Catatan Kehidupan (79)
Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan kepada orang lain. Baik kesalahan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Kesalahan yang dilakukan kepada orang lain pasti akan menimbulkan sakit hati. Dan setiap sakit hati yang dirasakan seseorang akibat perbuatan orang lain akan terhitung dosa bagi pelakunya.
Dosa merupakan simbol representasi dari kedurhakaan dan/atau kejahatan. Kebalikannya adalah pahala sebagai simbol representasi dari perbuatan baik dan/ atau ketaatan. Orang yang melakukan perbuatan jahat kepada orang lain akan dinilai telah melakukan dosa. Sebaliknya orang yang melakukan perbuatan baik kepada orang lain akan dinilai mendapatkan pahala.
Pahala dan dosa adalah simbol representasi perbuatan yang berdimensi kualitatif. Pahala dan dosa tidak memiliki ukuran kuantitatif. Oleh karena itu, seseorang tidak bisa menghitung berapa jumlah pahala yang telah dimilikinya ataupun jumlah dosa yang dilakukannya. Karena merupakan sebuah simbol dari representasi perbuatan, maka pahala dan dosa bukan menjadi tujuan dari sebuah perbuatan.
Allah SWT memberikan pahala bagi seseorang yang taat beribadah dan melakukan amal kebaikan bukan untuk tujuan agar orang tersebut menumpuk-numpuk pahala. Tetapi Allah SWT memotivasi agar orang tersebut melakukan banyak ketaatan dalam ibadah dan melakukan amal kebaikan.
Sebaliknya, Allah SWT memberikan atau mencatatkan dosa atas seseorang yang telah melakukan tindakan kejahatan dan kedurhakaan bukan agar orang tersebut masuk neraka (mendapatkan siksaan di akhirat), tetapi agar orang tersebut terhindar atau mencegah diri dari melakukan kedurhakaan maupun perbuatan jahat.
Dosa adalah instrumen yang dipergunakan Allah SWT untuk mencegah seseorang melakukan kedurhakaan dan kejahatan. Adapun pahala adalah instrumen Allah SWT untuk mendorong seseorang melakukan ketaatan dan kebaikan. Baik dosa maupun pahala bertujuan untuk kebaikan manusia, yaitu menjadi hamba yang diridhai Allah SWT. Jadi dosa dan pahala seharusnya bukan menjadi tujuan atau alasan seseorang tidak melakukan perbuatan jahat ataupun melakukan perbuatan baik.
Seharusnya seseorang tidak melakukan perbuatan jahat bukan karena takut dosa, tetapi karena perbuatan jahat itu tidak disukai Allah SWT. Demikian pula seseorang melakukan perbuatan baik seharusnya bukan karena mengharapkan pahala melainkan karena perbuatan baik itu disukai Allah SWT. Akhirnya tindakan menjauhi perbuatan jahat dan melakukan perbuatan baik semata-mata karena mengharapkan ridha Allah SWT. Melakukan kebaikan karena dalam rangka mendekatkan diri ke Allah SWT.
Lantas, bagaimana cara meraih ridha Allah SWT ketika manusia karena ketidaktahuannya ataupun karena kekhilafannya terlanjur melakukan perbuatan jahat? Ternyata Allah SWT telah menyediakan sarana untuk masalah tersebut yaitu melalui taubat nasuha (taubat yang sesungguhnya, taubat yang serius). Melalui taubat nasuha inilah Allah SWT memaafkan dan mengampuni perbuatan jahat (perbuatan dosa) yang dilakukan orang.
Tetapi penting dipahami bahwa seseorang yang telah melakukan kejahatan dan kemudian mendapatkan maaf bukan berarti ia akan kembali ke kondisi semula seperti tidak pernah melakukan kejahatan. Seseorang yang pernah melakukan perbuatan dosa kemudian melalui taubat nasuha mendapat ampunan Allah SWT tidak berarti akan sama dengan seseorang yang tidak pernah melakukan perbuatan dosa.
Pemahaman seperti di atas penting dimiliki agar supaya orang yang pernah melakukan perbuatan jahat tidak merasa telah kembali suci dari dosa sehingga bisa tergoda kembali tergelincir ke jurang perbuatan dosa. Jika memahami bahwa dirinya telah memiliki noda dosa, maka ia akan berusaha terus untuk selalu di jalan kebaikan yang diridhai Allah SWT.
Jadi, menurut pendapat anda, manakah yang lebih baik dalam pandangan Allah SWT antara orang yang tidak melakukan perbuatan dosa dibandingkan dengan orang yang pernah melakukan perbuatan dosa tetapi kemudian bertaubat? Lebih baik mana antara mencegah diri dari melakukan perbuatan dosa atau membiarkan diri jatuh ke jurang perbuatan dosa kemudian bertaubat? Lebih utama mana antara memperbanyak melakukan perbuatan baik atau memperbanyak taubat? []


Tidak ada komentar:
Posting Komentar