Powered By Blogger

Sabtu, 17 September 2022

SCIENTIFIC WRITING VS FREE WRITING

 


SCIENTIFIC WRITING VS  FREE WRITING

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Saya mengawali belajar menulis mulai dengan tulisan-tulisan bebas di buku harian. Kemudian berlanjut dengan menulis karya tulis ilmiah waktu sekolah di Madrasah Aliyah. Ketika mahasiswa aktif menulis ilmiah melalui lomba karya tulis ilmiah mahasiswa (LKTM). Saya pernah menjuarai beberapa lomba karya tulis mahasiswa, mulai tingkat jurusan hingga tingkat universitas, bahkan pernah menjadi finalis pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) bidang Penulisan Ilmiah mewakili Universitas Sebelas Maret. Setelah lulus sarjana, kebiasaan mengikuti lomba-lomba karya tulis ilmiah terus berlanjut. Setelah lulus sarjana, saya bekerja menjadi guru Kimia SMA. Saat menjadi guru inilah saya kembali menjadi juara 1 lomba karya tulis ilmiah guru yang diselenggarakan sekolah dalam rangka HUT sekolah.

 

Setelah menjadi guru honorer di SMA selama 2,5 tahun, akhirnya saya bisa lolos seleksi tes CPNS dosen di Universitas Sebelas Maret. Setelah menjadi dosen, kebiasaan menulis ilmiah semakin terasah melalui penulisan artikel ilmiah di jurnal ilmiah maupun dipresentasikan di seminar ilmiah. Pasca lulus master (S2), semangat menulis ilmiah semakin menggelora dengan menulis proposal penelitian dan artikel publikasi ilmiah. Dalam rentang tahun 2009-2014 usulan proposal penelitian yang saya ajukan selalu lolos didanai dan setiap tahun mampu mempublikasikan artikel ilmiah baik di jurnal ilmiah nasional maupun forum seminar ilmiah nasional. Setiap hari muncul ide-ide untuk dibuat artikel ilmiah. Setiap semester saya hampir rutin mampu mempublikasikan sebuah artikel ilmiah. Waktu itu saya merasa cukup produktif dalam menulis artikel ilmiah dan mempublikasikannya. Waktu itu, saya begitu menikmati proses kreatif menulis ilmiah. Saya sama sekali tidak merasa berat dan malas untuk menulis artikel ilmiah. Saya bahkan telah menulis beberapa draft artikel ilmiah untuk dipublikasikan di waktu yang akan datang. Begitulah kondisi saya saat itu yang begitu enjoy menikmati spirit menulis artikel ilmiah.

 

Sejak tahun 2017 saya mulai tertarik menulis tema-tema bebas. Saya mulai menulis tulisan-tulisan bebas dengan tema beragam, mulai tema tentang agama, pendidikan, kimia, kehidupan sehari-hari, dan lain sebagainya. Setiap hari saya menulis apa saja yang muncul dalam pikiran. Dalam sehari terkadang saya bisa menulis satu atau dua artikel bebas dengan ketebalan 2-3 halaman. Saya tidak menentukan tema tertentu untuk saya tulis, pokoknya apapun yang muncul dalam pikiran saya tulis. Oleh karena itu, tulisan-tulisan saya beragam temanya. Strategi yang saya lakukan agar di kemudian hari saya mudah dalam mengorganisir tulisan-tulisan tersebut adalah dengan memberikan tema di setiap artikel tulisan yang saya buat. Misalnya artikel-artikel tulisan saya tentang kimia yang saya kaitkan dengan nilai-nilai karakter religius saya berikan tema ‘Kimia Kehidupan”. Di kemudian hari kumpulan artikel tulisan tema kimia kehidupan tersebut akhirnya saya terbitkan menjadi sebuah buku yang berjudul “Kimia Kehidupan: Model Integrasi Sains-Agama sebagai Panduan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Kimia”. Demikianlah strategi yang saya lakukan agar bisa produktif menerbitkan buku dari kumpulan artikel-artikel tulisan yang saya tulis setiap harinya. Dengan menerapkan strategi tersebut, dalam satu tahun saya bisa mempunyai dua sampai tiga draft buku untuk diterbitkan.

 

Selain menulis tema-tema bebas yang akhirnya saya mengetahui cara menulis seperti itu disebut “free writing”, saya juga menulis untuk tema-tema tertentu untuk diterbitkan dalam buku kolaborasi ataupun buku antologi (book chapter). Saya menulis tema tertentu untuk memenuhi tagihan rutin dari komunitas penulis Sahabat Pena Kita, dimana saya bergabung menjadi anggota komunitas sejak tahun 2019. Selain itu, saya juga bergabung dalam grup penulis di beberapa penerbit buku dimana setiap bulannya juga membuat program menulis buku kolaborasi maupun book chapter. Buku-buku yang akan diterbitkan oleh penerbit telah ditentukan tema dan judul babnya, anggota cukup memilih tema dan bab berapa yang akan ditulisnya. Dengan mengikuti program-program menulis kolaborasi tersebut saya bisa rutin setiap bulan mempunyai buku baru yang terbit. Sedangkan untuk buku-buku karya solo, saya bisa menerbitkan dua atau tiga judul setiap tahunnya. Dengan demikian, dalam waktu satu tahun saya bisa mempunyai buku baru antara lima sampai lima belas buku. Bahkan pernah dalam satu tahun saya mampu mempunyai buku baru (buku kolaborasi dan antologi) yang terbit sebanyak 34 judul. Ini adalah capaian prestasi produktivitas menulis buku saya yang paling banyak dalam perjalanan karier kepenulisan saya.

 

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa saya pernah menikmati poses kreatif menulis untuk dua jenis tulisan, yaitu genre tulisan ilmiah (scientific writing) dan genre tulisan bebas (free writing). Saya merasakan adanya perbedaan antara menulis ilmiah dengan menulis bebas. Menulis ilmiah itu bersifat kaku karena harus mengikuti alur penulisan yang sudah baku, sedangkan menulis bebas bersifat lentur tanpa ada panduan yang baku. Ketika menulis ilmiah harus selalu menyertakan referensi yang mendukung argumentasi kita agar argumentasi kita kuat, sedangkan tulisan bebas tidak selalu harus menyertakan referensi karena bisa dari apapun yang kita pikirkan. Menulis ilmiah terkesan kreativitas kita terbatasi, sedangkan ketika menulis bebas kreativitas kita bisa benar-benar bebas tanpa ada batas yang menghalangi.

 

Apakah saya mengalami kesulitan beralih dari terbiasa menulis ilmiah bergeser ke menulis bebas? Secara jujur saya katakana iya, saya mengalami kesulitan untuk menyesuaikan pola pikir. Saya harus berusaha membuat kebiasaan baru dari biasa mencari referensi  ketika menulis ilmiah menjadi tidak memerlukan referensi ketika menulis bebas. Ketika menulis bebas, saya hanya perlu menggali ide sebanyak-banyaknya dan mengembangkan kreativitas seluas-luasnya. Saya tidak perlu terpancang pada ada atau tidak referensi pendukungnya karena ketika menulis bebas, argumentasi kita lah yang menjadi pendukung alur tulisan kita. Inilah perbedaan pokok yang bagi saya cukup sulit untuk berganti-ganti (shifting) dari tulisan ilmiah ke tulisan bebas, ataupun sebaliknya.

 

Saat ini saya sedang menempuh studi doktoral dimana harus mempublikasikan artikel ilmiah di jurnal sebagian bagian dari syarat menyelesaikan studi. Oleh karena itu saya harus mampu kembali membiasakan diri untuk menulis artikel ilmiah. Karena sempat beberapa tahun saya vakum dari menulis artikel ilmiah dan lebih fokus menulis bebas, maka saya harus memulai dari awal kembali untuk membuat kebiasaan baru yaitu menulis artikel ilmiah yang selalu menggunakan referensi literatur ilmiah. Selama menulis bebas, saya lebih sering membaca buku-buku sebagai bahan untuk menulis artikel ataupun buku, sedangkan sekarang karena saya akan menulis artikel ilmiah maka saya harus mulai membiasakan diri untuk membaca artikel-artikel jurnal sebagai bahan untuk menulis artikel ilmiah. Agar mampu memiliki spirit menulis artikel ilmiah dan menjiwai seperti dulu, saya sampai harus melatih diri dengan menulis buku-buku referensi sebagai sarana latihan menulis ilmiah. Sejak tahun 2019 saya aktif mengikuti program menulis buku kolaborasi di bidang pendidikan yang diselenggarakan oleh penerbit buku referensi dan telah menghasilkan 28 judul buku referensi bidang pendidikan, serta memiliki 28 sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) berupa hak cipta buku dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

 

Hasil dari berlatih menulis buku-buku referensi di bidang pendidikan akhirnya mampu membuat pola pikir dan kebiasaan baru pada diri saya untuk menulis artikel ilmiah. Saya menjadi merasa tidak berat lagi ketika harus loncat sana sini dari menulis dan membaca referensi. Hasil dari proses latihan tersebut Alhamdulillah akhirnya membuahkan hasil. Setelah beberapa tahun vakum dari menulis ilmiah, akhirnya di tahun 2022 ini saya mampu menghasilkan sebuah artikel ilmiah yang terbit di jurnal nasional terakreditasi sinta 2. Saya sangat bersyukur akhirnya mindset dan pikiran saya kembali terbiasa dan siap untuk menulis artikel ilmiah.

 

Demikian pengalaman perjalanan saya menekuni dunia kepenulisan artikel ilmiah dan penulisan artikel bebas (artikel popular). Setiap jenis tulisan memiliki gaya tulisan dan kekhasan tersendiri sehingga juga memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Seorang penulis harus mampu menyesuaikan diri ketika akan menulis jenis tulisan yang berbeda genre. Idealnya seorang penulis memiliki kemampuan menulis tulisan berbagai genre berbeda dan juga mudah menyesuaikan diri dengan karakteristik genre tulisan tersebut. Menjadi penulis yang multitalenta memang tidak mudah, perlu terus berlatih dan menempa diri dengan berbagai jenis tulisan. []

 

Gumpang Baru, 13 Mei 2022

 

BIODATA PENULIS

Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc. (ICT, C.MMF, C.AIF, C.GMC, C.CEP, C.MIP, C.SRP, C.MP) adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Menempuh Pendidikan S1 (S.Pd) di Universitas Sebelas Maret dan Pendidikan S2 (M.Sc.) di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain sebagai dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan lebih dari 80 judul buku (baik buku solo maupun buku kolaborasi) dan memiliki 28 sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) berupa hak cipta buku, Peraih Juara 1 Nasional lomba penulisan buku pelajaran kimia MA/SMA (2007), Peraih SPK AWARD Peringkat 1 (2021), Peraih Inovasi dan P2M Award LPPM UNS Peringkat 2 (2022), Peraih Indonesia Top 5000 Scientists ”AD Scientific Index” (2022), Penulis buku non fiksi tersertifikasi BNSP (2020), Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 dan 3, dan Trainer tersertifikasi Indomindmap Certified Trainer-ICT,  Indomindmap Certified Growth Mindset Coach, Indomindmap Certified Multipe Intelligences Practitioner, Indomindmap Certified Character Education Practitioner, ThinkBuzan Certified Applied Innovation Facilitator (UK), ThinkBuzan Certified Speed Reading Practitioner (UK), ThinkBuzan Certified Memory Practitioner (UK), dan ThinkBuzan Certified Mind Map Facilitator (UK). Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-tulisan penulis dapat dibaca di akun Facebook : Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com.

 

Tidak ada komentar:

Postingan Populer