Powered By Blogger

Senin, 30 Agustus 2021

MENGGALI MAKNA HAKIKAT KEMERDEKAAN


MENGGALI MAKNA HAKIKAT KEMERDEKAAN

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 


“Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Demikianlah bunyi kutipan dalam naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Iya, kemerdekaan adalah hak setiap bangsa, atau pada level individual, kemerdekaan adalah hak asasi setiap orang. Setiap orang berhak atas kemerdekaan dirinya karena Tuhan menciptakan manusia dalam kondisi merdeka dan terbebas dari keterikatan dengan pihak manapun. Setiap manusia yang terlahir ke dunia adalah merdeka. Oleh karena itu, segala bentuk perbudakan atau penjajahan menyalahi aturan Tuhan dan harus dihapuskan dari muka bumi. Selain menyalahi aturan Tuhan, perbudakan dan penjajahan sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

            Jika kita berbicara tentang kemerdekaan pada tingkat individual, sebenarnya kapankah seseorang itu mencapai kemerdekaanya? Apa makna kemerdekaan bagi seseorang? Kemerdekaan adalah istilah lain dari kebebasan. Setiap orang menginginkan kebebasan seluas-luasnya untuk melakukan segala kesukaannya. Pada dasarnya setiap orang tidak ingin diatur karena dirinya menjadi terkekang atau kebebasan dirinya menjadi berkurang. Tetapi karena pertimbangan tertentu dan untuk kebaikan bersama yang cakupannya lebih luas, maka kemudian seseorang bersedia diatur. Pertimbangan yang sangat mendasar mengapa seseorang harus mau diatur adalah untuk menjamin bahwa kebebasannya tidak akan mengganggu kebebasan orang lain. Dengan demikian, kebebasan setiap orang itu tidak mutlak tetapi terbatas, yaitu dibatasi oleh kebebasan orang lain. Oleh karena itu, perlu adanya aturan yang mengatur setiap orang dapat mengaktualisasikan kebebasannya tanpa melangggar batas-batas kebebasan orang lain. Dari sinilah muncul prinsip dalam berinterraksi sesama manusia yaitu kebebasan yang bertanggung jawab dan atau kebebasan yang beradab. 

Kemerdekaan merupakan fitrah setiap umat manusia. Setiap umat manusia memiliki kemerdekaan atau kebebasan untuk menentukan pilihan-pilihan dalam hidupnya. Setiap orang menuntut atas kemerdekaan dirinya dengan maksud untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Karena tujuan kemerdekaan adalah untuk memperoleh kehidupan yang terbaik, maka keinginan hidup merdeka akan diikuti oleh tanggung jawab atas kemerdekaannya tersebut.

Kemerdekaan seseorang itu akan bersentuhan dengan kemerdekaan orang lain. Kebebasan seseorang akan selalu bersinggungan dengan kebebasan orang lain. Ketika seseorang menuntut kemerdekaanya, maka demikian pula yang terjadi pada orang lain. Ketika seseorang menginginkan kebebasannya, maka hal yang sama juga diinginkan orang lain. Jika yang terjadi adalah demikian, maka apa yang terjadi selanjutnya? Ya, betul sekali, akan terjadi konflik kepentingan antar orang. Mengapa? Karena boleh jadi kemerdekaan yang diinginkan seseorang itu ternyata mengurangi kemerdekaan orang lain. Boleh jadi kebebasan yang dituntut seseorang itu justru telah merampas kebebasan orang lain. Jika setiap orang hanya menuntut kemerdekaan dan kebebasan pribadinya tanpa memandang dan memikirkan kemerdekaan dan kebebasan orang lain, maka yang pasti terjadi adalah konflik sosial yang hingga bisa menyebabkan terjadi tindak kekerasan atau perampasan hak asasi manusia.

Berdasarkan pemikiran seperti di atas, maka masuk akal jika masing-masing orang seyogyanya tidak hanya menuruti keinginan ego pribadinya saja, tetapi juga perlu mempertimbangkan kepentingan atau keinginan orang lain yang barangkali berbenturan dengan keinginannya. Setiap orang harus mampu berpikir bagaimana caranya agar keinginannya sebagai representasi dari kemerdekaan dan kebebasannya itu tidak mengurangi atau merampas kemerdekaan dan kebebasan orang lain. Dari sinilah kemudian muncul pemikiran-pemikiran alternatif untuk menjembatasi kemungkinan terjadinya dua atau lebih kepentingan orang. Usaha untuk memunculkan pemikiran-pemikiran alternatif ini adalah salah satu wujud dari berpikir kreatif. Menemukan pemikiran alternatif atas suatu permasalahan merupakan wujud dari kreativitas. Oleh karena itu, sampai di sini telah ketemu hubungan atau korelasi antara kemerdekaan dengan kreativitas. Atau bisa dikatakan bahwa merdeka itu tercapai ketika kita bisa bertindak kreatif. Jadi kreativitas itu adalah simbol kemerdekaan diri. Orang yang kreatif berarti orang yang merdeka dengan sebenarnya.

Berangkat dari alur berpikir seperti di atas, maka bagaimanakah cara kita mengisi kemerdekaan ini? Di tahun 2021 ini dimana kita masih berada di masa pandemi Covid-19, bagaimanakah cara kita memperingati HUT kemerdekaan RI yang ke-76? Apakah cukup melakukan upacara penghormatan kepada bendera merah putih itu wujud kemerdekaan kita? Jika kita menilik pada sejarah bangsa kita, maka kita akan tahu bahwa kemerdekaan yang saat ini kita nikmati diperoleh melalui perjuangan dan pengorbanan dari pada pahlawan pendiri bangsa. Ternyata kemerdekaan bangsa Indonesia itu tidak datang sendiri tetapi harus diusahakan oleh para pendahulu bangsa ini melalui perjuangan dan pertempuran fisik yang menelan banyak sekali korban. Apakah kita yang sekarang ini menikmati hidup merdeka sejak kita lahir ke dunia ini tidak perlu melakukan apa-apa untuk mengisi nikmat kemerdekaan ini?

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak lupa dengan sejarahnya”. Merujuk pada pernyataan tersebut, maka kewajiban kitalah untuk mengisi kemerdekaan bangsa ini dengan hal-hal yang positif dengan selalu bertindak secara aktif, kreatif, inovatif dan produktif yang berpengaruh terhadap kemajuan bangsa Indonesia. Cara mensyukuri dan mengisi nikmat kemerdekaan adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri, “Apa yang telah saya berikan untuk bangsa Indonesia?, bukan pertanyaan sebaliknya, “Apa yang telah diberikan bangsa Indonesia kepadaku?”Dengan melontarkan pertanyaan seperti itu akan mengusik batin dan hati nurani kita serta kesadaran kita bahwa bangsa ini butuh kita. Bahwa bangsa ini butuh aksi-aksi nyata kita untuk memajukan dan mensejahterakan bangsa Indonesia.

Untuk mensyukuri kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan dan pendiri bangsa, kita harus selalu berorientasi pada aksi dan karya nyata, bukan hanya sekadar berkata-kata maupun berteori saja. Bangsa ini butuh aksi nyata dari putra-putri terbaiknya. Bangsa yang besar ini membutuhkan realisasi dari  kreativitas dan inovatif putra-putri bangsa. Bangsa ini membutuhkan imaginasi tanpa batas dari seluruh warga negaranya untuk bekerja dan berusaha dengan segala keahlian, kompetensi, dan skill sesuai profesinya masing-masing. Jika setiap warga negara Indonesia berperan aktif dan mengambil bagian dari usaha memajukan dan membesarkan bangsa ini, maka bukan tidak mungkin dalam waktu yang tidak lama lagi bangsa Indonesia akan segera menjelma menjadi sebuah bangsa yang besar, maju, modern, beradab, makmur dan sejahtera, atau yang diistilahkan dengan baldatun thoyyibatun warabbun ghafur. InsyaAllah.

            Kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan nikmat Allah Swt yang tiada tara yang patut kita syukuri. Saat ini, masih ada orang-orang yang terpaksa hidup di negara yang belum merdeka. Mereka belum bisa bebas menikmati kehidupannya. Mereka hidup di negara yang masih terjadi konflik perang. Coba kita renungkan, di mana enaknya hidup di negara yang sedang mengalami perang? Di mana nikmatnya beribadah di tengah gemuruhnya suara kendaraan-kendaraan perang dan dentuman bom yang meledak? Di mana tenteramnya hati dan pikiran ketika setiap saat kawatir ada peluru atau rudal yang nyasar menghancurkan rumah atau tempat tinggal? Di mana nyamannya hidup bisa terasa saat situasi mencekam selalu menghantui karena adanya tembakan peluru ataupun jatuhnya hujan rudal yang dijatuhkan dari jet-jet tempur? Pasti jawabnya adalah sama sekali tidak ada enaknya berada di situasi peperangan seperti itu. Dan situasi tersebut saat ini masih banyak terjadi di negara-negara yang masih konflik memperebutkan kemerdekaannya.  

Sekarang, mari kita lihat keadaan kita di Indonesia ini. Apakah situasi yang menakutkan dan mencekam tersebut kita rasakan? Apakah kita merasakan setiap saat keselamatan kita terancam oleh peluru nyasar atau hujan rudal? Apakah saat kita beribadah merasa terganggu ketenangan kita karena datangnya musuh atau keselamatan kita terancam jika melaksanakan ibadah? Apakah kita pernah merasa kesulitan menemukan tempat ibadah atau kesulitan mencari waktu untuk menjalankan ibadah? Saya kira jawabannya adalah semua rasa tersebut sudah tidak kita rasakan lagi karena kita hidup di negara yang merdeka, aman dan tenteram. Sebaliknya, kehidupan yang tenang, aman, tenteram dan nyaman tersebut tidak akan bisa kita nikmati manakalah negara kita dalam situasi peperangan ataupun negara kita belum merdeka. Jadi, kemerdekaan negara kita ini adalah nikmat yang sangat luar biasa dari Allah Swt yang harus kita syukuri. Tidak ada kata untuk berkata tidak bersyukur. Rasa syukur kita tersebut mari kita wujudkan dengan aksi-aksi dan karya-karya nyata yang berguna bagi kemajuan bangsa Indonesia. Semoga segala usaha dan pengorbanan kita untuk mewujudkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang baldatun thoyyibatun warabbun ghafur diijabahi Allah Swt. Amin. []



Gumpang Baru, 30 Agustus 2021

 

Biodata Penulis

 

Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc. adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pendidikan dasar dan menengah dijalani di madrasah, yaitu MI Al-Islam 1 Ngesrep, MTs Nurul Islam 2 Ngesrep, dan MAN 1 Surakarta. Pendidikan sarjana (S.Pd) ditempuh di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan pascasarjana tingkat Master (M.Sc.) ditempuh di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain aktif sebagai dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan lebih dari 65 judul buku (baik buku solo maupun buku antologi), Peraih Juara 1 Nasional bidang kimia pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Peraih SPK Award Peringkat 1 dari komunitas menulis Sahabat Pena Kita (2021), Penulis buku non fiksi yang telah tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 dan SINTA 3, dan pemegang sertifikat Indomindmap Certified Trainer-ICT (Indonesia), International Certified ThinkBuzan iMindMap Leader (UK), International Certified ThinkBuzan Facilitator in Applied Innovation (UK), International Certified ThinkBuzan Practitioner in Speed Reading (UK), dan International Certified ThinkBuzan Practitioner in Memory (UK). Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-artikel penulis dapat dibaca di akun Facebook : Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com

Selasa, 10 Agustus 2021

SPK AWARD : BUAH MANIS DARI KOMITMEN DAN KEDISIPLINAN


SPK AWARD :
 BUAH MANIS DARI KOMITMEN DAN KEDISIPLINAN

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Sejak memutuskan untuk  bergabung di komunitas menulis grup Sahabat Pena Kita (SPK) di tahun 2019, dan akhirnya secara resmi diterima menjadi anggota grup SPK pertanggal 1 Maret 2019, walau harus melalui proses seleksi yang cukup ketat, saya berusaha memegang komitmen untuk memenuhi kewajiban sebagai anggota komunitas.

Ada beberapa kewajiban anggota grup SPK yaitu bersedia menulis setoran wajib setiap bulan, membayar iuran anggota rutin setiap bulan, dan menghadiri kopdar setiap enam sekali. Di awal menjadi anggota grup SPK, saya menyatakan sanggup memenuhi kewajiban tersebut. Alhamdulillah selama dua tahun lebih menjadi anggota SPK saya mampu memenuhi komitmen tersebut.

Setoran wajib merupakan istilah untuk kewajiban setiap anggota SPK untuk mengirimkan artikel tulisan dengan tema telah ditentukan pengurus. Artikel-artikel setoran wajib anggota inilah yang akan dibukukan menjadi buku antologi. Ketika acara kopdar, buku-buku antologi karya seluruh anggota grup SPK dan buku solo karya anggota dilaunching.

Sahabat Pena Kita (SPK) bukanlah komunitas literasi yang "biasa-biasa" saja, melainkan sebuah komunitas literasi yang "luar biasa". Saya merasa beruntung bisa bergabung di dalam komunikasi keren tersebut.

