Powered By Blogger

Minggu, 10 Desember 2023

IMITASI DAN KETELADANAN

 

IMITASI DAN KETELADANAN

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro



Manusia adalah makhluk pembelajar. Manusia secara fitrah akan mempelajari hal-hal baru untuk mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Melalui bekal potensi diri yang dimiliki, setiap orang akan berusaha mengembangkan kemampuan dirinya lewat kegiatan belajar. 


Setiap anak memiliki caranya tersendiri untuk belajar. Umumnya anak kecil belajar dengan meniru (imitasi) apa yang dilihatnya. Anak kecil akan mempraktikkan apa yang dilihatnya dari orang-orang di sekitarnya. Apapun yang ia lihat akan diamati dan ditiru. 


Anak kecil belajar dengan mengimitasi (meniru) apa yang dilihatnya. Cara belajar anak kecil tersebut dapat dimanfaatkan untuk strategi bagaimana mengajarkan kebiasaan baik ke anak. Strategi terbaik untuk mengajarkan sikap, perilaku dan kebiasaan yang baik kepada anak kecil adalah melalui keteladanan.


Pendidikan karakter yang baik perlu diajarkan ke anak sejak dini melalui pemberian contoh tauladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifat anak kecil yang mudah meniru apa saja yang dilihatnya, maka menyengaja menciptakan lingkungan kebiasaan yang baik kepada anak kecil merupakan cara terbaik untuk mengajarkan kebiasaan baik. 


Menyadari cara belajar anak kecil melalui proses mengimitasi seperti itu, maka saya dan istri mendesain program pendidikan karakter di lingkungan keluarga kami dengan cara menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang baik agar anak-anak menirunya. Kami memilih untuk tidak banyak menceramahi anak-anak terkait kebiasaan-kebiasaan yang baik tetapi memilih melalui pemberian contoh nyata yang dapat mereka lihat secara langsung. 


Mengajarkan pendidikan karakter yang baik kepada anak harus memadukan antara penjelasan dan praktik. Konten pendidikan karakter dapat disajikan dalam wujud penjelasan teori dan contoh nyata pelaksanaan sehari-hari. Untuk mengajari anak kecil, strategi yang paling tepat dan pertama dilakukan adalah memberikan contoh tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Anak diajak dan dilatih untuk ikut melakukan kebiasaan baik yang akan diajarkan, melalui ajakan terlibat langsung dalam aktivitas belajar, walaupun ia belum tahu manfaatnya. 


Sebagai contoh, ketika orang tua ingin mengajarkan anaknya bisa dan mau mengerjakan shalat, maka tidak perlu dijelaskan pentingnya shalat karena anak kecil belum paham. Tetapi cukup orang tua mengajak anaknya yang masih kecil tersebut untuk ikut shalat setiap hari. Tidak perlu mengajari anak bagaimana gerakan shalat dulu, yang penting anak mau ikut shalat  dan menirukan gerakan sholat walaupun ia shalat sambil bermain.


Tujuan utama mengajak anak ikut shalat adalah agar anak terbiasa mengerjakan shalat seperti yang dilakukan keluarganya yang setiap hari dilihat. Jika anak sudah terbiasa mengerjakan shalat setiap hari bagaikan aktivitas rutin yang dilakukan otomatis dan tanpa beban, maka tujuan pendidikan karakter sudah hampir tercapai. Nanti ketika usia anak sudah cukup untuk diberi penjelasan tentang kewajiban dan manfaat shalat, maka anak tidak akan mengalami hambatan dalam aktivitas ibadahnya kelak karena sekarang sudah mengetahui tujuan shalat dan juga sudah terbiasa shalat. 


Demikianlah yang kami lakukan untuk anak-anak kami. Sejak anak-anak masih kecil, mereka kami libatkan dalam aktivitas ibadah setiap hari seperti shalat, berdoa, berdzikir, dan membaca Al-Qur'an. Alhamdulillah sekarang kami melihat hasil yang dulu kami lakukan. Dulu mereka memang hanya mengimitasi apa yang kami (orang tuanya) lakukan yang setiap hari mereka melihatnya. Alhamdulillah sekarang mereka- khususnya putri kecil kami yang baru berumur 6 tahun- sudah terbiasa rutin mengerjakan shalat fardhu, shalat sunnah rawatib, berdzikir, berdoa, dan membaca Al-Qur'an setiap hari. []


Gumpang Baru, 10 Desember 2023

Tidak ada komentar:

Postingan Populer