HIDUP BAHAGIA DAN MENUA BERSAMA DALAM CINTA
Oleh:
Agung
Nugroho Catur Saputro
“Ketahuilah
bahwa langit-langit itu berputar karena pesona gelombang cinta. Kalau bukan
karena cinta, dunia ini telah lama mati”.
(Muhammad
Jalaluddin Rumi)
Cinta telah menjadi
penyebab bumi ini hidup dan kehidupan berlangsung. Kalau bukan karena cinta-Nya
Allah Swt kepada umat manusia, maka mustahil semua kebutuhan hidup manusia
tersedia di bumi. Karena cinta, seorang ibu rela mempertaruhkan hidupnya demi
lahirnya seorang bayi ke dunia ini. Karena cinta, seorang suami rela bekerja
keras membanting tulang siang dan malam demi menafkahi keluarganya. Karena cinta,
induk binatang berani menghadang setiap binatang lain yang akan memangsa
anak-anaknya. Demikianlah dahsyatnya kekuatan cinta. Oleh karena itu, kita
harus menghidupkan dan memelihara rasa cinta dalam diri kita dan keluarga kita.
Saling mencintai dan
menyayangi merupakan fondasi untuk membangun sebuah keluarga. Tanpa ada rasa
cinta dan sayang, maka kehidupan keluarga yang dijalani akan sering mengalami
guncangan, dan bahkan mungkin akan berakhir dengan kehancuran. Cinta dan sayang
merupakan tali pengikat yang paling kuat dalam sebuah keluarga sehingga
walaupun terkena badai yang mengguncang dan akan memporak-porandakan bangunan
keluarga, maka keluarga tersebut akan tetap kokoh berdiri karena adanya ikatan
yang sangat kuat yang menyatukan seluruh anggota keluarga menjadi satu kesatuan
ikatan yang kuat.
Dari manakah datangnya
rasa cinta dan sayang di antara pasangan? Perasaan cinta dan sayang bisa muncul
secara alami ataupun juga bisa ditumbuhkan melalui penciptaan lingkungan
keluarga yang harmonis dan membahagiakan. Perasaan cinta dan sayang pada
seseorang yang muncul secara alami merupakan anugerah Tuhan. Seseorang tidak
dapat menyengaja untuk mencintai dan menyayangi orang lain karena rasa cinta
dan sayang itu muncul secara alami tanpa disengaja dan ketika sudah muncul akan
susah dikendalikan. Cinta dan sayang itu bersifat natural.
Lantas, bagaimana
dengan pasangan yang dijodohkan dan dinikahkan padahal kedua mempelai tidak
saling kenal apalagi saling mencintai dan menyayangi, apakah keluarga yang
terbentuk dapat langgeng dan harmonis? Jawabannya adalah mungkin. Mengapa?
Karena kedua mempelai walau awalnya tidak saling mengenal dan tidak ada rasa
apa-apa, tetapi jika keduanya berkomitmen untuk membentuk kehidupan keluarga
yang rukun, damai, tenteram, dan membahagiakan, maka suatu saat nanti di hati kedua
pasangan tersebut bisa muncul benih-benih cinta. Dari mana datangnya
benih-benih cinta tersebut muncul? Jawabannya adalah dari suasana keluarga yang
membahagiakan sehingga akhirnya menimbulkan rasa rindu pada pasangan dan
suasana keluarga. Dari sinilah akan muncul perasaan cinta dan sayang di antara
kedua pasangan.
Perasaan
cinta dan sayang di antara pasangan hidup dapat terus dipelihara dengan cara membuat
memori-memori kebersamaan dan membahagiakan. Ketika kedua pasangan hidup
tersebut sering melakukan aktivitas secara bersama-sama maupun berkolaborasi
dalam menyelesaikan suatu persoalan hidup dalam keluarga dengan dilandasi rasa
cinta dan saling menyayangi satu sama lain, bukan karena keterpaksaan, maka
aktivitas bersama tersebut akan menciptakan perasaan bahagia yang pada akhirnya
akan menimbulkan perasaan rindu untuk mengulangi kebersamaan tersebut. Di sinilah
telah muncul rasa cinta dan sayang untuk selalu bersama bersama pasangan hidup,
walau bagaimanapun keadaaannya karena yang terpenting selalu bersama.
Dalam
dua bulan ini, saya sedang menderita sakit pasca menjalani operasi Fistula Ani.
