Powered By Blogger

Jumat, 28 Maret 2025

KEISTIMEWAAN RAMADHAN KAMI TAHUN INI

 

KEISTIMEWAAN RAMADHAN KAMI TAHUN INI

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa bagi umat Islam. Di bulan Ramadhan ini umat Islam meyakini bahwa Allah Swt sangat murah pengampunannya. Oleh karena itulah, maka bulan Ramadhan sering dijuluki sebagai bulan maghfirah yang berarti bulan yang penuh ampunan. Di bulan Ramadhan ini pula umat Islam meyakini bahwa segala aktivitas ibadah dan amal kebaikan akan dilipatgandakan pahala kebaikannya oleh Allah Swt. Maka tidaklah mengherankan jika setiap kali datang bulan Ramadhan, umat Islam berlomba-lomba melakukan ibadah dan memperbanyak amalan-amalan kebaikan.

 

Terkait keistimewaan bulan Ramadhan, sudah banyak penulis ataupun para pendakwah yang menjelaskannya. Informasi ataupun sumber-sumber referensi tentang keutamaan dan keistimewaan amalan di bulan Ramadhan juga mudah diperoleh di era digital sekarang ini. Oleh karena itu, pada artikel ini saya tidak akan membahas tentang keistimewaan dan keutamaan bulan Ramadhan sebagaimana sudah banyak dibahas dan dijelaskan oleh banyak orang. Tetapi pada artikel ini saya akan menulis keistimewaan bulan Ramadhan versi kami sendiri. Pengalaman menjalankan ibadah puasa Ramadhan tahun ini memiliki kesan tersendiri bagi kami sekeluarga.

 

Bulan Ramadhan tahun ini, putri kecil kami sudah masuk sekolah dasar (SD). Sejak sekolah di Taman Kanak-Kanak (TK), dia sudah berlatih menjalankan puasa Ramadhan walaupun masih puasa setengah hari. Tetapi ketika di TK B, di minggu terakhir bulan Ramadhan tahun kemarin, tiba-tiba dia menyatakan ingin menjalankan puasa Ramadhan sehari penuh dengan keinginanannya sendiri. Berbekal pengalamannya di tahun sebelumnya tersebut, maka di bulan Ramadhan tahun ini kami memotivasi putri kecil kami yang baru berusia 7 tahun untuk menjalankan puasa Ramadhan sehari penuh. Walaupun begitu, kami tidak memaksa dia untuk harus menjalankan puasa Ramadhan sehari penuh. Kami hanya memotivasinya saja karena dia sejak sekolah TK sudah berlatih puasa Ramadhan. Awalnya dia ragu-ragu dan tidak begitu yakin dengan dirinya sendiri apakah akan kuat menjalankan puasa Ramadhan sehari penuh. Tetapi setelah kami memotivasinya dan meyakinkannya bahwa adek pasti kuat karena saat sekolah TK B pernah kuat menjalankan puasa sehari penuh, maka akhirnya dia mau mencoba berpuasa sehari penuh di bulan Ramadhan tahun ini.

 

Bulan Ramadhan tahun 2025 ini terasa begitu istimewa bagi keluarga kami. Ada dua keistimewaan utama yang kami rasakan ketika menjalankan ibadah puasa Ramadhan tahun ini. Keistimewaan yang pertama berhubungan dengan tumbuh kembang putri kecil kami, khususnya terkait implementasi ajaran agama dalam kehidupannya. Memasuki bulan Ramadhan hari ke-28 saat artikel ini ditulis, alhamdulillah putri kecil kami mampu menjalakan puasa Ramadhan sehari penuh selama 27 hari tanpa terputus. Alhamdulillah selama 27 hari menjalankan puasa Ramadhan sehari penuh, dia belum pernah membatalkan puasanya ataupun mengubah puasanya menjadi puasa setengah hari. 


Kami sangat bangga dan bersyukur kepada Allah Swt. karena putri kecil kami tetap komitmen melaksanakan ibadah puasa Ramadhan sehari penuh sebagaimana niat di awal bulan Ramadhan. Alhamdulillah juga kami panjatkan karena selama 27 hari berpuasa Ramadhan sehari penuh, putri kecil kami tidak pernah mengeluh dengan beratnya menahan diri dari makan dan minum sejak sahur hingga berbuka. Setiap kali kami sekeluarga berbuka puasa bersama di meja makan, saya melihat wajah putri kami terlihat senang dan bahagia. Saya tidak melihat tanda-tanda adanya rasa keterpaksaan dan kemalasan untuk menjalankan puasa hari berikutnya.

 

Keistimewaan Ramadhan yang kedua di tahun ini adalah berhubungan dengan kondisi saya pribadi.  Selama dua bulan Ramadhan di tahun-tahun sebelumnya, saya tidak mampu menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan penuh satu bulan. Ada beberapa hari saya terpaksa tidak berpuasa karena kondisi kesehatan saya yang pasca menjalani tindakan operasi tidak memungkinkan untuk berpuasa. Selama dua tahun berturut-turut, menjelang datang bulan Ramadhan saya dijadwalkan oleh dokter Rumah Sakit untuk menjalani tindakan operasi. Oleh karena itu, ketika memasuki bulan Ramadhan, tubuh saya belum sepenuhnya siap menjalani ibadah puasa Ramadhan. 


Nah bulan Ramadhan tahun ini, alhamdulillah sampai Ramadhan hari ke-28 saya mampu menjalankan ibadah puasa Ramadhan tanpa ada kendala yang berarti. Walaupun selama menjalani ibadah puasa Ramadhan di tahun ini, saya beberapa kali mengalami kondis kesehatan yang kurang baik dimana kondisi kesehatan saya agak ngedrop sehingga menyebabkan kondisi tubuh yang kurang nyaman karena munculnya keluhan rasa sakit di beberapa bagian anggota tubuh saya. Kondisi tubuh yang kurang sehat dan sangat tidak nyaman tersebut berakibat mengganggu aktivitas kerja dan kenyamanan saya dalam menjalankan ibadah puasa. Akahirnya saya memeriksakan kondisi kesehatan saya ke  dokter di Rumah Sakit. Dengan mematuhi nasihat dokter dan meminum obat yang diresepkan dokter, alhamdulillah akhirnya kondisi kesehatan saya menjadi lebih baik sehingga mampu tetap menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan lancar.

 

Demikianlah keistimewaan puasa Ramadhan tahun ini yang kami rasakan. Kami sangat bersyukur kepada Allah Swt. karena kami sekeluarga diberikan kelancaran dan kemudahan dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama sebulan penuh. Kami juga sangat bersyukur sekali karena atas izin dan kehendak Allah Swt lah kami dimudahkan dalam mengajak putri kecil kami untuk berlatih menjalankan  ibadah puasa Ramadhan sehari penuh selama satu bulan. Dengan berbekal pemberian contoh ketauladanan dalam kehidupan beragama di lingkungan keluarga, kami dimudahkan dalam mengajarkan pokok-pokok ajaran agama Islam kepada anak-anak kami secara demokrasi. Kami memilih pendekatan demokrasi dan komunikatif dalam menanamkan nilai-nilai religius kepada anak-anak melalui pemberian contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. 

 

Kami berdoa semoga keluarga kami selalu dalam limpahan kebaikan dan keberkahan sehingga seluruh anggota keluarga kami selalu dalam perlindungan dan ridha Allah Swt. Hanya kepada-Nya lah kami berserah diri dan berharap. Tiada daya dan upaya yang mampu mewujudkan segala keinginan dan harapan-harapan kami selain atas izin dan kehendak-Nya.  Semoga Allah Swt mengabulkan segala doa-doa dan harapan kami sekeluarga. Amin. []

 

Gumpang Baru, 28 Maret 2025

Jumat, 21 Maret 2025

MENCEGAH DIRI DARI BERBUAT ZALIM




MENCEGAH DIRI DARI  BERBUAT ZALIM 

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro 


Dalam menjalani kehidupan ini, saya berusaha untuk tidak merugikan orang lain dan tidak merendahkan ataupun menghina orang lain. Kepada siapapun saya berusaha untuk menghormatinya. Saya berusaha untuk jangan sampai menzalimi orang lain. Apalagi menzalimi orang lemah, na'udzu billahi min dzalik. 


Berkaitan dengan akibat dari menzalimi orang lain, ada cerita dari almarhum ayah saya. Dulu beberapa hari sebelum wafat, ayah saya pernah berwasiat kepada saya yaitu jangan pernah menyakiti (menzalimi) orang lemah karena doa orang yang terzalimi itu sangat mustajab (mudah dikabulkan Allah SWT). Beliau berwasiat seperti itu karena berdasarkan pengalaman pribadinya. Beliau tidak ingin anaknya mengalami seperti yang beliau lihat. 


