PRESTASI ANAK MENCERMINKAN PRESTASI ORANG TUA : PAPARAN PRA LAUNCHING BUKU “TRIBUTE TO AYAH” KARYA ADRINAL TANJUNG
Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro*
Saat
ini, menulis masih menjadi kemampuan yang istimewa dan unik. Mengapa? Karena
ternyata tidak semua orang mampu menulis. Walaupun banyak orang yang
berpendidikan, tetapi tidak banyak yang mampu menghasilkan tulisan. Mengapa
orang yang berpendidikan yang berarti pernah menulis tugas-tugas studi atau
tugas akhir (skripsi, tesis, disertasi) tidak otomatis menjadikannya mahir
menulis? Jawabannya karena menulis bukan hanya tentang mampu atau tidak mampu,
tetapi lebih dominan pada mau atau tidak mau.
Seseorang
yang memiliki kemampuan menulis tetapi tidak mau menulis, maka dipastikan tidak
akan pernah menghasilkan sebuah tulisan. Sampai kapan pun orang ini tidak akan
pernah bisa menulis (menghasilkan tulisan) karena ia tidak memiliki kemauan. Sebaliknya,seseorang
yang belum memiliki kemampuan menulis tetapi mempunyai keinginan atau kemauan
untuk menulis, maka orang ini punya peluang untuk mampu menulis selama ia mau
belajar dan berlatih menulis secara konsisten.
Banyak
orang mengaku sulit menulis karena tidak mempunyai ide atau bahan untuk
ditulis. Apalagi seorang ASN atau birokrat, aneh rasanya kalau tidak memiliki
ide untuk bahan tulisan. Ide tulisan ada
di mana-mana. Di kantor atau tempat kerja, tugas dari atasan, interaksi dengan
orang lain, aktivitas sehari-hari dirinya, kehidupan keluarganya, peristiwa
yang dilihat di jalan, pemikiran yang muncul di pikiran, dan lain sebagainya.
Di
kantor, seorang birokrat atau ASN bisa saja menulis tentang aktivitas
pekerjaannya. Mungkin kalau tulisan/buku
tentang job deskripsi suatu jabatan tertentu mungkin sudah ada buku-buku yang
membahasnya, tetapi untuk aktivitas yang dilakukan orang yang menduduki jabatan
tertentu, saya kira ini belum banyak dan tulisan/buku seperti ini akan sangat
bermanfaat bagi orang lain yang ingin/akan menduduki jabatan tersebut. Tulisan/buku
yang berisi pengalaman nyata yang ditulis langsung oleh seorang pejabat di
suatu instansi pasti memiliki keunikan yang berbeda dengan pejabat lainnya. Pengalaman
riel inilah yang tidak ada di buku manapun. Maka buku-buku yang “unik” dan
khusus ini pasti sangat bermanfaat dan sangat dibutuhkan oleh orang lain.
Selain
tentang pekerjaannya, seorang ASN atau birokrat juga bisa menuliskan aktivitas
sehari-harinya yang secara langsung tidak berkaitan dengan tupoksinya tetapi
sangat mewarnai aktivitas pekerjaanya. Hal ini telah dilakukan oleh bapak
Adrinal Tanjung dengan tulisan-tulisannya yang berisi seputar aktivitas
sehari-harinya dan apa yang dirasakan atau dipikirkannya dalam buku-buku beliau
seperti Birokrat Menulis 1, 2, 3, Bukan Birokrat Biasa, dan Sabi Sabu : Bukan Birokrat
Biasa #2. Dan sekarang beliau akan melaunching buku baru beliau yang berjudul
“Tribute to Ayah”. Buku ini adalah buku ke-33 beliau.
Saya
merasa terhormat karena diberikan kehormatan oleh pak Adrinal Tanjung untuk
membaca draft buku baru beliau ini. “Tribute
to Ayah”, judul buku karya bapak Adrinal ini membuat saya teringat kembali pada
ayah saya yang telah berpulang beberapa tahun yang lalu. Ayah saya adalah sosok
laki-laki sederhana yang sangat menginspirasi saya. Beliau memiliki semangat
yang tinggi untuk menyekolahkan anak-anaknya, walaupun kehidupan keluarganya
jauh dari kecukupan, tapi impiannya untuk kesuksesan anak-anaknya melewati
batas ruang dan waktu. Beliau adalah sosok ayah yang ingin anak-anaknya sukses
dan tidak mengalami hidup susah seperti dirinya. Sosok orang tua yang sangat
perhatian terhadap masa depan anak-anaknya. Dan tak henti berjuang agar
anak-anaknya menjadi 'orang'. Bagi saya, ayah adalah sumber inspirasi dalam
menjalani kehidupan ini. Ibarat mata air sejuk yang tak pernah kering, begitu
pula peran ayah dalam memberikan kesejukan dan kecemerlangan di dalam kehidupan
saya.
Secara
umum, buku beliau ini gaya penulisannya tidak berbeda dengan buku-buku beliau
sebelumnya, yaitu berisi catatan-catatan lepas sehari-hari beliua selalu
seorang birokrat di instansi pemerintahan. Efek dari kesibukan pekerjaan
sehari-hari beliau yang mempengaruhi sikap dan perilaku beliau, beliau
tulisakan dalam catatan-catatan singkat. Catatan-cattatan inilah yang menjadi
modal dari penulisan buku ini. Jadi buku ini adalah gambaran riel apa yang
beliau lakukan, pikirkan, rasakan. Buku beliau ini adalah representasi dari
sikap kehidupan beliau.
Dalam
buku Tribute to Ayah ini, bapak Adrinal Tanjung lebih mengkhususkan pembahasan
isinya untuk persembahan bagi ayahnya. Apa yang tertulis di dalam buku ini
merepresentasikan atas apa yang telah ayah beliau ajarkan. Nasihat-nasihat dan
ketauladanan dalam menjalani kehidupan telah membentuk seorang anak bernama
Adrinal menjadi sosok yang tangguh dan tidak mudah putus asa. Pendidikan
keluarga yang dijalankan oleh kedua orang tuanya telah mampu membentuk dirinya
menjadi sosok pribadi yang sekarang ini. Sikap dan perilaku Adrinal Tanjung
sekarang ini pada hakikatnya merupakan
gambaran dari sikap dan perilaku yang diajarkan oleh orang tuanya, khususnya
ayah beliau. Jadi dalam buku ini, bapak Adrinal seolah-olah ingin menunjukkan
bagaimana sang ayah telah membentuk dirinya hingga seperti sekarang ini. Kisah-kisah
dalam buku ini adalah fakta kehidupan beliau dan fakta kehidupan keluarga
beliau. Membaca buku beliau ini, pembaca akan menemukan cara pandang lain
tentang bagaimana sistem pendidikan
keluarga sangat mempengaruhi kehdupan anak-anak.
Beliau
membagi pembahasan bukunya ke dalam tiga bagian besar. Bagian pertama membahas tentang kehdupan masa lalu beliau di kampungnya,
tentang keluarga beliau, masa sekolah beliau, saudara-saudara beliau, dan
lain-lain yang dilatar belakangi oleh kerinduan beliau pada sang ayah. Beliau
ingin berbincang-bincang lagi dengan sang ayah, tetapi karena kondisi ayahya
yang tidak memungkinkan lagi, maka beliau mencurahkannya dalam wujud buku
“Tribute To Ayah”. Buku ini adalah perwujudan rasa syukur dan terima kasih
beliau kepada sang ayah. Buku ini merupakan persembahan istimewa beliau untuk
ayah beliau.
Bagian kedua tentang Hidup Sebagai
Birokrat dan Penulis
, Kehidupan beliau sebagai Birokrat dan juga seorang penulis. Bagian kedua ini
mendeskripsikan bagaimana beliau menjalankan kehidupan dengan dua profesi, yaitu
menjadi seorang birokrat dan sekaligus seorang penulis. Umumnya birokrat itu
identik dengan aktivitas rutin dan monoton, serta kesibukan yang tinggi. Tetapi
beliau dengan piawainya menjalankan aktivitas menulis di sela-sela kesibukan
aktivitasnya. Beliau memberikan contoh bagaimana antara profesi dan hobi bisa
jalan beriringan dan bahkan saling mendukung.
Bagian Ketiga tentang, yang terucap akan
sirna, yang tertulis akan abadi. Bagian ketiga ini berisi tentang
motivasi dan tips-tips beliau dalam menulis, cita-cita beliau untuk menggerakan
literasi di kalangan birokrat,dan kejutan-kejutan yang beliau dapatkan dari
aktivitas beliau menulis.
Buku
karya sahabat saya ini, merupakan perwujudan dari rasa syukur dan terima
kasihnya kepada sang ayah yang telah mendidik dan membentuknya menjadi pribadi
yang tangguh dan pantang menyerah. Nilai-nilai baik yang diwariskan melalui
nasihat-nasihat tentang kehidupan dan keteladanan seperti bangun pagi,
senantiasa sabar, banyak mengalah, kerja keras, dan jangan pernah meninggalkan
salat lima waktu. Buku ini memang tidak melulu bercerita tentang ayah sang
penulis, tetapi juga berisi banyak kisah tentang segala kehidupan bapak
Adrinal, baik kisah kehidupan bersama orang tua, saudara-saudara, keluarganya
maupun kisah-kisah perjalanan hidup pribadinya, baik dalam meniti karier maupun
dalam menghadapi berbagai permasalahan hidupnya.
Buku
ini mengisahkan lika-liku kehidupan Adrinal, saat masa kecil, saat bersama ayah
ibunya, saat bersama saudara-saudaranya, saat menempuh karier, saat bersama
keluarganya, dan saat mengejar cita-citanya membangun gerakan literasi
SabiSabu. Kisah kehidupan pak Adrinal ini memang tidak mengkhususkan cerita
yang berkaitan dengan ayahnya, tetapi lebih banyak cerita tentang dirinya
sendiri. Tetapi semua yang diraih Adrinal sampai saat ini adalah cerminan
perjuangan orang tuanya, khususnya ayahnya. Maka judul “Tribute to Ayah” sangat
cocok menggambarkan isi buku ini karena pada hakikatnya sang penulis sedang
mempersembahkan rekam jejak sang ayah melalui cerminan prestasi dan perjalanan
kehidupan dirinya.
Membaca
buku “luar biasa” ini, Anda akan merasakan seolah-olah mengalami kembali
kenangan-kengan indah bersama ayah Anda. Membaca buku ini akan membuka cara
pandang Anda tentang bagaimana cara bersyukur kepada orang tua. Mensyukuri
nikmat kehidupan yang Anda rasakan saat ini yang hakikatnya adalah representasi
dari hasil perjuangan orang tua Anda. Beginilah cara Adrinal mengungkapkan rasa
syukurnya kepada sang ayah melalui persembahan buku berjudul “Tribute to Ayah”.
Sebuah persembahan yang menginspirasi dan menggugah nurani.
Buku
ini adalah karya nonfiksi karena ditulis berdasarkan fakta. Umumnya karya-karya
nonfiksi selalu ada halaman daftar pustakanya, tetapi tidak demikian dengan
buku ini. Buku ini tidak ada daftar pustakanya karena sumber primer data dari
buku ini adalah sang penulisnya sendiri. Buku ini adalah kisah kehidupan
sebenarnya dari sang penulisnya yang didedikasikan untuk sang ayah.
Sebagai
penutup, saya mengucapkan selamat kepada pak Adrinal Tanjung untuk penerbitan buku
barunya yang ke-33 yang berjudul “Tribute to Ayah”. Semoga buku ini dapat
menginspirasi para ASN dan birokrat lain untuk semangat mengabadikan
momen-momen berharga dalam kehidupannya ke dalam bentuk tulisan dan buku. Demikian
pula selamat kepada komunitas Sabisabu (satu birokrat satu buku) yang telah
sukses menyelenggarakan acara pra launching buku Tribute To Ayah ini. Salam
sehat dan sukses selalu. []
Sukoharjo,
16 Juli 2021
Biodata Penulis
Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd.,
M.Sc. adalah
dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta (UNS). Pendidikan dasar dan menengah dijalani di madrasah, yaitu MI
Al-Islam 1 Ngesrep, MTs Nurul Islam 2 Ngesrep, dan MAN 1 Surakarta. Pendidikan
sarjana (S.Pd) ditempuh di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan
pascasarjana tingkat Master (M.Sc.) ditempuh di Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di
Program Studi S3 Pendidikan Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain
aktif sebagai dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah
menerbitkan lebih dari 50 judul buku (baik buku solo maupun buku antologi),
Peraih Juara 1 Nasional bidang kimia pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA
di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku non fiksi yang telah
tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Konsultan penerbitan
buku pelajaran Kimia dan IPA, Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 dan
SINTA 3, Indomindmap Certified Trainer-ICT (Indonesia), Internatioal Certified
ThinkBuzan iMindMap Leader (UK), International Certified ThinkBuzan Facilitator
in Applied Innovation (UK), Internatioal Certified ThinkBuzan Practitioner in
Speed Reading (UK), dan Internatioal Certified ThinkBuzan Praktitioner in
Memory (UK). Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan
email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-artikel penulis dapat dibaca di akun
Facebook : Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id
dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar