TAK ADA LAGI ALASAN BAGIKU UNTUK TIDAK MEMINANG CINTAKU
Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro
Manusia merupakan
makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian tanpa bantuan orang lain.
Manusia adalah makhluk bermasyarakat yang selalu membutuhkan berkumpul dan
berinteraksi dengan sesamanya. Sebagai makhluk sosial, manusia diciptakan oleh
Tuhan untuk hidup bersama dengan sesama manusia dalam kelompok-kelompok
masyarakat, seperti keluarga, suku, perkampungan maupun dalam wujud sebuah
wilayah kenegaraan. Unit masyarakat terkecil yang menjadi tempat manusia
berinteraksi satu sama lain adalah keluarga. Untuk membangun sebuah keluarga,
setiap manusia memerlukan pasangan hidup atau jodohnya. Jadi menemukan jodoh
yang sesuai adalah permasalahan penting dalam kehidupan setiap orang.
Jodoh adalah persoalan
yang tidak sederhana. Ada orang yang melanglang buana berkeliling dunia hanya untuk
menemukan jodohnya atau pendamping hidupnya. Ada orang yang sampai datang ke
tukang peramal untuk mengetahui siapakah jodohnya kelak. Tetapi ada juga orang
yang begitu mudah menemukan jodohnya, bahkan terkadang melalui kejadian yang sepele.
Bahkan agak lucu juga ada orang yang mengetahui jodohnya setelah sekian tahun
padahal jodohnya tersebut selama ini dekat dengannnya tetapi baru ada rasa
cinta setelah sekian puluh tahun. Jodoh memang bukan ranah manusia. Jodoh
adalah rahasia Tuhan. Manusia hanya menjalankan jalan kehidupannya yang telah
digariskan oleh sang pencipta kehidupan.
Saya mengenal istri saya
(maksudnya calon istri waktu belum menikahinya) tidak terlalu lama. Kenal
secara umum, yakni sekadar melihat dan mengetahui namanya memang ada sekitar
enam bulan, tetapi kenal secara khusus atau menyengaja berkenalan untuk
mengenal lebih serius hanya sekitar tiga
minggu lebih beberapa hari. Praktis saya mengenal istri hingga akhirnya meminangnya
tidak ada satu bulan. Hampir satu bulan sejak saya datang bertamu ke rumahnya dan berkenalan dengan seluruh anggota
keluarganya, saya memutuskan untuk mengkhitbahnya.
Apa yang membuat saya
memutuskan untuk segera meminangnya padahal baru mengenal dan belum begitu
lama? Dengan intensitas waktu berinteraksi dan mengenal yang hanya tiga
mingguan, pastinya saya belum mengenal secara mendalam kepribadian dia, tetapi
mengapa saya berani memutuskan untuk segera meminangnya? Jawabannya adalah
karena pengaruh mindset dan pandangan saya tentang jodoh. Bagaimanakah mindset saya
tentang jodoh?
Menurut pendapat saya,
persoalan tentang jodoh itu bisa menjadi rumit atau sederhana bergantung kepada bagaimana mindset kita
sendiri. Ketika kita memandang jodoh sebagai sesuatu “hadiah” kiriman Tuhan
kepada kita dimana kita tinggal menerimanya saja tanpa mampu berbuat apa-apa,
maka bisa jadi kita akan merasakan ketidakpuasan karena merasa jodoh yang
dipilihkan Tuhan tidak sesuai dengan kriteria dan keinginann kita. Dampaknya
adalah saat berumah tangga mungkin akan terjadi berbagai konflik dan
perselisihan dengan pasangan. Sebaliknya, ketika kita memandang bahwa jodoh
kita adalah kita sendiri yang membentuknya dengan melalui pembentukan sikap,
karakter dan profil diri yang ideal, maka kita akan menemukan jodoh kita sesuai
kriteria dan keinginan idealism kita. Mengapa bisa begitu? Karena jodoh kita
tidak datang sendiri melainkan kita yang menemukan jodoh kita sendiri dan
membentuknya sesuai dengan kriteria hidup ideal kita. Kita ingat sebuah
pepatah, sebelum mengatur orang lain maka hendaknya kita mengatur diri sendiri
dulu. Implementasinya adalah sebelum kita mencari jodoh yang ideal, maka
jadikanlah diri sendiri dulu menjadi sosok pribadi yang ideal yang siap jadi
jodoh orang lain. Ingat, yang mencari jodoh ideal bukan hanya kita saja melainkan
semua orang juga sedang mencari jodoh idealnya. Maka ketika kita sudah menjadi
sosok diri yang berkepribadian ideal, maka kita akan menempatkan diri di
tempat-tempat yang ideal sehingga dengan sendirinya kita juga akan “hanya” akan
bergaul dan berinteraksi dengan orang-orang ideal saja. Maka otomatis orang
yang dekat dan berada di sekitar kita adalah orang-orang yang ideal. Sehingga
ketika datang waktunya Tuhan meniupkan rasa “cinta” ke dalam hati kita kepada
salah satu orang di antara mereka, maka kita akan menemukan jodoh kita yang
pastinya ideal. Inilah konsep hidup yang menjadi pemahaman dan mindset hidup
saya secara pribadi. Bagaimana dengan konsep pandangan hidup anda?
Setelah mengenal dan
berkenalan langsung dengan orang tua dan saudara calon istri, saya bisa menilai
bahwa dia berasal dari keluarga yang baik. Melihat caranya bersikap, berbicara
dan berperilaku menunjukkan dia sosok muslimah yang sholihah. Dia bisa diterima
menjadi guru di SMA Batik 1 Surakarta- sekolah tempat saya dulu mengajar
sebelum menjadi dosen- dapat dipastikan jika dia bisa mengaji Al-Qur’an karena dulu saya juga di tes baca Al-Quran. Dengan penampilannya yang
religius sudah membuktikan bahwa ia seorang perempuan yang memiliki pemahaman agama
yang cukup baik. Di tambah dengan paras wajah yang cantik dan anggun dengan
balutan pakaian hijab yang dikenakannya sungguh mampu menambah aura kecantikannya. Dengan
mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, maka setelah melakukan shalat
istikarah dan berdoa, saya dengan mantap hati memutuskan untuk meminangnya.
Saya merasa sudah tidak ada lagi alasan yang bisa dibuat-buat untuk tidak
segera meminangnya. Mutiara cantik dan indah yang telah Allah perlihatkan
kepada saya terlalu sayang untuk dilewatkan. Maka dengan berdoa dan berharap
yang terbaik kepada Allah Swt, saya mengutarakan niat kepada orang tua saya untuk
meminangnya. Alhamdulillah orang tua saya setelah melihat dan bertemu secara langsung
dengan calon istri saya tersebut, merestui dan mau meminangnya untuk saya.
Setelah menikah, apakah
keluarga saya tidak mengalami konflik dan permasalahan keluarga? Jawabannya
adalah pasti mengalami konflik dan permasalahan hidup karena saya dan istri
belum mengenal secara mendalam kepribadian masing-masing. Maka wajar saja jika
saya dan istri di tahun-tahun awal pernikahan acapkali terjadi kesalahpahaman
dan miskomunikasi. Tetapi perbedaan pandangan, kesalahpahaman dan miskomunikasi
tersebut tidak menjadi benih perusak hubungan cinta kami karena kami memiliki
komitmen bersama untuk menjaga dan merawat cinta dan kasih sayang kami. Persoalan-persoalan
karena miskomunikasi tersebut justru menjadi sarana kami untuk semakin keras
belajar tentang arti cinta, menghargai perbedaan, dan mewujudkan keluarga yang
harmonis dan penuh cinta kasih.
Setiap orang harus
mewujudkan cintanya dan mau belajar menerima kekurangan orang lain. Demikianlah
yang kami lakukan untuk belajar menerima kekurangan pasangan dan saling
melengkapi. Proses belajar membina cinta dan kasih sayang di antara pasangan
hidup memang bukan proses yang sebentar, tetapi memerlukan waktu yang lama dan
konsistensi yang terus-menerus. Alhamdulillah setelah bertahun-tahun dengan
niat lillahi ta’ala untuk membangun
bangunan rumah tangga yang diridhai Allah ta’ala,
kami akhirnya menemukan pola kehidupan di keluarga kami. Sampai saat ini
Alhamdulillah kami selalu diliputi suasana bahagia dan saling menyayangi satu
sama lain. Segala persoalan hidup yang mendatangi kami selalu kami selesaikan
secara bersama-sama dan saling menguatkan satu dengan yang lainnya. Komitmen
kami adalah saling percaya dan saling mencintai, maka kebahagiaan itu niscaya
akan datang. Kebahagiaa hidup itu ada di rumah, maka jika ingin bahagia segeralah
pulang ke rumah. Jangan mencoba-coba mencari kebahagiaan di luar rumah karena
di luar sana yang ada bukan kebahagiaan tetapi ancaman bagi keharmonisan
keluarga. []
Gumpang Baru, 20 Juli 2022
BIODATA PENULIS
Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc. adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Menempuh Pendidikan S1 (S.Pd) di
Universitas Sebelas Maret dan Pendidikan S2 (M.Sc.) di Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di
Program Studi S3 Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Selain sebagai dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang
telah menerbitkan lebih dari 75 judul buku (baik buku solo maupun buku
kolaborasi), Peraih Juara 1 Nasional lomba penulisan buku pelajaran kimia
MA/SMA (2007), Peraih SPK AWARD Peringkat 1 (2021), Peraih INOVASI DAN P2M
AWARD LPPM UNS Peringkat 2 (2022), Peraih INDONESIA TOP 5000 SCIENTISTS (2022),
Penulis buku non fiksi tersertifikasi BNSP (2020), Konsultan penerbitan buku
pelajaran Kimia dan IPA, Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 dan 3,
dan Trainer tersertifikasi Indomindmap Certified Trainer-ICT, Indomindmap Certified Growth Mindset Coach,
ThinkBuzan Certified Applied Innovation Facilitator (UK), ThinkBuzan Certified
Speed Reading Practitioner (UK), ThinkBuzan Certified Memory Practitioner (UK),
dan ThinkBuzan Certified Mind Map Facilitator (UK). Penulis dapat dihubungi
melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id.
Tulisan-tulisan penulis dapat dibaca di akun Facebook : Agung Nugroho Catur
Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar