Powered By Blogger

Senin, 28 Februari 2022

SEGUMPAL DAGING ITU ADALAH JANTUNG : Literasi Makna Al-Qalbu dalam Hadis Rasulullah Saw. Tentang Kesehatan

 


SEGUMPAL DAGING ITU ADALAH JANTUNG :

Literasi Makna Al-Qalbu dalam Hadis Rasulullah Saw. Tentang Kesehatan

Oleh :

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Sembilan belas tahun yang lalu, tepatnya tanggal 26 Desember 2002 saya pernah membeli sebuah buku yang membahas hadis-hadis yang berkaitan dengan kesehatan. Saya tertarik untuk membeli buku tersebut karena menurut saya isi pembahasan dalam bukunya sangat menarik. Masih jarang atau sedikit kajian-kajian dari disiplin ilmu umum terhadap isi hadis, khususnya  yang berkaitan dengan tema kesehatan. Judul buku tersebut adalah “Sehat itu Nikmat : Telaah Hadis Tentang Kesehatan” yang ditulis oleh Muhammad Hasan Aydid, diterbitkan oleh Gema Insani Press Tahun 1996.

        Ketika membuka buku tersebut langsung memberikan kesan bahwa buku tersebut adalah buku yang berkualitas. Kesan ini muncul dilihat dari banyaknya tokoh-tokoh yang memberikan kata sambutan pada buku tersebut. Di dalam buku tersebut terdapat kata sambutan dari Ketua MUI DKI Jakarta, Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, Dokter ahli penyakit jantung RS. Jantung Harapan Kita, dan Dokter Spesialis Paru-Paru RS. Persahabatan Jakarta. Dengan melihat tokoh-tokoh penting dan kompeten di bidang kesehatan yang memberikan kata sambutan, menunjukkan bahwa buku tersebut berkualitas tinggi karena orang-orang hebat tersebut berkenan memberikan kata sambutan. Dengan demikian, saya berasumsi bahwa penulisnya juga seorang penulis yang berkualitas tinggi yang kompeten di bidang ilmu hadis dan ilmu kedokteran atau kesehatan. Sangat disayangkan di dalam buku tersebut tidak disertakan biografi singkat  penulisnya sehingga saya kesulitan mencari informasi tentang profil penulisnya. Saya sudah mencoba melakukan penelusuran di Google dengan menggunakan kata kunci nama penulis buku tersebut dengan harapan mendapatkan sedikit informasi tentang rekam jejak dan profil penulisnya, tetapi sangat disayangkan saya tidak mendapatkan informasi apapun selain foto sampul bukunya yang dijual di beberapa toko online. Saya juga tidak menemukan buku-buku atau karya tulis lain dari sang penulis.

            Setelah membuka-buka isi buku, saya sangat tertarik dengan pembahasan di bab 3, yaitu hadis tentang kesehatan jantung (al-qalbu). Di dalam bab 3, penulis membahas satu hadis Rasulullah Muhammad Saw yang sangat terkenal. Banyak buku-buku agama terutama topik manajemen qalbu dan tazkiyatun nafs (penyucian jiwa) yang membahas hadis tersebut. Walaupun sudah banyak buku-buku karya penulis lain yang membahas hadis tersebut, ternyata tidak menyurutkan Muhammad Hasan Aydid untuk membahas hadis tersebut juga dalam bukunya. Namun, ada yang berbeda dan unik dari pembahasan yang ditulis oleh Muhammad Hasan Aydid, yaitu beliau membahas hadis tersebut dikaitkan dengan aspek kesehatan, sedangkan para penulis buku lainnya kebanyakan mengkaitkannya dengan topik pembahasan tentang penyucian hati atau jiwa. Alasan inilah yang membuat saya tertarik untuk membeli buku karya Muhammad Hasan Aydid tersebut. Saya sangat penasaran bagaimana ia mengkaji hadis tersebut dikaitkan dengan kesehatan jasmani.

            Apakah hadis yang saya bicarakan tersebut? Hadis Rasulullah Saw yang saya maksud dalam artikel ini adalah hadis berikut.

Dari Nu’man bin Basyir r.a., Rasulullah Saw bersabda, “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati” (HR. Bukhari dan Muslim). (Tuasikal, 2012)

 

Ini adalah contoh salah satu kutipan terjemahan hadis yang umumnya dituliskan dalam buku-buku manajemen qalbu dan tazkiyatun nafs.  Banyak penulis menerjahkan kata al-qalbu dalam hadis tersebut sebagai “hati”. Tetapi dalam buku “Sehat itu Nikmat”, Muhammad Hasan Aydid tidak demikian mengartikan kata al-qalbu, dia menerjemahkan kata al-qalbu dengan “jantung”. Dalam bukunya tersebut, beliau menuliskan hadis tersebut dengan kalimat redaksional sebagai berikut.

“Ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging, bila ia baik maka akan sehatlah seluruh tubuh ini; dan jika ia rusak maka akan sakitlah seluruh tubuh itu. Sesungguhnya itu adalah jantung” (HR. Bukhari dan Muslim).

           

Dengan membandingkan penggunaan kalimat redaksional kedua sumber tersebut, terdapat dua kata yang berbeda secara prinsip, yaitu kata “baik-sehat” dan “hati-jantung”. Dalam banyak buku-buku topik manajemen qalbu dan tazkiyatun nafs digunakan kata baik dan hati, sedangkan di buku “Sehat Itu Nikmat digunakan kata “sehat” dan “jantung. Apa perbedaan implikasi dari cara penerjemahan dan pemaknaan kedua sumber pustaka tersebut? Menurut pendapat saya pribadi, penggunaan kata “baik” merujuk kepada sikap, karakter, perilaku, akhlak; dan kata “hati” merujuk kepada jiwa, ruh. Jadi penggunaan terjemahan kata baik dan hati lebih cenderung memaknai al-qalbu bukan sebagai benda fisik tetapi jiwa, ruh, atau sesuatu yang abstrak karena hati (jiwa) yang mempengaruhi akhlak dan karakter seseorang. sementara pemilihan kata sehat dan jantung lebih merujuk ke makna benda fisik atau jasmani. Sehingga kandungan pesan hadis tersebut dapat dimaknai bahwa jantung yang sehat akan membuat tubuh jasmani juga sehat dan sebaliknya.

Saya sendiri lebih setuju mengartikan kata al-qalbu dalam hadis Rasulullah Saw di atas dengan “jantung” karena pemaknaan jantung tidak memiliki makna lain selain benda fisik. Hal ini sesuai dengan analogi yang dipergunakan Rasulullah Saw dengan menyebutkan kata mudhghah atau “segumpal daging”. Saya rasa kata “segumpal daging” jelas-jelas merujuk ke benda jasmani atau benda fisik, bukan benda non fisik yang abstrak seperti jiwa atau ruh karena jiwa tidak mendeskripsikan bentuk yang tertentu (tidak bisa dilihat maupun diraba).

Apa yang menjadi alasan Muhammad Hasan Aydid dalam buku “Sehat Itu Nikmat” mengartikan al-qalbu dengan jantung? Ada empat faktor yang menjadi argumentasi beliau mengapa kata al-qalbu bermakna jantung (Aydid, 1996 : 31), yaitu:

1.    Rasulullah Saw mengungkapkan kata jasad yang berarti tubuh manusia.

2.    Rasulullah Saw menekankan adanya mudhghah, yaitu segumpal daging (sebesar geganggaman tangan dan berada di dalam tubuh manusia). ketika Rasulullah Saw menyabdakan hadis tersebut, beliau menggenggamkan/mengepalkan tangannya.

3.    Rasulullah Saw menjelaskan bahwa segumpal daging yang dimaksud adalah al-qalbu yang lazim diartikan jantung, bukan hati karena bahasa Arab hati adalah al-kabida. Itulah sebabnya Rasulullah Saw tidak menyebut al-mudhghah dengan al-kabidu.

4.    Rasulullah Saw menegaskan jika segumpal daging atau al-qalbu itu sehat maka sehatlah seluruh tubuh kita, sebaliknya jika segumpal daging itu rusak, akan sakitlah seluruh tubuh kita.

Jantung merupakan organ tubuh tubuh kita yang paling rajin bekerja dan setia menjaga tubuh kita bahkan meskipun kita sedang tidur. Jantung berfungsi sebagai alat pemompa darah ke seluruh tubuh. Setiap menit jantung akan memompa 4,5 liter darah ke seluruh tubuh sehingga sehari jantung kita memompa 6480 liter darah (bayangkah satu tangki berisi 5000 liter minyak, sebanyak itulah jantung kita memompa darah sehari-harinya). Sementara itu, darah merupakan cairan terpenting yang menghidupi setiap organ tubuh kita. Di dalam tubuh manusia terdapat + 5 liter darah yang terus-menerus mengalir ke seluruh tubuh. Dikatakan juga bahwa berat jantung manusia hanya sekitar 250 s.d. 340 gr, sedangkan berat tubuh yang harus diberi darah sekitar 60 s.d. 100 kg.  Dari sini dapat terlihat betapa berat dan kerasnya jantung kita bekerja. Dalam keadaan istirahat, jantung berdenyut + 70 kali semenit; berarti 4200 kali dalam satu jam (Aydid, 1996 : 34).

Berdasarkan penjelasan fungsi jantung di atas, betapa pentingnya fungsi jantung bagi kelangsungan hidup kita. Dari penjelasan tersebut kita juga jadi mengetahui betapa beratnya kerja jantung kita setiap menitnya. Oleh karena itu, kita harus berusaha selalu menjaga dan merawat agar jantung kita tetap sehat. Ketidaknormalan kerja jantung bisa menyebabkan munculnya berbagai penyakit berat hingga kematian. Sampai saat ini penyakit jantung masih menjadi juara penyebab kematian. Penyakit kardiovaskuler atau jantung merupakan penyebab nomor satu kematian di dunia. Pada tahun 2019, WHO mencatat adannya 17,9 juta orang yang meninggal dunia karena penyakit jantung dengan 85% di antaranya disebabkan oleh serangan jantung dan stroke (Wibawa, 2021). Jantung yang sehat akan membuat seluruh tubuh juga sehat, sebaliknya jantung yang sakit atau tidak normal akan membuat seluruh tubuh juga sakit. Sangat tepatlah apa yang dinyatakan Rasulullah Saw dalam hadisnya di atas.

            Terkait dengan buku “Sehat Itu Nikmat” karya Muhammad Hasan Aydid tersebut, saya sangat mengapresiasi dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas upaya dan sumbangsihnya dalam menuliskan karya tulis berkualitas dalam wujud buku tentang topik hadis-hadis Rasulullah Saw yang berkaitan dengan ilmu kesehatan. Apa yang dilakukan oleh Muhammad Hasan Aydid melalui karya tulis dan karya pemikirannya yang berasal dari hasil  telaah hadis-hadis Rasulullah Saw tentang kesehatan patut untuk dicontoh dan ditindaklanjuti oleh para akademisi dan intelektual muslim lainnya. Umat Islam membutuhkan sebanyak-banyaknya muslim muslimah akademisi dan intelektual yang menguasai atau memiliki kompetensi di bidang ilmu-ilmu umum (sains) untuk menuliskan hasil telaah, kajian, penelitian dan pemikirannya tentang keterkaitan ajaran agama Islam dengan ilmu sains.

Saya sendiri selaku akademisi juga sudah pernah menulis artikel tentang hubungan antara reaksi kimia dengan bersuci atau thaharah (Saputro, 2017). Bidang keilmuan akademik saya adalah kimia dan pendidikan kimia, yang dibuktikan dari riwayat pendidikan tinggi saya dari jenjang sarjana hingga saat ini menempuh pendidikan doktoral. Dengan bekal pengetahuan ilmu kimia yang saya miliki, saya mencoba berkontribusi positif terhadap dakwah agama Islam dalam menjelaskan hukum air untuk bersuci (thaharah) ditinjau dari disiplin ilmu kimia. Saya mengamati bahwa aturan penetapan kesucian air untuk thaharah dapat dijelaskan dengan pendekatan menggunakan konsep reaksi kimia. Dengan menggunakan pendekatan  konsep reaksi kimia, aturan hukum air suci untuk thaharah dapat lebih mudah dipahami oleh akal atau lebih rasional.

            Sebagai penutup artikel ini, saya mengajak kepada para akademisi dan intelektual muslim khususnya yang mendalami ilmu-ilmu umum (sains) hendaknya ikut memberikan kontribusi positif terhadap dakwah agama Islam dengan membuat karya-karya tulis dan karya pemikiran  seputar ajaran agama Islam ditinjau dari sisi ilmu sains. Banyak ayat-ayat maupun hadis-hadis Rasulullah Saw yang berkaitan dengan ilmu sains. Sumbangsih pemikiran dan ide gagasan dari para akademisi dan kaum intelektual yang menguasai ilmu-ilmu sains akan dapat membantu umat memahami aturan-aturan agama secara lebih rasional sehingga tidak mudah jatuh pada tindakan taklid buta atau sekadar ikut-ikutan tanpa dilandasi pemahaman yang benar dan mendalam.

Setiap muslim dan muslimah dapat ikut berdakwah melalui bidang keahlian atau kompetensi dan profesinya masing-masing tanpa harus menjadi penceramah agama. Untuk ajaran-ajaran agama yang bersinggungan dengan ilmu sains atau gejala alam, maka yang lebih layak menjelaskan adalah orang yang mendalami ilmu sains. Sebagai contoh tentang pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh virus Corona, maka yang layak memberikan penjelasan adalah para ahli virus (virologis) atau dokter, bukan orang yang sama sekali tidak memiliki kompetensi di bidang kesehatan dan virus. Jika dipaksakan, maka yang terjadi adalah penjelasan yang tidak berdasar dan asal-asalan saja. Agama Islam sangat menjunjung tinggi proses berpikir dan menalar, maka jangan sampai umat Islam disuguhi dengan informasi-informasi yang hanya berdasarkan asumsi, perkiraan, dugaan, dan ilmu cocoklogi yang tidak memiliki bukti dan evidensi yang kuat. []

 

Gumpang Baru, 28 Februari 2022

 

Sumber Referensi

Aydid, M. H. (1996). Sehat Itu Nikmat: Telaah Hadits Tentang Kesehatan. Jakarta: Gema Insani Press.

Saputro, A. N. C. (2017, Oktober). MENGUNGKAP HUBUNGAN REAKSI KIMIA DAN THOHAROH : Sebuah Pemikiran Analisis Korelasional Antara Reaksi Kimia dan Syarat Air Suci. Retrieved February 28, 2022, from https://www.facebook.com/agung.n.saputro.5/posts/832184630296678

Tuasikal, M. A. (2012, December 9). Jika Hati Baik ... Retrieved February 28, 2022, from Rumaysho.Com website: https://rumaysho.com/3028-jika-hati-baik.html

Wibawa, S. W. (2021, October 12). Penyakit Jantung Penyebab Nomor 1 Kematian di Dunia, Bagaimana Mencegahnya? Halaman all. Retrieved February 28, 2022, from KOMPAS.com website: https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/12/163000123/penyakit-jantung-penyebab-nomor-1-kematian-di-dunia-bagaimana-mencegahnya

 

             

Biodata Penulis

Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc. adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pendidikan sarjana (S.Pd) ditempuh di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan pascasarjana tingkat Master (M.Sc.) ditempuh di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain sebagai dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan 75 judul buku (baik buku solo maupun buku kolaborasi), Peraih Juara 1 nasional lomba penulisan buku pelajaran kimia di Kementerian Agama RI (2007), Peraih SPK Award Peringkat 1 Kategori “Anggota Teraktif” (2021), Penulis buku non fiksi tersertifikasi BNSP, Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 dan 3, dan trainer tersertifikasi Indomindmap Certified Trainer-ICT (Indonesia), ThinkBuzan Certified iMindMap Leader (UK), ThinkBuzan Certified Applied Innovation Facilitator (UK), ThinkBuzan Certified Speed Reading Practitioner (UK), ThinkBuzan Certified Memory Practitioner (UK), dan Indomindmap Certified Growth Mindset Coach-GMC. Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-tulisan penulis dapat dibaca di akun Facebook : Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com

 

Rabu, 23 Februari 2022

KATA PENGANTAR BUKU MANAJEMEN MUTU TERPADU UNTUK PENDIDIKAN


KATA PENGANTAR BUKU MANAJEMEN MUTU TERPADU UNTUK PENDIDIKAN

Oleh: 

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

 

Mutu dalam percakapan sehari-hari sebagian besar dipahami sebagai sesuatu yang absolut. Dalam definisi yang absolut, sesuatu yang bermutu merupakan bagian dari standar yang sangat tinggi yang tidak dapat diungguli. Produk-produk yang bermutu adalah sesuatu yang dibuat dengan sempurna dan dengan biaya yang mahal. Produk-produk tersebut dapat dinilai serta membuat puas dan bangga para pemiliknya. Mutu dalam pandangan ini digunakan untuk menyampaikan keunggulan status dan posisi, dan kepemilikan terhadap barang yang memiliki “mutu”, akan membuat pemiliknya berbeda dari orang lain yang tidak mampu memilikinya. Mutu dalam pengertian yang demikian, lebih tepat disebut dengan “high quality” atau “top quality” yang bermakna mutu tinggi (Sallis, 2006 : 52). Mutu atau kualitas menjadi isu penting dalam pengelolaan organisasi, perusahaan, ataupun institusi pendidikan. Karena mutu atau kualitas merupakan tujuan dari setiap proses manajemen, maka Manajemen Mutu Terpadu (MMT) menjadi penting untuk diimplementasikan di setiap organisasi, perusahaan, maupun institusi pendidikan.


Manajemen Mutu Terpadu (MMT) penting diterapkan di setiap organisasi maupun perusahaan, tidak terkecuali institusi pendidikan karena dapat meningkatkan kualitas produk atau jasa yang diberikan ke pelanggan. Kepuasan pelanggan, baik pelanggan eksternal maupun pelanggan internal merupakan faktor utama dalam proses bisnis. Tujuan dijalankannya proses bisnis adalah menghasilkan produk atau jasa yang bermutu tinggi. Indikator bermutu atau berkualitasnya produk atau jasa yang dihasilkan sebuah organisasi, perusahaan maupun institusi  pendidikan adalah pelanggan merasa puas. Oleh karena itu, manajemen suatu organisasi, perusahaan maupun institusi pendidikan harus berusaha dapat memberikan pelayana yang memuaskan bagi pelanggannya, dan bahkan jika memungkinkan mampu melampaui harapan pelanggannya. Di sinilah semangat Kaizen penting dijalankan dalam proses manajemennya.


Buku berjudul ”Manajemen Mutu Terpadu untuk Pendidikan” ini disusun untuk menambah dan melengkapi literatur-literatur terkait manajemen pendidikan, manajemen mutu terpadu, dan implementasi sistem manajemen mutu di institusi pendidikan. Oleh karena itu, buku ini dapat dipergunakan oleh mahasiswa, guru, dan dosen yang mendalami manajemen pendidikan dan sistem manajemen mutu, serta praktisi manajemen mutu pendidikan. Keunggulan dari buku ini adalah buku ini ditulis oleh para akademisi dengan latar belakang ilmu manajemen pendidikan ataupun praktisi sistem manajemen mutu. Melalui kolaborasi para ahli ilmu manajemen pendidikan dan praktisi sistem manajemen mutu dalam satu buku menjadikan buku ini menjadi sebuah buku referensi yang bermutu tinggi dan layak dijadikan rujukan dalam pembelajaran ilmu manajemen pendidikan dan praktik manajemen mutu di institusi pendidikan.


Buku ini disusun dengan tujuan untuk menyediakan tambahan referensi berupa buku yang membahas tentang seluk beluk manajemen mutu terpadu di bidang pendidikan. Buku ini dapat dipergunakan sebagai rujukan referensi alternatif bagi para akademisi yang sedang membelajarkan manajemen pendidikan maupun yang sedang mendalami manajemen mutu terpadu dalam pendidikan. Buku ini berisi tulisan-tulisan para akademisi yang berkolaborasi bersama dalam satu buku. Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi buku ini, maka penyajian materi dalam buku ini dilakukan secara rapi, sistematis dan terstruktur dalam bentuk judul-judul bab. 


Pembahasan dalam buku ini disajikan dalam 14 Bab yaitu :

1.        Konsep dan pengertian Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMT)

2.        Filosofi mutu / essensi mutu

3.        Memahami pelanggan dan kempuasannya

4.        Perkembangan mutu

5.        Pemikir mutu: Juran, Deming, Crosby, Ishikawa dan Feigenbaun

6.        Performansi mutu

7.        Jaminam mutu (Assurance quality)

8.        Gugus Kendali mutu

9.        Mutu Pendidikan: Mutu jasa pelayanan

10.    Manajemen mutu Pendidikan

11.    Manajemen mutu berbasis sekolah

12.    Peningkatan mutu akademik

13.    Kepemimpinan dalam peningkatan mutu pendidikan

14.    Benchmarking mutu Pendidikan


Dengan terselesaikannya penulisan buku ini, kami tim penulis mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT karena tanpa limpahan nikmat, rahmat, taufik, dan hidayah-Nya maka kami tim penulis tidak akan mampu  menyelesaikan penulisan buku ini sesuai yang diharapkan.