Pasca operasi saya harus bed rest dan menjalani proses perawatan luka secara
intensif oleh tenaga medis profesional (perawat RS). Proses operasi Fistula Ani
memang tidak terasa sakit karena ketika dioperasi saya dibius, tetapi perawatan
luka pasca operasi itulah yang terasa sakit. Selama proses perawatan luka pasca
operasi, saya harus benar-benar menyiapkan mental untuk menahan rasa sakit
setiap harinya. Prosedur operasi Fistula Ani yang saya jalani adalah dengan
membuka luka Fistula dan membuat rongga (mengerok daging) tempat saluran
Fistula dengan ukuran dan kedalaman rongga menyesuaikan ukuran dan bentuk
saluran Fistula. Luka bekas operasi Fistula Ani tidak dijahit melainkan
dibiarkan menjadi luka terbuka dan di dalam rongga luka diisi kain kasa steril
(tampon) yang diolesi obat antiseptik dan kemudian luka ditutup dengan perban. Setiap
hari luka dilakukan perawatan dengan cara luka dibersihkan agar tidak kemasukan
kotoran karena dekat lubang anus sehingga bisa terjadi infeksi dan isian kain
kasa diganti dengan kain kasa yang baru. Proses pembersihan luka dan penggantian
kain kasa steril (tampon) inilah yang terasa sakit sekali. Setiap hari saya
harus menyiapkan mental dan keberanian untuk menahan rasa sakit yang hebat saat
proses perawatan luka operasi tersebut.
Karena
luka operasi Fistula yang saya jalani berada di area dekat anus, maka praktis saya
tidak bisa duduk karena luka operasi pasti terasa sakit untuk duduk. Setiap
hari saya hanya bisa berbaring di tempat
tidur. Sholat pun saya kerjakan dengan berbaring. Saya sudah menjalani proses
perawatan luka operasi hampir dua bulan lamanya, dan sampai sekarang saya belum
bisa melakukan aktivitas secara normal karena untuk jalan saja masih terasa
sakit. Saya hanya berjalan ketika mau ke kamar mandi saja, selebihnya berbaring
di tempat tidur.
Dengan kondisi saya
yang sedang sakit dan tidak berdaya tersebut, maka praktis saya tidak bisa
melakukan pekerjaan yang terkait urusan rumah. Sebagai solusinya, semua peran
yang selama ini saya lakukan terpaksa diambil alih oleh istri. Sekarang karena
saya tidak bisa melakukan apa-apa, maka segala kebutuhan hidup saya seperti
mandi, makan, dan lain-lain dibantu oleh istri. Selama masa pemulihan kesehatan
pasca operasi Fistula tersebut, hubungan
dan interaksi saya dan istri terjalin semakin intensif. Setiap hari istri
melayani kebutuhan saya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Ketika sedang
dilayani istri, misalnya ketika istri membantu memandikan saya, saya merasakan betapa
nikmatnya cinta dan kasih sayang dari istri tercinta. Rasanya saya tidak ingin
kehilangan momen-momen membahagiakan tersebut.
Berdasarkan pengalaman
selama saya sakit tersebut, saya mengambil hikmah bahwa kebahagiaan hidup dalam
keluarga adalah ketika dalam keluarga selalu dipenuhi dengan rasa cinta dan
kasih sayang. Walaupun dalam kesusahan dan menghadapi ujian hidup, tetapi
ketika ada cinta dan kasih sayang dalam keluarga, maka kehidupan tetap terasa
nikmat. Keluarga yang di dalamnya ada cinta dan kasih sayang, maka akan ada canda
tawa kebahagiaan dari anak-anak, ada senyuman manis istri tercinta, terjalin hubungan
harmonis antara suami dan istri, dan tercipta
kedamaian dan ketenteraman dalam rumah. Saya berharap bisa terus merasakan
cinta dan kasih sayang dari istri tercinta. Saya berharap bisa terus hidup
berdampingan dengan istri dengan penuh cinta dan kasih sayang hingga takdir
Allah memisahkan kami di dunia ini. Saya sangat berharap kepada Allah Swt agar
saya dapat memberikan kehidupan yang membahagiakan dan berkecukupan untuk
anak-anak dan istri tercinta. Semoga Allah Swt mengabulkan doa dan harapan
saya. Amin. []
2 komentar:
Masya Allah. Sangat bermanfaat sekali Pak. Semoga sakinah, mawaddah, warohmah, sehat dan bahagia selalu ya Pak sekeluarga ������
Aamiin yaa robbal'alamiin. Terima kasih mbak Fera.
Posting Komentar