Powered By Blogger

Rabu, 29 Desember 2021

BELAJAR AGAMA SECARA CERDAS DI ERA DIGITAL

Sumber Gambar : Pentingnya Cerdas dalam Beragama - Jalan Damai

BELAJAR AGAMA SECARA CERDAS DI ERA DIGITAL

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Dewasa ini muncul fenomena semangat berdakwah di kalangan umat Islam yang cukup tinggi. Berbagai media informasi, baik media cetak maupun media online dipergunakan sebagai sarana untuk berdakwah. Tidak terkecuali media sosial juga banyak dimanfaatkan untuk berdakwah. Mungkin dapat kita jumpai hampir di setiap grup WhatsApp yang kita ikuti adanya anggota grup yang rutin setiap hari memposting materi-materi bermuatan dakwah. Walaupun kebanyakan hanya sebatas mem-forward saja konten dakwahnya, bukan hasil pemikiran atau pendapatnya sendiri. Selain itu, fenomena lain yang muncul saat ini adalah berdakwah melalui media channel Youtube yang dilakukan oleh para pendakwah. Kalau kita searching di Youtube, maka akan kita temukan banyak channel Youtube yang berisi konten-konten dakwah.

Banyak pendakwah yang memanfaatkan channel Youtube sebagai sarana untuk berdakwah karena kelebihan yang ada pada Youtube yaitu diakses banyak orang sehingga konten dakwahnya dapat tersebar luas dan menjangkau lebih banyak orang. Langkah yang dilakukan para pendakwah tersebut patut untuk diapresiasi. Hanya terkadang dengan adanya kemudahan akses yang tanpa batas tersebut, kurang diikuti dengan manajemen yang tepat. Terkadang dijumpai adanya acara kajian agama yang sebenarnya hanya untuk kalangan terbatas, tetapi  kemudian ada orang yang mempostingnya di Youtube. Akibatnya materi kajian agama yang tadinya hanya untuk kalangan terbatas akhirnya diketahui kalayak umum. Akhirnya, ketika ada topik pembahasan yang menyangkut agama dan faham kelompok lain yang berbeda, menimbulkan gejolak di masyarakat. Oleh karena itu, pendakwah dan masyarakat harus memahami bahwa kajian keagamaan yang bersifat khusus dan rawan disalahpahami sebaiknya tidak disiarkan di media umum seperti channel Youtube misalnya. Materi kajian tersebut cukup diakses oleh jamaah atau komunitas tertentu saja untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman sebagian masyarakat.

            Sudah ada beberapa berita viral tentang pernyataan pendakwah di sebuah channel Youtube yang dianggap kontroversial atau materi kajiannya dianggap menyinggung keyakinan agama atau faham kelompok lain. Channel Youtube tersebut kemudian banyak diakses orang dan menjadi bahan pembicaraan warganet di dunia maya. Dampaknya adalah bermunculan komentar-komentar negatif dari para warganet, mulai kata-kata yang mengolok-olok personal sang pendakwah hingga sampai mendiskreditkan agama sang pendakwah. Ada beberapa warganet yang tidak suka dengan pernyataan pendakwah tersebut karena dinilai telah menyinggung keyakinan umat agama atau faham kelompok lain. Sementara itu, muncul juga para warganet yang membela sang pendakwah tersebut dengan alasan apa yang disampaikan dalam kajian keagamaan tersebut adalah kebenaran yang diyakini dalam agamanya dan ada juga yang memberikan argumentasi bahwa acara kajian tersebut adalah kajian terbatas khusus untuk umat agama tertentu, maka umat agama lain tidak usah ikut menonton dan memberikan komentar. Benarkah sikap-sikap demikian? Benarkah bahwa acara kajian khusus itu tetap bersifat khusus ketika sudah diposting di media umum seperti Youtube atau grup-grup WhatsApp yang anggotanya heterogen? Benarkah dalam berdakwah diperbolehkan menyinggung keyakinan dan ajaran agama lain?

Berangkat dari kejadian-kejadian tersebut di atas, perlu adanya kesadaran di antara pendakwah agama agar jika materi kajiannya bersifat khusus da nada potensi bersinggungan dengan keyakinan agama atau faham kelompok lain, sebaiknya acara kajian tidak disiarkan secara umum, cukup diakses oleh jamaahnya sendiri. Jika acara kajiannya memang diperuntukkan untuk diakses kalayak umum, maka sebaiknya dipilih materi-materi kajian yang tidak bersinggungan dengan keyakinan umat agama lain atau faham kelompok lain.

            Menurut pendapat penulis pribadi tidak ada masalah berdakwah melalui media channel Youtube. Tidak hanya channel Youtube, tetapi juga media online seperti Facebook, Twitter, Blog/website, WhatsApp, Telegram, dan lain sebagainya, boleh dipergunakan sebagai sarana berdakwah. Media-media tersebut semuanya hanyalah sarana saja, karena yang terpenting adalah isi materi dakwahnya. Siapapun yang menyampaikan dakwah dalam channel Youtube dan media sosial lainnya tersebut tidak ada masalah karena semua orang memiliki hak yang sama untuk berdakwah atau menyampaikan ide, gagasan dan pemikirannya. Yang banyak menjadi masalah adalah justru materi atau konten isi dakwahnya. Inilah yang sebenarnya yang harus diperhatikan dan mendapat perhatian dari para pendakwah agar materi-materi dakwah yang disampaikan di dunia maya tidak berkaitan dengan keyakinan agama atau faham kelompok lain agar tidak menimbulkan ekses-ekses negatif yang justru menimbulkan konflik di masyarakat dan mengganggu kerukunan kehidupan umat beragama.

            Mendakwahkan ajaran agama adalah sah-sah saja. Menyampaikan kebenaran ajaran agama yang diyakini adalah hak setiap pemeluk agama. Kebenaran dimanan pun berada tetaplah kebenaran. Sebagaimana ungkapan “Emas berada di kubangan lumpur tetaplah emas, tetapi batu kali berada di kotak kaca yang mewah tetaplah batu kali, tidak akan pernah berubah menjadi emas”. Demikian pula tentang konsep kebenaran. Kebenaran suatu ajaran agama tidak perlu ditunjukkan dengan menyalahkan ajaran agama lain. Berdakwah adalah hak setiap pemeluk agama, tetapi ketika dakwah dilakukan dengan menyalahkan, menghina, merendahkan, dan bahkan mengolok-olok ajaran agama lain, itu merupakan tindakan yang tidak dapat dibenarkan. Sesuatu itu akan tampak benar tidak harus dengan menunjukkan kesalahan yang lain. Sesuatu itu akan terlihat unggul tidak harus dengan menunjukkan kelemahan yang lain.

            Prinsip-prinsip tersebut itulah yang harus dipegang oleh setiap pendakwah. Sampaikan kebenaran ajaran agamnya tanpa diikuti dengan menghina ajaran agama orang lain. Sampaikan dakwah agamanya tanpa harus menyinggung agama lain. Sesuatu ajaran yang kita yakini benar dalam agama kita belum tentu menjadi kebenaran yang diyakini umat agama lain. Sebaliknya juga begitu, keyakinan kebenaran dalam agama lain belum tentu menjadi ajaran kebenaran dalam agama kita. Dengan memahami cara pandang seperti ini, maka perlu mengedepankan  kerukunan dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.

            Sedangkan bagi orang-orang yang mau belajar agama melalui media sosial seperti channel Youtube misalnya, harus bersikap cerdas. Cerdas maksudnya bagaimana? Yaitu cerdas dalam memilih channel Youtube yang akan diakses. Pilihlah channel Youtube kajian agama yang penceramahnya tidak provokatif, tidak radikal, tidak menjelek-jelekan agama atau golongan lain, penyampaian dakwah dengan adem, materi kajiannya menenangkan dan menenteramkan batin, dan mengedepankan kerukunan dalam kehidupan beragama. Hindarilah kajian-kajian agama yang berisi provokatif, mengandung ujaran-ujaran kebencian (hate speech), keras ajarannya, melarang jamaahnya berpikir dan menalar, mengungkapkan narasi-narasi kebencian kepada umat atau golongan lain, dan kurang memberikan solusi atas permasalahan  nyata yang terjadi di masyarakat. Jadilah pembelajar agama yang cerdas dan tidak mudah terprovokasi. []

 

Biodata Penulis

 

Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc. adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pendidikan sarjana (S.Pd) ditempuh di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan pascasarjana tingkat Master (M.Sc.) ditempuh di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain sebagai dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan 70 judul buku (baik buku solo maupun buku antologi), Peraih Juara 1 nasional lomba penulisan buku pelajaran kimia di Kementerian Agama RI (2007), Peraih SPK Award Kategori “Anggota Teraktif” peringkat 1 (2021), Penulis buku non fiksi tersertifikasi BNSP, Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 dan 3, Indomindmap Certified Trainer-ICT, ThinkBuzan Certified iMindMap Leader (UK), ThinkBuzan Certified Applied Innovation Facilitator (UK), ThinkBuzan Certified Speed Reading Practitioner (UK), ThinkBuzan Certified Memory Practitioner (UK), dan Indomindmap Certified Growth Mindset Coach-GMC. Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-tulisan penulis dapat dibaca di akun Facebook : Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Postingan Populer