Sumber Gambar : Pentingnya Cerdas dalam Beragama - Jalan Damai |
BELAJAR AGAMA SECARA CERDAS DI ERA DIGITAL
Oleh:
Agung
Nugroho Catur Saputro
Dewasa ini muncul
fenomena semangat berdakwah di kalangan umat Islam yang cukup tinggi. Berbagai
media informasi, baik media cetak maupun media online dipergunakan sebagai
sarana untuk berdakwah. Tidak terkecuali media sosial juga banyak dimanfaatkan
untuk berdakwah. Mungkin dapat kita jumpai hampir di setiap grup WhatsApp yang
kita ikuti adanya anggota grup yang rutin setiap hari memposting materi-materi
bermuatan dakwah. Walaupun kebanyakan hanya sebatas mem-forward saja konten
dakwahnya, bukan hasil pemikiran atau pendapatnya sendiri. Selain itu, fenomena
lain yang muncul saat ini adalah berdakwah melalui media channel Youtube yang
dilakukan oleh para pendakwah. Kalau kita searching
di Youtube, maka akan kita temukan banyak channel Youtube yang berisi konten-konten
dakwah.
Banyak pendakwah yang memanfaatkan
channel Youtube sebagai sarana untuk berdakwah karena kelebihan yang ada pada
Youtube yaitu diakses banyak orang sehingga konten dakwahnya dapat tersebar
luas dan menjangkau lebih banyak orang. Langkah yang dilakukan para pendakwah
tersebut patut untuk diapresiasi. Hanya terkadang dengan adanya kemudahan akses
yang tanpa batas tersebut, kurang diikuti dengan manajemen yang tepat. Terkadang
dijumpai adanya acara kajian agama yang sebenarnya hanya untuk kalangan
terbatas, tetapi kemudian ada orang yang
mempostingnya di Youtube. Akibatnya materi kajian agama yang tadinya hanya
untuk kalangan terbatas akhirnya diketahui kalayak umum. Akhirnya, ketika ada
topik pembahasan yang menyangkut agama dan faham kelompok lain yang berbeda,
menimbulkan gejolak di masyarakat. Oleh karena itu, pendakwah dan masyarakat
harus memahami bahwa kajian keagamaan yang bersifat khusus dan rawan
disalahpahami sebaiknya tidak disiarkan di media umum seperti channel Youtube
misalnya. Materi kajian tersebut cukup diakses oleh jamaah atau komunitas
tertentu saja untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman sebagian masyarakat.
Sudah
ada beberapa berita viral tentang pernyataan pendakwah di sebuah channel
Youtube yang dianggap kontroversial atau materi kajiannya dianggap menyinggung keyakinan
agama atau faham kelompok lain. Channel Youtube tersebut kemudian banyak
diakses orang dan menjadi bahan pembicaraan warganet di dunia maya. Dampaknya
adalah bermunculan komentar-komentar negatif dari para warganet, mulai kata-kata
yang mengolok-olok personal sang pendakwah hingga sampai mendiskreditkan agama
sang pendakwah. Ada beberapa warganet yang tidak suka dengan pernyataan
pendakwah tersebut karena dinilai telah menyinggung keyakinan umat agama atau
faham kelompok lain. Sementara itu, muncul juga para warganet yang membela sang
pendakwah tersebut dengan alasan apa yang disampaikan dalam kajian keagamaan
tersebut adalah kebenaran yang diyakini dalam agamanya dan ada juga yang
memberikan argumentasi bahwa acara kajian tersebut adalah kajian terbatas
khusus untuk umat agama tertentu, maka umat agama lain tidak usah ikut menonton
dan memberikan komentar. Benarkah sikap-sikap demikian? Benarkah bahwa acara
kajian khusus itu tetap bersifat khusus ketika sudah diposting di media umum
seperti Youtube atau grup-grup WhatsApp yang anggotanya heterogen? Benarkah
dalam berdakwah diperbolehkan menyinggung keyakinan dan ajaran agama lain?
Berangkat dari
kejadian-kejadian tersebut di atas, perlu adanya kesadaran di antara pendakwah
agama agar jika materi kajiannya bersifat khusus da nada potensi bersinggungan
dengan keyakinan agama atau faham kelompok lain, sebaiknya acara kajian tidak
disiarkan secara umum, cukup diakses oleh jamaahnya sendiri. Jika acara
kajiannya memang diperuntukkan untuk diakses kalayak umum, maka sebaiknya
dipilih materi-materi kajian yang tidak bersinggungan dengan keyakinan umat
agama lain atau faham kelompok lain.
Menurut
pendapat penulis pribadi tidak ada masalah berdakwah melalui media channel
Youtube. Tidak hanya channel Youtube, tetapi juga media online seperti
Facebook, Twitter, Blog/website, WhatsApp, Telegram, dan lain sebagainya, boleh
dipergunakan sebagai sarana berdakwah. Media-media tersebut semuanya hanyalah
sarana saja, karena yang terpenting adalah isi materi dakwahnya. Siapapun yang
menyampaikan dakwah dalam channel Youtube dan media sosial lainnya tersebut
tidak ada masalah karena semua orang memiliki hak yang sama untuk berdakwah
atau menyampaikan ide, gagasan dan pemikirannya. Yang banyak menjadi masalah
adalah justru materi atau konten isi dakwahnya. Inilah yang sebenarnya yang
harus diperhatikan dan mendapat perhatian dari para pendakwah agar
materi-materi dakwah yang disampaikan di dunia maya tidak berkaitan dengan keyakinan
agama atau faham kelompok lain agar tidak menimbulkan ekses-ekses negatif yang
justru menimbulkan konflik di masyarakat dan mengganggu kerukunan kehidupan
umat beragama.
Mendakwahkan
ajaran agama adalah sah-sah saja. Menyampaikan kebenaran ajaran agama yang
diyakini adalah hak setiap pemeluk agama. Kebenaran dimanan pun berada tetaplah
kebenaran. Sebagaimana ungkapan “Emas berada di kubangan lumpur tetaplah emas,
tetapi batu kali berada di kotak kaca yang mewah tetaplah batu kali, tidak akan
pernah berubah menjadi emas”. Demikian pula tentang konsep kebenaran. Kebenaran
suatu ajaran agama tidak perlu ditunjukkan dengan menyalahkan ajaran agama
lain. Berdakwah adalah hak setiap pemeluk agama, tetapi ketika dakwah dilakukan
dengan menyalahkan, menghina, merendahkan, dan bahkan mengolok-olok ajaran
agama lain, itu merupakan tindakan yang tidak dapat dibenarkan. Sesuatu itu
akan tampak benar tidak harus dengan menunjukkan kesalahan yang lain. Sesuatu
itu akan terlihat unggul tidak harus dengan menunjukkan kelemahan yang lain.
Prinsip-prinsip
tersebut itulah yang harus dipegang oleh setiap pendakwah. Sampaikan kebenaran
ajaran agamnya tanpa diikuti dengan menghina ajaran agama orang lain. Sampaikan
dakwah agamanya tanpa harus menyinggung agama lain. Sesuatu ajaran yang kita
yakini benar dalam agama kita belum tentu menjadi kebenaran yang diyakini umat
agama lain. Sebaliknya juga begitu, keyakinan kebenaran dalam agama lain belum
tentu menjadi ajaran kebenaran dalam agama kita. Dengan memahami cara pandang
seperti ini, maka perlu mengedepankan
kerukunan dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
Sedangkan
bagi orang-orang yang mau belajar agama melalui media sosial seperti channel
Youtube misalnya, harus bersikap cerdas. Cerdas maksudnya bagaimana? Yaitu
cerdas dalam memilih channel Youtube yang akan diakses. Pilihlah channel
Youtube kajian agama yang penceramahnya tidak provokatif, tidak radikal, tidak
menjelek-jelekan agama atau golongan lain, penyampaian dakwah dengan adem, materi
kajiannya menenangkan dan menenteramkan batin, dan mengedepankan kerukunan
dalam kehidupan beragama. Hindarilah kajian-kajian agama yang berisi
provokatif, mengandung ujaran-ujaran kebencian (hate speech), keras ajarannya, melarang jamaahnya berpikir dan
menalar, mengungkapkan narasi-narasi kebencian kepada umat atau golongan lain,
dan kurang memberikan solusi atas permasalahan
nyata yang terjadi di masyarakat. Jadilah pembelajar agama yang cerdas
dan tidak mudah terprovokasi. []
Biodata Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar