Powered By Blogger

Senin, 19 Desember 2022

SPIRITUALISME LAPAR DALAM IBADAH PUASA: Mencari Mutiara Hikmah Dibalik Kemuliaan Bulan Ramadan

SPIRITUALISME LAPAR DALAM IBADAH PUASA

Mencari Mutiara Hikmah Dibalik Kemuliaan Bulan Ramadan 

(Kata Pengantar)

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa”. (Q.S. Al-Baqarah: 183)

  


Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadhirat Allah Swt atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, serta nikmat waktu dan kesehatan sehingga penulis  diberikan kemampuan untuk menyelesaikan penulisan buku ini. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw.

Bulan Ramadan adalah bulan yang istimewa. Keistimewaannya bukan hanya karena  bulan diturunkannya kitab suci Al-Qur’an hingga terdapatnya malam Lailatul Qadar. Tetapi, di bulan Ramadan juga terdapat ibadah yang diwajibkan untuk dilaksanakan oleh seluruh umat Islam, yaitu berpuasa, sebagaimana telah diperintahkan Allah Swt. dalam surat Al-Baqarah ayat 183. Karena keistimewaan inilah maka bulan Ramadan diyakini sebagai bulan yang penuh kemuliaan. Setiap datang bulan Ramadan, umat Islam di berbagai belahan dunia menyambutnya dengan gembira dan penuh harapan, yaitu harapan mendapatkan kebaikan  bulan Ramadan berupa ampunan dari Allah Swt. dan dijauhkan dari siksa api neraka.

Pada bulan yang mulia ini, diyakini setiap kebaikan akan dilipatgandakan pahala kebaikannya. Setiap ibadah puasa di bulan Ramadan bernilai 10 pahala dan di bulan Ramadan setiap pahala dilipatgandakan oleh Allah Swt. menjadi tak terbatas. Bulan Ramadan adalah bulan pelipatgandaan pahala. Setiap ibadah, pahalanya tak terbatas. Di bulan Ramadan, dilipatgandakan oleh Allah menjadi tak terbatas. Pahala puasa dinilai langsung oleh Allah Swt. (Nurdiarsih, 2022).

            Di dalam bulan Ramadan selama sebulan penuh umat Islam diwajibkan menjalankan ibadah puasa Ramadan. Banyak sekali manfaat dan hikmah kebaikan yang terkandung dalam puasa Ramadan. Terdapat petunjuk baik yang bersumber dari ayat Al-Qur’an maupun hadis Nabi Saw yang menunjukkan keutamaan dan manfaat puasa Ramadan. Di samping menunjukkan keutamaan ibadah puasa Ramadan, beberapa dalil tersebut juga mengandung pesan-pesan tersirat yang memerlukan perenungan dan penghayatan untuk memahami makna yang terkandung dalam ibadah puasa Ramadan.

            Puasa Ramadan merupakan bentuk peribadatan yang diwajibkan Allah Swt. kepada umat Islam. Ibadah puasa Ramadan bukanlah ibadah yang ringan karena dilaksanakan selama satu bulan penuh. Beratnya kewajiban ibadah puasa Ramadan ini diimbangi dengan iming-iming balasan kebaikan yang besar dari Allah Swt. Tetapi, di balik iming-iming balasan pahala yang sangat besar tersebut, terkandung misteri tentang bagaimana syarat mendapatkan balasan kebaikan tersebut? Allah Swt. tidak menyatakan secara eksplisit bentuk balasannya dan juga tidak setiap puasa itu pasti diterima oleh-Nya. Lantas, puasa yang bagaimanakah yang akan diterima Allah Swt. dan apa balasan yang akan diberikan kepada orang yang berpuasa? Di sinilah misteri yang harus diungkap oleh setiap orang Islam melalui pemikiran, perenungan, dan penghayatan akan makna dari ibadah puasa Ramadan.

       Buku berjudul Spiritualisme Lapar dalam Ibadah Puasa: Mencari Mutiara Hikmah Dibalik Kemuliaan Bulan Ramadan yang ada di hadapan pembaca ini merupakan kumpulan dari esai-esai penulis yang ditulis selama bulan Ramadan 1442 H, Ramadan di tahun kedua masa pandemi Covid-19. Boleh dikatakan, buku ini merupakan hasil perjalanan spiritual penulis dalam mencari makna hakiki dari ibadah puasa Ramadan melalui proses pemikiran, perenungan dan penghayatan makna puasa.

Tidak ada seorang pun yang berani mengatakan bahwa ibadah puasanya pasti diterima oleh Allah Swt. Tetapi yang ada adalah semua orang berharap dan berdoa agar ibadah puasanya dapat diterima dan diridai Allah Swt. Hal ini menunjukkan bahwa belum ada satu pun orang yang berani mengklaim dirinya paling paham tentang puasa Ramadan. Oleh karena itu, masih terbuka lebar kesempatan kepada siapa pun untuk berijtihat memahami makna dan hikmah puasa Ramadan.

Penulis mencoba menemukan hikmah dan makna terkandung di balik perintah ibadah puasa Ramadan. Bulan Ramadan merupakan waktu yang tepat untuk banyak memikirkan dan merenungkan makna di balik ibadah puasa Ramadan. Puasa Ramadan bukan jenis ibadah yang hanya memerlukan kekuatan fisik berupa menahan rasa lapar dan haus, tetapi menurut pandangan penulis juga termasuk jenis ibadah yang memerlukan kekuatan rohani, yaitu spiritualitas dari hasil berpuasa.

Di dalam buku ini penulis mencoba menuangkan pemikiran, perenungan dan penghayatannya tentang makna dan hikmah di balik perintah puasa Ramadan. Apa yang tertulis dalam buku ini hanyalah pandangan dan pendapat pribadi penulis. Oleh karena itu, kebenaran tentang pendapat penulis dalam buku ini bersifat relatif. Pandangan dan pemikiran penulis dalam buku ini bukan untuk menjadi panduan atau dalil penjelasan terhadap ibadah puasa Ramadan, tetapi sekadar inspirasi pemikiran dan melengkapi khazanah penafsiran terhadap pesan tersirat dan hikmah puasa Ramadan. Buku ini merupakan bentuk sumbangsih dan ikhtiar penulis dalam mengungkap hakikat tujuan ibadah puasa Ramadan.

Akhirnya penulis berharap semoga buku ini dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca tentang bagaimana menghayati makna puasa Ramadan. Semoga karya tulis sederhana ini bermanfaat dan menjadi catatan keabadian penulis serta menjadi amal jariyah penulis kelak di yaum al-akhir. Hanya kepada Allah Swt. semata penulis berserah diri dan mengharap keridaan-Nya. Amin. []


Tidak ada komentar:

Postingan Populer