Powered By Blogger

Kamis, 28 Desember 2023

DINAMIKA KULIAH PENGGANTI

 

DINAMIKA KULIAH PENGGANTI

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro



Semester Agustus 2023-Januari 2024 ini saya mulai kembali aktif mengajar setelah menjalani masa tugas belajar. Saya mengajar di enam kelas. Karena studi doktoral saya belum selesai, maka saya membagi waktu antara mengerjakan tugas studi dan mengajar di kampus. 


Karena waktu konsultasi ke dosen atau menyelesaikan urusan terkait studi dengan jadwal mengajar terkadang bersamaan, maka saya terpaksa mengosongkan jadwal kuliah dan mengganti kuliah di lain waktu. Ketika  saya ke Yogyakarta untuk urusan studi, praktis saya menghabiskan waktu seharian sehingga memang tidak memungkinkan saya untuk memberi kuliah. Oleh karena itu, saya harus mengadakan kuliah pengganti di waktu lain.


Mengadakan kuliah pengganti ternyata tidaklah mudah. Ketika akan mengadakan kuliah pengganti secara luring, ternyata tidak ada kecocokan waktu antara waktu longgar saya dengan waktu kosong mahasiswa. Selain itu juga sulitnya mencari ruang yang kosong di jam efektif perkuliahan. 


Karena kuliah luring sulit dilaksanakan, akhirnya terpaksa kuliah harus diselenggarakan secara daring. Ternyata menyelenggarakan kuliah secara daring di jam efektif perkuliahan juga tidak mudah. Ternyata waktu longgar saya (tidak mengajar) dengan waktu kosong mahasiswa (tidak ada jadwal kuliah) tidak ada titik temunya. 


Karena hari Senin sampai Jumat, pagi sampai sore  tidak ada jadwal yang cocok untuk kuliah pengganti, sehingga jalan satu-satunya adalah kuliah pengganti dilaksanakan secara daring di luar jam efektif perkuliahan. Akhirnya disepakati kuliah pengganti diselenggarakan secara daring di malam hari bakda Isyak karena saya pulang dari kampus sore sehingga ada waktu istirahat sebelum memberi kuliah lagi. 


Pernah ada perwakilan mahasiswa yang menanyakan apakah kuliah pengganti bisa dilaksanakan bakda sholat Maghrib? Saya jawab tidak bisa dengan alasan saya pulang dari kampus sudah sore, sampai rumah hampir jam 5an, saya butuh waktu untuk istirahat sebelum memberi kuliah lagi. Saya memang merasakan badan capek sekali setelah memberi kuliah 3 SKS, terlebih jika mengajar dari pagi sampai sore maka rasa capek lebih terasa. Oleh karena itu, jadwal kuliah pengganti saya laksanakan setelah sholat Isyak agar saya punya waktu untuk istirahat beberapa saat. 


Melaksanakan kuliah secara daring terkadang ada saja kendalanya, misalnya kesiapan mahasiswa mengikuti perkuliahan. Saat perkuliahan daring, saya meminta mahasiswa untuk menghidupkan kamera (on camera) untuk memastikan bahwa semua mahasiswa yang hadir benar-benar siap mengikuti perkuliahan. Saya tidak mau capek-capek memberi kuliah di malam hari sementara ada sebagian mahasiswa yang hadir hanya nama saja sedangkan yang bersangkutan melakukan aktivitas lain yang tidak saya ketahui karena mereka mematikan kamera. Oleh karena itu saya tidak mau memulai perkuliahan sebelum semua mahasiswa menghidupkan kamera.


Ternyata untuk meminta mahasiswa menghidupkan kamera tidaklah mudah. Terkadang perlu menunggu beberapa menit hingga puluhan menit sampai semua mahasiswa menghidupkan kamera. Hal itu menunjukkan bahwa mahasiswa belum semuanya siap mengikuti perkuliahan. Mereka ada yang hanya bergabung di zoom kemudian melakukan aktivitas lain. 


Pernah kejadian, saya harus menunggu sampai dua puluh menit untuk meminta mahasiswa semua menghidupkan kamera. Karena sudah beberapa kali saya meminta menghidupkan kamera tetapi tetap saja masih ada mahasiswa yang tidak menghidupkan kamera, maka saya pernah mengancam jika lima menit lagi masih ada yang belum menghidupkan kamera, maka zoom akan saya matikan dan tidak jadi memberi kuliah. Setelah saya ancam seperti itu, barulah semua mahasiswa mau menghidupkan kamera. 


Kejadian lain, pernah setelah satu jam-an saya berbicara menjelaskan materi kuliah, saya bertanya kepada mahasiswa apakah ada yang ditanyakan terkait materi yang baru saja saya jelaskan. Tidak ada satupun mahasiswa yang merespon pertanyaan saya. Saya mengulangi bertanya beberapa kali, tetap saja suasana ruang zoom meeting hening, tidak ada satupun mahasiswa yang mencoba merespon pertanyaan saya. Saya mencoba diam tidak melanjutkan kuliah beberapa saat. Ternyata mahasiswa tetap enjoy seperti tidak terjadi apa-apa. 


Setelah beberapa saat tetap seperti itu, akhirnya saya jadi berpikiran negatif bahwa mereka tidak memperhatikan kuliah. Jika mereka memperhatikan kuliah pastinya mereka akan bertanya mengapa saya diam tidak melanjutkan perkuliahan. Tetapi yang terjadi tidak begitu, mahasiswa tetap diam tidak memberikan respon apapun. Karena tidak ada satupun mahasiswa yang merespon, akhirnya perkuliahan saya akhiri dan zoom meeting saya matikan.


Saya agak kecewa dengan sikap mahasiswa tersebut. Saya sudah semangat menjelaskan materi kuliah dan mengulang-ulang penjelasan dengan suara keras dengan maksud agar mahasiswa dapat menangkap dan memahami penjelasan saya, ternyata mereka tidak ada itikat baik untuk memberikan respon positif atas pertanyaan saya. Saya pikir, buat apa saya capek-capek memberi kuliah kepada orang-orang yang tidak  punya niat belajar. Bahkan sekadar menjawab "sementara ini belum ada pertanyaan pak" saja untuk menjaga terjadinya interaksi dua arah, mereka malas melakukannya. 


Saya jadi berpikiran apakah mereka para mahasiswa belum dewasa? Orang yang sudah dewasa seharusnya akan mampu bersikap layaknya orang dewasa, yaitu mengetahui kapan mereka harus fokus belajar dan kapan mereka bersantai. Ketika mereka sudah memutuskan untuk kuliah di prodi pendidikan kimia, seharusnya mereka sudah meniatkan diri akan mengikuti semua proses pembelajaran di prodi pendidikan kimia dengan serius dan sebaik-baiknya. Inilah yang menjadi kebimbangan saya, apakah mereka para mahasiswa sebenarnya masih seorang siswa, belum layak menyandang predikat "maha"? Jika mereka memang sudah seorang mahasiswa, mengapa sikap dan perilakunya masih seperti seorang siswa? 


Demikianlah dinamika perkuliahan pengganti yang saya laksanakan secara daring. Kuliah secara daring memang bisa menjadi solusi alternatif pengganti kuliah manakala kuliah secara luring sulit dilaksanakan. Tetapi kuliah secara daring juga menyisakan persoalan lain terkait manajemen proses pembelajaran, yakni sulit memastikan mahasiswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Pola interaksi dua arah antara dosen dan mahasiswa selama perkuliahan terkadang sulit terjadi. Selain itu persoalan lain terkait teknis seperti masalah gangguan sinyal ataupun putusnya aliran listrik juga bisa mengganggu kelancaran jalannya proses pembelajaran. []



Gumpang Baru, 28 Desember 2023

Tidak ada komentar:

Postingan Populer