Tidak lupa kami tim penulis juga menghaturkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pimpinan dan redaksi penerbit Yayasan Kita Menulis yang berkenan menerbitkan buku ini. Juga kepada semua pihak yang telah banyak memberikan dorongan kepada kami untuk menyelesaikan penulisan buku ini. Kami para penulis menyadari bahwa penulisan buku ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kepada para pembaca, diharapkan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan buku ini masa mendatang. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah dan meridhoi amal usaha ini.


Aamiiin yaa Rabbal‘Alaamiiin.

 

 

Sukoharjo,  Februari 2022

Penulis 

 

 

Agung Nugroho Catur Saputro, dkk. 

Senin, 07 Februari 2022

PERJUANGAN ITU SEKARANG TERASA BEGITU NIKMAT

 


PERJUANGAN ITU SEKARANG TERASA BEGITU NIKMAT

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

            Saya meyakini bahwa setiap perjuangan dalam hidup ini tidak pernah sia-sia. Setiap tetesan keringat yang keluar dari tubuh kita karena kerja keras kita untuk menggapai kehidupan yang lebih baik pasti akan membuahkan hasil yang memuaskan, walau entah kapan. Dunia ini berproses mengikuti hukum kausalitas atau hukum sebab akibat. Oleh karena itu, setiap usaha pasti akan membuahkan hasil. Begitu juga setiap usaha untuk meningkatkan kualitas diri ataupun untuk memperbaiki kondisi kehidupan menjadi lebih baik juga pasti akan membuahkan hasil. Allah Swt tidak akan mengubah hukum sebab akibat tersebut, sehingga setiap usaha yang dilakukan orang pasti akan menemukan hasilnya. Saya percaya bahwa Allah swt akan meridai setiap usaha dan doa-doa hamba-Nya yang ingin menggapai kehidupan yang lebih baik. Kesuksesan itu harus diusahakan dan diperjuangkan. Setelah itu baru tawakkal kepada-Nya.

Saya adalah anak desa yang kehidupannya berteman akrab dengan yang namanya “serba kekurangan”. Ya, kehidupan saya dulu memang ditemani kondisi serba kekurangan karena  keluarga saya bukan keluarga orang kaya atau berkecukupan. Untuk makan enak seperti lauk daging ayam saja bisa hanya setahun sekali saat lebaran. Ingin punya baju baru juga hanya terwujud ketika datang waktu lebaran idul fitri. Setiap harinya makan dengan lauk ala kadarnya, yang seringnya adalah adonan tepung beras diberi potongan kelapa kemudian digoreng. Jika sedang tidak punya minyak goreng, maka ikan asin (gereh) yang dibakar di bara api kayu bakar pun sudah cukup untuk menemani makan nasi. Jika sedang tidak punya beras, ibu masak nasi aking atau terkadang nasi tiwul. Itulah menu makanan yang dapat dihidangkan oleh ibu karena memang kondisi ekonomi keluarga hanya mampu menyajikan makanan seperti itu.

Walaupun kondisi perekonomian keluarga yang serba kekurangan tersebut, satu hal yang saya kagumi dari orang tua kami, khususnya ayah kami adalah semangatnya untuk menyekolahkan anak-anaknya. Berbagai cara ditempuh ayah agar anak-anaknya dapat sekolah. Terkadang ayah berutang untuk membayar biaya pendidikan anak-anaknya. Untuk dapat membayar uang SPP sekolah kelima anak-anaknya, ayah saya menggunakan metode giliran, yaitu uang SPP dibayarkan secara bergantian untuk setiap anak. Sebagai misal, bulan ini SPP kakak tertua dibayarkan untuk beberapa bulan sedangkan SPP adik-adiknya di bayarkan di bulan berikutnya. Seperti itu dilakukan secara bergiliran untuk masing-masing anak. Dengan upaya seperti itu, ayah dapat membiayai biaya sekolah anak-anaknya.

Ayah saya adalah seorang pegawai negeri golongan rendah (ketika pensiun golongan terakhirnya adalah IIc), ibu seorang ibu rumah tangga, dan jumlah anak-anaknya semuanya ada lima orang. Saya adalah anak keempat dari lima orang bersaudara. Dari lima anak, dua orang perempuan dan tiga orang laki-laki. Semua anak-anaknya di sekolahkan di madrasah, mulai madrasah ibtidaiyah hinggga madrasah aliyah. Hanya di jenjang pendidkan tinggi saja anak-anaknya dibebaskan mengambil jurusan ilmu umum atau agama.

Ketika menempuh pendidikan di perguruan tinggi, saya pernah dua kali mendapatkan beasiswa pendidikan, yaitu beasiswa Supersemar dan beasiswa kerja mahasiswa. Saya juga  sering menjadi asisten dosen untuk matakuliah praktikum. Dari uang beasiswa dan honor menjadi asisten dosen serta honor dari menjadi guru tidak tetap di MTs, saya dapat membantu orang tua dalam membiayai sebagian biaya kuliah. Pun demikian yang dilakukan kakak pertama saya yang juga kuliah sambil bekerja untuk membantu biaya kuliah. Hanya anak terakhir saja yang murni biaya kuliahnya dibiayai orang tua karena kebetulan kakak-kakaknya sudah mandiri atau sudah bekerja.

Jika teringat masa-masa kecil dahulu, saya sangat bersyukur dengan keadaan kehidupan saya yang sekarang ini. Saya sekarang dapat hidup bersama keluarga kecil saya dengan kehidupan yang berkecukupan, tingkat perekonomian cukup baik, dan memiliki pekerjaan tetap sebagai seorang dosen PNS. Dengan profesi yang saya jalani sekarang ini, maka saya memiliki penghasilan yang cukup untuk mensejahterakan kehidupan keluarga. Apa yang sekarang saya capai ini adalah hasil dari doa-doa almarhum/ah kedua orang tua saya dan usaha atau perjuangan saya untuk dapat hidup dengan lebih baik. Sejak kecil saya sudah dididik untuk giat belajar dan pantang mudah menyerah agar masa depannnya nanti gemilang.

Saya sejak kecil sudah mengalami gemblengan kehidupan yang cukup keras hingga sekarang saya menjadi sosok yang memiliki sikap mandiri dan tangguh menghadapi permasalahan hidup. Kedua orang tua saya telah membentuk kepribadian saya ini dengan mencontohkan sikap hidup yang tidak senang dikasihani orang lain. Dari didikan kedua orang tua saya tersebut, akhirnya saya menjadi pribadi yang mengutamakan hasil usaha sendiri dibandingkan menggantungka pada bantuan orang lain. Alhamdulillah saya akhirnya lolos tes seleksi CPNS Dosen juga murni dari kemampuan sendiri, bukan karena ada unsur bantuan dari pihak lain.

Sejak dulu, saya dan keempat saudara kandung saya sudah dididik oleh orag tua untuk menyukai dunia literasi. Ayah saya setiap bulan berlangganan majalah sehingga sejak kecil kami terbiasa membaca. Saya ingat sekali bagaimana setiap sore kami sekeluarga sering menghabiskan waktu sambil menunggu datangnya waktu Maghrib dengan membaca Koran, majalah ataupun buku. Semua orang di kelarga kami suka membaca. Dampak dari kebiasaan keluarga yang positif tersebut adalah saya menjadi menyukai dunia literasi. Karena suka menghabiskan waktu dengan membaca, maka saya akhirnya bercita-cita ingin bisa menulis buku. Dulu saya sering kagum dengan para penulis buku yang mampu menulis buku dengan jumlah halaman yang banyak. Saya dulu berpikir bagaimana cara penulisnya dapat menulis buku yang tebal-tebal tersebut.

Saya mengawali menekuni dunia literasi menulis ketika sedang menempuh pendidikan tinggi. Saat kuliah S1, saya sering mengikuti training atau pelatihan menulis karya ilmiah dan mengikuti lomba karya tulis ilmiah.  Dari keaktifan mengikuti lomba karya tulis ilmiah tersebut, saya pernah mendapatkan juara 1 tingkat jurusan hingga juara 3 tingkat universitas, serta pernah mewakili universitas mengikuti ajang kompetisi ilmiah tingkat nasional di acara PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional). Kebiasaan mengikuti lomba karya tulis ilmiah tersebut tetap berlanjut hingga saya lulus sarjana dan menjadi dosen.

Ketika sedang menempuh studi pascasarjana S2 saya pernah mengikuti lomba penulisan buku pelajaran kimia SMA/MA tingkat nasional di Kementerian Agama RI. Alhamdulilah dari mengikuti lomba penulisan buku pelajaran tersebut saya memperoleh juara 1 nasional bidang kimia dan mendapatkan hadiah uang yang lumayan besar. Uang hadiah memenangkan lomba buku pelajaran tersebut akhirnya berdasarkan hasil diskusi dengan istri saya belikan rumah yang sekarang kami tempati bersama keluarga kecil saya. Satu tahun kemudian saya mendapatkan royalty dari penerbitan buku pemenang lomba tersebut dengan besaran jumlah yang hampir sama. Juga di tahun yang sama saya mendapatkan royalty dari buku yang saya tulis bersama kolega dosen. Dari uang royalty buku-buku tersebut saya pergunakan untuk membayar SPP kuliah S2, membelikan motor baru untuk istri dan untuk biaya merenovasi rumah.

Sampai sekarang saya masih menekuni aktivitas literasi menulis buku. Dalam beberapa tahun terakhir ini, rata-rata setiap tahun saya mampu menerbitkan puluhan buku. Hingga saat tulisan ini saya tulis, tercatat saya telah menerbitkan 72 judul buku, baik berupa buku solo maupun buku-buku kolaborasi. Dari sekian banyak buku-buku yang saya terbitkan tersebut, memang kebanyakan berupa buku-buku kolaborasi. Saat ini saya sedang lebih berkonsentrasi ke penulisan buku-buku referensi bidang pendidikan, walaupun juga tetap menulis buku-buku tema lain. Lantas, apa yang saya peroleh dari aktivitas menulis buku tersebut? Alhamdulillah dari aktivitas produktif menulis buku tersebut, Allah Swt memberikan bonus tambahan rezeki yang cukup besar, bahkan pernah lebih besar dari gaji saya selama setahun sebagai dosen PNS.

Saya sangat mensyukuri nikmat rezeki karunia Allah Swt tersebut. Apa yang dulu saya perjuangkan sekarang telah saya petik hasilnya. Sekarang saya dapat menikmati hasil panen dari apa yang dulu saya tanam, yaitu ketekunan, komitmen, dan konsistensi dalam menjalani aktivitas menulis. Ternyata, perjuangan saya dulu yang disertai dengan tetesan air mata dan keringat bercucuran, sekarang terasa sangat nikmat. Benar kata peribahasa “Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. Untuk para sahabat pembaca yang budiman….Selamat berjuang menjalani kehidupan ini. Hidup adalah perjuangan, maka berjuanglah dengan segenap daya dan kemampuan, suatu saat nanti Anda akan merasakan nikmatnya hasil perjuangan tersebut. Selalu iringi usaha, ikhtiar, dan perjuangan Anda dengan doa-doa terbaik kepada Allah Swt, Tuhan yang Maha Mengabulkan doa agar usaha, ikhtiar dan perjuangan Anda diridai dan diberkahi oleh-Nya. Amin. []


Gumpang Baru, 28 Januari 2022

 


Biodata Penulis

Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc. adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pendidikan sarjana (S.Pd) ditempuh di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan pascasarjana tingkat Master (M.Sc.) ditempuh di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain sebagai dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan lebih dari 70 judul buku (baik buku solo maupun buku kolaborasi), Peraih Juara 1 nasional lomba penulisan buku pelajaran kimia di Kementerian Agama RI (2007), Peraih SPK Award Peringkat 1 Kategori “Anggota Teraktif” (2021), Penulis buku non fiksi tersertifikasi BNSP, Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 dan 3, dan trainer tersertifikasi Indomindmap Certified Trainer-ICT (Indonesia), ThinkBuzan Certified iMindMap Leader (UK), ThinkBuzan Certified Applied Innovation Facilitator (UK), ThinkBuzan Certified Speed Reading Practitioner (UK), ThinkBuzan Certified Memory Practitioner (UK), dan Indomindmap Certified Growth Mindset Coach-GMC. Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-tulisan penulis dapat dibaca di akun Facebook : Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com

 

Postingan Populer