MEMBIASAKAN TRADISI BAIK DI KELUARGA
Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro
Beberapa waktu yang lalu anak lanang mengirimkan foto hasil screenshot Instagram sekolahnya kepada maminya. Foto tersebut adalah foto dia saat membaca Al-Qur'an. Kami ikut senang berarti dia punya nama atau dikenal guru-gurunya di sekolah. Tetapi muncul keheranan kami, mengapa foto anak lanang yang diposting di akun Instagram sekolah? Postingan Instagram sekolah tersebut berkaitan dengan sosialisasi program baru sekolah yaitu "Maghrib Mengaji".
Foto anak lanang mejeng di media sosial sekolahnya bukan baru sekali ini saja. Sebelumnya di leaflet/flyer PPDB sekolah juga ada foto anak lanang sedang berpose sebagai model siswa sekolah. Entah bagaimana awalnya kok dia sekarang aktif dilibatkan dalam program kegiatan sekolah. Bahkan sekarang dia sering dipercaya untuk mengedit video-video kegiatan sekolah. Setiap ada kegiatan di sekolah, dia selalu diminta mengambil video kegiatan tersebut dan diberi tugas untuk proses editingnya.
Sejak SMP anak lanang memang terlihat menonjol dalam kemampuan mengedit video. Kemampuan dia dalam mengambil gambar dan mengeditnya memang di atas rata-rata temannya. Pernah kejadian di sekolahnya ada lomba membuat video tentang profil sekolah. Awalnya dia tidak mau ikut lomba editing video tersebut. Tetapi setelah dirayu-rayu maminya, bahkan maminya menemaninya dalam proses syuting di sekolah, akhirnya dia mau ikut dan karena kurang berminat maka ia mengedit videonya asal-asalan.
Tidak disangka, ketika hasil penilaian lomba video profil sekolah diumumkan, ternyata dia mendapat juara tiga. Video yang diedit asal-asalan saja ternyata dapat juara. Seandainya kalau dari awal dia serius membuat video profil sekolahnya, mungkin saja dia bisa dapat juara satu. Dia dan maminya (mewakili orang tua siswa) diundang ke sekolah untuk menerima piagam penghargaan dan hadiah uang dari bapak kepala sekolah. Kami orang tuanya ikut senang dan bangga dengan capaian prestasinya. Anak lanang kami sudah mulai menunjukkan skill dan kompetensinya di bidang editing video.
Ketika pengambilan hadiah lomba, gurunya yang menjadi juri lomba mengatakan bahwa anak lanang memiliki cara khusus dalam pengaturan sudut pengambilan gambar yang unik dan berbeda dengan peserta lain sehingga video hasil buatannya lebih menarik. Mendengar penjelasan guru tersebut, kami kemudian bertanya ke anak lanang dari mana ia belajar keterampilan mengambil gambar dan mengedit video. Dia menjawab bahwa ia belajar dari YouTube.
Kembali ke tentang foto anak lanang mengaji di Instagram sekolah. Belum lama ini sekolah anak lanang melaunching program pendidikan karakter yang diberi nama "Maghrib Mengaji". Setiap bakda sholat Maghrib siswa diprogramkan untuk membaca Al-Qur'an. Berkaitan dengan program baru sekolah tersebut, ternyata aktivitas membaca Al-Qur'an setiap bakda Maghrib sudah rutin dilakukan anak lanang. Ya, membaca Al-Qur'an setiap bakda Maghrib merupakan aktivitas rutin di keluarga kami.
Kebiasaan membaca Al-Qur'an sebenarnya adalah aktivitas di keluarga saya dulu. Setiap habis sholat Maghrib, kami semua membaca Al-Qur'an sendiri-sendiri. Bahkan dulu karena begitu semangatnya membaca Al-Qur'an, saya dan adik berlomba banyak-banyakan membaca Al-Qur'an sehingga banyak-banyakan khatam. Waktu itu, saya begitu menikmati aktivitas membaca Al-Qur'an setiap bakda Maghrib dan bakda Subuh.
Setelah saya menikah, kebiasaan membaca Al-Qur'an setiap bakda Maghrib saya terapkan dalam kehidupan keluarga baru saya. Saya mengajak istri untuk membiasakan membaca Al-Qur'an setiap bakda Maghrib. Setelah anak lanang lahir, kebiasaan baik tersebut terus kami lakukan sehingga anak lanang waktu kecil terbiasa melihat papi maminya membaca Al-Qur'an setiap bakda Maghrib. Anak lanang yang masih balita kami berikan Al-Qur'an kecil sehingga dia ikut-ikutan menirukan membaca Al-Qur'an dengan bahasa anak balita. Setelah anak lanang semakin besar dan sudah bisa membaca Al-Qur'an sendiri, maka setiap bakda Maghrib kami bertiga membaca Al-Qur'an sendiri-sendiri di ruang yang sama. Begitu juga ketika putri kecil kami ada dalam kehidupan keluarga, ia juga kami biasakan melihat keluarganya membaca Al-Qur'an.
Aktivitas rutin membaca Al-Qur'an yang biasa kami lakukan di keluarga ternyata sejalan dengan program pendidikan karakter di sekolah anak lanang. Kebiasaan baik yang kami programkan dalam pendidikan karakter religius dalam keluarga ternyata bersinergi dengan program pendidikan karakter di sekolah anak lanang. Karena sudah bukan hal yang baru, maka program Maghrib Mengaji mudah dilakukan anak lanang.
Sebagai bentuk monitoring terlaksananya program, setiap hari kami melaporkan kepada sekolah melalui wali kelas bahwa anak lanang sudah membaca Al-Qur'an dengan mengirimkan bukti foto. Salah satu bukti foto anak lanang sedang membaca Al-Qur'an adalah foto yang diposting di akun Instagram sekolah.
Tradisi membaca Al-Qur'an setiap bakda Maghrib yang diwariskan orang tua saya yang kemudian saya wariskan ke anak-anak semoga juga akan mereka wariskan ke anak-anak mereka kelak. Aktivitas sederhana yang jika dibiasakan akhirnya menjadi aktivitas rutin yang tidak terasa berat. Semoga tradisi membaca Al-Qur'an setiap bakda Maghrib ini dapat menjadi amal jariyah kebaikan bagi almarhum almarhumah bapak ibu. Amin. []
Gumpang Baru, 21 Januari 2023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar