Powered By Blogger

Rabu, 28 Desember 2022

HIDUP BAHAGIA DAN MENUA BERSAMA DALAM CINTA

 



HIDUP BAHAGIA DAN MENUA BERSAMA DALAM CINTA

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

“Ketahuilah bahwa langit-langit itu berputar karena pesona gelombang cinta. Kalau bukan karena cinta, dunia ini telah lama mati”.

(Muhammad Jalaluddin Rumi)

 

 

Cinta telah menjadi penyebab bumi ini hidup dan kehidupan berlangsung. Kalau bukan karena cinta-Nya Allah Swt kepada umat manusia, maka mustahil semua kebutuhan hidup manusia tersedia di bumi. Karena cinta, seorang ibu rela mempertaruhkan hidupnya demi lahirnya seorang bayi ke dunia ini. Karena cinta, seorang suami rela bekerja keras membanting tulang siang dan malam demi menafkahi keluarganya. Karena cinta, induk binatang berani menghadang setiap binatang lain yang akan memangsa anak-anaknya. Demikianlah dahsyatnya kekuatan cinta. Oleh karena itu, kita harus menghidupkan dan memelihara rasa cinta dalam diri kita dan keluarga kita.

Saling mencintai dan menyayangi merupakan fondasi untuk membangun sebuah keluarga. Tanpa ada rasa cinta dan sayang, maka kehidupan keluarga yang dijalani akan sering mengalami guncangan, dan bahkan mungkin akan berakhir dengan kehancuran. Cinta dan sayang merupakan tali pengikat yang paling kuat dalam sebuah keluarga sehingga walaupun terkena badai yang mengguncang dan akan memporak-porandakan bangunan keluarga, maka keluarga tersebut akan tetap kokoh berdiri karena adanya ikatan yang sangat kuat yang menyatukan seluruh anggota keluarga menjadi satu kesatuan ikatan yang kuat.

Dari manakah datangnya rasa cinta dan sayang di antara pasangan? Perasaan cinta dan sayang bisa muncul secara alami ataupun juga bisa ditumbuhkan melalui penciptaan lingkungan keluarga yang harmonis dan membahagiakan. Perasaan cinta dan sayang pada seseorang yang muncul secara alami merupakan anugerah Tuhan. Seseorang tidak dapat menyengaja untuk mencintai dan menyayangi orang lain karena rasa cinta dan sayang itu muncul secara alami tanpa disengaja dan ketika sudah muncul akan susah dikendalikan. Cinta dan sayang itu bersifat natural.

Lantas, bagaimana dengan pasangan yang dijodohkan dan dinikahkan padahal kedua mempelai tidak saling kenal apalagi saling mencintai dan menyayangi, apakah keluarga yang terbentuk dapat langgeng dan harmonis? Jawabannya adalah mungkin. Mengapa? Karena kedua mempelai walau awalnya tidak saling mengenal dan tidak ada rasa apa-apa, tetapi jika keduanya berkomitmen untuk membentuk kehidupan keluarga yang rukun, damai, tenteram, dan membahagiakan, maka suatu saat nanti di hati kedua pasangan tersebut bisa muncul benih-benih cinta. Dari mana datangnya benih-benih cinta tersebut muncul? Jawabannya adalah dari suasana keluarga yang membahagiakan sehingga akhirnya menimbulkan rasa rindu pada pasangan dan suasana keluarga. Dari sinilah akan muncul perasaan cinta dan sayang di antara kedua pasangan.

            Perasaan cinta dan sayang di antara pasangan hidup dapat terus dipelihara dengan cara membuat memori-memori kebersamaan dan membahagiakan. Ketika kedua pasangan hidup tersebut sering melakukan aktivitas secara bersama-sama maupun berkolaborasi dalam menyelesaikan suatu persoalan hidup dalam keluarga dengan dilandasi rasa cinta dan saling menyayangi satu sama lain, bukan karena keterpaksaan, maka aktivitas bersama tersebut akan menciptakan perasaan bahagia yang pada akhirnya akan menimbulkan perasaan rindu untuk mengulangi kebersamaan tersebut. Di sinilah telah muncul rasa cinta dan sayang untuk selalu bersama bersama pasangan hidup, walau bagaimanapun keadaaannya karena yang terpenting selalu bersama.

            Dalam dua bulan ini, saya sedang menderita sakit pasca menjalani operasi Fistula Ani. Pasca operasi saya harus bed rest dan menjalani proses perawatan luka secara intensif oleh tenaga medis profesional (perawat RS). Proses operasi Fistula Ani memang tidak terasa sakit karena ketika dioperasi saya dibius, tetapi perawatan luka pasca operasi itulah yang terasa sakit. Selama proses perawatan luka pasca operasi, saya harus benar-benar menyiapkan mental untuk menahan rasa sakit setiap harinya. Prosedur operasi Fistula Ani yang saya jalani adalah dengan membuka luka Fistula dan membuat rongga (mengerok daging) tempat saluran Fistula dengan ukuran dan kedalaman rongga menyesuaikan ukuran dan bentuk saluran Fistula. Luka bekas operasi Fistula Ani tidak dijahit melainkan dibiarkan menjadi luka terbuka dan di dalam rongga luka diisi kain kasa steril (tampon) yang diolesi obat antiseptik dan kemudian luka ditutup dengan perban. Setiap hari luka dilakukan perawatan dengan cara luka dibersihkan agar tidak kemasukan kotoran karena dekat lubang anus sehingga bisa terjadi infeksi dan isian kain kasa diganti dengan kain kasa yang baru. Proses pembersihan luka dan penggantian kain kasa steril (tampon) inilah yang terasa sakit sekali. Setiap hari saya harus menyiapkan mental dan keberanian untuk menahan rasa sakit yang hebat saat proses perawatan luka operasi tersebut.

            Karena luka operasi Fistula yang saya jalani berada di area dekat anus, maka praktis saya tidak bisa duduk karena luka operasi pasti terasa sakit untuk duduk. Setiap hari saya hanya bisa  berbaring di tempat tidur. Sholat pun saya kerjakan dengan berbaring. Saya sudah menjalani proses perawatan luka operasi hampir dua bulan lamanya, dan sampai sekarang saya belum bisa melakukan aktivitas secara normal karena untuk jalan saja masih terasa sakit. Saya hanya berjalan ketika mau ke kamar mandi saja, selebihnya berbaring di tempat tidur.

Dengan kondisi saya yang sedang sakit dan tidak berdaya tersebut, maka praktis saya tidak bisa melakukan pekerjaan yang terkait urusan rumah. Sebagai solusinya, semua peran yang selama ini saya lakukan terpaksa diambil alih oleh istri. Sekarang karena saya tidak bisa melakukan apa-apa, maka segala kebutuhan hidup saya seperti mandi, makan, dan lain-lain dibantu oleh istri. Selama masa pemulihan kesehatan  pasca operasi Fistula tersebut, hubungan dan interaksi saya dan istri terjalin semakin intensif. Setiap hari istri melayani kebutuhan saya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Ketika sedang dilayani istri, misalnya ketika istri membantu memandikan saya, saya merasakan betapa nikmatnya cinta dan kasih sayang dari istri tercinta. Rasanya saya tidak ingin kehilangan momen-momen membahagiakan tersebut.

Berdasarkan pengalaman selama saya sakit tersebut, saya mengambil hikmah bahwa kebahagiaan hidup dalam keluarga adalah ketika dalam keluarga selalu dipenuhi dengan rasa cinta dan kasih sayang. Walaupun dalam kesusahan dan menghadapi ujian hidup, tetapi ketika ada cinta dan kasih sayang dalam keluarga, maka kehidupan tetap terasa nikmat. Keluarga yang di dalamnya ada cinta dan kasih sayang, maka akan ada canda tawa kebahagiaan dari anak-anak, ada senyuman manis istri tercinta, terjalin hubungan harmonis antara suami dan istri, dan tercipta  kedamaian dan ketenteraman dalam rumah. Saya berharap bisa terus merasakan cinta dan kasih sayang dari istri tercinta. Saya berharap bisa terus hidup berdampingan dengan istri dengan penuh cinta dan kasih sayang hingga takdir Allah memisahkan kami di dunia ini. Saya sangat berharap kepada Allah Swt agar saya dapat memberikan kehidupan yang membahagiakan dan berkecukupan untuk anak-anak dan istri tercinta. Semoga Allah Swt mengabulkan doa dan harapan saya. Amin. []

2 komentar:

Fera Astuti mengatakan...

Masya Allah. Sangat bermanfaat sekali Pak. Semoga sakinah, mawaddah, warohmah, sehat dan bahagia selalu ya Pak sekeluarga ������

Agung Nugroho Catur Saputro,S.Pd.,M.Sc. mengatakan...

Aamiin yaa robbal'alamiin. Terima kasih mbak Fera.

Postingan Populer