Ayah saya pernah bercerita. Ketika muda beliau kerap kali mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan berupa penghinaan, direndahkan, diperlakukan tidak adil, dll. dari orang-orang di sekitarnya. Karena sudah tidak tahan dengan perlakuan orang-orang di sekitarnya yang sangat zalim tersebut, maka beliau mendoakan keburukan pada salah seorang yang telah menzaliminya. Dan di kemudian waktu, ternyata beliau melihat nasib buruk menimpa orang zalim yang didoakan tersebut. 


Orang yang menzalimi ayah saya tersebut mengalami kejadian buruk seperti yang dibaca saat beliau berdoa. Dari kejadian tersebut, ayah saya menyadari betapa dahsyatnya doa orang yang terzalimi. Orang ketika terzalimi harus hati-hati dalam berdoa karena doanya mudah dikabulkan Allah SWT. Beliau berkata, "Andaikan dulu bapak bisa sedikit lebih bersabar lagi (menahan sakitnya penghinaan) untuk tidak mendoakan keburukan, mungkin nasib buruk tidak akan menimpa orang tersebut". 


Sahabat pembaca. Saya meyakini bahwa mayoritas orang pasti menginginkan kehidupan yang damai, tenteram dan bahagia. Mereka sebisa mungkin menghindarkan diri dari melakukan perbuatan-perbuatan yang akan dapat mendatangkan  kemudharatan di kemudian hari. Mereka akan berupaya melakukan banyak amal kebaikan agar di masa depannya dapat mengunduh hasil tabungan amal kebaikannya. 


Maka aneh sekali jika ada orang yang menyengaja diri melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan orang lain. Sangat aneh jika ada orang yang menyengaja diri melakukan tindakan menghina, merendahkan, dan menjelek-jelekkan orang lain. Istilah sekarang melakukan perundungan. Mungkin orang yang melakukan tindakan perundungan tersebut menganggap perbuatannya biasa-biasa saja, tetapi tidak demikian bagi orang yang terkena dampak akibat dari perbuatannya. Boleh jadi akibat perbuatannya tersebut, orang lain bisa menjadi sangat dirugikan. Kalau sampai terjadi hal yang demikian, maka orang tersebut disebut telah berbuat zalim ke orang lain. 


Orang yang terzalimi bisa jadi masih bisa bersabar dengan perlakuan orang lain tersebut. Tetapi bisa jadi orang yang menjadi korban kezaliman tersebut tidak mampu menahan kesabarannya lagi sehingga akhirnya memilih mengadu kepada Allah SWT dan menuntut keadilan kepada-Nya. 


Hal itu sebagaimana yang pernah dialami almarhum ayah saya dulu. Akibatnya Allah SWT memberikan Keadilan-Nya dengan mengabulkan doa ayah saya. Apa yang selanjutnya yang terjadi pada orang yang telah berbuat zalim kepadanya? Dengan izin Allah SWT, dia akhirnya mengalami nasib buruk sebagaimana isi doa ayah saya. Mengerikan sekali bukan?Tidakkah kita takut akan akibat perbuatan zalim kita kepada orang lain? 


Marilah kita segera melakukan introspeksi diri  atau muhasabah, apakah kita pernah melakukan perbuatan zalim ke orang lain, baik sengaja maupun tidak sengaja? Jika merasa pernah melakukan, segeralah bertaubat memohon ampun kepada Allah SWT dan meminta maaf kepada orang yang pernah kita zalimi. Jangan menunda-nunda waktu sebelum terlambat. Semoga kita semua dijaga Allah SWT dari melakukan perbuatan-perbuatan yang berpotensi menzalimi orang lain. Amin. []


Gumpang Baru, 20 Maret 2025

Kamis, 20 Maret 2025

MEMAKNAI HARI RAYA IDUL FITRI: MOMENTUM UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DIRI

 



MEMAKNAI HARI RAYA IDUL FITRI:
MOMENTUM UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DIRI

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro




Hari raya Idul Fitri adalah hari raya yang ditunggu-tunggu oleh semua umat Islam yang menjalankan ibadah puasa Ramadan selama sebulan penuh. Hari raya Idul Fitri merupakan momen membahagiakan bagi setiap orang Islam yang telah selesai menjalankan ibadah puasa Ramadan. Datangnya hari raya Idul Fitri di tangggal 1 syawal menjadi penanda bahwa mereka telah selesai menunaikan kewajibannya selama sebulan penuh dengan menjalankan ibadah puasa Ramadan. Hari raya Idul Fitri adalah hari kebahagiaan bersama bagi umat Islam yang harus dirayakan dengan hati bahagia dan penuh riang gembira. Jangan sampai ada di antara umat Islam yang saat hari Raya Idul Fitri menampakan muka murung dan sedih.

Pada saat hari raya Idul Fitri, di pagi hari semua umat Islam berbondong-bondong pergi menuju tanah lapang atau masjid untuk melaksanakan sholat Idul Fitri. Semua orang Islam, baik laki-laki maupun perempuan, baik orang dewasa maupun anak-anak, baik orang kaya maupun orang miskin, dan bahkan para perempuan yang sedang berhalangan sholat (datang bulan) pun juga dianjurkan untuk ikut datang ke tempat diselenggarakannya sholat Idul Fitri, walaupun mereka tidak ikut sholat. Hal itu disunnahkan agar semua umat Islam merasakan kegembiraan dan kebahagiaan bersama menyambut datangnya hari raya Idul Fitri.

Di beberapa daerah di Indonesia, ada tradisi atau budaya kearifan lokal yaitu selepas melaksanakan sholat Idul Fitri, umat Islam saling mengunjungi satu sama lain, mengunjungi dari satu rumah ke rumah lain untuk saling meminta maaf dan saling memaafkan satu sama lain atas kesalahan dan kekhilafaan yang mungkin pernah dilakukan, baik disengaja maupun yang tidak disengaja. Tradisi ini bisanya dinamakan “Halal bi Halal”. Tradisi Halal bi Halal ini memang tidak selalu ada di setiap daerah, dan mungkin bentuk kegiatannya bisa berbeda antara satu daerah dengan daerah lain.

Saat acara Halal bi Halal tersebut, tuan rumah yang dikunjungi para tetangga dan kerabatnya biasanya akan menyiapkan aneka hidangan makanan yang lezat untuk menjamu para tamu yang hadir. Semua itu dilakukan dengan sepenuh hati tanpa keterpaksaan dan penuh suka cita atau kegembiraan karena mengharapkan keberkahan hari raya Idul Fitri. Para tamu dengan suka cita akan menyantap hidangan makanan yang disajikan oleh tuan rumah dan tuan rumah pun akan merasa bahagia ketika melihat para tamunya menyantap hidangan makanan yang dimasak dan disiapkannya dengan penuh kegembiraan.

Di hari raya Idul Fitri, bagi anak-anak, untuk menambah kegembiraan mereka menyambut hari raya Idul Fitri, selain mendapatkan baju baru (baju lebaran), umumnya para orang tua juga membagi-bagikan uang fitrah (sebutan lain untuk istilah THR sekarang) untuk anak-anak. Anak-anak akan sangat  senang dan semakin gembira saat menerima uang fitrah. Intinya, hari raya Idul Fitri atau hari raya Lebaran adalah hari kegembiraan dan kebahagiaan bersama umat Islam.  

Hari raya Idul Fitri memiliki makna tersendiri. Idul Fitri artinya kembali ke fitri. Kata “Fitri” ada yang mengartikan fitrah atau suci. Idul Fitri artinya kembali suci. Jadi umat Islam yang selesai menjalankan ibadah puasa Ramadan sebulan penuh, seluruh dosa-dosanya telah diampuni Allah Swt sehingga dirinya kembali suci bagaikan bayi yang baru terlahir ke dunia ini. Idul Fitri ada juga yang mengartikan kembali makan. Jadi hari raya Idul  Fitri adalah hari raya untuk makan-makan setelah selama sebulan penuh berpuasa Ramadan. Terlepas dari perbedaan pemaknaan arti Idul Fitri tersebut, Idul Fitri tetaplah hari raya bagi umat Islam yang harus dirayakan dengan suka cita dan penuh kegembiraan.

Hari raya Idul Fitri memiliki nama lain yaitu hari raya Lebaran. Istilah “Lebaran” ini memiliki makna filosofis yang tinggi. Lebaran berasal dari kata “lebar” yang artinya pada hari raya Idul Fitri atau lebaran, umat Islam saling memaafkan dan membuka pintu maaf selebar-lebarnya. Pada saat merayakan hari raya Idul Fitri atau lebaran inilah, banyak di daerah-daerah di Indonesia yang mengadakan tradisi saling meminta maaf dan memaafkan dengan saling berkunjung ke rumah-rumah tetangga dan saudara.

Di Indonesia, setiap kali hari raya Idul Fitri, ada tradisi saling meminta maaf  yang disebut “Halal bi Halal”. Halal bi halal memang tradisi yang ada di Indonesia, di negara asal agama Islam yaitu Arab Saudi tidak ada tradisi acara Halal bi Halal ini. Halal bi Halal merupakan bentuk tradisi kearifan lokal yang dirumuskan oleh para ulama nusantara zaman dulu. Walaupun merupakan budaya lokal di Indonesia, tradisi Halal bi Halal merupakan acara keagamaan yang banyak nilai positifnya. Karena adanya acara Halal bi Halal inilah, keluarga yang saling berjauhan dapat berkumpul kembali dan saling menjalin silaturahmi.

Momen Halal bi Halal ini dapat menjadi sarana penting untuk menyambung tali silaturahmi antar anggota keluarga yang mungkin hidup dan tinggal di luar kota yang belum tentu setiap waktu dapat berkumpul. Justru karena ada tradisi Halal bi Halal inilah dapat terjalin tali silaturahmi antar keluarga, antar tetangga, antar teman, antar kolega kerja, dan lain sebagainya. Pada acara Halal bi Halal inilah ada acara pembacaan ikrar Halal bi Halal yang berisi permintaan maaf dari anggota muda kepada anggota yang lebih tua dan sebaliknya. Jadi di akhir acara Halal bi Halal, semua anggota keluarga saling memaafkan dan semakin mempererat tali silaturahmi.

Peringatan hari raya Idul Fitri dilaksanakan setiap tanggal 1 Syawal. Bulan Syawal memiliki arti bulan peningkatan. Hal ini mengandung makna bahwa ketika memasuki bulan Syawal, umat Islam yang telah menjalani proses penggemblengan diri selama sebulan penuh di bulan Ramadan diharapkan dapat mengalami peningkatan kualitas dirinya, baik kualitas keimanan, kualitas ketakwaan, kualitas ibadahnya, maupun kualitas etos kerjanya. Peringatan hari raya Idul Fitri di bulan Syawal dapat dimaknai bahwa umat Islam seyogyanya mengalami peningkatan kualitas hidupnya menjadi lebih baik.

        Puasa Ramadan selama sebulan penuh seharusnya telah membakar (sesuai arti Ramadan yaitu panas yang membakar) seluruh dosa-dosa dan membakar sifat-sifat kebinatangan setiap umat Islam, sehingga ketika memasuki bulan Syawal atau bulan peningkatan, maka umat Islam menjadi pribadi-pribadi yang baru yang memiliki semangat baru dan tingkat ketakwaan yang baru sebagaimana tujuan diperintahkannya puasa Ramadan untuk menjadikan orang yang bertakwa.

      Hari raya Idul Fitri bukanlah akhir dari proses penggeblengan diri menjadi pribadi yang bertakwa dan berkualitas tinggi, melainkan justru menjadi titik start untuk memulai memperbaiki kualitas diri dalam segala hal. Bulan Syawal seyogyanya menjadi bulan momentum untuk kembali memasang target-target kehidupan atau resolusi hidup untuk dua belas bulan yang aka datang.

      Mari kita jadikan peringatan hari raya Idul Fitri di bulan Syawal tahun ini sebagai momentum untuk meng-update dan meng-upgrade diri kita menjadi pribadi-pribadi yang berkualitas tinggi dan pastinya juga menjadi pribadi-pribadi yang muttaqin karena itulah tujuan kita diperintahkan untuk berpuasa Ramadahan selama satu bulan penuh. Semoga Allah Swt meridlai niat hati kita dan memudahkan langkah-langkah kaki kita untuk bertransformasi menjadi pribadi yang berkualitas tinggi dan mampu menggapai derajat muttaqin. Amin. []

           

Gumpang Baru, 16 Maret 2025

Sabtu, 15 Maret 2025

PERAN PENTING KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK

 


PERAN PENTING KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro




Di dalam keluarga kami, pendidikan karakter kami ajarkan ke anak-anak melalui metode keteladanan. Kami mendidik anak-anak dengan pemberian contoh nyata dalam sikap dan tindakan. Kami tidak sekadar menasihati, tapi juga memberikan contoh nyata perilaku yang benar kepada anak-anak.

Dalam menyelenggarakan pendidikan karakter di lingkungan keluarga, kami menggunakan pendekatan yang demokratis. Kami tidak memaksakan ke anak-anak untuk melakukan suatu aktivitas. Kami lebih banyak memberikan contoh keteladanan ke anak-anak.

Di bulan Ramadhan ini, kami mengajarkan puasa untuk si kecil Icha. Waktu masih sekolah TK, si kecil Icha sudah pernah puasa sehari penuh, walaupun masih bolong-bolong diselingi puasa setengah hari. Kami tidak memaksanya untuk berpuasa penuh. Kami hanya memotivasinya untuk bisa berpuasa penuh. Ketika dia belum mau puasa penuh, kami tidak memaksanya. Pernah di minggu terakhir bulan Ramadhan, tiba-tiba si kecil Icha bilang besok ingin puasa penuh. Kami cukup kaget mengapa tiba-tiba dia ingin puasa penuh.

Saat ini si kecil Icha sudah sekolah SD kelas 1. Bulan Ramadhan tahun ini merupakan bulan Ramadhan pertama dia sekolah SD. Karena waktu di sekolah TK dia sudah pernah berpuasa sehari penuh, maka di bulan Ramadhan tahun ini kami memotivasinya untuk berpuasa penuh. Awalnya dia masih ragu-ragu apakah nanti kuat berpuasa sehari penuh. Tetapi setelah kami meyakinkan dia bahwa adek pasti kuat karena waktu masih TK sudah pernah berpuasa penuh, akhirnya si kecil Icha bersedia berpuasa sehari penuh.

Untuk memotivasi si kecil Icha agar semangat dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan, terkadang kami mengajak dia berbuka puasa di luar (di rumah makan). Dan ternyata si kecil Icha sangat senang dan bahagia saat bisa buka puasa bersama di luar karena dia bisa bebas memilih menu makanan berbuka yang diinginkan.

Saat ini bulan Ramadhan telah memasuki hari ke-15, alhamdulilah si kecil Icha telah mampu berpuasa sehari penuh tanpa jeda. Biasanya ketika melatih anak kecil berpuasa menghadapi masalah saat membangunkan anak untuk makan sahur. Tetapi tidak demikian dengan si kecil Icha, alhamdulillah dia mudah dibangunkan dan mau makan sahur.

Ada sedikit drama masalah ketika hari pertama si kecil Icha masuk sekolah setelah libur sekolah awal Ramadhan. Ketika pulang sekolah di hari pertama masuk sekolah, dia merengek-rengek mau puasa setengah hari. Setelah kami tanya mengapa mau puasa setengah hari, padahal sudah beberapa hari kuat berpuasa sehari penuh. Ternyata dia berubah mau puasa setengah hari dikarenakan ada teman sekelasnya yang berpuasa setengah hari. Setelah kami bujuk-bujuk dan motivasi, akhirnya si kecil Icha kembali mau berpuasa sehari penuh.

Berdasarkan pengalaman si kecil Icha tersebut, ternyata lingkungan pergaulan sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku anak. Ketika di lingkungan keluarga kami latihkan, biasakan dan contohkan untuk berpuasa sehari penuh, dan dia mampu menjalankan puasa sehari penuh tanpa ada hambatan. Tetapi ketika bertemu dengan teman-teman di sekolah yang ternyata ada sebagian teman-temannya yang masih berpuasa setengah hari, maka si kecil Icha terpengaruh juga mau berpuasa setengah hari. Tetapi dengan motivasi dan dukungan keluarga, si kecil Icha bisa kembali semangat menjalankan puasa Ramadhan sehari penuh. Di sinilah peran penting keluarga dalam membentuk sikap dan kepribadian anak. []


Gumpang Baru, 15 Maret 2025

Sabtu, 01 Maret 2025

SPIRIT MENULIS: ANTARA MENJAGA KESEHATAN DAN PRODUKTIVITAS


SPIRIT MENULIS: ANTARA MENJAGA KESEHATAN DAN PRODUKTIVITAS

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Menulis merupakan aktivitas yang banyak manfaatnya, di antaranya adalah menulis berpengaruh positif terhadap kesehatan, khususnya kesehatan mental (psikis). Kesehatan mental sangat penting bagi setiap orang. Orang yang mengalami gangguan mental akan juga mengalami gangguan kesehatan fisik atau jasmaninya. Kesehatan mental sangat berkaitan erat dengan kesehatan jasmani.

