PERJUANGAN ITU SEKARANG TERASA BEGITU NIKMAT
Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro
Saya meyakini bahwa setiap
perjuangan dalam hidup ini tidak pernah sia-sia. Setiap tetesan keringat yang
keluar dari tubuh kita karena kerja keras kita untuk menggapai kehidupan yang
lebih baik pasti akan membuahkan hasil yang memuaskan, walau entah kapan. Dunia
ini berproses mengikuti hukum kausalitas atau hukum sebab akibat. Oleh karena
itu, setiap usaha pasti akan membuahkan hasil. Begitu juga setiap usaha untuk
meningkatkan kualitas diri ataupun untuk memperbaiki kondisi kehidupan menjadi
lebih baik juga pasti akan membuahkan hasil. Allah Swt tidak akan mengubah hukum
sebab akibat tersebut, sehingga setiap usaha yang dilakukan orang pasti akan
menemukan hasilnya. Saya percaya bahwa Allah swt akan meridai setiap usaha dan
doa-doa hamba-Nya yang ingin menggapai kehidupan yang lebih baik. Kesuksesan
itu harus diusahakan dan diperjuangkan. Setelah itu baru tawakkal kepada-Nya.
Saya
adalah anak desa yang kehidupannya berteman akrab dengan yang namanya “serba kekurangan”.
Ya, kehidupan saya dulu memang ditemani kondisi serba kekurangan karena keluarga saya bukan keluarga orang kaya atau
berkecukupan. Untuk makan enak seperti lauk daging ayam saja bisa hanya setahun
sekali saat lebaran. Ingin punya baju baru juga hanya terwujud ketika datang
waktu lebaran idul fitri. Setiap harinya makan dengan lauk ala kadarnya, yang
seringnya adalah adonan tepung beras diberi potongan kelapa kemudian digoreng. Jika
sedang tidak punya minyak goreng, maka ikan asin (gereh) yang dibakar di bara
api kayu bakar pun sudah cukup untuk menemani makan nasi. Jika sedang tidak
punya beras, ibu masak nasi aking atau terkadang nasi tiwul. Itulah menu
makanan yang dapat dihidangkan oleh ibu karena memang kondisi ekonomi keluarga
hanya mampu menyajikan makanan seperti itu.
Walaupun
kondisi perekonomian keluarga yang serba kekurangan tersebut, satu hal yang
saya kagumi dari orang tua kami, khususnya ayah kami adalah semangatnya untuk
menyekolahkan anak-anaknya. Berbagai cara ditempuh ayah agar anak-anaknya dapat
sekolah. Terkadang ayah berutang untuk membayar biaya pendidikan anak-anaknya.
Untuk dapat membayar uang SPP sekolah kelima anak-anaknya, ayah saya
menggunakan metode giliran, yaitu uang SPP dibayarkan secara bergantian untuk
setiap anak. Sebagai misal, bulan ini SPP kakak tertua dibayarkan untuk
beberapa bulan sedangkan SPP adik-adiknya di bayarkan di bulan berikutnya.
Seperti itu dilakukan secara bergiliran untuk masing-masing anak. Dengan upaya
seperti itu, ayah dapat membiayai biaya sekolah anak-anaknya.
Ayah
saya adalah seorang pegawai negeri golongan rendah (ketika pensiun golongan
terakhirnya adalah IIc), ibu seorang ibu rumah tangga, dan jumlah anak-anaknya semuanya
ada lima orang. Saya adalah anak keempat dari lima orang bersaudara. Dari lima
anak, dua orang perempuan dan tiga orang laki-laki. Semua anak-anaknya di
sekolahkan di madrasah, mulai madrasah ibtidaiyah hinggga madrasah aliyah.
Hanya di jenjang pendidkan tinggi saja anak-anaknya dibebaskan mengambil
jurusan ilmu umum atau agama.
Ketika
menempuh pendidikan di perguruan tinggi, saya pernah dua kali mendapatkan
beasiswa pendidikan, yaitu beasiswa Supersemar dan beasiswa kerja mahasiswa.
Saya juga sering menjadi asisten dosen
untuk matakuliah praktikum. Dari uang beasiswa dan honor menjadi asisten dosen
serta honor dari menjadi guru tidak tetap di MTs, saya dapat membantu orang tua
dalam membiayai sebagian biaya kuliah. Pun demikian yang dilakukan kakak
pertama saya yang juga kuliah sambil bekerja untuk membantu biaya kuliah. Hanya
anak terakhir saja yang murni biaya kuliahnya dibiayai orang tua karena
kebetulan kakak-kakaknya sudah mandiri atau sudah bekerja.
Jika
teringat masa-masa kecil dahulu, saya sangat bersyukur dengan keadaan kehidupan
saya yang sekarang ini. Saya sekarang dapat hidup bersama keluarga kecil saya
dengan kehidupan yang berkecukupan, tingkat perekonomian cukup baik, dan
memiliki pekerjaan tetap sebagai seorang dosen PNS. Dengan profesi yang saya
jalani sekarang ini, maka saya memiliki penghasilan yang cukup untuk
mensejahterakan kehidupan keluarga. Apa yang sekarang saya capai ini adalah
hasil dari doa-doa almarhum/ah kedua orang tua saya dan usaha atau perjuangan
saya untuk dapat hidup dengan lebih baik. Sejak kecil saya sudah dididik untuk
giat belajar dan pantang mudah menyerah agar masa depannnya nanti gemilang.
Saya
sejak kecil sudah mengalami gemblengan kehidupan yang cukup keras hingga
sekarang saya menjadi sosok yang memiliki sikap mandiri dan tangguh menghadapi
permasalahan hidup. Kedua orang tua saya telah membentuk kepribadian saya ini
dengan mencontohkan sikap hidup yang tidak senang dikasihani orang lain. Dari
didikan kedua orang tua saya tersebut, akhirnya saya menjadi pribadi yang
mengutamakan hasil usaha sendiri dibandingkan menggantungka pada bantuan orang
lain. Alhamdulillah saya akhirnya lolos tes seleksi CPNS Dosen juga murni dari
kemampuan sendiri, bukan karena ada unsur bantuan dari pihak lain.
Sejak
dulu, saya dan keempat saudara kandung saya sudah dididik oleh orag tua untuk
menyukai dunia literasi. Ayah saya setiap bulan berlangganan majalah sehingga
sejak kecil kami terbiasa membaca. Saya ingat sekali bagaimana setiap sore kami
sekeluarga sering menghabiskan waktu sambil menunggu datangnya waktu Maghrib
dengan membaca Koran, majalah ataupun buku. Semua orang di kelarga kami suka
membaca. Dampak dari kebiasaan keluarga yang positif tersebut adalah saya
menjadi menyukai dunia literasi. Karena suka menghabiskan waktu dengan membaca,
maka saya akhirnya bercita-cita ingin bisa menulis buku. Dulu saya sering kagum
dengan para penulis buku yang mampu menulis buku dengan jumlah halaman yang
banyak. Saya dulu berpikir bagaimana cara penulisnya dapat menulis buku yang
tebal-tebal tersebut.
Saya
mengawali menekuni dunia literasi menulis ketika sedang menempuh pendidikan
tinggi. Saat kuliah S1, saya sering mengikuti training atau pelatihan menulis
karya ilmiah dan mengikuti lomba karya tulis ilmiah. Dari keaktifan mengikuti lomba karya tulis
ilmiah tersebut, saya pernah mendapatkan juara 1 tingkat jurusan hingga juara 3
tingkat universitas, serta pernah mewakili universitas mengikuti ajang kompetisi
ilmiah tingkat nasional di acara PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional). Kebiasaan
mengikuti lomba karya tulis ilmiah tersebut tetap berlanjut hingga saya lulus
sarjana dan menjadi dosen.
Ketika
sedang menempuh studi pascasarjana S2 saya pernah mengikuti lomba penulisan
buku pelajaran kimia SMA/MA tingkat nasional di Kementerian Agama RI.
Alhamdulilah dari mengikuti lomba penulisan buku pelajaran tersebut saya
memperoleh juara 1 nasional bidang kimia dan mendapatkan hadiah uang yang
lumayan besar. Uang hadiah memenangkan lomba buku pelajaran tersebut akhirnya
berdasarkan hasil diskusi dengan istri saya belikan rumah yang sekarang kami
tempati bersama keluarga kecil saya. Satu tahun kemudian saya mendapatkan
royalty dari penerbitan buku pemenang lomba tersebut dengan besaran jumlah yang
hampir sama. Juga di tahun yang sama saya mendapatkan royalty dari buku yang
saya tulis bersama kolega dosen. Dari uang royalty buku-buku tersebut saya
pergunakan untuk membayar SPP kuliah S2, membelikan motor baru untuk istri dan
untuk biaya merenovasi rumah.
Sampai
sekarang saya masih menekuni aktivitas literasi menulis buku. Dalam beberapa
tahun terakhir ini, rata-rata setiap tahun saya mampu menerbitkan puluhan buku.
Hingga saat tulisan ini saya tulis, tercatat saya telah menerbitkan 72 judul
buku, baik berupa buku solo maupun buku-buku kolaborasi. Dari sekian banyak
buku-buku yang saya terbitkan tersebut, memang kebanyakan berupa buku-buku
kolaborasi. Saat ini saya sedang lebih berkonsentrasi ke penulisan buku-buku
referensi bidang pendidikan, walaupun juga tetap menulis buku-buku tema lain. Lantas,
apa yang saya peroleh dari aktivitas menulis buku tersebut? Alhamdulillah dari
aktivitas produktif menulis buku tersebut, Allah Swt memberikan bonus tambahan
rezeki yang cukup besar, bahkan pernah lebih besar dari gaji saya selama setahun
sebagai dosen PNS.
Saya
sangat mensyukuri nikmat rezeki karunia Allah Swt tersebut. Apa yang dulu saya
perjuangkan sekarang telah saya petik hasilnya. Sekarang saya dapat menikmati
hasil panen dari apa yang dulu saya tanam, yaitu ketekunan, komitmen, dan
konsistensi dalam menjalani aktivitas menulis. Ternyata, perjuangan saya dulu
yang disertai dengan tetesan air mata dan keringat bercucuran, sekarang terasa
sangat nikmat. Benar kata peribahasa “Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke
tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. Untuk para sahabat
pembaca yang budiman….Selamat berjuang menjalani kehidupan ini. Hidup adalah
perjuangan, maka berjuanglah dengan segenap daya dan kemampuan, suatu saat nanti
Anda akan merasakan nikmatnya hasil perjuangan tersebut. Selalu iringi usaha,
ikhtiar, dan perjuangan Anda dengan doa-doa terbaik kepada Allah Swt, Tuhan
yang Maha Mengabulkan doa agar usaha, ikhtiar dan perjuangan Anda diridai dan
diberkahi oleh-Nya. Amin. []
Gumpang Baru, 28 Januari 2022
Biodata
Penulis
Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc. adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pendidikan sarjana (S.Pd) ditempuh
di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan pascasarjana tingkat Master (M.Sc.)
ditempuh di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis
tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia PPs
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain sebagai dosen, beliau juga seorang
pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan lebih dari 70 judul buku
(baik buku solo maupun buku kolaborasi), Peraih Juara 1 nasional lomba
penulisan buku pelajaran kimia di Kementerian Agama RI (2007), Peraih SPK Award
Peringkat 1 Kategori “Anggota Teraktif” (2021), Penulis buku non fiksi
tersertifikasi BNSP, Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA,
Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 dan 3, dan trainer tersertifikasi
Indomindmap Certified Trainer-ICT (Indonesia), ThinkBuzan Certified iMindMap
Leader (UK), ThinkBuzan Certified Applied Innovation Facilitator (UK),
ThinkBuzan Certified Speed Reading Practitioner (UK), ThinkBuzan Certified
Memory Practitioner (UK), dan Indomindmap Certified Growth Mindset Coach-GMC.
Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email :
anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-tulisan penulis dapat dibaca di akun Facebook
: Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar