MENJAGA
SPIRIT MENULIS BERKELANJUTAN
Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro
Pendahuluan
Menulis bukanlah
aktivitas yang bisa dilakukan oleh setiap orang. Menulis adalah aktivitas yang
sangat dekat dengan membaca. Tetapi tidak semua orang yang suka membaca pasti juga
suka menulis. Sebaliknya seseorang yang suka menulis dapat dipastikan juga
pasti suka membaca.
Writing
is not nature but nurture. Menulis bukanlah kemampuan yang
diwariskan melainkan kemampuan yang bisa dipelajari dan diajarkan. Kemampuan
menuliskan bukanlah bakat bawaan sejak lahir tetapi sesuatu yang dapat
dilatihkan. Oleh karena itu, banyak penulis professional yang justru awalnya
tidak bisa menulis. Tetapi karena kerja kerasnya untuk terus berlatih menulis
dan didukung ketekunannya akhirnya mereka dapat menjadi seorang penulis yang berkualitas.
Untuk mentradisikan kebiasaan menulis, selain
ditentukan oleh komitmen, kedisiplinan, dan konsistensi dalam berlatih menulis,
juga diperlukan dukungan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, bagi para penulis
pemula atau orang yang baru ingin belajar menjadi penulis sebaiknya bergabung
di komunitas-komunitas penulis untuk menjaga spirit menulisnya. Dengan berada
di dalam grup-grup komunitas penulis, maka setiap saat akan dapat termotivasi oleh para penulis yang lebih berpengalaman. Selain
itu juga dengan berada dalam grup komunitas penulis, seorang penulis pemula
juga dapat belajar tentang gaya-gaya tulisan dari membaca tulisan-tulisan para
penulis seniornya.
Pada artikel ini,
penulis akan berbagi pengalaman bagaimana awal mula belajar menulis hingga
akhirnya mampu menulis secara konsisten dan menghasilkan karya-karya tulis
berupa buku yang jumlahnya mencapai puluhan buku.
Awal
Menekuni Aktivitas Menulis
Dulu
awalnya penulis belum mahir dalam menulis. Dan sekarang pun walaupun telah memiliki
karya buku berjumlah puluhan judul, penulis tetap masih merasa belum mahir
dalam menulis. Oleh karena itu penulis mencoba terus belajar dan berlatih
menulis secara konsisten agar kemampuan menulis penulis semakin meningkat dan
semakin baik.
Awal
penulis mulai belajar menulis mungkin saat sekolah SMA dengan membiasakan
menulis buku diary. Ya, penulis dulu suka menulis di buku diary. Terdengar agak
aneh ya, anak laki-laki menulis buku diary? Tapi memang seperti itulah dulu
yang penulis lakukan. Jadi penulis belajar menjadi seorang penulis buku dimulai
dari menulis buku diary (Saputro, 2021).
Kebiasaan
menulis buku diary saat sekolah menengah tersebut mungkin menjadi awal
perjalanan penulis menekuni aktivitas menulis hingga saat menempuh pendidikan di
perguruan tinggi. Saat menjadi mahasiswa, penulis suka mengikuti
seminar-seminar ilmiah yang banyak diselenggarakan di kampus dengan biaya
sendiri. Di samping aktif dalam kegiatan ilmiah, penulis juga suka mengikuti
lomba-lomba karya tulis ilmiah. Pengalaman pertama saat mengikuti lomba karya
tulis mahasiswa (LKTM) di tingkat jurusan dan bisa mendapatkan juara pertama
menjadi momentum penting bagi penulis. Sejak pengalaman pertama yang sangat
berkesan tersebut, penulis akhirnya ketagihan mengikuti lomba-lomba karya tulis
lainnya. Di akhir studi S1 menjelang lulus, penulis juga ikut mengirimkan
makalah dalam seleksi PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) bidang Penulisan
Ilmiah dan lolos seleksi untuk maju ke tingkat nasional dalam acara Pekan
Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Dalam seleksi di PIMNAS ini penulis belum
beruntung memperoleh juara. Beberapa kali mengikuti lomba karya tulis ilmiah
dan tidak memperoleh juara tidaklah membuat penulis berputus asa, tetapi justru
membuat penulis semakin semangat untuk belajar menulis lagi dan mengikuti
lomba-lomba yang lain.
Kesukaan mengikuti
lomba karya tulis ilmiah ini terus berlanjut hingga penulis lulus dan bekerja
sebagai guru di SMA. Saat menjadi guru di SMA, penulis pernah ikut mengirimkan
makalah lomba karya tulis guru yang diselenggarakan oleh Kemendikbud RI tapi
belum mendapat juara. Saat peringatan HUT sekolah, penulis juga pernah mengikuti
lomba karya tulis guru dan mendapatka juara pertama. Pengalaman menjadi juara
pertama pada lomba karya tulis guru yang diselenggarakan sekolah tersebut
menjadi momentum penting bagi penulis sebagai guru yunior karena sejak
peristiwa tersebut penulis mendapat pengakuan dari guru-guru senior sebagai guru
yang kompeten di bidang penulisan ilmiah. Sejak itu penulis beberapa kali ditugaskan
kepala sekolah untuk mengikuti seminar atau workshop tentang penulisan ilmiah
dan buku ajar. Saat itu penulis sangat menikmati situasi yang menguntungkan
tersebut karena di samping melaksanakan tugas dari kepala sekolah, penulis juga
dapat memanfaatkan untuk kepentingan pribadi guna memperdalam kemampuan dalam
menulis.
Mencoba
Menulis Buku
Sebelum menjadi penulis
buku, terlebih dahulu penulis mengawali menjadi penulis buku LKS (Lembar Kerja Siswa)
(Saputro, 2020). Waktu itu
penulis ditawari untuk menulis buku LKS dengan honor Rp. 500.000,00 perbuku.
Mungkin besaran honor tersebut terbilang kecil saat ini, tetapi pada waktu itu
uang segitu sama dengan honor dua bulan penulis menjadi guru honorer di SMA
Swasta. Maka ketika mendapatkan tawaran tersebut, penulis langsung menerimanya
dengan senang hati. Penulis kemudian menulis buku LKS tersebut dengan serius
dan bertekad menghasilkan buku LKS yang terbaik. Ketika penulis menyerahkan
fotokopi naskah buku LKS kepada koordinator, penulis melihat ternyata LKS yang
dibuat penulis lain terkesan sekadarnya saja. Ada LKS yang banyak tempelan dari
LKS lain, penulisnya hanya memberikan beberapa kalimat penggantar saja, setelah
itu kalimat berikutnya berupa tempelan bekas LKS lain. Dalam hati penulis
berpikir, kualitas LKS yang ala kadarnya seperti itu juga diterima dan
diberikan honor yang sama dengan LKS penulis yang penulis kerjakan dengan
serius. Penulis merasa rugi kalau hasil jerih payah dalam menulis LKS dihargai
sama dengan LKS lain yang kurang berkualitas tersebut. Penulis berencana naskah
LKS yang penulis hasilkan tersebut tidak boleh berhenti hanya menjadi LKS saja,
tetapi harus dilanjutkan menjadi sebuah naskah buku.
Berangkat dari
pengalaman tersebut, penulis berjanji akan memperbaiki naskah LKS yang penulis
buat untuk suatu saat dibuat buku pelajaran. Dan ternyata kesempatan untuk
melanjutkan mengubah naskah LKS menjadi buku pelajaran datang dari Kementerian
Agama RI dengan menyelenggarakan lomba penulisan buku pelajaran MIPA untuk
MA/SMA. Penulis pun semangat mengikuti lomba penulisan buku pelajaran tersebut
dengan menggandeng teman kuliah S2 karena waktu mengerjakan penulisan buku
pelajaran kimia tersebut penulis sedang menempuh pendidikan pascasarjana S2 di
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Sewaktu
masih menjadi guru honorer di SMA Batik Surakarta, salah satu SMA swasta yang
terbilang favorit di kota Solo, penulis juga pernah diundang sebuah penerbit
buku untuk menulis buku pelajaran kimia SMA. Tetapi karena kemampuan menulis
yang masih minim dan juga belum berpengalaman menulis buku, akhirnya penulis gagal
mewujudkan naskah buku pelajaran kimia tersebut.
Pengalaman
Menjadi Juara Nasional Lomba Penulisan Buku
Ketika sedang menempuh
pendidikan pascasarjana S2, penulis berkesempatan mengikuti lomba penulisan
buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI. Penulis bersama seorang teman
kuliah di sela-sela kesibukan mengikuti perkuliahan berjuang keras berusaha
menyelesaikan penulisan naskah buku pelajaran kimia untuk siswa MA/SMA yang
unik dan berbeda karena untuk kepentingan lomba.
Setelah melalui tahap
presentasi di depan dewan juri dan diberikan waktu untuk memperbaiki naskah
buku yang dibuat, akhirnya penulis memperoleh kabar yang sangat menggembirakan.
Alhamdulillah buku pelajaran kimia untuk siswa MA/SMA yang penulis susun
mendapatkan juara pertama dan berhak atas hadiah uang hampir seratus juta
rupiah. Uang dari hadiah memenangkan lomba penulisan buku pelajaran tersebut
akhirnya penulis pergunakan untuk membeli sebuah rumah yang sekarang penulis
tempati bersama keluarga.
Rasa syukur penulis
semakin bertambah tatkala mendapatkan kabar bahwa buku-buku pemenang lomba akan diterbitkan oleh
Kementerian Agama RI untuk didistribusikan ke Madrasah Aliyah seluruh
Indonesia. Dari penerbitan buku pemenang lomba tersebut, penulis mendapatkan
uang royalty yang besarannya hampir sama dengan uang hadiah ketika menang
lomba. Uang royalty buku tersebut kemudian penulis pergunakan untuk membayar
SPP studi S2 dan untuk biaya renovasi rumah. Di tahun yang sama, dari buku pelajaran
kimia lain yang penulis tulis bersama kolega dosen dimana hak cipta buku dibeli
oleh Kemendikbud RI, penulis juga mendapatkan uang puluhan juta rupiah yang
penulis pergunakan untuk membelikan sebuah motor baru untuk istri. Selama 3
tahun terakhir ini, dari aktivitas menulis buku penulis juga rutin mendapatkan
tambahan rezeki puluhan juta rupiah dan bahkan ada yang hampir setara dengan
gaji penulis selama setahun.
Demikian rezeki yang
dikaruniakan Allah swt kepada penulis melalui sarana menulis buku. Penulis
sangat bersyukur atas nikmat rezeki tersebut. Melalui aktivitas menulis buku,
penulis mendapatkan tambahan alternatif penghasilan untuk mensejahterakan
keluarga.
Menyebarkan
Virus Menulis di Kalangan Mahasiswa
Sejak memenangkan juara
pertama tingkat nasional pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA di
Kementerian Agama RI, penulis lebih bersemangat untuk menulis buku. Tahun 2010
penulis mengikuti seleksi program insentif penulisan buku ajar yang
diselenggarakan oleh fakultas dan Alhamdulillah penulis lolos seleksi sehingga mendapatkan
sejumlah uang dan dapat menyelesaikan sebuah naskah buku ajar untuk mata kuliah
yang penulis ampu. Selanjutnya penulis juga pernah ikut sayembara penulisan
buku pengayaan di Pusat Perbukuan Kemendikbud RI. Walaupun tidak mendapatkan
juara, penulis tetap mendapatkan bansos berupa sejumlah uang untuk biaya
perbaikan naskah buku. Buku hasil mengikuti sayembara tersebut akhirnya penulis
terbitkan secara mandiri.
Beberapa waktu
kemudian, penulis kemudian mulai mengajak mahasiswa berlatih menulis dengan
membuat grup WhatsApp “Dosen & Mahasiswa Menulis”. Grup ini penulis buat
untuk memfasilitasi mahasiswa berlatih menulis dengan memposting tulisannya di
grup. Di grup ini penulis membuat aturan bahwa anggota hanya boleh memposting
tulisannya sendiri, bukan memforward tulisan orang lain. Untuk memotivasi
anggota grup, penulis rutin memposting tulisan-tulisan penulis di grup. Jika
ada buku baru penulis yang baru terbit, penulis juga mempostingnya di grup agar
anggota grup termotivasi untuk menulis buku juga. Setelah beberapa waktu
berjalan, akhirnya ada satu dua anggota grup yang ikut memposting tulisannya.
Penulis selaku founder grup selalu mengapresiasi tulisan anggota dan mendorong
memotivasi agar terus semangat menulis.
Grup menulis “Dosen
& Mahasiswa Menulis” telah menerbitkan satu buku antologi di tahun 2019
yang berjudul “Memoar Kampus Hijau : Catatan Pengalaman Kuliah yang Tidak
Terlupakan” (Saputro et al., 2019). Selain karya
buku antologi, juga sudah ada dua anggota grup yang berhasil menerbitkan buku
solonya. Seorang anggota yang bernama Wisnu berhasil menerbitkan dua judul buku
solo dan seorang anggota lagi bernama Marwan berhasil menerbitkan satu buku
solo. Capaian prestasi yang diraih anggota grup ini menulis ini menurut penulis
adalah prestasi yang luar biasa. Ternyata aktivitas penulis memposting tulisan
di grup telah membangkitkan semangat kedua anggota tersebut untuk berani menulis
dan menerbitkan buku-buku karya solo mereka. Penulis bersyukur sekali karena
apa yang penulis lakukan dapat memberikan pengaruh positif bagi anggota grup.
Walaupun baru dua anggota yang berhasil menerbitkan buku solonya, bagi penulis
tidak menjadi masalah. Yang terpenting adalah apa yang penulis bangun dengan
membuat grup WhatsApp “Dosen & Mahasiswa Menulis” telah berhasil
menghasilkan karya-karya inspiratif berupa buku.
Menjaga
Spirit Menulis Berkelanjutan
Spirit
menulis itu harus terus dipupuk dan dipelihara agar terus tumbuh dan
berkembang. Tanpa upaya memeliharanya, spirit menulis sewaktu-waktu bisa padam.
Oleh karena itu, penulis berusaha tetap memelihara spirit menulis dengan
bergabung dan berinteraksi dengan para penulis di komunitas menulis Sahabat
Pena Kita (SPK). Sahabat Pena Kita berdiri pada 24 Maret 2018.
Sahabat Pena Kita merupakan komunitas menulis yang sejak 23 Juli 2019 sudah
berbadan hukum, dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor:
AHU-001097.AH.01.04.Tahun 2019, tentang pengesahan pendirian badan hukum
Yayasan Sahabat Pena Kita. Sahabat Pena Kita yang lebih akrab dipanggil
dengan sebutan SPK memiliki aktifitas rutin di antaranya: menulis rutin
bulanan, dengan tema yang sudah ditentukan oleh pengurus, anggota SPK yang
tidak menulis bulanan selama 3 kali berturut-turut akan mendapatkan punishment
yaitu dikeluarkan dari keanggotaan grup SPK. Dari tema bulanan itu, SPK
mengumpulkan kemudian menerbitkannya menjadi sebuah antologi, yang dilaunching
setiap 6 bulan sekali pada Kopdar (Kopi Darat) SPK (Sahabat Pena Kita, 2020).
Di
komunitas menulis Sahabat Pena Kita (SPK) ini, penulis berusaha banyak belajar
kepada para penulis yang lebih berpengalaman dan juga berusaha aktif menulis
yang diposting di website Sahabat Pena Kita (https://sahabatpenakita.id). Sampai
saat artikel ini ditulis, Alhamdulillah penulis telah memposting artikel
tulisan di website Sahabat Pena Kita sebanyak 40 artikel (Sahabat Pena Kita, 2021). Dari keaktifan menulis
artikel di website Sahabat Pena Kita tersebut, pada acara Kopdar 7 SPK penulis
mendapatkan penghargaan SPK Award sebagai “Anggota Teraktif” peringkat pertama.