Anggota grup SPK itu beragam profesi dan latar belakang keilmuan. Anggota grup SPK terdiri atas profesor, doktor, dosen, guru, pejabat pemerintahan, kepala sekolah, mahasiswa, dll. Anggota grup SPK mulai dari penulis profesional dengan banyak karya buku best seller nasional hingga penulis pemula. Perbedaan jenjang pendidikan akademik, profesi maupun pengalaman menulis tidak menghalangi anggota untuk belajar bersama. Di grup SPK semua anggota adalah keluarga. SPK adalah rumah bersama.

SPK adalah komunitas menulis yang bergengsi. SPK sejak 23 Juli 2019 sudah berbadan hukum dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor: AHU-001097.AH.01.04. Tahun 2019 tentang pengesahan pendirian badan hukum Yayasan Sahabat Pena Kita.

Aktivitas rutin di SPK di antaranya adalah menulis rutin bulanan (dikenal dengan nama Setoran Wajib) dengan tema yang sudah ditentukan oleh pengurus. Anggota SPK yang tidak menulis bulanan 3 kali berturut-turut akan mendapatkan punishment berupa dikeluarkan dari keanggotaan grup SPK. 

Selama menjadi anggota grup SPK, alhamdulillah saya bisa menjaga komitmen untuk mengikuti aturan grup untuk ritin menyetor tulisan wajib setiap bulan. Saya belum pernah mendapat "pentol merah" (tanda tidak setor tulisan) karena tidak menyetor tulisan wajib. Saya hanya sekali saja mendapat "pentol hitam" karena terlambat menyetor tulisan, itupun terjadi karena saya mengalami mispersepsi dengan aturan baru waktu itu.

Bagi saya, berada di grup SPK merupakan berkah tersendiri. Karena bergabung di grup SPK maka saya bisa menjaga spirit menulis saya sehingga bisa rutin menulis setiap hari dan menerbitkan buku. Selama bergabung di grup SPK, alhamdulillah saya bisa rutin  ikut terlibat dalam penerbitan buku antologi karya bersama anggota SPK dan juga menerbitkan buku solo karya sendiri.

Di grup SPK saya belajar berproses untuk terus mengembangkan kemampuan diri dalam menulis. Alhamdulillah sampai saat ini saya sudah ikut berkontribusi  memposting 40 artikel tulisan di website SPK yang beralamat di https://sahabatpenakita.id. Selain rutin setiap bulan memposting artikel tulisan di website SPK, saya juga berusaha rutin memposting tulisan di blog pribadi saya yang beralamat di https://sharing-literasi.blogspot.com.

Berkat terjaganya semangat menulis karena berada di lingkungan komunitas para penulis yang kondusif, saya bisa terus produktif menulis dan menerbitkan karya-karya buku, baik buku solo maupun buku antologi. Alhamdulillah karya-karya tulis saya, termasuk dalam bentuk karya buku  terekam di Google Scholar dan menjadi bukti eksistensi diri dalam bentuk rekam jejak berkarya.

Dalam acara webinar kepenulisan dalam rangka acara Kopdar 7 grup SPK yang diselenggarakan tanggal 7 Agustus 2021 kemarin, ada acara pemberian penghargaan SPK Award kepada anggota yang paling aktif. Alhamdulillah atas kehendak Allah SWT, saya mendapatkan penghargaan SPK Award tersebut sebagai "Anggota Teraktif". Bagi saya, penghargaan SPK Award tersebut merupakan suntikan motivasi untuk meningkatkan kemampuan diri dalam menulis dan semakin aktif dalam menulis.

Terima kasih grup SPK atas penghargaan SPK Awardnya. Semoga SPK semakin berjaya dan sukses dalam menggerakkan literasi di Nusantara. Amin. []

 

Gumpang Baru, 09/08/2021

 

 

Biodata Penulis

Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc. adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pendidikan dasar dan menengah dijalani di madrasah, yaitu MI Al-Islam 1 Ngesrep, MTs Nurul Islam 2 Ngesrep, dan MAN 1 Surakarta. Pendidikan sarjana (S.Pd) ditempuh di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan pascasarjana tingkat Master (M.Sc.) ditempuh di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain aktif sebagai dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan lebih dari 60 judul buku (baik buku solo maupun buku antologi), Peraih Juara 1 Nasional bidang kimia pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku non fiksi yang telah tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 dan SINTA 3, Indomindmap Certified Trainer-ICT (Indonesia), International Certified ThinkBuzan iMindMap Leader (UK), International Certified ThinkBuzan Facilitator in Applied Innovation (UK), International Certified ThinkBuzan Practitioner in Speed Reading (UK), dan International Certified ThinkBuzan Practitioner in Memory (UK). Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-artikel penulis dapat dibaca di akun Facebook : Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com

 

Postingan Populer