BERTEMU PENULIS MUDA BERBAKAT DARI NUSA TENGGARA BARAT
Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro
Hari Rabu kemarin saya ada jadwal konsultasi
disertasi dengan dosen pembimbing. Proses konsultasi selesai saat memasuki
waktu sholat Dhuhur. Meninggalkan ruang kerja dosen, saya langsung menuju ke
parkiran untuk menaruh tas ke dalam mobil dan bersiap-siap pergi ke masjid
kampus untuk menunaikan sholat Dhuhur.
Sesaat sebelum berjalan menuju ke masjid
kampus, saya teringat salah seorang teman penulis yang tinggal di Yogyakarta.
Sudah beberapa kali beliau mengajak mampir ke rumahnya jika saya ada acara di
Yogyakarta. Dan sudah beberapa kali ketika di Yogyakarta saya berencana mampir
silaturahmi ke rumah beliau tetapi ternyata waktunya kurang memungkinkan. Dan
saat ini sepertinya momen yang pas untuk silaturahmi ke rumah beliau. Dulu
waktu beliau sekeluarga sedang berlibur ke Solo saya sempat akan menemuinya
tetapi karena beliau ada pekerjaan mendadak sehingga tidak jadi bertemu.
Siapakah penulis yang saya maksud tersebut di
atas? Beliau adalah pak Andi Fardian. Pak Andi adalah putra kelahiran daerah
Dompu NTB, tetapi sekarang tinggal di Yogyakarta. Beliau bersama istri dan
anak-anaknya merantau di kota Yogyakarta dan menjalani profesi sebagai penulis.
Mengikuti kisah perjuangan dan perjalanan beliau hingga sampai tahap sekarang
ini, saya kagum dengan kegigihan dan semangatnya. Di usia yang relatif masih
muda, beliau sudah menghasilkan banyak karya tulis berupa buku. Ratusan karya
essai dan puluhan judul buku telah dihasilkannya di usianya yang masih muda.
Dengan capaian prestasi dan produktivitas nya dalam berkarya, maka sosok Andi
Fardian layak untuk dijadikan inspirasi bagi para anak muda.
Usia beliau memang terpaut cukup jauh dari
saya. Usia saya jauh lebih tua dari beliau, tetapi jika dilihat dari
produktivitas nya dalam berkarya, maka saya mengakui kalah jauh dari beliau.
Saya mulai aktif dan produktif menulis saat memasuki usia 40an tahun, sedangkan
pak Andi sudah sangat produktif menulis di usia sebelum 30 tahun. Di sinilah
saya mengakui kalau saya kalah "start" dari beliau dalam hal mulai
produktif menulis.
Saya sejak awal mengenal beliau melalui media
sosial Facebook sudah menaruh rasa kagum kepada beliau. Saat usia saya sama
dengan usia beliau saat ini, saya belum punya karya apa-apa. Di saat sekarang
beliau sudah mampu hidup mandiri bersama istri dan keempat anaknya dengan
mengandalkan kemampuan menulisnya, di saat yang sama waktu dulu, saya masih
belum apa-apa. Sekali lagi, inilah yang menjadi kekaguman saya kepada beliau,
sosok anak muda yang memiliki semangat hidup luar biasa. Oleh sebab itulah,
saya ingin mengenal beliau lebih jauh lagi. Dan Alhamdulillah kemarin saya bisa
berkesempatan bertemu langsung dengan beliau dan berbagi cerita banyak tentang
berbagai hal, termasuk latar belakang kehidupan kami masing-masing.
Pertemuan kemarin yang tidak terlalu lama
tersebut memang tidak akan dapat membuat saya mengenal beliau secara mendalam.
Tetapi dari obrolan dan diskusi dengan beliau kemarin, saya bisa mengetahui
sebagian pandangan-pandangan beliau tentang makna kehidupan.
Pandangan-pandangan beliau tentang bagaimana memaknai kehidupan itulah yang
menjadi prinsip dan landasan beliau bersikap, berperilaku, dan bagaimana
menjalani kehidupan ini.
Terima kasih pak Andi untuk waktunya sehingga
saya bisa silaturahmi dan berbincang-bincang langsung dengan panjenengan.
Semoga ada kesempatan lain untuk kita bersilaturahmi lagi. Juga terima kasih
untuk kenang-kenangannya berupa tiga buku karya pak Andi yang luar biasa.
Semoga pak Andi sekeluarga selalu sehat, bahagia, dan makin sukses. Amin. Salam
produktif berkarya. []
Gumpang Baru, 29/09/2022
_________________________________________
*)
Penulis adalah Ketua komunitas menulis SAHABAT PENA KITA (SPK), sebuah
komunitas menulis skala nasional yang yang sejak 23 Juli 2019 sudah berbadan hukum, dengan Keputusan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor: AHU-001097.AH.01.04.Tahun 2019, tentang
pengesahan pendirian badan hukum Yayasan Sahabat Pena Kita.