Selain
aktif di komunitas menulis Sahabat Pena Kita, penulis juga aktif menjadi
penulis buku-buku referensi bidang pendidikan di grup penerbit Yayasan Kita
Menulis. Di grup penerbit Yayasan Kita Menulis ini, hampir setiap bulan penulis
aktif menerbitkan buku-buku referensi pendidikan hasil kolaborasi dengan para
penulis dan akademisi di Indonesia. Alhamdulillah dari keaktifan menulis buku
di penerbit Yayasan Kita Menulis, sejak bergabung tahun 2020 hingga saat
artikel ini ditulis, penulis telah ikut menulis dan menerbitkan buku referensi
pendidikan sebanyak 15 judul buku.
Di samping itu, penulis juga
aktif menjadi penulis buku referensi bidang pendidikan di penerbit Widina
Bandung. Di penerbit Widina, penulis telah menerbitkan buku referensi pendidikan
sebanyak 3 judul buku, dan saat ini sedang menunggu 2 judul buku lagi yang
sedang proses terbit. Penulis juga ikut menulis di beberapa grup kepenulisan
baik yang diselenggarakan komunitas penulis maupun penerbit lain, seperti
penerbit Licensi Bondowoso, penerbit Pustaka Learning Center Malang, penerbit
Diomedia Sukoharjo, penerbit Media Guru, dan penerbit Akademia Pustaka
Tulungagung. Semua aktivitas penulis di beberapa komunitas menulis dan penerbit
buku tersebut penulis lakukan dalam rangka menjaga dan memelihara spirit menulis
agar tetap berkelanjutan dan juga bagian dari strategi membangun personal branding sebagai penulis serta
usaha alternatif untuk menunjukkan eksistensi diri dan mengabadi. []
Gumpang Baru, 14 September 2021
Referensi
Sahabat
Pena Kita. (2020, April 20). Profil Sahabat Pena Kita. Retrieved September 16,
2021, from SAHABAT PENA KITA website:
https://sahabatpenakita.id/profil-sahabat-pena-kita/
Sahabat
Pena Kita. (2021). Agung Nugroho Catur Saputro, Author at SAHABAT PENA KITA.
Retrieved September 16, 2021, from SAHABAT PENA KITA website:
https://sahabatpenakita.id/author/agungnug/
Saputro,
A. N. C. (2020). Kisah Perjuanganku Menjadi Seorang Penulis: Berawal dari
Penulis LKS Menjadi Penulis Buku. In Kita Menulis: Merdeka Menulis (pp.
5–9). Medan: Yayasan Kita Menulis.
Saputro,
A. N. C. (2021). Berawal dari Diary, Akhirnya Menjadi Penulis Buku. In Bukan
Birokrat Biasa #2 (pp. 77–90). Cimahi: Elfatih Media Insani.
Saputro,
A. N. C., Nadiyya, K. A., Anggita R, B., Ahdila, A. I., Larasati, A., Suryana,
D., … Saputri, D. A. (2019). Memoar Kampus Hijau: Catatan Pengalaman Kuliah
yang Tidak Terlupakan. Kebumen: CV. Intishar Publishing.
Biodata
Penulis
Agung Nugroho
Catur Saputro, S.Pd., M.Sc. adalah dosen di Program Studi Pendidikan
Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pendidikan sarjana (S.Pd)
ditempuh di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan pascasarjana tingkat
Master (M.Sc.) ditempuh di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun
2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3 Pendidikan
Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain sebagai dosen, beliau
juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan lebih dari 65
judul buku (baik buku solo maupun buku antologi), Peraih Juara 1 nasional lomba
penulisan buku pelajaran kimia di Kementerian Agama RI (2007), Peraih SPK Award
Kategori “Anggota Teraktif” peringkat 1 (2021), Penulis buku non fiksi
tersertifikasi BNSP, Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA,
Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 dan 3, dan trainer tersertifikasi
Indomindmap Certified Trainer-ICT (Indonesia), ThinkBuzan iMindMap Leader (UK),
ThinkBuzan Facilitator in Applied Innovation (UK), ThinkBuzan Practitioner in
Speed Reading (UK), ThinkBuzan Practitioner in Memory (UK), dan Growth Mindset
Coach-GMC. Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan
email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-tulisan penulis dapat dibaca di akun
Facebook : Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id
dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar