Senin, 29 September 2025
MENJAGA KESEIMBANGAN DUNIA ANAK
Oleh:
Kamis, 11 September 2025
MENJADI PRIBADI YANG BERPRESTASI
![]() |
Foto Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho |
MENJADI PRIBADI YANG BERPRESTASI
Oleh:
Dr. Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc.
Di dalam perkuliahan, saya selalu memotivasi mahasiswa agar selain fokus meningkatkan kompetensi akademik dengan mengikuti proses perkuliahan dengan sebaik-baiknya dan berusaha meraih IPK tinggi, saya juga mendorong mereka agar juga mengenali kemungkinan potensi non akademik yang tersembunyi dalam dirinya dan membangkitkannya dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat memperkuat softskill mereka.
Motivasi tersebut saya sampaikan secara rasional karena mereka tidak tidak mengetahui, di masa depan nanti, manakah antara potensi akademik atau potensi non akademik yang akan menjadi jalan kesuksesan mereka. Jika mereka mampu memaksimalkan potensi akademik maupun potensi non akademiknya hingga menjadi kompetensi yang unggul, maka di masa depan nanti mereka bisa sukses melalui kedua potensi tersebut ataupun salah satunya. Tetapi yang terpenting adalah mereka telah memiliki bekal untuk meraih kesuksesan dengan bekal potensi titipan Tuhan dalam diri mereka.
Tuhan membekali diri setiap orang berupa potensi diri. Potensi diri tersebut bersifat laten yang perlu dibangunkan pada waktunya. Potensi diri harus dibangunkan dan dibangkitkan menjadi kompetensi dan skill yang menjadi bekal kehidupan. Masing-masing orang boleh jadi memiliki potensi diri yang berbeda-beda yang menjadi keistimewaan dirinya. Setiap orang adalah unik dan istimewa karena memiliki keunggulan sendiri-sendiri.
Apakah setiap orang tahu potensi dirinya? Potensi diri merupakan kemampuan diri yang bersifat laten (tersembunyi). Setiap orang perlu mengenali potensi diri yang tersimpan dalam dirinya. Oleh karena itu, setiap orang harus mampu mengeksplorasi dan mengidentifikasi potensi-potensi yang tersimpan dalam dirinya.
Bagaimana cara mengenali potensi diri? Cara untuk mengenali potensi diri dalam diri adalah melalui menjalani aktivitas-aktivitas baru. Dengan berani melakukan hal-hal baru, seseorang akan mampu mengidentifikasi jenis-jenis kemampuan dirinya. Melalui aktivitas-aktivitas baru, seseorang bisa menyadari jenis keahlian yang dikuasainya.
Ada tipe orang yang mudah menguasai kompetensi bidang akademik dan ada tipe orang yang lebih mudah menguasai kompetensi bidang non akademik. Tetapi seseorang tidak bisa memastikan dirinya kelak akan sukses di bidang akademik atau bidang non akademik. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk sejak dini mengenali potensi dirinya cenderung ke bidang akademik atau ke bidang non akademik.
Mengenali jenis potensi diri lebih awal akan membuat seseorang dapat menyiapkan dirinya untuk menjadi ahli di bidang keahliannya dengan lebih awal dan lebih lama sehingga peluang dirinya sukses di bidang tersebut akan semakin besar. Keuntungan mengenali potensi diri lebih awal adalah dapat memiliki waktu yang lebih lama untuk melatih kemampuan dan skill sehingga dapat menjadi orang yang benar-benar ahli di bidangnya.
Masa muda adalah waktu yang sangat berharga untuk proses mengenali dan memberdayakan potensi diri. Masa muda adalah waktu yang tepat untuk mencatatkan banyak prestasi di berbagai bidang ilmu dan keahlian. Capaian prestasi di masa muda akan menjadi catatan rekam jejak kemampuan seseorang yang akan berguna kelak ketika memasuki dunia kerja. Catatan rekam jejak prestasi diri dapat menjadi bukti pengalaman dan kemampuan diri. Dengan memiliki banyak bukti pencapaian prestasi diri di berbagai bidang, maka akan memudahkan pelaku dunia kerja mengenali kemampuan yang dimiliki seseorang, sehingga ia akan lebih cepat menemukan lapangan kerjanya. []
Surakarta, 11 September 2025
Senin, 11 Agustus 2025
MENERUSKAN CITA-CITA ORANG TUA
MENERUSKAN CITA-CITA ORANG TUA
Oleh:
Dr. Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc.*)
Kami terlahir di lingkungan pedesaan. Saya anak nomor empat dengan memiliki tiga kakak dan satu adik. Keluarga kami adalah keluarga yang cukup, walaupun lebih banyak kurangnya. Tetapi dengan semangat menjalani kehidupan dengan positif dan memperbaiki hidup, orang tua kami bertekad menyekolahkan anak-anaknya sampai sarjana, walaupun harus berhutang dan pengaturan pengelolaan keuangan yang sangat ketat.
Orang tua kami bertekad untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai ke tingkat sarjana. Walaupun mereka sendiri belum pernah mengenyam pendidikan tinggi di perguruan tinggi. Ayah sekolahnya hanya sampai lulus sekolah PGA (Pendidikan Guru Agama, sekarang setara SMA), sedangkan ibu hanya sekolah SR (Sekolah Rakyat, sekarang setara SD).
Ayah dan ibu memiliki lima orang anak, yaitu tiga orang anak laki-laki dan dua orang anak perempuan. Entah karena faktor ekonomi atau ada faktor alasan yang lain, anak-anak yang disekolahkan sampai ke perguruan tinggi hanya anak laki-laki saja. Itupun juga dengan berhutang untuk membiayai sekolah anak-anaknya. Bahkan untuk kakak pertama, beliau bisa kuliah juga karena dapat sedikit bantuan orang lain dan hasil bekerja karena orang tua tidak mampu membiayai kuliahnya.
Semangat ayah dan ibu menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi-walaupun harus berhutang- karena mereka ingin masa depan anak-anaknya besok meningkat lebih baik. Walaupun ayah dan ibu hanya orang kecil dan rakyat jelata serta tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi di perguruan tinggi, mereka sangat sadar bahwa pendidikan tinggi akan mampu mengubah kehidupan menjadi lebih baik. Hanya melalui jalur pendidikan tinggi, ayah dan ibu yakin kehidupan anak-anak mereka kelak akan menjadi lebih baik dan sejahtera.
Orang tua kami pernah berkata bahwa mereka tidak dapat mewariskan harta benda karena memang tidak punya, tetapi hanya bisa mewariskan ilmu (pendidikan) untuk bekal kehidupan di masa depan. Berbekal nasihat ini, maka saya berusaha menjalani proses studi selama kuliah dengan sebaik-baiknya dan berusaha meraih prestasi semaksimal mungkin. Saya juga meyakini bahwa melalui pendidikan yang baik, masa depan saya akan menjadi lebih baik.
Dengan inspirasi dan semangat orang menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang sarjana, maka saya juga bertekad untuk menjalani proses studi dengan sebaik-baiknya. Saya juga berusaha untuk melanjutkan cita-cita orang tua yang ingin anak-anaknya bisa menjadi sarjana dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu pendidikan Pascasarjana tingkat Magister dan Doktor.
Atas berkat doa kedua orang tua, semangat belajar anak-anaknya, dan ridho Allah SWT, akhirnya dari lima anak-anak mereka ada dua anak yang mampu melanjutkan pendidikan Pascasarjana hingga tingkat doktor, yaitu anak pertama (Dr. Agus Fatuh Widoyo, S.Ag., M.S.I.) dan saya sendiri sebagai anak nomor empat (Dr. Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc.). Selain itu, cucu pertama mereka yang merupakan putri dari anak pertama juga berhasil mengenyam pendidikan Pascasarjana tingkat magister (Mutiara Hanif Saputri, S.Pd., M.Pd.).
Kakak pertama saya mas Dr. Agus Fatuh Widoyo, S.Ag., M.S.I. yang selalu memotivasi dan mendorong saya untuk melanjutkan pendidikan tingkat doktor dan memberikan ketauladanan ke saya saat ini memiliki pencapaian jenjang karier yang cukup baik. Saat ini beliau menjabat sebagai Dekan Fakultas Dakwah di Institut Islam Mambaul Ulum (IIM) Surakarta.
Alhamdulillah, saya, mas Agus, dan dek Hanif dapat meneruskan cita-cita almarhum - almarhumah ayah dan ibu untuk melanjutkan pendidikan tinggi hingga jenjang doktor dan magister. Alhamdulillah kami dapat mengharumkan nama baik ayah dan ibu dengan pencapaian kehidupan kami. Kami bahagia dan bangga dapat membuktikan bahwa walau kedua orang tua kami bukan orang kaya dan kehidupannya penuh dengan kekurangan, tetapi mereka mampu mendidik kami -anak-anaknya- menjadi orang yang baik dan berpendidikan tinggi. Semoga apa yang kami capai sekarang ini dapat menjadi kebaikan jariyah bagi almarhum-almarhumah ayah dan ibu. Amin. []
Gumpang Baru, 10 Agustus 2025
_________________________________________
*) Dr. Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc. adalah dosen di Progam Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret, Alumni Program Studi Doktor Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, dan Pengembang model pembelajaran Chemistry, Technology and Society Berorientasi Pendidikan Qur’an (CTS-Q).
Selasa, 05 Agustus 2025
URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER KINERJA DAN KARAKTER MORAL
URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER KINERJA DAN KARAKTER MORAL
Oleh:
Dr. Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc.
Menurut Thomas Lickona, (2012), “Character so conceived has three
interrelated parts: moral knowing, moral feeling and moral behavior.”
Karakter yang mulia menurutnya bermula dengan pengetahuan tentang kebaikan,
lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan dan akhirnya benar-benar
melaksanakan kebaikan. Menurut Kilpatrick dalam (Hudi, 2017), pembentukan
karakter bangsa dapat dilakukan melalui proses pengetahuan (knowing) kepada tindakan kebiasaan (habits). Hal ini bermakna, pengetahuan
yang diperoleh diaplikasikan dalam bentuk tindakan melalui latihan dan
pendidikan yang berterusan untuk membedakan mana-mana pengaruh yang baik dan
keburukan. Untuk tujuan ini, seorang pelajar (siswa, mahasiswa) hendaklah
dididik secara sadar akan pengetahuan moral (moral knowing), menghargai nilai-nilai yang baik (moral feeling) dan melakukan kebiasaan
moral yang baik (moral habits).
Lickona (2012) mengatakan ada
7 (tujuh) alasan utama yang menjadi dasar mengapa Pendidikan Karakter wajib
untuk diberikan kepada seluruh peserta didik sejak dari tahap dini, yaitu: 1).
Ini cara terbaik untuk menjamin peserta didik bisa memiliki kepribadian yang
baik dalam hidupnya, 2). Ini cara yang paling efektif dalam meningkatkan
prestasi akademik peserta didik, 3). Sebagian peserta didik belum bisa
membentuk karakter yang baik bagi dirinya di tempat lain, 4). Sebagai sarana
untuk membentuk peserta didik agar menjadi insan yang dapat menghormati orang
lain dan hidup dalam kemajemukan. 5). Sebagai upaya untuk mengatasi akar
masalah moral-sosial seperti ketidakjujuran, ketidaksopanan, kekerasan, etos
kerja yang rendah, dll., 6). Ini cara terbaik untuk membentuk perilaku peserta
didik sebelum mereka memasuki lingkungan kerja, 7). Sebagai sarana untuk
mengajarkan nilai-nilai budaya yang menjadi bagian dari sebuah peradaban.
Pendidikan karakter sangat penting
diajarkan ke mahasiswa. Walaupun umumnya orang berpandangan bahwa mahasiswa
sudah dewasa sehingga mereka pastinya sudah memahami pendidikan karakter,
tetapi faktanya masih dijumpai adanya mahasiswa yang kurang memiliki karakter
baik. Penulis masih menjumpai di lapangan bagaimana beberapa mahasiswa kurang
peduli terhadap lingkungannya dan kurang memiliki empati terhadap orang lain.
Mereka cenderung bersikap individualistik dimana mereka hanya fokus pada
kepentingan dirinya sendiri dan kurang mempedulikan orang lain. Hal ini
menunjukkan bahwa belum semua mahasiswa memiliki karakter yang baik. Karakter
baik seperti rasa empati, kepedulian sosial, kemandirian, dan sikap religius
harus tetap diajarkan dan dilatihkan kepada mahasiswa dalam pembelajaran di
ruang-ruang kelas agar karakter-karakter yang baik tersebut menjadi habit
(kebiasaan) mereka.
Pendidikan karakter menjadi tanggung
jawab semua komponen pendidikan, khususnya pendidik (guru, dosen). Di tingkat
pendidikan tinggi, dosen memiliki kewajiban selain mengajarkan materi
perkuliahan juga memiliki tanggung jawab moral untuk mengajarkan pendidikan
karakter kepada para mahasiswa. Untuk mengajarkan materi pendidikan karakter
tidak perlu terpisah dalam mata kuliah khusus pendidikan karakter, tetapi dapat
diajarkan secara terpadu dalam penyampaian materi perkuliahan. Dosen dapat
mengintegrasikan materi perkuliahannya dengan materi pendidikan karakter
sehingga penyampaian materi perkuliahan secara terpadu juga menyampaikan materi
pendidikan karakter.
Ketika mengajar mata kuliah, penulis
berusaha memasukkan nilai-nilai karakter yang baik pada penyampaian materi
perkuliahan. Di mulai dari awal perkuliahan, penulis mengawali dengan mengajak
mahasiswa untuk berdoa terlebih dahulu sebelum memulai proses pembelajaran.
Pada pertemuan pertama, penulis selaku dosen yang memimpin doa bersama (doa
dalam hati masing-masing sesuai agama dan keyakinannya karena mahasiswa bisa
beragam agamanya). Tetapi pada pertemuan kedua dan seterusnya, penulis meminta
salah satu perwakilan mahasiswa untuk memimpin doa bersama. Mungkin apa yang
penulis lakukan tersebut dinilai tidak terlalu penting. Mungkin ada yang
berpendapat, buat apa mengajak mahasiswa berdoa bersama karena pastinya mereka
sudah berdoa sendiri-sendiri tanpa dipimpin.
Menurut penulis, kegiatan berdoa bersama
setiap kali memulai perkuliahan adalah kegiatan yang tidak sia-sia. Dalam
kegiatan doa bersama tersebut, penulis ingin mengajak dan mengingatkan agar
para mahasiswa kembali mengingat Tuhan (walau sesaat) setelah sekian waktu
beraktivitas memikirkan duniawi dan juga memohon kepada Tuhan agar ilmu yang
akan mereka pelajari nantinya membawa kebaikan dan kemanfaatan bagi kehdupan
mereka terkhusus kesuksesan karier mereka nanti. Kegiatan doa bersama di setiap
awal perkuliahan penulis desain untuk membangkitkan jiwa spiritualisme
mahasiswa agar walau sesaat hati dan jiwa mereka tersirami oleh nilai-nilai kesucian
yang bersifat transenden.
Kegiatan mengawali perkuliahan dengan
doa bersama sudah beberapa tahun penulis lakukan ketika mengajar dan penulis
merasakan (subjektivitas penulis) bahwa setelah adanya kegiatan doa bersama,
penulis merasakan suasana kelas yang lebih religius dan damai dibandingkan
suasana kelas sebelum penulis mengadakan kegiatan doa bersama. Penulis
mengamati terkadang masih ada satu dua mahasiswa yang terkesan meremehkan
kegiata doa bersama yang terlihat dari ketika berdoa mereka tidak serius
(khusuk). Melihat kondisi tersebut, ketika di dalam proses pembelajaran,
penulis menyisipkan nasihat tentang pentingnya berdoa secara khusuk kepada
Tuhan karena manusia adalah makhluk yang sangat lemah. Manusia membutuhkan
bantuan Tuhan dalam menjalani kehidupan agar ditunjukkan jalan kebaikan dan
dimudahkan dalam segala urusan. Melalui pemberian nasihat-nasihat seperti itu,
mahasiswa menjadi lebih sadar tentang pentingnya berdoa secara serius dan khusyuk.
Setelah di awal perkuliahan memasukkan
aktivitas berdoa bersama, di dalam proses penyampaian materi kuliah penulis
juga menyisipkan materi pendidikan karakter, misalnya penyisipan motivasi
berprestasi, manajemen diri, dan semangat berusaha (memperjuangkan cita-cita)
melalui pembacaan biografi tokoh-tokoh ilmuwan dunia. Sebagai contoh, ketika
menyampaikan materi kuliah kimia koordinasi, penulis mengawali dengan
menyampaikan sejarah perkembangan kimia koordinasi. Nah, saat membahas materi
sejarah perkembangan kimia koordinasi topik Teori Koordinasi Werner, penulis
menyisipkan pembahasan tentang biografi Alfred Werner, ilmuwan kimia peraih hadiah
nobel bidang kimia koordinasi tahun 1913. Melalui pembahasan biografi Alfred
Werner tersebut, mahasiswa mengetahui bagaimana Alfred Werner bekerja keras
meneliti senyawa-senyawa koordinasi selama kurang lebih 20 tahun sehingga
akhirnya menjadi pakar kimia koordinasi dengan merumuskan teori koordinasi dan
dunia menghargainya dengan memberikan penghargaan hadiah nobel pada tahun 1913.
Dari mempelajari biografi Alfred Werner
tersebut, mahasiswa dapat belajar tentang pentingnya belajar secara tekun, fokus,
menemukan bakat minat sejak dini, tidak mudah menyerah, dan akhirnya meraih
kesuksesan. Mahasiswa dapat menyadari dari kisah-kisah kesuksesan para tokoh
dunia bahwa kesuksesan harus diperjuangkan, kesuksesan tidak ada yang instan
tetapi melalui usaha dan perjuangan tanpa mengenal lelah. Dari metode pengintegrasian
pendidikan karakter ke dalam proses pembelajaran inilah mahasiswa belajar tentang
Performance Character, sedangkan
melalui kegiatan doa bersama dan menghayatinya serta mengimplementasikan dalam
perilaku kehidupan sehari-hari, mahasiswa belajar tentang Moral Character. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Thomas Lickona (2012) bahwa karakter
dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu Karakter Moral (Moral Character) dan Karakter Kinerja (Performance Character).
Lebih lanjut, Djohan Yoga (2022) menjelaskan
tentang perbedaan antara Karakter Moral dan Karakter Kinerja. Karakter Moral (Moral Character) merupakan karakter yang
berguna untuk menjalin hubungan dengan orang lain seperti : jujur, rasa hormat,
menerima perbedaan, dll. Karakter Moral dapat mendorong seseorang untuk
berperilaku yang positif dan menjadi warganegara yang bertanggungjawab. Dengan
Karakter Moral, sesorang akan dapat menghargai pendapat orang lain serta tidak
melanggar nilai moral dalam meraih prestasi. Adapun Karakter Kinerja (Performance Character) merupakan
karakter yang berguna untuk meraih prestasi seperti: kerja keras, disiplin,
pantang menyerah, kreatif, dll. Karakter Kinerja mendorong seseorang untuk
mengeluarkan semua potensi yang dimilikinya untuk menguasai sesuatu (ilmu,
ketrampilan). Dengan Karakter Kinerja seseorang akan dapat memaksimalkan
prestasi sebab bisa melahirkan kekuatan dan strategi yang menantang diri
sendiri untuk meraih yang terbaik dengan talenta yang dimilikinya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa mahasiswa pelu dibekali dengan Karakter Moral dan Karakter
Kinerja. Mengapa mahasiswa perlu dibekali dengan pendidikan karakter moral dan
karakter kinerja sekaligus? Menanggapi pertanyaan ini, penulis mengutip penjelasan
Djohan Yoga (2022) dalam Workbook
Training of Trainer Character Education Practitioner yang memberikan penjelasan
secara sangat memuaskan terkait pentingnya Karakter Kinerja dan Karakter Moral
sebagai berikut.
1. Seseorang
bisa memiliki Karakter Kinerja saja tanpa Karakter Moral dan sebaliknya bisa
hanya memiliki Karakter Moral tapi tidak untuk Karakter Kinerja. Kita banyak
mendengar bahwa ada banyak peraih prestasi yang mencapaikan dengan berlatih
keras, disiplin, pantang menyerah dan aspek lainnya yang terkait dengan
Karakter Kinerja. Namun mereka kurang dalam aspek kejujuran, kebaikan, dan
aspek lainnya yang terkait dengan Karakter Moral. Sebaliknya ada orang yang
kuat dalam Kebajikan Moral tapi kurang dalam Kebajikan Kinerja seperti kerja
keras, kegigigihan dan berinisiatif.
2. Seseorang
yang berkarakter harus memiliki baik Karakter Kinerja maupun Karakter Moral.
Keduanya mendatangkan kewajiban. Karakter Kinerja seperti juga Karakter Moral
memiliki dimensi etika. Kita semua memiliki tanggungjawab untuk mengembangkan
talenta, merealisasikan potensi untuk keunggulan dan memberikan usaha terbaik
dalam melaksanakan tugas-tugas kita. Kita memiliki kewajiban dengan 2 alasan :
a). Rasa hormat kepada diri-sendiri dengan cara tidak mengabaikan talenta kita
tapi menggunakan mereka untuk berkembang sebagai pribadi yang terbaik. b.
Peduli dengan kebutuhan orang lain dengan cara mengerjakan seluruh tugas dengan
sebaik-baiknya sebab kualitas kerja kita akan berpengaruh pada kehidupan orang
lain. Dalam cara yang sama, kita semua juga memiliki tanggungjawab untuk
menjadi yang pribadi yang terbaik secara etika sebab hal ini juga akan
berpengaruh pada kehidupan yang ada di sekitar kita
3. Perlu
diingat bahwa dalam kebajikan moral (moral
virtues) yang pada hakikatnya baik, kebajikan kinerja (performance virtues) dapat juga digunakan untuk sesuatu yang buruk.
Para teroris mungkin telah menggunakan kebajikan kinerjanya seperti kecerdikan
dan tanggungjawab dalam melakukan pengeboman kepada orang yang tidak berdosa.
Sebaliknya, kebajikan moral seperti keadilan, kejujuran dan kepedulian yang
pada hakekatnya baik tidak dapat dipaksa untuk melakukan tugas-tugas yang
jahat.
4. Karakter
Kinerja dan Karakter Moral saling mendukung satu dengan yang lain secara
terpadu dan saling terkait. Keterpaduan Karakter Kinerja dan Karakter Moral
bisa ditunjukkan dalam 2 cara: a). Orang yang kuat dalam Karakter Kinerja bisa
membantu mereka dalam mencapai tujuan moralnya. b. Karakter Moral bisa
memberikan energi yang bisa memotivasi mereka untuk menggerakkan kinerja yang
tinggi dan memastikan bahwa mereka melakukannya secara beretika.
5. Pendidikan
Karakter memiliki tiga dimensi psikologis yaitu: kognitif (the head), emosi (the heart)
dan perilaku (the hand). Hal yang sama
juga berlaku untuk Karakter Kinerja dan Karakter Moral yang bisa dipandang
memiliki tiga komponen psikologis juga yaitu: kesadaran (awareness), sikap (attitude)
dan aksi (action) yang dikenal dengan
istilah 3A’s of Performance Character and
Moral Character. []
Referensi
Hudi, I. (2017).
Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral pada Siswa SMP Negeri Kota
Pekanbaru Berdasarkan Pendidikan Orang Tua. Jurnal Moral Kemasyarakatan,
2(1), 30–44.
Lickona, T.
(2012). Mendidik untuk membentuk karakter: Bagaimana sekolah dapat
memberikan pendidikan tentang sikap hormat dan bertanggungjawab. Bumi
Aksara.
Yoga, D. (2022).
Workbook Training of Trainer Character Education Practitioner.
Indomindmap.
Gumpang
Baru, 05 Agustus 2025
_________________________________
*) Dr.
Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc. adalah Dosen
di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret, alumni Program
Studi Doktor Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, pengembang
model pembelajaran Chemistry, Technology and Society Berorientasi Pendidikan
Qur’ani (CTS-Q), peraih juara 1 Nasional lomba penulisan buku pelajaran Kimia
SMA/MA di Kementerian Agama RI, Penulis Buku Nonfiksi tersertifikasi BNSP yang
telah menulis 125 judul buku (mandiri dan book chapter) dan memiliki 48
sertifikat hak cipta dari Kemenkumham RI. Beliau dapat dihubungi melalui email: anc_saputro@yahoo.co.id, dan website: https://sharing-literasi.blogspot.com.
Selasa, 27 Mei 2025
APAKAH META AI MENGENAL AISYAH IZZATUNNISA PUTRI NUGROHO?
APAKAH META AI MENGENAL AISYAH IZZATUNNISA PUTRI NUGROHO?
Senin, 05 Mei 2025
SYAWAL BERTABUR PIALA JUARA OLIMPIADE NASIONAL
SYAWAL BERTABUR PIALA JUARA OLIMPIADE NASIONAL
Oleh:
Agung
Nugroho Catur Saputro
Setelah selesai menjalankan ibadah puasa
Ramadan selama satu bulan penuh, tiba saatnya umat Islam merayakan kegembiraan
menyambut hari raya Idul Fitri tanggal 1 Syawal. Semua orang Islam gembira dan
bahagia menyambut kedatangan hari raya Idul Fitri. Suara takbir bergema di
seluruh penjuru dunia sebagai penanda berakhirnya ibadah puasa Ramadan dan
berganti kebahagiaan merayakan hari raya Idul Fitri pada tanggal 1 Syawal.
Syawal artinya meningkat. Bulan Syawal
adalah bulan peningkatan. Setelah sebulan penuh menjalani ujian menahan diri
dari hal-hal yang menyenangkan jasmani selama menjalani ibadah puasa Ramadan,
maka memasuki bulan Syawal waktunya untuk meng-upgrade kualitas hidup. Bulan Syawal adalah momen yang tepat untuk
memulai progam peningkatan kualitas diri, baik kualitas ibadah, kualitas sikap
dan perilaku, maupun kualitas kompetensi dan prestasi diri.
Pada artikel ini penulis akan menceritakan
proses peningkatan kualitas diri yang kami programkan untuk putri kecil kami
yang bernama Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho atau biasa dipanggil dengan nama Icha.
Menjelang berakhirnya bulan Ramadan, kami sebagai orang tua mencoba
meningkatkan pencapaian prestasi putri kecil kami ke jenjang yang lebih tinggi.
Putri kecil kami saat ini sedang duduk di kelas 1C SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar
Gumpang Kartasura.
Dalam bidang akademik, sudah tiga kali
mengikuti ujian tengah semester, putri kecil kami selalu memperoleh rata-rata
nilai raport tertinggi di kelasnya atau mendapat rangking pertama di kelasnya. Melihat
potensi yang ada pada si kecil Icha, kami mencoba untuk mengikutkan dia pada
ajang olimpiade mata pelajaran tingkat nasional. Kami ingin melatih si kecil
Icha agar memiliki keberanian untuk berkompetisi. Kami ingin si kecil Icha
mampu mengukur tingkat kemampuan dirinya sendiri di tingkat nasional. Kami
ingin memberikan pengalaman kepada si kecil Icha bagaimana rasanya berkompetisi
dengan siswa-siswi dari sekolah lain di seluruh Indonesia. Dan kami ingin
mengenalkan si kecil bagaimana tingkat kesulitan soal-soal olimpiade di tingkat
nasional.
Awalnya ketika kami tawari untuk
mengikuti seleksi olimpiade sains nasional, si kecil Icha ragu-ragu apakah
dirinya bisa mengerjakan soal tes olimpiade sains nasional. Tetapi setelah kami
memberikan motivasi, dorongan, dan penguatan dengan meyakinkan dirinya bahwa
dia pasti mampu karena nilai raportnya tertinggi di kelasnya. Nilai-nilai tes
tengah semester dan tes akhir semester di sekolah juga kebanyakan mendapat
nilai 100. Setelah mendengar penjelasan kami, akhirnya si kecil Icha bersedia
mengikuti tes seleksi olimpiade sains nasional yang diselenggarakan secara
daring (online).
Kesan si kecil Icha setelah mengikuti
tes olimpiade nasional bidang Bahasa Inggris dan Matematika yang pertama kali
adalah soal-soalnya lebih sulit dibandingkan soal-soal tes di sekolah. Mendengar
pengakuan si kecil Icha tersebut, tujuan kami tercapai. Akhirnya si kecil Icha
bisa mengetahui perbedaan tingkat kesulitan soal-soal tes antara soal tes di
sekolah dengan soal tes di olimpiade nasional. Momen tersebut kami manfaatkan
untuk memotivasi dia agar belajar lebih giat lagi agar bisa memenangkan
kejuaraan di olimpiade nasional. Momen tersebut sekaligus kami manfaatkan untuk
mengingatkan si kecil Icha bahwa prestasinya di sekolah masih perlu
ditingkatkan lagi. Salah satu motivasi terbesar si kecil Icha mau dan semangat mengikuti
lomba olimpiade tingkat nasional adalah
dia ingin juga bisa memiliki piala juara lomba seperti yang dimiliki papinya.
Dengan semangat yang luar biasa
tersebut, selama bulan Syawal setiap minggu si kecil Icha mengikuti lomba-lomba
olimpiade tingkat nasional yang diselenggarakan secara online. Dari beberapa
kali mengikuti lomba olimpiade tingkat nasional tersebut, putri kecil kami Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho telah mencatatkan
beberapa prestasi juara, yaitu:
1. Juara 1 tingkat nasional olimpiade Bahasa
Inggris Level 1 pada acara Kompetisi Online Tingkat Nasional dengan tema
“Semarak Liburan Berprestasi” yang diselenggarakan oleh EO Maxima Management pada
tanggal 29 Maret 2025.
2. Juara 2 tingkat nasional olimpiade
Matematika Level 1 pada acara Kompetisi Online Tingkat Nasional dengan tema
“Semarak Liburan Berprestasi” yang diselenggarakan oleh EO Maxima Management
pada tanggal 29 Maret 2025.
3. Juara 2 tingkat nasional olimpiade Bahasa
Inggris kategori SD/MI kelas 1 pada acara Festival Anak Gemilang Tingkat
Nasional dengan tema “Online Competition Happy Eid Al-Fitr” yang
diselenggarakan oleh EO Star Gemilang, Malang pada tanggal 6 April 2025.
4. Juara 2 tingkat nasional olimpiade Sains kategori SD/MI kelas 1 pada acara Festival Anak Gemilang Tingkat Nasional dengan tema “Online Competition Happy Eid Al-Fitr” yang diselenggarakan oleh EO Star Gemilang, Malang pada tanggal 6 April 2025.
5. Juara 1 tingkat nasional olimpiade
Bahasa Inggris Level 1 pada acara Olimpiade dan Kompetisi Online tingkat
Nasional dengan tema “Back to School Competition” yang diselenggarakan oleh EO
Big Dream pada tanggal 13 April 2025.
6. Juara 1 tingkat nasional olimpiade Sains
Level 1 pada acara Olimpiade dan Kompetisi Online tingkat Nasional dengan tema
“Back to School Competition” yang diselenggarakan oleh EO Big Dream pada
tanggal 13 April 2025.
7. Juara 2 tingkat nasional olimpiade
Matematika Inggris Level 1 pada acara Olimpiade dan Kompetisi Online tingkat
Nasional dengan tema “Back to School Competition” yang diselenggarakan oleh EO
Big Dream pada tanggal 13 April 2025.
8. Juara 1 tingkat nasional olimpiade
Bahasa Inggris Level 1 pada acara Olimpiade dan Kompetisi Online tingkat
Nasional dengan tema “Kartini Day Competition” yang diselenggarakan oleh EO Eduverse
pada tanggal 20 April 2025.
9. Juara 1 tingkat nasional olimpiade Sains
Level 1 pada acara Olimpiade dan Kompetisi Online tingkat Nasional dengan tema “Kartini
Day Competition” yang diselenggarakan oleh EO Eduverse pada tanggal 20 April
2025.
10. Juara
2 tingkat nasional olimpiade Matematika Level 1 pada acara Olimpiade dan
Kompetisi Online tingkat Nasional dengan tema “Kartini Day Competition” yang
diselenggarakan oleh EO Eduverse pada tanggal 20 April 2025.
11. Peserta
seleksi babak penyisihan olimpiade Bahasa Inggris SD/MI kelas I kategori LOLOS
FINAL pada acara Kompetisi Sains Pelajar Nasional 5.0 (KSPN 5.0) Intermediate
Level yang diselenggarakan oleh PT. AJANG JUARA pada tanggal 13 April 2025.
12. Peserta
seleksi babak penyisihan olimpiade Matematika SD/MI kelas I kategori TIDAK
LOLOS FINAL pada acara Kompetisi Sains Pelajar Nasional 5.0 (KSPN 5.0)
Intermediate Level yang diselenggarakan oleh PT. AJANG JUARA pada tanggal 13
April 2025.
13. Grand
Finalis babak final olimpiade Bahasa Inggris kategori SD/MI kelas I pada acara
Kompetisi Sains Pelajar Nasional 5.0 (KSPN 5.0) Intermediate Level yang
diselenggarakan oleh PT. AJANG JUARA pada tanggal 27 April 2025.
14. Peserta
seleksi babak penyisihan olimpiade Bahasa Inggris SD/MI kelas I kategori LOLOS
FINAL pada acara Festival Sains Nasional pada tanggal 20 April April 2025.
15. Peserta
seleksi babak penyisihan olimpiade Sains SD/MI kelas I kategori LOLOS FINAL
pada acara Festival Sains Nasional pada tanggal 20 April April 2025.
16. Peserta
seleksi babak penyisihan olimpiade Matematika SD/MI kelas I kategori LOLOS
FINAL pada acara Festival Sains Nasional pada tanggal 20 April April 2025.
17. Finalis
babak final olimpiade Bahasa Inggris SD/MI kelas I pada acara Festival Sains
Nasional pada tanggal 4 Mei 2025.
18. Finalis
babak final olimpiade Sains SD/MI kelas I pada acara Festival Sains Nasional pada
tanggal 4 Mei 2025.
19. Finalis
babak final olimpiade Matematika SD/MI kelas I pada acara Festival Sains
Nasional pada tanggal 4 Mei 2025.
20. Peserta
seleksi babak penyisihan olimpiade Bahasa Inggris SD/MI kelas I pada acara
Kompetisi Sains Pelajar Nasional 5.1 (KSPN 5.1) Advanced Level yang
diselenggarakan oleh PT. AJANG JUARA pada tanggal 4 Mei 2025.
21. Peserta
seleksi babak penyisihan olimpiade Sains SD/MI kelas I pada acara Kompetisi
Sains Pelajar Nasional 5.1 (KSPN 5.1) Advanced Level yang diselenggarakan oleh
PT. AJANG JUARA pada tanggal 4 Mei 2025
Demikian cerita singkat aktivitas putri
kecil kami Icha dalam mengisi bulan Syawal sebagai bulan peningkatan melalui keikutsertaan
dia dalam berbagai ajang Olimpiade dan Kompetisi Online Tingkat Nasional.
Dengan pencapaian prestasi menjadi juara olimpide nasional, membuktikan bahwa
putri kecil kami Icha telah mampu mewujudkan makna Syawal sebagai bulan
peningkatan kualitas diri dengan mencatatkan banyak prestasi akademik dari
tingkat lokal (sekolah) meningkat ke tingkat nasional. []
Gumpang Baru, 02 Mei 2025
Postingan Populer
-
MENGENAL MIND MAP Oleh: Agung Nugroho Catur Saputro Di era sekarang ini yang serba modern dan mengandalkan kecepatan, kita dituntu...
-
BIOGRAFI Dr. AGUNG NUGROHO CATUR SAPUTRO, S.Pd., M.Sc. (ICT, C.MMF, C.AIF, C.GMC, C.CEP, C.MIP, C.SRP, C.MP, C.NFBW, C.GMAC) D...
-
Oleh : Agung Nugroho Catur Saputro “Jenis pendidikan sekolah apa yang diperlukan untuk mencapai harapan cerah? Pengetahuan memberika...