Catatan Inspirasi (125)
Media Berbagi Inspirasi dan Motivasi Seputar Literasi Menulis, Integrasi Sains-Agama, Pembelajaran Kimia, dan Pendidikan
Kamis, 11 Desember 2025
URGENSI PENDIDIKAN KELUARGA
Selasa, 09 Desember 2025
JUARA 1 LOMBA OLIMPIADE MATEMATIKA
Catatan Inspirasi (123)
URGENSI TUJUAN KELUARGA
Catatan Inspirasi (124)
URGENSI TUJUAN KELUARGA
Oleh:
Dr. Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc.
Jumat, 28 November 2025
MEDALI PERUNGGU OLIMPIADE SAINS INTERNASIONAL
Catatan Inspirasi (121)
MEDALI PERUNGGU OLIMPIADE SAINS INTERNASIONAL
Oleh:
Dr. Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc.
Awalnya putri kecil kami yang bernama Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho atau biasa dipanggil Icha senang melakukan aktivitas menggambar dan mewarnai. Dia sering melihat video-video di YouTube tentang bagaimana membuat warna degradasi. Dia serius belajar dan berlatih bagaimana mewarnai gambar yang bagus.
Untuk mengaktualisasikan kemampuannya dalam mewarnai gambar, dia sering ikut lomba mewarnai. Beberapa kali si kecil Icha mengikuti lomba mewarnai gambar tetapi belum pernah menang menjadi juara. Padahal dia ingin sekali bisa menang menjadi juara dan mendapatkan piala juara.
Untuk menjaga semangatnya mendapatkan piala juara lomba dan mengantisipasi kekecewaan berlebihan yang bisa menurunkan semangatnya, maka kami menawarkan dia untuk mengikuti lomba olimpiade sains. Awalnya dia kurang suka karena merasa tidak mampu. Tetapi setelah kami memotivasinya dengan mengatakan bahwa adek pasti bisa karena adek sering rangking satu di kelas, akhirnya dia mau mengikuti lomba olimpiade sains tingkat nasional secara online.
Pengalaman pertama mengikuti lomba olimpiade sains tingkat nasional bidang bahasa Inggris dan matematika, dia mendapat juara 1 bidang Bahasa Inggris dan juara 2 bidang Matematika. Si kecil Icha senang sekali bisa menang lomba dan mendapatkan piala lomba pertamanya.
Setelah mendapatkan piala juara pertama tersebut, si kecil Icha kemudian sering mengikuti lomba olimpiade sains tingkat nasional rutin setiap bulan. Selama sekitar sepuluh bulan terakhir ini, dia telah memenangkan puluhan lomba olimpiade sains tingkat nasional dengan jumlah piala dan medali mencapai 39 buah.
Karena sudah sering mengikuti lomba olimpiade sains tingkat nasional dan si kecil Icha telah membuktikan dapat menjadi juara, maka di bulan Oktober 2025 kemarin, kami mencoba mengikutkan si kecil Icha untuk mengikuti lomba olimpiade sains tingkat yang lebih tinggi lagi yaitu tingkat internasional.
Kami ingin putri kecil kami Icha tidak hanya mengenal soal-soal olimpiade tingkat nasional saja, tetapi juga mulai mengenal soal-soal olimpiade tingkat internasional yang pastinya jauh lebih sulit lagi. Dengan mengikuti lomba olimpiade sains tingkat internasional tersebut, kami ingin si kecil Icha bisa naik level kemampuannya dalam memecahkan soal-soal sains dari level nasional menjadi level internasional.
Di bulan Oktober 2025 kemarin putri kecil kami Icha mengikuti lomba olimpiade sains tingkat internasional di acara "International Kangaroo Science Contest (IKSC) 2025". Kualitas soal di lomba olimpiade sains tingkat internasional memang jauh lebih sulit dan lebih menantang di bandingkan soal olimpiade sains tingkat nasional. Soal-soal di lomba olimpiade sains tingkat internasional juga merupakan soal-soal IPA terpadu yang menuntut kemampuan siswa menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills, HOTS) untuk mengerjakannya.
International Kangaroo Science Contest 2025 merupakan lomba olimpiade sains tingkat internasional yang pertama kali diikuti oleh putri kecil kami Icha. Jadi lomba tersebut merupakan pengalaman pertama kali bagi putri kecil kami Icha yang saat ini masih duduk di kelas 2 SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Gumpang Kartasura mengikuti kompetisi sains level internasional.
Saat pengumuman hasil lomba International Kangaroo Science Contest (IKSC) 2025, alhamdulillah putri kecil kami Icha bisa mendapatkan juara medali perunggu. Kami sangat bangga dan bersyukur dengan pencapaian prestasi si kecil Icha. Untuk pengalaman pertama ikut lomba tingkat internasional dan mendapatkan medali perunggu adalah sebuah prestasi yang luar biasa. Capaian prestasi yang membanggakan ini bisa menjadi motivasi untuk di kecil Icha untuk terus semangat belajar dan meningkatkan prestasinya lebih baik lagi ke depannya.
Selamat dek Icha atas prestasinya mendapatkan medali perunggu di lomba olimpiade sains tingkat internasional "International Kangaroo Science Contest 2025". Tetap semangat belajar, bermain dan mencetak prestasi 👍👍
Jumat, 07 November 2025
SI KECIL ICHA MENULIS BUKU
Catatan Inspirasi (110)
SI KECIL ICHA MENULIS BUKU
Oleh:
Dr. Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc.
Di kehidupan keluarga, saya berusaha mendekatkan anak-anak dengan buku sejak mereka masih kecil. Makanya di rumah saya membuatkan perpustakaan keluarga yang berisi banyak buku berbagai genre. Harapan saya adalah anak-anak dapat suka membaca buku. Dan bahkan tertarik untuk menulis buku.
Usaha saya untuk membuat anak pertama menyukai buku ternyata kurang berhasil. Si kakak ternyata kurang menyukai buku. Dia lebih suka belajar dengan cara menonton video di YouTube. Dia juga lebih suka melakukan aktivitas berkaitan editing video. Oleh karena itu, sekarang dia melanjutkan kuliah di jurusan TV dan Perfilman di kampus ISI Surakarta. Walaupun bidang studi yang ditekuni si kakak tidak berkaitan dengan sains yang menjadi bidang keahlian papinya, saya tetap mendukung pilihannya dan selalu memotivasi dia agar bisa berprestasi.
Tidak berputus asa dengan pilihan si kakak yang tidak sesuai harapan, hal yang sama saya lakukan kepada si kecil Icha. Sejak kecil saya mendekatkan dia dengan buku. Saya belikan buku-buku cerita anak-anak untuk dia. Sejak kecil saya ajak si kecil Icha untuk melihat-lihat buku cerita bergambar.
Sekarang si kecil Icha sudah duduk di bangku SD kelas 2. Dia sudah cukup lancar dalam membaca buku. Dan dia mulai menunjukkan ketertarikannya pada buku. Dia mulai senang membaca buku. Dan dia juga mulai senang mengoleksi buku.
Beberapa waktu lalu, si kecil Icha melihat-lihat koleksi buku papinya yang berjejer ternyata rapi di rak-rak buku. Dan dia menemukan beberapa buku cerita anak-anak. Dia tertarik ingin memiliki buku-buku tersebut dan meminta izin papinya untuk memindahkan buku-buku tersebut ke kamarnya sendiri. Setelah saya izinkan dan perbolehkan untuk memindahkan buku-buku tersebut ke kamar, dia tampak senang sekali. Sore itu si kecil Icha memindahkan sekitar seratusan judul buku ke kamarnya. Papinya membantunya menata buku-buku tersebut di rak meja belajarnya.
Hari berikutnya si kecil Icha kembali melihat-lihat dan membuka-buka buku koleksi papinya. Ternyata dia belum puas memiliki seratusan judul buku. Memang di hari sebelumnya dia belum selesai mengecek semua rak buku papinya. Akhirnya hari itu si kecil Icha kembali memindahkan seratusan judul buku ke kamarnya. Papinya kembali membantu menata koleksi buku-buku si kecil Icha.
Setiap hari si kecil Icha membuka buku-buku yang masih terbungkus plastik dan membacanya. Dia mulai senang membaca buku-buku baru. Ketika membaca buku, tidak lupa saya tunjukan profil penulisnya. Dia baru tahu ternyata buku yang dibacanya adalah karya anak SD. Dari kejadian tersebut akhirnya dia juga ingin bisa menulis buku.
Sore kemarin, si kecil Icha mulai belajar menulis cerita. Dia berkata mau menulis buku yang tebalnya 205 halaman ☺️. Awalnya dia berkata, "Adek bingung bagaimana cara menulisnya karena adek belum bisa mengetik dengan komputer". Lalu saya jawab, "Adek menulis di buku saja dulu, nanti papi dan mami yang mengetiknya di komputer". Maka sore itu, si kecil Icha sibuk menulis cerita pertamanya yang berjudul "Susu yang enak dan segar". Tidak lupa ia membuat gambar ilustrasi untuk tulisan cerita pertamanya tersebut.
Selamat menulis bukunya ya dek Icha. Terus semangat membaca dan menulis buku. Membaca buku akan membuat kita mengenal dunia. Tetapi menulis buku akan membuat kita dikenal dunia. Sukses selalu dek Icha. Doa papi dan mami selalu menyertaimu. We love you so much 😍
Gumpang Baru, 08 November 2025
Minggu, 02 November 2025
ANAK SEBAGAI AMANAH, BUKAN INVESTASI
Catatan Inspirasi (107)
Senin, 29 September 2025
MENJAGA KESEIMBANGAN DUNIA ANAK
MENJAGA KESEIMBANGAN DUNIA ANAK
Oleh:
Dr. Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc.
Kamis, 11 September 2025
MENJADI PRIBADI YANG BERPRESTASI
![]() |
| Foto Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho |
MENJADI PRIBADI YANG BERPRESTASI
Oleh:
Dr. Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc.
Di dalam perkuliahan, saya selalu memotivasi mahasiswa agar selain fokus meningkatkan kompetensi akademik dengan mengikuti proses perkuliahan dengan sebaik-baiknya dan berusaha meraih IPK tinggi, saya juga mendorong mereka agar juga mengenali kemungkinan potensi non akademik yang tersembunyi dalam dirinya dan membangkitkannya dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat memperkuat softskill mereka.
Motivasi tersebut saya sampaikan secara rasional karena mereka tidak tidak mengetahui, di masa depan nanti, manakah antara potensi akademik atau potensi non akademik yang akan menjadi jalan kesuksesan mereka. Jika mereka mampu memaksimalkan potensi akademik maupun potensi non akademiknya hingga menjadi kompetensi yang unggul, maka di masa depan nanti mereka bisa sukses melalui kedua potensi tersebut ataupun salah satunya. Tetapi yang terpenting adalah mereka telah memiliki bekal untuk meraih kesuksesan dengan bekal potensi titipan Tuhan dalam diri mereka.
Tuhan membekali diri setiap orang berupa potensi diri. Potensi diri tersebut bersifat laten yang perlu dibangunkan pada waktunya. Potensi diri harus dibangunkan dan dibangkitkan menjadi kompetensi dan skill yang menjadi bekal kehidupan. Masing-masing orang boleh jadi memiliki potensi diri yang berbeda-beda yang menjadi keistimewaan dirinya. Setiap orang adalah unik dan istimewa karena memiliki keunggulan sendiri-sendiri.
Apakah setiap orang tahu potensi dirinya? Potensi diri merupakan kemampuan diri yang bersifat laten (tersembunyi). Setiap orang perlu mengenali potensi diri yang tersimpan dalam dirinya. Oleh karena itu, setiap orang harus mampu mengeksplorasi dan mengidentifikasi potensi-potensi yang tersimpan dalam dirinya.
Bagaimana cara mengenali potensi diri? Cara untuk mengenali potensi diri dalam diri adalah melalui menjalani aktivitas-aktivitas baru. Dengan berani melakukan hal-hal baru, seseorang akan mampu mengidentifikasi jenis-jenis kemampuan dirinya. Melalui aktivitas-aktivitas baru, seseorang bisa menyadari jenis keahlian yang dikuasainya.
Ada tipe orang yang mudah menguasai kompetensi bidang akademik dan ada tipe orang yang lebih mudah menguasai kompetensi bidang non akademik. Tetapi seseorang tidak bisa memastikan dirinya kelak akan sukses di bidang akademik atau bidang non akademik. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk sejak dini mengenali potensi dirinya cenderung ke bidang akademik atau ke bidang non akademik.
Mengenali jenis potensi diri lebih awal akan membuat seseorang dapat menyiapkan dirinya untuk menjadi ahli di bidang keahliannya dengan lebih awal dan lebih lama sehingga peluang dirinya sukses di bidang tersebut akan semakin besar. Keuntungan mengenali potensi diri lebih awal adalah dapat memiliki waktu yang lebih lama untuk melatih kemampuan dan skill sehingga dapat menjadi orang yang benar-benar ahli di bidangnya.
Masa muda adalah waktu yang sangat berharga untuk proses mengenali dan memberdayakan potensi diri. Masa muda adalah waktu yang tepat untuk mencatatkan banyak prestasi di berbagai bidang ilmu dan keahlian. Capaian prestasi di masa muda akan menjadi catatan rekam jejak kemampuan seseorang yang akan berguna kelak ketika memasuki dunia kerja. Catatan rekam jejak prestasi diri dapat menjadi bukti pengalaman dan kemampuan diri. Dengan memiliki banyak bukti pencapaian prestasi diri di berbagai bidang, maka akan memudahkan pelaku dunia kerja mengenali kemampuan yang dimiliki seseorang, sehingga ia akan lebih cepat menemukan lapangan kerjanya. []
Surakarta, 11 September 2025
Senin, 11 Agustus 2025
MENERUSKAN CITA-CITA ORANG TUA
MENERUSKAN CITA-CITA ORANG TUA
Oleh:
Dr. Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc.*)
Kami terlahir di lingkungan pedesaan. Saya anak nomor empat dengan memiliki tiga kakak dan satu adik. Keluarga kami adalah keluarga yang cukup, walaupun lebih banyak kurangnya. Tetapi dengan semangat menjalani kehidupan dengan positif dan memperbaiki hidup, orang tua kami bertekad menyekolahkan anak-anaknya sampai sarjana, walaupun harus berhutang dan pengaturan pengelolaan keuangan yang sangat ketat.
Orang tua kami bertekad untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai ke tingkat sarjana. Walaupun mereka sendiri belum pernah mengenyam pendidikan tinggi di perguruan tinggi. Ayah sekolahnya hanya sampai lulus sekolah PGA (Pendidikan Guru Agama, sekarang setara SMA), sedangkan ibu hanya sekolah SR (Sekolah Rakyat, sekarang setara SD).
Ayah dan ibu memiliki lima orang anak, yaitu tiga orang anak laki-laki dan dua orang anak perempuan. Entah karena faktor ekonomi atau ada faktor alasan yang lain, anak-anak yang disekolahkan sampai ke perguruan tinggi hanya anak laki-laki saja. Itupun juga dengan berhutang untuk membiayai sekolah anak-anaknya. Bahkan untuk kakak pertama, beliau bisa kuliah juga karena dapat sedikit bantuan orang lain dan hasil bekerja karena orang tua tidak mampu membiayai kuliahnya.
Semangat ayah dan ibu menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi-walaupun harus berhutang- karena mereka ingin masa depan anak-anaknya besok meningkat lebih baik. Walaupun ayah dan ibu hanya orang kecil dan rakyat jelata serta tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi di perguruan tinggi, mereka sangat sadar bahwa pendidikan tinggi akan mampu mengubah kehidupan menjadi lebih baik. Hanya melalui jalur pendidikan tinggi, ayah dan ibu yakin kehidupan anak-anak mereka kelak akan menjadi lebih baik dan sejahtera.
Orang tua kami pernah berkata bahwa mereka tidak dapat mewariskan harta benda karena memang tidak punya, tetapi hanya bisa mewariskan ilmu (pendidikan) untuk bekal kehidupan di masa depan. Berbekal nasihat ini, maka saya berusaha menjalani proses studi selama kuliah dengan sebaik-baiknya dan berusaha meraih prestasi semaksimal mungkin. Saya juga meyakini bahwa melalui pendidikan yang baik, masa depan saya akan menjadi lebih baik.
Dengan inspirasi dan semangat orang menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang sarjana, maka saya juga bertekad untuk menjalani proses studi dengan sebaik-baiknya. Saya juga berusaha untuk melanjutkan cita-cita orang tua yang ingin anak-anaknya bisa menjadi sarjana dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu pendidikan Pascasarjana tingkat Magister dan Doktor.
Atas berkat doa kedua orang tua, semangat belajar anak-anaknya, dan ridho Allah SWT, akhirnya dari lima anak-anak mereka ada dua anak yang mampu melanjutkan pendidikan Pascasarjana hingga tingkat doktor, yaitu anak pertama (Dr. Agus Fatuh Widoyo, S.Ag., M.S.I.) dan saya sendiri sebagai anak nomor empat (Dr. Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc.). Selain itu, cucu pertama mereka yang merupakan putri dari anak pertama juga berhasil mengenyam pendidikan Pascasarjana tingkat magister (Mutiara Hanif Saputri, S.Pd., M.Pd.).
Kakak pertama saya mas Dr. Agus Fatuh Widoyo, S.Ag., M.S.I. yang selalu memotivasi dan mendorong saya untuk melanjutkan pendidikan tingkat doktor dan memberikan ketauladanan ke saya saat ini memiliki pencapaian jenjang karier yang cukup baik. Saat ini beliau menjabat sebagai Dekan Fakultas Dakwah di Institut Islam Mambaul Ulum (IIM) Surakarta.
Alhamdulillah, saya, mas Agus, dan dek Hanif dapat meneruskan cita-cita almarhum - almarhumah ayah dan ibu untuk melanjutkan pendidikan tinggi hingga jenjang doktor dan magister. Alhamdulillah kami dapat mengharumkan nama baik ayah dan ibu dengan pencapaian kehidupan kami. Kami bahagia dan bangga dapat membuktikan bahwa walau kedua orang tua kami bukan orang kaya dan kehidupannya penuh dengan kekurangan, tetapi mereka mampu mendidik kami -anak-anaknya- menjadi orang yang baik dan berpendidikan tinggi. Semoga apa yang kami capai sekarang ini dapat menjadi kebaikan jariyah bagi almarhum-almarhumah ayah dan ibu. Amin. []
Gumpang Baru, 10 Agustus 2025
_________________________________________
*) Dr. Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc. adalah dosen di Progam Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret, Alumni Program Studi Doktor Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, dan Pengembang model pembelajaran Chemistry, Technology and Society Berorientasi Pendidikan Qur’an (CTS-Q).
Selasa, 05 Agustus 2025
URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER KINERJA DAN KARAKTER MORAL
URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER KINERJA DAN KARAKTER MORAL
Oleh:
Dr. Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc.
Menurut Thomas Lickona, (2012), “Character so conceived has three
interrelated parts: moral knowing, moral feeling and moral behavior.”
Karakter yang mulia menurutnya bermula dengan pengetahuan tentang kebaikan,
lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan dan akhirnya benar-benar
melaksanakan kebaikan. Menurut Kilpatrick dalam (Hudi, 2017), pembentukan
karakter bangsa dapat dilakukan melalui proses pengetahuan (knowing) kepada tindakan kebiasaan (habits). Hal ini bermakna, pengetahuan
yang diperoleh diaplikasikan dalam bentuk tindakan melalui latihan dan
pendidikan yang berterusan untuk membedakan mana-mana pengaruh yang baik dan
keburukan. Untuk tujuan ini, seorang pelajar (siswa, mahasiswa) hendaklah
dididik secara sadar akan pengetahuan moral (moral knowing), menghargai nilai-nilai yang baik (moral feeling) dan melakukan kebiasaan
moral yang baik (moral habits).
Lickona (2012) mengatakan ada
7 (tujuh) alasan utama yang menjadi dasar mengapa Pendidikan Karakter wajib
untuk diberikan kepada seluruh peserta didik sejak dari tahap dini, yaitu: 1).
Ini cara terbaik untuk menjamin peserta didik bisa memiliki kepribadian yang
baik dalam hidupnya, 2). Ini cara yang paling efektif dalam meningkatkan
prestasi akademik peserta didik, 3). Sebagian peserta didik belum bisa
membentuk karakter yang baik bagi dirinya di tempat lain, 4). Sebagai sarana
untuk membentuk peserta didik agar menjadi insan yang dapat menghormati orang
lain dan hidup dalam kemajemukan. 5). Sebagai upaya untuk mengatasi akar
masalah moral-sosial seperti ketidakjujuran, ketidaksopanan, kekerasan, etos
kerja yang rendah, dll., 6). Ini cara terbaik untuk membentuk perilaku peserta
didik sebelum mereka memasuki lingkungan kerja, 7). Sebagai sarana untuk
mengajarkan nilai-nilai budaya yang menjadi bagian dari sebuah peradaban.
Pendidikan karakter sangat penting
diajarkan ke mahasiswa. Walaupun umumnya orang berpandangan bahwa mahasiswa
sudah dewasa sehingga mereka pastinya sudah memahami pendidikan karakter,
tetapi faktanya masih dijumpai adanya mahasiswa yang kurang memiliki karakter
baik. Penulis masih menjumpai di lapangan bagaimana beberapa mahasiswa kurang
peduli terhadap lingkungannya dan kurang memiliki empati terhadap orang lain.
Mereka cenderung bersikap individualistik dimana mereka hanya fokus pada
kepentingan dirinya sendiri dan kurang mempedulikan orang lain. Hal ini
menunjukkan bahwa belum semua mahasiswa memiliki karakter yang baik. Karakter
baik seperti rasa empati, kepedulian sosial, kemandirian, dan sikap religius
harus tetap diajarkan dan dilatihkan kepada mahasiswa dalam pembelajaran di
ruang-ruang kelas agar karakter-karakter yang baik tersebut menjadi habit
(kebiasaan) mereka.
Pendidikan karakter menjadi tanggung
jawab semua komponen pendidikan, khususnya pendidik (guru, dosen). Di tingkat
pendidikan tinggi, dosen memiliki kewajiban selain mengajarkan materi
perkuliahan juga memiliki tanggung jawab moral untuk mengajarkan pendidikan
karakter kepada para mahasiswa. Untuk mengajarkan materi pendidikan karakter
tidak perlu terpisah dalam mata kuliah khusus pendidikan karakter, tetapi dapat
diajarkan secara terpadu dalam penyampaian materi perkuliahan. Dosen dapat
mengintegrasikan materi perkuliahannya dengan materi pendidikan karakter
sehingga penyampaian materi perkuliahan secara terpadu juga menyampaikan materi
pendidikan karakter.
Ketika mengajar mata kuliah, penulis
berusaha memasukkan nilai-nilai karakter yang baik pada penyampaian materi
perkuliahan. Di mulai dari awal perkuliahan, penulis mengawali dengan mengajak
mahasiswa untuk berdoa terlebih dahulu sebelum memulai proses pembelajaran.
Pada pertemuan pertama, penulis selaku dosen yang memimpin doa bersama (doa
dalam hati masing-masing sesuai agama dan keyakinannya karena mahasiswa bisa
beragam agamanya). Tetapi pada pertemuan kedua dan seterusnya, penulis meminta
salah satu perwakilan mahasiswa untuk memimpin doa bersama. Mungkin apa yang
penulis lakukan tersebut dinilai tidak terlalu penting. Mungkin ada yang
berpendapat, buat apa mengajak mahasiswa berdoa bersama karena pastinya mereka
sudah berdoa sendiri-sendiri tanpa dipimpin.
Menurut penulis, kegiatan berdoa bersama
setiap kali memulai perkuliahan adalah kegiatan yang tidak sia-sia. Dalam
kegiatan doa bersama tersebut, penulis ingin mengajak dan mengingatkan agar
para mahasiswa kembali mengingat Tuhan (walau sesaat) setelah sekian waktu
beraktivitas memikirkan duniawi dan juga memohon kepada Tuhan agar ilmu yang
akan mereka pelajari nantinya membawa kebaikan dan kemanfaatan bagi kehdupan
mereka terkhusus kesuksesan karier mereka nanti. Kegiatan doa bersama di setiap
awal perkuliahan penulis desain untuk membangkitkan jiwa spiritualisme
mahasiswa agar walau sesaat hati dan jiwa mereka tersirami oleh nilai-nilai kesucian
yang bersifat transenden.
Kegiatan mengawali perkuliahan dengan
doa bersama sudah beberapa tahun penulis lakukan ketika mengajar dan penulis
merasakan (subjektivitas penulis) bahwa setelah adanya kegiatan doa bersama,
penulis merasakan suasana kelas yang lebih religius dan damai dibandingkan
suasana kelas sebelum penulis mengadakan kegiatan doa bersama. Penulis
mengamati terkadang masih ada satu dua mahasiswa yang terkesan meremehkan
kegiata doa bersama yang terlihat dari ketika berdoa mereka tidak serius
(khusuk). Melihat kondisi tersebut, ketika di dalam proses pembelajaran,
penulis menyisipkan nasihat tentang pentingnya berdoa secara khusuk kepada
Tuhan karena manusia adalah makhluk yang sangat lemah. Manusia membutuhkan
bantuan Tuhan dalam menjalani kehidupan agar ditunjukkan jalan kebaikan dan
dimudahkan dalam segala urusan. Melalui pemberian nasihat-nasihat seperti itu,
mahasiswa menjadi lebih sadar tentang pentingnya berdoa secara serius dan khusyuk.
Setelah di awal perkuliahan memasukkan
aktivitas berdoa bersama, di dalam proses penyampaian materi kuliah penulis
juga menyisipkan materi pendidikan karakter, misalnya penyisipan motivasi
berprestasi, manajemen diri, dan semangat berusaha (memperjuangkan cita-cita)
melalui pembacaan biografi tokoh-tokoh ilmuwan dunia. Sebagai contoh, ketika
menyampaikan materi kuliah kimia koordinasi, penulis mengawali dengan
menyampaikan sejarah perkembangan kimia koordinasi. Nah, saat membahas materi
sejarah perkembangan kimia koordinasi topik Teori Koordinasi Werner, penulis
menyisipkan pembahasan tentang biografi Alfred Werner, ilmuwan kimia peraih hadiah
nobel bidang kimia koordinasi tahun 1913. Melalui pembahasan biografi Alfred
Werner tersebut, mahasiswa mengetahui bagaimana Alfred Werner bekerja keras
meneliti senyawa-senyawa koordinasi selama kurang lebih 20 tahun sehingga
akhirnya menjadi pakar kimia koordinasi dengan merumuskan teori koordinasi dan
dunia menghargainya dengan memberikan penghargaan hadiah nobel pada tahun 1913.
Dari mempelajari biografi Alfred Werner
tersebut, mahasiswa dapat belajar tentang pentingnya belajar secara tekun, fokus,
menemukan bakat minat sejak dini, tidak mudah menyerah, dan akhirnya meraih
kesuksesan. Mahasiswa dapat menyadari dari kisah-kisah kesuksesan para tokoh
dunia bahwa kesuksesan harus diperjuangkan, kesuksesan tidak ada yang instan
tetapi melalui usaha dan perjuangan tanpa mengenal lelah. Dari metode pengintegrasian
pendidikan karakter ke dalam proses pembelajaran inilah mahasiswa belajar tentang
Performance Character, sedangkan
melalui kegiatan doa bersama dan menghayatinya serta mengimplementasikan dalam
perilaku kehidupan sehari-hari, mahasiswa belajar tentang Moral Character. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Thomas Lickona (2012) bahwa karakter
dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu Karakter Moral (Moral Character) dan Karakter Kinerja (Performance Character).
Lebih lanjut, Djohan Yoga (2022) menjelaskan
tentang perbedaan antara Karakter Moral dan Karakter Kinerja. Karakter Moral (Moral Character) merupakan karakter yang
berguna untuk menjalin hubungan dengan orang lain seperti : jujur, rasa hormat,
menerima perbedaan, dll. Karakter Moral dapat mendorong seseorang untuk
berperilaku yang positif dan menjadi warganegara yang bertanggungjawab. Dengan
Karakter Moral, sesorang akan dapat menghargai pendapat orang lain serta tidak
melanggar nilai moral dalam meraih prestasi. Adapun Karakter Kinerja (Performance Character) merupakan
karakter yang berguna untuk meraih prestasi seperti: kerja keras, disiplin,
pantang menyerah, kreatif, dll. Karakter Kinerja mendorong seseorang untuk
mengeluarkan semua potensi yang dimilikinya untuk menguasai sesuatu (ilmu,
ketrampilan). Dengan Karakter Kinerja seseorang akan dapat memaksimalkan
prestasi sebab bisa melahirkan kekuatan dan strategi yang menantang diri
sendiri untuk meraih yang terbaik dengan talenta yang dimilikinya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa mahasiswa pelu dibekali dengan Karakter Moral dan Karakter
Kinerja. Mengapa mahasiswa perlu dibekali dengan pendidikan karakter moral dan
karakter kinerja sekaligus? Menanggapi pertanyaan ini, penulis mengutip penjelasan
Djohan Yoga (2022) dalam Workbook
Training of Trainer Character Education Practitioner yang memberikan penjelasan
secara sangat memuaskan terkait pentingnya Karakter Kinerja dan Karakter Moral
sebagai berikut.
1. Seseorang
bisa memiliki Karakter Kinerja saja tanpa Karakter Moral dan sebaliknya bisa
hanya memiliki Karakter Moral tapi tidak untuk Karakter Kinerja. Kita banyak
mendengar bahwa ada banyak peraih prestasi yang mencapaikan dengan berlatih
keras, disiplin, pantang menyerah dan aspek lainnya yang terkait dengan
Karakter Kinerja. Namun mereka kurang dalam aspek kejujuran, kebaikan, dan
aspek lainnya yang terkait dengan Karakter Moral. Sebaliknya ada orang yang
kuat dalam Kebajikan Moral tapi kurang dalam Kebajikan Kinerja seperti kerja
keras, kegigigihan dan berinisiatif.
2. Seseorang
yang berkarakter harus memiliki baik Karakter Kinerja maupun Karakter Moral.
Keduanya mendatangkan kewajiban. Karakter Kinerja seperti juga Karakter Moral
memiliki dimensi etika. Kita semua memiliki tanggungjawab untuk mengembangkan
talenta, merealisasikan potensi untuk keunggulan dan memberikan usaha terbaik
dalam melaksanakan tugas-tugas kita. Kita memiliki kewajiban dengan 2 alasan :
a). Rasa hormat kepada diri-sendiri dengan cara tidak mengabaikan talenta kita
tapi menggunakan mereka untuk berkembang sebagai pribadi yang terbaik. b.
Peduli dengan kebutuhan orang lain dengan cara mengerjakan seluruh tugas dengan
sebaik-baiknya sebab kualitas kerja kita akan berpengaruh pada kehidupan orang
lain. Dalam cara yang sama, kita semua juga memiliki tanggungjawab untuk
menjadi yang pribadi yang terbaik secara etika sebab hal ini juga akan
berpengaruh pada kehidupan yang ada di sekitar kita
3. Perlu
diingat bahwa dalam kebajikan moral (moral
virtues) yang pada hakikatnya baik, kebajikan kinerja (performance virtues) dapat juga digunakan untuk sesuatu yang buruk.
Para teroris mungkin telah menggunakan kebajikan kinerjanya seperti kecerdikan
dan tanggungjawab dalam melakukan pengeboman kepada orang yang tidak berdosa.
Sebaliknya, kebajikan moral seperti keadilan, kejujuran dan kepedulian yang
pada hakekatnya baik tidak dapat dipaksa untuk melakukan tugas-tugas yang
jahat.
4. Karakter
Kinerja dan Karakter Moral saling mendukung satu dengan yang lain secara
terpadu dan saling terkait. Keterpaduan Karakter Kinerja dan Karakter Moral
bisa ditunjukkan dalam 2 cara: a). Orang yang kuat dalam Karakter Kinerja bisa
membantu mereka dalam mencapai tujuan moralnya. b. Karakter Moral bisa
memberikan energi yang bisa memotivasi mereka untuk menggerakkan kinerja yang
tinggi dan memastikan bahwa mereka melakukannya secara beretika.
5. Pendidikan
Karakter memiliki tiga dimensi psikologis yaitu: kognitif (the head), emosi (the heart)
dan perilaku (the hand). Hal yang sama
juga berlaku untuk Karakter Kinerja dan Karakter Moral yang bisa dipandang
memiliki tiga komponen psikologis juga yaitu: kesadaran (awareness), sikap (attitude)
dan aksi (action) yang dikenal dengan
istilah 3A’s of Performance Character and
Moral Character. []
Referensi
Hudi, I. (2017).
Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral pada Siswa SMP Negeri Kota
Pekanbaru Berdasarkan Pendidikan Orang Tua. Jurnal Moral Kemasyarakatan,
2(1), 30–44.
Lickona, T.
(2012). Mendidik untuk membentuk karakter: Bagaimana sekolah dapat
memberikan pendidikan tentang sikap hormat dan bertanggungjawab. Bumi
Aksara.
Yoga, D. (2022).
Workbook Training of Trainer Character Education Practitioner.
Indomindmap.
Gumpang
Baru, 05 Agustus 2025
_________________________________
*) Dr.
Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc. adalah Dosen
di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret, alumni Program
Studi Doktor Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, pengembang
model pembelajaran Chemistry, Technology and Society Berorientasi Pendidikan
Qur’ani (CTS-Q), peraih juara 1 Nasional lomba penulisan buku pelajaran Kimia
SMA/MA di Kementerian Agama RI, Penulis Buku Nonfiksi tersertifikasi BNSP yang
telah menulis 125 judul buku (mandiri dan book chapter) dan memiliki 48
sertifikat hak cipta dari Kemenkumham RI. Beliau dapat dihubungi melalui email: anc_saputro@yahoo.co.id, dan website: https://sharing-literasi.blogspot.com.
Postingan Populer
-
Oleh : Agung Nugroho Catur Saputro Manusia adalah makhluk yang mendapatkan karunia keistimewaan dari Allah swt. Keistimewaan te...
-
Catatan Kehidupan (79) BERBUAT SALAH DAN MEMINTA MAAF Oleh: Dr. Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc. Setiap orang pasti pernah melakukan kesal...
-
Sumber gambar : Dokumen pribadi penulis Oleh : Agung Nugroho Catur Saputro Beberapa bulan yang lalu saya mengikuti proses asesmen se...







.jpg)


