SEGUMPAL
DAGING ITU ADALAH JANTUNG :
Literasi
Makna Al-Qalbu dalam Hadis Rasulullah
Saw. Tentang Kesehatan
Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro
Sembilan belas tahun yang
lalu, tepatnya tanggal 26 Desember 2002 saya pernah membeli sebuah buku yang
membahas hadis-hadis yang berkaitan dengan kesehatan. Saya tertarik untuk
membeli buku tersebut karena menurut saya isi pembahasan dalam bukunya sangat
menarik. Masih jarang atau sedikit kajian-kajian dari disiplin ilmu umum terhadap
isi hadis, khususnya yang berkaitan
dengan tema kesehatan. Judul buku tersebut adalah “Sehat itu Nikmat : Telaah
Hadis Tentang Kesehatan” yang ditulis oleh Muhammad Hasan Aydid, diterbitkan
oleh Gema Insani Press Tahun 1996.
Ketika
membuka buku tersebut langsung memberikan kesan bahwa buku tersebut adalah buku
yang berkualitas. Kesan ini muncul dilihat dari banyaknya tokoh-tokoh yang
memberikan kata sambutan pada buku tersebut. Di dalam buku tersebut terdapat kata
sambutan dari Ketua MUI DKI Jakarta, Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia,
Dokter ahli penyakit jantung RS. Jantung Harapan Kita, dan Dokter Spesialis
Paru-Paru RS. Persahabatan Jakarta. Dengan melihat tokoh-tokoh penting dan
kompeten di bidang kesehatan yang memberikan kata sambutan, menunjukkan bahwa
buku tersebut berkualitas tinggi karena orang-orang hebat tersebut berkenan
memberikan kata sambutan. Dengan demikian, saya berasumsi bahwa penulisnya juga
seorang penulis yang berkualitas tinggi yang kompeten di bidang ilmu hadis dan
ilmu kedokteran atau kesehatan. Sangat disayangkan di dalam buku tersebut tidak
disertakan biografi singkat penulisnya
sehingga saya kesulitan mencari informasi tentang profil penulisnya. Saya sudah
mencoba melakukan penelusuran di Google dengan menggunakan kata kunci nama
penulis buku tersebut dengan harapan mendapatkan sedikit informasi tentang
rekam jejak dan profil penulisnya, tetapi sangat disayangkan saya tidak
mendapatkan informasi apapun selain foto sampul bukunya yang dijual di beberapa
toko online. Saya juga tidak menemukan buku-buku atau karya tulis lain dari
sang penulis.
Setelah
membuka-buka isi buku, saya sangat tertarik dengan pembahasan di bab 3, yaitu hadis
tentang kesehatan jantung (al-qalbu).
Di dalam bab 3, penulis membahas satu hadis Rasulullah Muhammad Saw yang sangat
terkenal. Banyak buku-buku agama terutama topik manajemen qalbu dan tazkiyatun nafs (penyucian jiwa) yang
membahas hadis tersebut. Walaupun sudah banyak buku-buku karya penulis lain
yang membahas hadis tersebut, ternyata tidak menyurutkan Muhammad Hasan Aydid
untuk membahas hadis tersebut juga dalam bukunya. Namun, ada yang berbeda dan
unik dari pembahasan yang ditulis oleh Muhammad Hasan Aydid, yaitu beliau
membahas hadis tersebut dikaitkan dengan aspek kesehatan, sedangkan para
penulis buku lainnya kebanyakan mengkaitkannya dengan topik pembahasan tentang penyucian
hati atau jiwa. Alasan inilah yang membuat saya tertarik untuk membeli buku
karya Muhammad Hasan Aydid tersebut. Saya sangat penasaran bagaimana ia
mengkaji hadis tersebut dikaitkan dengan kesehatan jasmani.
Apakah
hadis yang saya bicarakan tersebut? Hadis Rasulullah Saw yang saya maksud dalam
artikel ini adalah hadis berikut.
Dari
Nu’man bin Basyir r.a., Rasulullah Saw bersabda, “Ingatlah bahwa di dalam jasad
itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia
rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati” (HR. Bukhari
dan Muslim). (Tuasikal,
2012)
Ini adalah contoh salah satu kutipan terjemahan
hadis yang umumnya dituliskan dalam buku-buku manajemen qalbu dan tazkiyatun nafs. Banyak penulis menerjahkan kata al-qalbu dalam hadis tersebut sebagai “hati”.
Tetapi dalam buku “Sehat itu Nikmat”, Muhammad Hasan Aydid tidak demikian
mengartikan kata al-qalbu, dia menerjemahkan
kata al-qalbu dengan “jantung”. Dalam
bukunya tersebut, beliau menuliskan hadis tersebut dengan kalimat redaksional
sebagai berikut.
“Ketahuilah
sesungguhnya di dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging, bila ia baik maka
akan sehatlah seluruh tubuh ini; dan jika ia rusak maka akan sakitlah seluruh
tubuh itu. Sesungguhnya itu adalah jantung” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan membandingkan
penggunaan kalimat redaksional kedua sumber tersebut, terdapat dua kata yang
berbeda secara prinsip, yaitu kata “baik-sehat”
dan “hati-jantung”. Dalam banyak
buku-buku topik manajemen qalbu dan tazkiyatun
nafs digunakan kata baik dan hati, sedangkan di buku “Sehat Itu Nikmat”
digunakan kata “sehat” dan “jantung”.
Apa perbedaan implikasi dari cara penerjemahan dan pemaknaan kedua sumber
pustaka tersebut? Menurut pendapat saya pribadi, penggunaan kata “baik” merujuk
kepada sikap, karakter, perilaku, akhlak; dan kata “hati” merujuk kepada jiwa,
ruh. Jadi penggunaan terjemahan kata baik dan hati lebih cenderung memaknai al-qalbu bukan sebagai benda fisik
tetapi jiwa, ruh, atau sesuatu yang abstrak karena hati (jiwa) yang
mempengaruhi akhlak dan karakter seseorang. sementara pemilihan kata sehat dan
jantung lebih merujuk ke makna benda fisik atau jasmani. Sehingga kandungan
pesan hadis tersebut dapat dimaknai bahwa jantung yang sehat akan membuat tubuh
jasmani juga sehat dan sebaliknya.
Saya sendiri lebih
setuju mengartikan kata al-qalbu
dalam hadis Rasulullah Saw di atas dengan “jantung”
karena pemaknaan jantung tidak memiliki makna lain selain benda fisik. Hal ini
sesuai dengan analogi yang dipergunakan Rasulullah Saw dengan menyebutkan kata mudhghah atau “segumpal daging”. Saya rasa
kata “segumpal daging” jelas-jelas merujuk ke benda jasmani atau benda fisik,
bukan benda non fisik yang abstrak seperti jiwa atau ruh karena jiwa tidak mendeskripsikan
bentuk yang tertentu (tidak bisa dilihat maupun diraba).
Apa yang menjadi alasan
Muhammad Hasan Aydid dalam buku “Sehat Itu Nikmat” mengartikan al-qalbu dengan jantung? Ada empat faktor
yang menjadi argumentasi beliau mengapa kata al-qalbu bermakna jantung (Aydid, 1996 : 31), yaitu:
1. Rasulullah
Saw mengungkapkan kata jasad yang berarti tubuh manusia.
2. Rasulullah
Saw menekankan adanya mudhghah, yaitu
segumpal daging (sebesar geganggaman tangan dan berada di dalam tubuh manusia).
ketika Rasulullah Saw menyabdakan hadis tersebut, beliau
menggenggamkan/mengepalkan tangannya.
3. Rasulullah
Saw menjelaskan bahwa segumpal daging yang dimaksud adalah al-qalbu yang lazim diartikan jantung, bukan hati karena bahasa
Arab hati adalah al-kabida. Itulah sebabnya
Rasulullah Saw tidak menyebut al-mudhghah
dengan al-kabidu.
4. Rasulullah
Saw menegaskan jika segumpal daging atau al-qalbu
itu sehat maka sehatlah seluruh tubuh kita, sebaliknya jika segumpal daging itu
rusak, akan sakitlah seluruh tubuh kita.
Jantung merupakan organ
tubuh tubuh kita yang paling rajin bekerja dan setia menjaga tubuh kita bahkan meskipun
kita sedang tidur. Jantung berfungsi sebagai alat pemompa darah ke seluruh
tubuh. Setiap menit jantung akan memompa 4,5 liter darah ke seluruh tubuh
sehingga sehari jantung kita memompa 6480 liter darah (bayangkah satu tangki
berisi 5000 liter minyak, sebanyak itulah jantung kita memompa darah
sehari-harinya). Sementara itu, darah merupakan cairan terpenting yang
menghidupi setiap organ tubuh kita. Di dalam tubuh manusia terdapat + 5
liter darah yang terus-menerus mengalir ke seluruh tubuh. Dikatakan juga bahwa
berat jantung manusia hanya sekitar 250 s.d. 340 gr, sedangkan berat tubuh yang
harus diberi darah sekitar 60 s.d. 100 kg.
Dari sini dapat terlihat betapa berat dan kerasnya jantung kita bekerja.
Dalam keadaan istirahat, jantung berdenyut + 70 kali semenit; berarti
4200 kali dalam satu jam (Aydid, 1996 : 34).
Berdasarkan penjelasan
fungsi jantung di atas, betapa pentingnya fungsi jantung bagi kelangsungan
hidup kita. Dari penjelasan tersebut kita juga jadi mengetahui betapa beratnya
kerja jantung kita setiap menitnya. Oleh karena itu, kita harus berusaha selalu
menjaga dan merawat agar jantung kita tetap sehat. Ketidaknormalan kerja
jantung bisa menyebabkan munculnya berbagai penyakit berat hingga kematian. Sampai
saat ini penyakit jantung masih menjadi juara penyebab kematian. Penyakit kardiovaskuler
atau jantung merupakan penyebab nomor satu kematian di dunia. Pada tahun 2019,
WHO mencatat adannya 17,9 juta orang yang meninggal dunia karena penyakit
jantung dengan 85% di antaranya disebabkan oleh serangan jantung dan stroke (Wibawa, 2021). Jantung yang
sehat akan membuat seluruh tubuh juga sehat, sebaliknya jantung yang sakit atau
tidak normal akan membuat seluruh tubuh juga sakit. Sangat tepatlah apa yang
dinyatakan Rasulullah Saw dalam hadisnya di atas.
Terkait
dengan buku “Sehat Itu Nikmat” karya Muhammad Hasan Aydid tersebut, saya sangat
mengapresiasi dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas upaya dan
sumbangsihnya dalam menuliskan karya tulis berkualitas dalam wujud buku tentang
topik hadis-hadis Rasulullah Saw yang berkaitan dengan ilmu kesehatan. Apa yang
dilakukan oleh Muhammad Hasan Aydid melalui karya tulis dan karya pemikirannya yang
berasal dari hasil telaah hadis-hadis Rasulullah
Saw tentang kesehatan patut untuk dicontoh dan ditindaklanjuti oleh para
akademisi dan intelektual muslim lainnya. Umat Islam membutuhkan
sebanyak-banyaknya muslim muslimah akademisi dan intelektual yang menguasai
atau memiliki kompetensi di bidang ilmu-ilmu umum (sains) untuk menuliskan
hasil telaah, kajian, penelitian dan pemikirannya tentang keterkaitan ajaran
agama Islam dengan ilmu sains.
Saya sendiri selaku
akademisi juga sudah pernah menulis artikel tentang hubungan antara reaksi
kimia dengan bersuci atau thaharah (Saputro, 2017). Bidang
keilmuan akademik saya adalah kimia dan pendidikan kimia, yang dibuktikan dari
riwayat pendidikan tinggi saya dari jenjang sarjana hingga saat ini menempuh
pendidikan doktoral. Dengan bekal pengetahuan ilmu kimia yang saya miliki, saya
mencoba berkontribusi positif terhadap dakwah agama Islam dalam menjelaskan
hukum air untuk bersuci (thaharah)
ditinjau dari disiplin ilmu kimia. Saya mengamati bahwa aturan penetapan
kesucian air untuk thaharah dapat
dijelaskan dengan pendekatan menggunakan konsep reaksi kimia. Dengan menggunakan
pendekatan konsep reaksi kimia, aturan hukum
air suci untuk thaharah dapat lebih mudah
dipahami oleh akal atau lebih rasional.
Sebagai
penutup artikel ini, saya mengajak kepada para akademisi dan intelektual muslim
khususnya yang mendalami ilmu-ilmu umum (sains) hendaknya ikut memberikan
kontribusi positif terhadap dakwah agama Islam dengan membuat karya-karya tulis
dan karya pemikiran seputar ajaran agama
Islam ditinjau dari sisi ilmu sains. Banyak ayat-ayat maupun hadis-hadis
Rasulullah Saw yang berkaitan dengan ilmu sains. Sumbangsih pemikiran dan ide
gagasan dari para akademisi dan kaum intelektual yang menguasai ilmu-ilmu sains
akan dapat membantu umat memahami aturan-aturan agama secara lebih rasional
sehingga tidak mudah jatuh pada tindakan taklid buta atau sekadar ikut-ikutan
tanpa dilandasi pemahaman yang benar dan mendalam.
Setiap muslim dan
muslimah dapat ikut berdakwah melalui bidang keahlian atau kompetensi dan
profesinya masing-masing tanpa harus menjadi penceramah agama. Untuk ajaran-ajaran
agama yang bersinggungan dengan ilmu sains atau gejala alam, maka yang lebih
layak menjelaskan adalah orang yang mendalami ilmu sains. Sebagai contoh tentang
pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh virus Corona, maka yang layak memberikan
penjelasan adalah para ahli virus (virologis) atau dokter, bukan orang yang
sama sekali tidak memiliki kompetensi di bidang kesehatan dan virus. Jika dipaksakan,
maka yang terjadi adalah penjelasan yang tidak berdasar dan asal-asalan saja. Agama
Islam sangat menjunjung tinggi proses berpikir dan menalar, maka jangan sampai
umat Islam disuguhi dengan informasi-informasi yang hanya berdasarkan asumsi, perkiraan,
dugaan, dan ilmu cocoklogi yang tidak memiliki bukti dan evidensi yang kuat. []
Gumpang Baru, 28 Februari 2022
Sumber
Referensi
Aydid, M. H.
(1996). Sehat Itu Nikmat: Telaah Hadits Tentang Kesehatan. Jakarta: Gema
Insani Press.
Saputro, A. N.
C. (2017, Oktober). MENGUNGKAP HUBUNGAN REAKSI KIMIA DAN THOHAROH : Sebuah
Pemikiran Analisis Korelasional Antara Reaksi Kimia dan Syarat Air Suci.
Retrieved February 28, 2022, from
https://www.facebook.com/agung.n.saputro.5/posts/832184630296678
Tuasikal, M. A.
(2012, December 9). Jika Hati Baik ... Retrieved February 28, 2022, from
Rumaysho.Com website: https://rumaysho.com/3028-jika-hati-baik.html
Wibawa, S. W.
(2021, October 12). Penyakit Jantung Penyebab Nomor 1 Kematian di Dunia,
Bagaimana Mencegahnya? Halaman all. Retrieved February 28, 2022, from
KOMPAS.com website:
https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/12/163000123/penyakit-jantung-penyebab-nomor-1-kematian-di-dunia-bagaimana-mencegahnya
Biodata
Penulis
Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc. adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pendidikan sarjana (S.Pd) ditempuh
di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan pascasarjana tingkat Master (M.Sc.)
ditempuh di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis
tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia PPs
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain sebagai dosen, beliau juga seorang
pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan 75 judul buku (baik buku
solo maupun buku kolaborasi), Peraih Juara 1 nasional lomba penulisan buku
pelajaran kimia di Kementerian Agama RI (2007), Peraih SPK Award Peringkat 1 Kategori
“Anggota Teraktif” (2021), Penulis buku non fiksi tersertifikasi BNSP,
Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, Reviewer jurnal ilmiah
terakreditasi SINTA 2 dan 3, dan trainer tersertifikasi Indomindmap Certified
Trainer-ICT (Indonesia), ThinkBuzan Certified iMindMap Leader (UK), ThinkBuzan Certified
Applied Innovation Facilitator (UK), ThinkBuzan Certified Speed Reading Practitioner
(UK), ThinkBuzan Certified Memory Practitioner (UK), dan Indomindmap Certified Growth
Mindset Coach-GMC. Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp
+6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-tulisan penulis
dapat dibaca di akun Facebook : Agung Nugroho Catur Saputro, website :
https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar