Powered By Blogger

Rabu, 13 Maret 2024

SEMUA IKUT BERJUANG

SEMUA IKUT BERJUANG

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro



Hidup di dunia ini memang tidak pernah lepas dari masalah. Setiap orang pasti memiliki masalah dalam kehidupannya. Saya yakin di dunia ini tidak ada seorangpun yang tidak punya masalah. Walaupun setiap orang tidak menginginkan mempunyai masalah, tetapi masalah hidup adalah sebuah keniscayaan.


Masalah hidup jika disikapi secara positif dapat menjadi sarana untuk pendewasaan diri dan meningkatkan kualitas hidup. Seseorang yang sedang memiliki masalah hidup dapat dimaknai bahwa ia sedang mendapat ujian kenaikan tingkat kualitas hidup. 


Orang yang belum pernah punya masalah hidup pasti tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, setiap orang seyogyanya berpikiran positif jika sedang menghadapi permasalahan hidup. Berpikiran positif akan sangat membantu kejernihan berpikir dalam menemukan solusi atas permasalahan hidup yang dihadapinya. 


Awal bulan Maret 2024 ini saya dijadwalkan dokter untuk kembali menjalani tindakan operasi pengambilan batu ginjal yang belum selesai. Hal itu dikarenakan pada bulan Januari 2024 penyakit batu ginjal saya kambuh kembali. Setelah beberapa Minggu rutin kontrol dokter dan tes CT-SCAN, akhirnya dokter memutuskan untuk operasi kembali. Operasi bulan Maret ini merupakan operasi batu ginjal saya yang ketiga sejak terkena sakit batu ginjal satu tahun yang lalu. Selain menjalani dua kali operasi, saya juga telah menjalani tindakan ESWL sebanyak tiga kali. 


Minggu siang saya ditemani istri mulai rawat inap di RS UNS. Senin pagi pukul 09.30 wib saya dibawa perawat masuk ke ruang Instalasi Bedah Sentral (IBS) RS UNS untuk menjalani tindakan operasi. Pukul 14.00 saya keluar dari ruang IBS RS UNS.


Senin malam pasca operasi, sekitar pukul 23.00 tiba-tiba badan saya ngedrop. Saya merasakan demam tinggi dan badan menggigil hebat. Saya merasakan hawa dingin yang amat sangat  menjalar ke seluruh tubuh hingga ke tulang-tulang. Ketika kondisi menggigil hebat tersebut, saya memegang erat tangan istri untuk sedikit mengurangi rasa dingin yang menjalar di sekujur tubuh. Selain itu, istri juga memeluk saya dengan erat karena badan saya bergetar dengan kencang karena menahan hawa dingin yang sangat kuat hingga menusuk-nusuk sampai ke tulang. 


Kondisi badan ngedrop seperti itu berlangsung hingga beberapa hari lamanya selama rawat inap di rumah sakit. Saya sudah beberapa kali menjalani operasi batu ginjal dan bahkan operasi besar berupa luka terbuka ketika operasi Fistula Ani. Tetapi saat operasi yang ini saya mengalami kondisi yang sangat payah, badan ngedrop, demam tinggi dan  menggigil hebat. 


Selama empat hari pasca operasi, saya berjuang untuk segera pulih kembali dari kondisi badan ngedrop. Walaupun berada di kondisi sangat lemah, saya meyakini pasti bisa melewati masa-masa sulit tersebut. Istri pun juga berjuang  bagaimana merawat saya sebaik-baiknya dan mensupport saya. 


Hari kelima rawat inap di RS UNS, akhirnya dokter membolehkan saya pulang setelah kondisi badan saya sudah lumayan membaik walau masih agak demam. Saya yang meminta ke dokter untuk diizinkan pulang karena saya sudah merasa terlalu jenuh di rawat di RS UNS selama lima hari.


Di saat saya sedang dirawat di RS UNS untuk menjalani operasi dan berjuang menahan efek samping tindakan operasi, anak pertama sedang berada di Bandung untuk mengikuti acara kompetisi film indie dalam acara OlympicAD 7 Universitas Muhammadiyah Bandung.  Dia bersama timnya berjuang memenangkan kompetisi tingkat nasional tersebut. Hasil perjuangannya Alhamdulillah membuahkan hasil yang diharapkan, yaitu memperoleh medali emas.


Selama saya menjalani rawat inap di RS UNS, si kecil kami titipkan di rumah eyang putrinya. Istri menyiapkan seragam sekolah si kecil untuk empat hari dengan asumsi  hari keempat pasca operasi saya bisa pulang. Walaupun kami berada di RS UNS, si kecil tetap sekolah seperti biasanya. Alhamdulillah pakde dan budenya bersedia mengantar jemput dia sekolah. 


Ketika diberitahu maminya jika papinya harus tidur lagi di rumah sakit selama beberapa hari, si kecil bisa memahami. Maka ia segera menyiapkan semua mainan, buku-buku, dan alat mewarnainya dan kemudian dimasukkan ke dalam tas. Tidak lupa ia membawa mukena dan mushaf Al-Qur'an miliknya untuk sholat dan mengaji di rumah eyang putrinya. 


Saya yakin hal itu adalah situasi yang berat bagi putri kecil kami, yakni harus berpisah dengan kedua orang tuanya selama beberapa hari. Selama ini jika saya dan istri menginap di RS UNS, si kecil tinggal di rumah atau di rumah eyang  putrinya dengan ditemani kakaknya. Tetapi untuk kali ini berbeda, kakaknya juga pergi beberapa hari ikut lomba di Bandung. Ini adalah perjuangan berat bagi si kecil untuk bisa mandiri tanpa keberadaaan papi maminya. Alhamdulillah selama di rumah eyang putrinya, si kecil tetap berangkat sekolah, mengerjakan sholat, dan mengaji Al-Qur'an setiap bakda Maghrib seperti biasanya. 


Demikianlah perjuangan keluarga kami dalam menjalani proses kehidupan. Ketika ada masalah dalam keluarga,  seperti saya sedang sakit misalnya, setiap anggota keluarga ikut berjuang berkontribusi positif untuk ikut menyelesaikan masalah. Anak pertama sebelum berangkat ke Bandung beberapa kali wira-wiri ke rumah sakit untuk membelikan makanan dan membawakan pakaian ganti untuk maminya. Si kecil mau bersikap kooperatif dengan bersedia dititipkan di rumah eyang putrinya walau tidak ditemani kakaknya. Saya berusaha menjalani proses pengobatan dengan sebaik-baiknya dengan harapan bisa segera sembuh. Sedangkan istri membantu segala kebutuhan saya selama sakit. 


Gumpang Baru, 12 Maret 2024

Tidak ada komentar:

Postingan Populer