkan dari sholat Jum'at. Khotbah Jum'at adalah termasuk rukun sholat Jum'at. Disebut mengerjakan sholat Jum'at adalah jika ikut mendengarkan khutbah Jum'at dan mengerjakan sholat Jum'at sebanyak dua rakaat.

Melihat perilaku beberapa remaja tersebut saya jadi berpikir, apakah mereka tidak mengetahui pengetahuan dasar agama terkait rukun sholat Jum'at? Apakah seusia mereka belum pernah mendapatkan pelajaran agama tentang rukun sholat Jum'at? Saya sangat heran bagaimana remaja sebesar mereka tidak mengetahui ilmu-ilmu agama yang dasar tersebut. Sementara saya dulu waktu kecil sudah mengetahui pengetahuan dasar rukun sholat Jum'at, makanya sejak kecil setiap kali mengikuti sholat Jum'at saya selalu duduk diam mendengarkan khotbah Jum'at dari Khatib.

Waktu kecil saya tidak punya pikiran saat mengikuti sholat Jum'at akan bermain-main dan ngobrol dengan teman-teman ketika Khotib menyampaikan khutbah Jum'at. Kejadian yang saya lihat pada para remaja tersebut adalah sebuah pemandangan yang sungguh aneh dan tidak pernah terbayangkan dalam pikiran saya waktu kecil. Pemandangan yang sangat menyedihkan karena melihat generasi Islam sekarang tidak mengetahui pengetahuan-pengetahuan dasar dalam ajaran agama Islam.

Jika pengetahuan dasar tentang rukun sholat Jum'at saja tidak mengetahui, apakah mungkin kita berharap mereka mampu memahami dan mengimplementasikan pesan-pesan kebaikan dari ajaran agama Islam? Apa yang bisa diharapkan untuk memajukan peradaban umat Islam dari generasi seperti mereka? Saya jadi berpikir, bagaimana nasib umat Islam yang di masa mendatang jika generasi remajanya memiliki kualitas pengetahuan agamanya seperti itu? Sungguh-sungguh sangat ironis dan menyedihkan sekali.

Saya sungguh tidak percaya jika ada generasi umat Islam yang tidak mengetahui rukun-rukun sholat Jum'at. Selama khatib menyampaikan khutbah Jum'atnya, para remaja sekolah tersebut asyik mengobrol dengan cukup keras. Untung karena suara speaker masjid cukup keras sehingga suara obrolan mereka tidak terlalu terdengar karena suara khutbah Khatib lebih keras terdengar.

Ketika Iqamah disuarakan muadzin pertanda sholat Jum'at mau segera didirikan, semua jamaah berdiri merapikan shaf sholat. Lantas bagaimana para remaja tersebut? Ternyata mereka baru mau mengambil air wudhu ketika Iqamah dibacakan. Berarti selama khutbah Jum'at mereka di dalam masjid belum berwudhu dan hanya asyik ngobrol. Melihat kejadian tersebut, saya jadi semakin bingung dengan kondisi mereka. Generasi muslim macam apakah mereka kok sampai sama sekali tidak mengetahui rukun sholat Jum'at?

Kejadian seperti itu ternyata tidak hanya dilakukan oleh generasi remaja. Ketika sholat Jum'at di masjid kampus, saya juga beberapa kali melihat orang-orang dewasa yang ketika khutbah sedang disampaikan oleh Khatib, mereka malah asyik membuka-buka aplikasi di handphone. Melihat kejadian tersebut, saya juga jadi berpikir, apakah mungkin masih banyak orang-orang Islam baik remaja maupun dewasa yang memang tidak mengetahui bahwa khutbah Jum'at itu berbeda dengan acara pengajian biasa? Mungkinkah mereka belum mengetahui pengetahuan dasar tentang rukun-rukun sholat Jum'at?

Berdasarkan pengamatan fakta di lapangan tentang implementasi pengamalan ajaran agama Islam oleh umat Islam seperti itu, maka menjadi PR bersama bagi seluruh umat Islam, terutama para pendakwah dan lembaga keagamaan untuk lebih intensif lagi membelajarkan ajaran-ajaran dasar agama Islam kepada anak-anak. Anak-anak harus dikenalkan dengan pengetahuan-pengetahuan dasar agama Islam agar kelak ketika mereka dewasa mampu memahami, memaknai, dan mengimplementasikan nilai-nilai kebaikan dari ajaran agama Islam. []


Gumpang Baru, 07 November 2024

Kamis, 28 November 2024

MURUAH GURU DAN KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA

 


MURUAH GURU DAN KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro




Masih dalam suasana memperingati Hari Guru Nasional tahun 2024, marilah kita bermuhasabah seputar muruah guru (pendidik). Berbagai persoalan seputar muruah guru masih menjadi keprihatinan kita semua. Profesi guru yang seharusnya memiliki muruah tinggi dan kedudukan mulia telah ternodai oleh tindak perilaku segelintir orang (oknum pendidik) yang tidak bertanggung jawab dan melanggar etika moral.

Profesi guru adalah profesi yang terhormat dan mulia. Guru adalah orang yang mendidik anak-anak sehingga mereka menjadi anak-anak yang berpengetahuan, terampil, dan bermoral tinggi. Guru bertugas mendampingi siswa agar mengenali potensi dirinya dan mampu mengembangkan diri menjadi generasi yang tangguh. Guru juga bertugas membimbing siswa agar mengenal aturan etika, moral, dan karakter yang baik sehingga mereka nanti akan menjadi generasi bangsa yang bermoral dan beretika tinggi.

Melihat berapa berat dan mulianya tugas guru, maka sudah sewajarnya jika profesi guru memiliki atau mempunyai muruah yang tinggi. Karena tugasnya sangat mulia, maka sudah seharusnya jika profesi guru diisi oleh orang-orang yang memiliki jiwa mendidik, sikap ketauladanan, memahami ilmu pedagogik, dan profesional.

Beberapa waktu ini profesi guru terus mendapatkan sorotan dari masyarakat. Beberapa peristiwa yang terjadi di seputar dunia pendidikan dan profesi keguruan mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat. Mulai dari peristiwa fenomena lemahnya kedudukan guru dalam hukum sehingga terjadinya beberapa kasus guru diperkarakan ke jalur hukum oleh orang tua siswa.

Kemudian munculnya kasus-kasus terjadinya tindak kekerasan di lingkungan sekolah, baik dilakukan guru ke siswa maupun dilakukan siswa ke guru. Belum lagi terjadinya kasus tindak asusila yang dilakukan oleh oknum-oknum guru yang tidak bermoral kepada siswi-siswinya.

Selain masalah-masalah tersebut di atas, masih ada masalah lain yang terjadi sejak dulu yaitu masalah tingkat kesejahteraan guru yang masih rendah. Di bandingkan dengan profesi-profesi lain, penghargaan dan penghasilan guru relatif lebih rendah. Padahal profesi guru memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proses pendidikan.

Tanpa peranan penting guru, maka bagaimana nasib generasi penerus bangsa ini. Tetapi sayangnya, sejak dulu profesi guru masih dipandang sebelah mata oleh pemerintah maupun masyarakat umum. Masih banyak para orang tua yang kurang senang jika anak-anaknya bercita-cita ingin menjadi guru karena profesi guru dianggap kurang prestisius dan kurang menjanjikan kesejahteraan. Siswa-siswi yang unggul dan berprestasi tinggi juga kebanyakan tidak ingin melanjutkan pendidikan tinggi ke kampus LPTK yang nantinya setelah lulus menjadi guru.

Mungkin dikarenakan orang-orang yang kuliah di kampus LPTK dan menjadi guru pada awalnya bukanlah siswa-siswi terbaik, maka kualitas guru-guru yang dihasilkan di Indonesia masih jauh dari harapan. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia mungkin juga dikarenakan faktor banyaknya guru-guru yang mengajar di sekolah bukan sarjana pendidikan lulusan kampus LPTK dimana cita-cita awal mereka tidak menjadi guru tetapi karena situasi yang memaksanya menjadi guru. Dikarenakan bukan sarjana pendidikan, maka mereka tidak/kurang memahami ilmu pedagogik.

Sudah waktunya dibangkitkan kembali muruah (kehormatan, martabat, nama baik) guru yang sempat mengalami penurunan dan keterpurukan selama ini. Martabat dan kemuliaan guru harus dikembalikan. Muruah guru sangat berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Jika kualitas pendidikan di Indonesia meningkat dan bisa bersaing dengan negara-negara maju lain, maka muruah guru pasti juga akan terangkat.

Banyak faktor yang menjadi penyebab mengapa kualitas pendidikan di Indonesia tertinggal jauh di banding negara-negara lain, yang tidak hanya disebabkan oleh faktor gurunya saja. Faktor perubahan kurikulum yang terjadi setiap kali ganti menteri pendidikan juga ikut mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia stagnan. Perubahan atau pergantian kurikulum yang terlalu cepat dan sering dilakukan pemerintah juga ikut andil dalam menjadi faktor penyebab kualitas pendidikan di Indonesia lambat majunya.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia bisa diawali dengan meningkatkan tingkat pendapatan dan kesejahteraan guru. Jika kesejahteraan guru telah terpenuhi maka guru bisa tenang dan fokus mendidik siswa dengan segala kemampuannya. Langkah berikutnya adalah menggeser mindset guru dari fixed mindset menjadi growth mindset agar guru-guru mampu menjadi coach bagi para siswa dalam proses mengembangkan kemampuan diri.

Sekolah seharusnya menjadi tempat yang kondusif bagi siswa untuk mengenali potensi diri dan mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Guru seharusnya menjadi pendamping yang baik bagi siswa untuk menjalani proses belajarnya. Jangan sampai terjadi sekolah justru mematikan potensi siswa dan memadamkan motivasinya.

Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi kurikulum yang sedang berjalan agar mendapatkan model implementasi kurikulum yang terbaik. Jika akan merekonstruksi kurikulum harus melalui proses kajian mendalam dengan melibatkan para ahli dan segenap praktisi pendidikan, serta mempertimbangkan kondisi fakta di lapangan yang dilakukan melalui tahapan-tahapan yang jelas, sistematis dan terstruktur. Jangan sampai terjadi pergantian kurikulum dalam waktu yang sangat singkat tanpa melalui proses kajian dan riset yang mendalam.

Semoga di era pemerintahan baru sekarang ini dimana Menteri Pendidikan Dasar dan Menengahnya berasal dari kalangan akademisi dan seorang ahli pendidikan serta memiliki pengalaman praktis yang cukup lama di dunia pendidikan, kualitas pendidikan di Indonesia akan berangsur-angsur meningkat dan bisa bersaing dengan negara-negara maju lainnya. Amin. []


Gumpang Baru, 27 November 2024

Senin, 25 November 2024

MENGKONTEKSTUALKAN PESAN AL-QUR'AN

 


MENGKONTEKSTUALKAN PESAN AL-QUR'AN 

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro 



Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan Allah Swt. melalui wahyu kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw. Al-Qur'an menjadi pedoman hidup bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan agar sesuai keinginan Allah Swt. Al-Qur'an diturunkan bukan hanya untuk kepentingan umat Islam saja, melainkan juga untuk menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia di dunia hingga akhir zaman. 


Sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, maka kebenaran isi Al-Qur'an pasti dapat diterima oleh seluruh umat manusia. Al-Qur'an akan berlaku sepanjang masa hingga akhir dunia menunjukkan bahwa pesan-pesan yang terkandung dalam isi Al-Qur'an pasti selalu up to date dan mengikuti perkembangan zaman. 


Al-Qur'an memang bukan literatur atau referensi ilmiah yang dapat langsung menjadi rujukan penyelesaian masalah-masalah yang berkaitan dengan penemuan dan kebenaran ilmiah. Walaupun begitu, Al-Qur'an banyak menyinggung tentang peristiwa-peristiwa alam yang menjadi topik kajian ilmu sains. 


Oleh karena itu, upaya memahami isi kandungan Al-Qur'an yang berkaitan dengan peristiwa alam yang menjadi domain kajian/riset ilmu sains harus terus dilakukan dengan melibatkan para ahli sains.  Upaya ini perlu dilakukan dalam rangka untuk menunjukkan bahwa isi kandungan Al-Qur'an terus relevan dengan perkembangan zaman. 


Al-Qur'an tidak pernah out of date (ketinggalan zaman) melainkan selalu up to date (mengikuti perkembangan zaman terkini) karena isi Al-Qur'an dapat dipahami oleh setiap zaman peradaban manusia. Walaupun Al-Qur'an telah diturunkan sejak 15 abad yang lalu, tetapi pesan-pesan kehidupannya masih tetap relevan sampai kapanpun.


Untuk mewujudkan hal tersebut, maka perlu upaya bagaimana mengkontekstualkan pesan-pesan Al-Qur'an sesuai perkembangan zaman. Al-Qur'an tidak akan pernah ketinggalan zaman selama kita mampu memaknai pesan-pesannya sesuai konteks zaman kekinian. Jangan sampai terjadi Al-Qur'an dikatakan ketinggalan zaman hanya karena ketidakmampuan kita dalam memahami dan menerjemahkan pesan-pesannya sesuai konteks terkini. 


Sebagai contoh kata "zarrah" pernah diterjemahkan sebagai benda seukuran biji sawi, kemudian ada juga yang menerjemahkan benda seukuran butiran debu, lalu setelah ditemukan konsep atom maka kata "zarrah" dimaknai sebagai seukuran atom. Perubahan dan perkembangan makna arti kata "zarrah" tersebut menunjukkan bahwa Al-Qur'an dapat diterima kapanpun dan dapat dipahami sesuai perkembangan ilmu pengetahuan yang dikuasai manusia. 


Kata "zarrah" yang merujuk kepada ukuran yang sangat kecil menurut pandangan penulis menunjukkan adanya pesan tersirat bahwa "ukuran" memiliki arti yang sangat penting. Ayat yang mengandung kata "zarrah" seolah mendorong umat Islam agar berusaha mengungkap rahasia di balik "ukuran materi". Ada apa dengan ukuran kecil? Mengapa "ukuran kecil" seakan-akan penting di hadapan-Nya sampai Allah Swt. menggunakan kata "zarrah" yang merujuk kepada ukuran benda yang sangat kecil? 


Penting untuk dipahami bahwa kata "zarrah" yang merujuk kepada "sesuatu yang berukuran sangat kecil sekali' pernah diterjemahkan menjadi bermacam-macam benda, seperti biji sawi, butiran debu, dan atom. Penerjemahan kata "zarrah" menjadi kata yang berbeda-beda tersebut dikarenakan disesuaikan dengan pengetahuan manusia pada zamannya, yang artinya penerjemahan kata "zarrah" disesuaikan dengan konteks zaman. 


Karena objek yang disepadankan dengan kata "zarrah" bisa berbeda-beda sesuai konteks pemahaman umat Islam di suatu zaman, maka dapat ditarik benang merah bahwa tujuan dicantumkannya kata "zarrah" kemungkinan karena Allah Swt. ingin mengajak atau mendorong umat Islam agar mau meneliti lebih mendalam lagi tentang pengaruh faktor "ukuran"  terhadap sifat materi (benda). 


Di zaman modern ini, setelah ditemukannya konsep nano material dimana material berukuran nanometer ternyata menampakan sifat -sifat fisik maupun kimia yang berbeda sekali dengan ukuran makroskopisnya (ukuran material yang kita lihat sehari-hari) akibat pengaruh ukurannya yang sangat kecil. Fenomena ini dikenal dengan istilah "quantum dot size effect". 


Setelah dilakukannya riset-riset tentang material ukuran kuantum tersebut, akhirnya diketahui bahwa ternyata ukuran kuantum memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap sifat maupun kinerja dari suatu material. Dan ternyata material berukuran nanometer menunjukkan fenomena quantum dot size effect tersebut. Oleh karena itu, saat ini riset-riset ilmiah yang mengkaji teknik-teknik sintesis nano material (nano technology) terus dilakukan para ahli sains. 


Berkaitan dengan kata "zarrah" yang muncul di Al-Qur'an lima belas abad yang lalu, apakah ada keterkaitannya dengan penemuan teknologi sintesis nano material? Apakah penemuan ilmiah di bidang sintesis nano material dan aplikasinya di berbagai bidang kehidupan tersebut merupakan jawaban atas misteri atau rahasia di balik "ukuran" yang dimaksud dalam Al-Qur'an melalui kata "zarrah"? Wallahu a'lam. []


Gumpang Baru, 25 November 2024


NB. Artikel ini merupakan pandangan, pendapat, dan gagasan pemikiran penulis pribadi.

Postingan Populer