Powered By Blogger

Minggu, 31 Juli 2022

TAK ADA LAGI ALASAN BAGIKU UNTUK TIDAK MEMINANG CINTAKU

 


TAK ADA LAGI ALASAN BAGIKU UNTUK TIDAK MEMINANG CINTAKU

Oleh :

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian tanpa bantuan orang lain. Manusia adalah makhluk bermasyarakat yang selalu membutuhkan berkumpul dan berinteraksi dengan sesamanya. Sebagai makhluk sosial, manusia diciptakan oleh Tuhan untuk hidup bersama dengan sesama manusia dalam kelompok-kelompok masyarakat, seperti keluarga, suku, perkampungan maupun dalam wujud sebuah wilayah kenegaraan. Unit masyarakat terkecil yang menjadi tempat manusia berinteraksi satu sama lain adalah keluarga. Untuk membangun sebuah keluarga, setiap manusia memerlukan pasangan hidup atau jodohnya. Jadi menemukan jodoh yang sesuai adalah permasalahan penting dalam kehidupan setiap orang.

Jodoh adalah persoalan yang tidak sederhana. Ada orang yang melanglang buana berkeliling dunia hanya untuk menemukan jodohnya atau pendamping hidupnya. Ada orang yang sampai datang ke tukang peramal untuk mengetahui siapakah jodohnya kelak. Tetapi ada juga orang yang begitu mudah menemukan jodohnya, bahkan terkadang melalui kejadian yang sepele. Bahkan agak lucu juga ada orang yang mengetahui jodohnya setelah sekian tahun padahal jodohnya tersebut selama ini dekat dengannnya tetapi baru ada rasa cinta setelah sekian puluh tahun. Jodoh memang bukan ranah manusia. Jodoh adalah rahasia Tuhan. Manusia hanya menjalankan jalan kehidupannya yang telah digariskan oleh sang pencipta kehidupan.

Saya mengenal istri saya (maksudnya calon istri waktu belum menikahinya) tidak terlalu lama. Kenal secara umum, yakni sekadar melihat dan mengetahui namanya memang ada sekitar enam bulan, tetapi kenal secara khusus atau menyengaja berkenalan untuk mengenal lebih serius  hanya sekitar tiga minggu lebih beberapa hari. Praktis saya mengenal istri hingga akhirnya meminangnya tidak ada satu bulan. Hampir satu bulan sejak saya datang bertamu ke rumahnya  dan berkenalan dengan seluruh anggota keluarganya, saya memutuskan untuk mengkhitbahnya.

Apa yang membuat saya memutuskan untuk segera meminangnya padahal baru mengenal dan belum begitu lama? Dengan intensitas waktu berinteraksi dan mengenal yang hanya tiga mingguan, pastinya saya belum mengenal secara mendalam kepribadian dia, tetapi mengapa saya berani memutuskan untuk segera meminangnya? Jawabannya adalah karena pengaruh mindset dan pandangan saya tentang jodoh. Bagaimanakah mindset saya tentang jodoh?

Menurut pendapat saya, persoalan tentang jodoh itu bisa menjadi rumit atau sederhana  bergantung kepada bagaimana mindset kita sendiri. Ketika kita memandang jodoh sebagai sesuatu “hadiah” kiriman Tuhan kepada kita dimana kita tinggal menerimanya saja tanpa mampu berbuat apa-apa, maka bisa jadi kita akan merasakan ketidakpuasan karena merasa jodoh yang dipilihkan Tuhan tidak sesuai dengan kriteria dan keinginann kita. Dampaknya adalah saat berumah tangga mungkin akan terjadi berbagai konflik dan perselisihan dengan pasangan. Sebaliknya, ketika kita memandang bahwa jodoh kita adalah kita sendiri yang membentuknya dengan melalui pembentukan sikap, karakter dan profil diri yang ideal, maka kita akan menemukan jodoh kita sesuai kriteria dan keinginan idealism kita. Mengapa bisa begitu? Karena jodoh kita tidak datang sendiri melainkan kita yang menemukan jodoh kita sendiri dan membentuknya sesuai dengan kriteria hidup ideal kita. Kita ingat sebuah pepatah, sebelum mengatur orang lain maka hendaknya kita mengatur diri sendiri dulu. Implementasinya adalah sebelum kita mencari jodoh yang ideal, maka jadikanlah diri sendiri dulu menjadi sosok pribadi yang ideal yang siap jadi jodoh orang lain. Ingat, yang mencari jodoh ideal bukan hanya kita saja melainkan semua orang juga sedang mencari jodoh idealnya. Maka ketika kita sudah menjadi sosok diri yang berkepribadian ideal, maka kita akan menempatkan diri di tempat-tempat yang ideal sehingga dengan sendirinya kita juga akan “hanya” akan bergaul dan berinteraksi dengan orang-orang ideal saja. Maka otomatis orang yang dekat dan berada di sekitar kita adalah orang-orang yang ideal. Sehingga ketika datang waktunya Tuhan meniupkan rasa “cinta” ke dalam hati kita kepada salah satu orang di antara mereka, maka kita akan menemukan jodoh kita yang pastinya ideal. Inilah konsep hidup yang menjadi pemahaman dan mindset hidup saya secara pribadi. Bagaimana dengan konsep pandangan hidup anda?

Setelah mengenal dan berkenalan langsung dengan orang tua dan saudara calon istri, saya bisa menilai bahwa dia berasal dari keluarga yang baik. Melihat caranya bersikap, berbicara dan berperilaku menunjukkan dia sosok muslimah yang sholihah. Dia bisa diterima menjadi guru di SMA Batik 1 Surakarta- sekolah tempat saya dulu mengajar sebelum menjadi dosen- dapat dipastikan jika dia bisa mengaji Al-Qur’an karena dulu saya juga di tes baca Al-Quran. Dengan penampilannya yang religius sudah membuktikan bahwa ia seorang perempuan yang memiliki pemahaman agama yang cukup baik. Di tambah dengan paras wajah yang cantik dan anggun dengan balutan pakaian hijab yang dikenakannya sungguh mampu menambah aura kecantikannya. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, maka setelah melakukan shalat istikarah dan berdoa, saya dengan mantap hati memutuskan untuk meminangnya. Saya merasa sudah tidak ada lagi alasan yang bisa dibuat-buat untuk tidak segera meminangnya. Mutiara cantik dan indah yang telah Allah perlihatkan kepada saya terlalu sayang untuk dilewatkan. Maka dengan berdoa dan berharap yang terbaik kepada Allah Swt, saya mengutarakan niat kepada orang tua saya untuk meminangnya. Alhamdulillah orang tua saya setelah melihat dan bertemu secara langsung dengan calon istri saya tersebut, merestui dan mau meminangnya untuk saya.

Setelah menikah, apakah keluarga saya tidak mengalami konflik dan permasalahan keluarga? Jawabannya adalah pasti mengalami konflik dan permasalahan hidup karena saya dan istri belum mengenal secara mendalam kepribadian masing-masing. Maka wajar saja jika saya dan istri di tahun-tahun awal pernikahan acapkali terjadi kesalahpahaman dan miskomunikasi. Tetapi perbedaan pandangan, kesalahpahaman dan miskomunikasi tersebut tidak menjadi benih perusak hubungan cinta kami karena kami memiliki komitmen bersama untuk menjaga dan merawat cinta dan kasih sayang kami. Persoalan-persoalan karena miskomunikasi tersebut justru menjadi sarana kami untuk semakin keras belajar tentang arti cinta, menghargai perbedaan, dan mewujudkan keluarga yang harmonis dan penuh cinta kasih.

Setiap orang harus mewujudkan cintanya dan mau belajar menerima kekurangan orang lain. Demikianlah yang kami lakukan untuk belajar menerima kekurangan pasangan dan saling melengkapi. Proses belajar membina cinta dan kasih sayang di antara pasangan hidup memang bukan proses yang sebentar, tetapi memerlukan waktu yang lama dan konsistensi yang terus-menerus. Alhamdulillah setelah bertahun-tahun dengan niat lillahi ta’ala untuk membangun bangunan rumah tangga yang diridhai Allah ta’ala, kami akhirnya menemukan pola kehidupan di keluarga kami. Sampai saat ini Alhamdulillah kami selalu diliputi suasana bahagia dan saling menyayangi satu sama lain. Segala persoalan hidup yang mendatangi kami selalu kami selesaikan secara bersama-sama dan saling menguatkan satu dengan yang lainnya. Komitmen kami adalah saling percaya dan saling mencintai, maka kebahagiaan itu niscaya akan datang. Kebahagiaa hidup itu ada di rumah, maka jika ingin bahagia segeralah pulang ke rumah. Jangan mencoba-coba mencari kebahagiaan di luar rumah karena di luar sana yang ada bukan kebahagiaan tetapi ancaman bagi keharmonisan keluarga. []

 

Gumpang Baru, 20 Juli 2022

 

BIODATA PENULIS

Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc. adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Menempuh Pendidikan S1 (S.Pd) di Universitas Sebelas Maret dan Pendidikan S2 (M.Sc.) di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain sebagai dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan lebih dari 75 judul buku (baik buku solo maupun buku kolaborasi), Peraih Juara 1 Nasional lomba penulisan buku pelajaran kimia MA/SMA (2007), Peraih SPK AWARD Peringkat 1 (2021), Peraih INOVASI DAN P2M AWARD LPPM UNS Peringkat 2 (2022), Peraih INDONESIA TOP 5000 SCIENTISTS (2022), Penulis buku non fiksi tersertifikasi BNSP (2020), Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 dan 3, dan Trainer tersertifikasi Indomindmap Certified Trainer-ICT,  Indomindmap Certified Growth Mindset Coach, ThinkBuzan Certified Applied Innovation Facilitator (UK), ThinkBuzan Certified Speed Reading Practitioner (UK), ThinkBuzan Certified Memory Practitioner (UK), dan ThinkBuzan Certified Mind Map Facilitator (UK). Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-tulisan penulis dapat dibaca di akun Facebook : Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com.

Postingan Populer