 

Mengutip dari Intermountain Healthcare, menulis dapat membantu mengekspresikan emosi melalui kata-kata sehingga dapat membantu penyembuhan. Menulis juga bisa menjadi salah satu cara mengatur dan mengurangi stres. Hal itu karena stres bisa merusak kesehatan fisik, mental, dan emosional seseorang. Berdasarkan penelitian terbitan Advances In Psychiatric Treatment, diketahui bahwa menulis selama 15-20 menit setiap 3-5 hari dalam 4 bulan bisa menurunkan tekanan darah dan meningkatkan fungsi hati. Selain itu, ternyata menulis tentang pengalaman hidup dan cerita yang membuat stres akan membantu mengelola stres dengan cara yang sehat. Bahkan, menulis bisa menjadi kebiasaan meditasi sebelum tidur yang membantu melepas dan menghilangkan stress (Herliafifah, 2022).

 

Saat seseorang sedang menulis, dia sedang menuangkan isi pikirannya. Semua ide, gagasan dan pemikirannya yang ada di otaknya dia pindahkan ke bentuk tulisan. Menuangkan isi pikiran ke dalam bentuk tulisan itu merupakan aktivitas yang menyehatkan. Mengapa? Karena seseorang yang banyak memiliki pikiran, jika tidak dikeluarkan akan menganggu kesehatannya. Menulis dapat diibaratkan seperti orang yang sedang curhat (mencurahkan isi hati). Kalau curhat lebih berkaitan dengan mengeluarkan isi perasaan atau isi hatinya, sedangkan menulis lebih kepada mengeluarkan isi pikirannya.

 

Jika seseorang memiliki banyak masalah yang dipikirkan, sedangkan ia tidak mempunyai wadah untuk menuangkan isi pikirannya, maka hal itu bisa berpengaruh negatif terhadap kesehatan mental dan jasmaninya. Oleh karena itu, pantaslah ketika seseorang yang sedang mempunyai banyak masalah yang dipikirkan, kemudian ia menemukan teman ngobrol yang cocok sehingga ia bisa menceritakan segala permasalahan di pikirannya atau melakukan curhat, maka ia setelah itu akan merasa plong, pikirannya menjadi lebih jernih dan hatinya menjadi lebih tenang.

 

Kalau dengan curhat ke seseorang, orang yang sedang memiliki banyak masalah yang dipikirkan  bisa mengembalikan kesehatan mental dan jasmaninya, maka tentunya hal yang sama juga bisa berlaku ketika seseorang menuangkan segala permasalahan di pikirannya menjadi bentuk tulisan. Menulis dapat dijadikan sebagai sarana curhat, bedanya kalau curhat memerlukan bantuan orang lain yang mau mendengarkan curahan isi pikirannya, sedangkan menulis tidak membutuhkan bantuan orang lain. Orang yang ingin curhat melalui menulis hanya membutuhkan alat tulis dan media untuk menulis saja.


 

Menurut Dr. James W Pennebaker, seorang Psikolog dan ahli bahasa,  seorang yang memelopori terapi kejiwaan dengan menulis. Melalui karyanya yang berjudul Opening Up: The Healing Power of Expressing Emotion“.  Penebaker mengatakan jika sedang mengalami permasalahan, mulailah menulis sedikit demi sedikit, kata demi kata. Untuk mengurangi depresi yang menekan jiwa, maka tuliskan saja apa saja yang kita bisa tuliskan. Menulis tentang hal-hal yang negatif akan memberikan pelepasan emosi yang dapat membangkitkan perasaan puas dan lega. Dari sisi kesehatan jiwa, bagi orang yang dapat menuliskan pikiran dan perasaan terdalam mereka mengenai pengalaman traumatisnya, berdasarkan risetnya menunjukkan akan terjadi peningkatan kekebalan tubuhnya dibandingkan dengan orang yang hanya menuliskan masalah-masalah yang remeh-temeh saja (Lisa, 2023).


Orang dapat menulis sebebas-bebasnya apa yang ingin ditulis tanpa memerlukan bantuan orang lain. Cukup dengan menuliskan segala isi pikiran atau permasalahan yang ada di pikirannya menjadi bentuk tulisan, maka seseorang dapat kembali bugar mental dan jasmaninya. Berdasarkan manfaat menulis, salah satunya adalah terkait dengan manfaat dalam kesehatan mental, menulis bisa dijadikan sarana untuk menuliskan suasana hati, terapi dan juga untuk melepaskan emosi. Menulis juga bisa menjadi jembatan informasi pengalaman kehidupan yang bisa kita bisa ambil hikmahnya kelak, pengingat pembelajaran hidup ataupun bisa juga menjadi pembelajaran kehidupan buat orang lain (Lisa, 2023).

 

Melalui aktivitas menulis, orang dapat mengembalikan kesehatan mental dan jasmaninya, serta sekaligus meningkatkan produktivitasnya dalam berkarya. Ada beberapa orang yang awalnya menulis hanya untuk sekadar menyalurkan uneg-uneg pikirannya. Tetapi setelah merasakan manfaatnya terhadap kesehatannya mental dan jasmaninya, mereka akhirnya meneruskan aktivitas menulisnya. Hingga akhirnya, ketika mereka sudah pulih kesehatannya, mereka tetap melanjutkan aktivitas literasinya dan akhirnya menjadi penulis yang produktif.


Menjadi penulis yang produktif tidak muncul dengan sendirinya. Perlu usaha dan komitmen yang tinggi untuk bisa menjadi seorang penulis yang produktif. Banyak gangguan dan hambatan yang akan dihadapi saat seseorang ingin aktif menulis. Mulai dari kesibukan alias merasa tidak punya waktu untuk menulis hingga merasa kehilangan mood atau semangat menulis. Hambatan-hambatan menulis seperti itu bisa menghinggapi siapapun. Bukan hanya para penulis pemula yang mengalami kondisi kurang mood menulis, bahkan para penulis yang sudah memiliki jam terbang tinggi dalam menulis juga bisa mengalami kondisi stagnan tersebut.

 

Untuk  meningkatkan produktivitas dalam menulis, seseorang harus menjaga spirit menulisnya. Spirit menulis itu bersifat fluktuatif, terkadang tinggi dan terkadang rendah. Oleh karena itu perlu upaya bagaimana agar tetap mampu menjaga spirit menulis tetap optimal. Salah satu cara menjaga spirit menulis agar tetap tinggi adalah melalui menjaga motivasi menulis. Untuk menjaga motivasi menulis selalu tinggi, kita bisa menyiasatinya dengan berada di lingkungan yang kondusif untuk selalu menulis. Caranya adalah dengan bergaul dengan para penulis lain yang produktif menulis.

 

Untuk dapat berada di lingkugan pergaulan para penulis produktif, kita bisa bergabung dalam sebuah komunitas menulis. Di komunitas menulis, biasanya para anggota berusaha menjaga ritme dan spirit menulisnya dengan cara rutin menulis setiap waktu. Dengan berada di lingkungan yang berisi para penulis produktif tersebut, kita akan juga terpengaruh untuk produktif menulis. Ketika bergabung di sebuah komunitas menulis, kita harus meniatkan diri untuk terus belajar menulis dan menjaga spirit menulis. Di komunitas menulis, kita harus juga aktif menulis setiap waktu. Hanya dengan aktif dan rutin menulis setiap waktu, kita akan mampu menjaga spirit menulis kita yang pada akhirnya kita akan mampu meningkatkan produktivitas kita dalam menghasilkan karya-karya tulis.

 

Dengan semangat menulis setiap waktu dan terus meningkatkan kualitas tulisan dengan cara banyak membaca karya-karya tulis penulis lain yang memiliki jam terbang tinggi dalam menulis, maka lambat laun kualitas tulisan yang kita hasilkan juga akan meningkatkan kualitasnya. Kualitas yang tinggi tidak bisa diperoleh dengan cara instan, melainkan harus melalui proses perjalanan panjang dan perjuangan yang berat. Para penulis pemula harus selalu ingat bahwa para penulis professional dan memiliki jam terbang tinggi dalam menulis dulunya juga berawal dari seorang penulis pemula. Karya-karya besar para penulis hebat dulunya juga berawal dari tulisan-tulisan sederhana. []

 

Gumpang Baru, 01 Maret 2025

 

 

Referensi

Herliafifah, R. (2022, February 9). 7 Manfaat Menulis untuk Kesehatan, Termasuk Mengasah Memori. Hello Sehat. https://hellosehat.com/mental/stres/manfaat-menulis-untuk-kesehatan/#google_vignette

Lisa, W. (2023, July 11). Sehat Mental Dengan Menulis – Prodi Psikologi. https://fpsi.gunadarma.ac.id/psikologi/2023/07/11/sehat-mental-dengan-menulis/

Postingan Populer