TAKZIYAH SUAMI TEMAN
Oleh:
Agung Nugroho Catur
Saputro*
Seminggu yang lalu
mendapat kabar lelayu bahwa suami salah satu teman kuliah S1 telah dipanggil
kembali oleh Allah Swt. Karena dulu waktu kuliah pernah menjadi Kating (ketua
tingkat) (dan saat ini kata teman-teman juga masih dianggap sebagai Kating ),
maka saya mengkoordinir penghimpunan dana bantuan dari teman-teman seangkatan
untuk diberikan kepada teman yang sedang mendapatkan ujian tersebut sebagai
bentuk ungkapan ikut berduka cita dan dukungan kepada beliau agar tetap tegar,
sabar, dan ikhlas.
Alhamdulillah kepedulian
dan dukungan teman-teman seangkatan cukup tinggi terbukti dari uang duka cita
yang masuk ke rekening saya lumayan besar. Selama satu Minggu secara periodik
saya memberikan laporan progres jumlah dana yang terkumpul di grup WhatsApp
yang khusus dibuat untuk acara tersebut. Walaupun belum semua teman seangkatan
ikut berpartisipasi tetapi mayoritas telah menunjukkan kontribusi dan
supportnya. Maka selanjutnya disepakati hari Minggu untuk takziyah ke rumah
teman yang berduka cita.
Sejak hari Jumat siang
penyakit lama saya kambuh sehingga kondisi kesehatan saya agak ngedrop. Sabtu
pagi sudah terjadwal menjadi juri National Essay Competition di FMIPA UNS.
Selesai acara lomba, saya melanjutkan istirahat karena badan terasa demam dan
kepala pusing. Minggu pagi badan belum benar-benar fit, badan sedikit demam dan
kepala masih sedikit pusing. Tetapi demi mensukseskan acara takziyah bersama
teman-teman seangkatan, apalagi ada teman yang agak jauh yakni dari Demak yang
rela ikut takziyah, maka dengan berbekal minum obat agar badan agak enakan,
saya berangkat takziyah bersama istri dan si kecil. Sebenarnya istri sempat
ragu-ragu dengan kondisi kesehatan saya.
Setelah perjalanan
kurang lebih satu jam, akhirnya sampai di lokasi takziyah. Alhamdulillah acara
takziyah berjalan lancar, dan saya dapat menyampaikan amanat titipan uang duka
cita dari teman-teman seangkatan secara langsung kepada teman yang berduka
cita. Berkah dari acara tersebut adalah selain takziyah, saya dapat bertemu
dengan beberapa teman kuliah yang telah puluhan tahun tidak bertemu sejak lulus
S1 dan bahkan dapat bersilaturahmi ke rumah beberapa teman.
Acara takziyah dan
silaturahmi akhirnya selesai bakda Ashar. Saat perjalanan pulang, badan mulai
terasa semakin panas dan kepala semakin pusing. Saya pun meminta istri untuk
mengambilkan obat di jok belakang. Janji untuk mampir ke rumah salah satu teman
yang kebetulan rumahnya sejalur dengan jalan pulang saya batalkan karena sudah
terlalu sore dan kepala saya semakin pusing. Karena perjalanan sudah agak dekat
dengan rumah, maka saya berani minum obat sakit kepala. Tetapi ternyata si
kecil belum mau langsung pulang, dia ingin main dulu ke kids fun. Maka demi
menyenangkan si kecil, mobilpun saya belokkan ke mall terdekat. Sampai di
parkiran mall sambil menunggu azan Maghrib, di dalam mobil saya rebahan dan
memejamkan mata sebentar agar rasa sakit kepala agak berkurang.
Setelah sholat Maghrib
saya pun mengantar si kecil masuk ke mall. Ada kejadian lucu saat kami mau
masuk ke mall. Di pintu masuk mall tersebut dipasang alat pengukur suhu badan
otomatis dan setiap pengunjung mall harus melakukan pengukuran suhu badan. Saya
dalam hati sudah ragu-ragu apakah suhu badan saya normal karena kondisi saya
sedang demam. Ketika saya menempelkan telapak tangan ke sensor deteksi suhu
tersebut, muncul indikator warna merah yang seharusnya warna hijau, yang
berarti suhu badan saya tidak normal. Tetapi ketika suara dari alat pengukur
suhu tersebut sedang proses membacakan hasil pembacaan suhu badan saya yang
pasti tidak normal (baru terdengar kata "suhu anda..."), tiba-tiba si
kecil langsung ikut menempelkan telapak tangannya ke alat sensor suhu sehingga
alat langsung membaca suhu badan si kecil dan hasilnya terdengar "suhu anda
normal". Mungkin saat itu karena antrian pengunjung mall banyak yang mau
masuk mall sehingga petugas sekuriti kurang memperhatikan saya, maka saya pun
bisa masuk mall. Di dalam mall tidak lama, hanya sekadar menemani si kecil main
dan setelah selesai langsung pulang karena badan saya terus keluar keringat
dingin dan kepala pusing.
Hari Senin dengan
ditemani istri, saya akhirnya memeriksakan diri ke dokter. Alhamdulillah
setelah minum obat dari dokter dan istirahat, kondisi kesehatan badan saya
sekarang berangsur mulai semakin membaik walau kepala masih sedikit pusing.
Semoga tidak lama lagi badan saya bisa benar-benar sehat kembali. Amin. []
_________________________________________
*) Penulis adalah Ketua komunitas
menulis SAHABAT PENA KITA (SPK), sebuah komunitas menulis yang yang sejak 23 Juli 2019 sudah berbadan hukum, dengan Keputusan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor: AHU-001097.AH.01.04.Tahun 2019, tentang
pengesahan pendirian badan hukum Yayasan Sahabat Pena Kita.