Powered By Blogger

Kamis, 11 Desember 2025

URGENSI PENDIDIKAN KELUARGA

Catatan Inspirasi (125)


URGENSI PENDIDIKAN KELUARGA

Oleh:
Dr. Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc.




Setiap orang tua pasti menginginkan anak keturunan mereka menjadi sosok pribadi yang kuat, tangguh, dan sukses. Tidak ada orang tua yang ingin anak-anaknya menjadi lemah dan tidak mandiri. Oleh karena itu, setiap orang tua akan berusaha mendidik anak-anaknya menjadi siap menghadapi kehidupan masa depan.

Anak adalah amanah, demikian yang saya pahami. Anak bukanlah investasi orang tua yang kelak dapat dipanen hasilnya. Anak adalah makhluk Tuhan dengan segala potensi diri dan keistimewaannya. Anak akan tumbuh dan berkembang sesuai blueprint yang ditetapkan Tuhannya. Orang tua tidak berhak mengubah blueprint yang sudah tertanam dalam diri anaknya hanya karena merasa punya wewenang atas kehidupan anaknya.

Orang tua adalah orang yang dipilih Tuhan untuk menjadi tangan kanan-Nya untuk merawat, memelihara, melindungi dan mendidik anak-anak yang dititipkan-Nya. Tuhan telah membekali setiap anak yang dititipkan ke orang tua dengan bekal potensi diri yang masih tersembunyi dalam diri mereka.

Anak-anak belum mampu mengenali bekal potensi diri mereka. Anak-anak memerlukan bantuan orang dewasa dan lingkungan sekitarnya untuk membantunya mengenali potensi dirinya dan mengembangkannya. Anak-anak memerlukan lingkungan yang kondusif bagi proses belajarnya mengungkap potensi dirinya. Maka tugas orang tua lah untuk menyediakan lingkungan yang tepat dan memfasilitasi anak-anak tumbuh berkembang dengan optimal.

Orang tua yang baik adalah orang tua yang mampu memfasilitasi proses tumbuh kembang anak-anaknya dengan baik. Orang tua yang hebat adalah orang tua yang mampu memotivasi anak-anak mereka tumbuh dan berkembang secara maksimal. Orang tua yang sukses adalah orang tua yang mampu menginspirasi anak-anak mereka mengembangkan potensi dirinya dengan maksimal.

Orang tua memang menjadi contoh tauladan bagi anak-anaknya. Tetapi anak-anak tidak harus sama dengan orang tuanya. Yang terpenting adalah mereka dapat menjadi diri mereka sendiri dan mampu mengembangkan potensi dirinya secara maksimal. Karena setiap anak adalah istimewa dan unik.

Orang tua adalah guru kehidupan pertama bagi anak-anaknya. Anak-anak adalah cerminan dari orang tuanya. Kesuksesan anak adalah kesuksesan orang tua. Kegagalan anak adalah kegagalan orang tua. Hasil didikan orang tua dalam kehidupan anak akan terlihat dari bagaimana kehidupan anak-anak kelak. Oleh karena itu, sudah seharusnya setiap orang tua memberikan lingkungan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya agar mereka dapat mengenali Tuhannya dan mengenali potensi diri mereka sendiri. []


Gumpang Baru, 09 Desember 2025

Selasa, 09 Desember 2025

KISAH PERJALANANKU MENJADI PENULIS BUKU

 Catatan Inspirasi (120)


KISAH PERJALANANKU MENJADI PENULIS BUKU

Oleh:
Dr. Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc.




Sudah sejak lama saya memiliki mimpi atau keinginan untuk menulis dan menghasilkan karya-karya tulis dalam bentuk buku. Untuk mewujudkan mimpi-mimpi tersebut, saya mulai mendalami ketrampilan menulis melalui mengikuti berbagai pelatihan seperti pelatihan penulisan karya ilmiah, pelatihan penulisan buku pelajaran, dan pelatihan jurnalistik.

Di samping mengikuti berbagai pelatihan menulis, saya juga mengikuti berbagai seminar ilmiah dalam rangka memperluas wawasan keilmuan saya sebagai bekal nanti untuk menulis. Awalnya hobi menulis ini saya salurkan melalui menulis karya ilmiah dan mengikuti berbagai lomba karya tulis ilmiah saat menempuh pendidikan tingkat sarjana. Beberapa sertifikat dan penghargaan lomba karya tulis telah saya peroleh selama menjadi mahasiswa. Setelah itu, saya melanjutkan hobi saya tersebut untuk mencoba menghasilkan karya tulis dalam bentuk buku.

Kesempatan menulis buku pertama kali datang saat saya menjadi guru kimia SMA. Waktu itu saya bersama beberapa calon penulis buku diundang dalam satu pertemuan untuk menulis buku pelajaran. Pertemuan tersebut diinisiasi oleh salah satu penerbit buku pelajaran di kota Solo. Tetapi sayang waktu itu saya tidak dapat menyelesaikan target menulis buku pelajaran kimia untuk SMA/MA karena masih minimnya bekal dan pengalaman menulis buku. Di samping itu juga faktor kesibukan yang membuat saya tidak bisa konsentrasi menyelesaikan naskah buku pelajaran tersebut.

Kesempatan menulis buku berikutnya datang dalam bentuk tawaran menulis LKS mata pelajaran kimia oleh salah satu penerbit buku pelajaran di kota Solo. Alhamdulillah kesempatan kedua ini terealisasi dan jadilah satu naskah LKS mata pelajaran kimia.

Sewaktu menulis LKS tersebut, saya melakukannya dengan serius dan menuangkan segala kreativitas saya dalam tulisan. Ketika mengumpulkan draft naskah LKS ke koordinator penulis, saya baru mengetahui kalau ternyata penulis lain ada yang hanya bermodalkan "tingpel" alias gunting dan tempel dari naskah LKS orang lain. Dalam hati saya kurang "sreg" dengan pola penulisan "tingpel" tersebut.

Kesempatan menulis buku berikutnya datang dari salah satu penerbit buku pelajaran di kota Solo. Bersama teman-teman dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNS, kami tim berlima menulis buku pelajaran kimia untuk SMA/MA kelas X, XI, dan XII. Di kemudian hari ketiga buku kimia tersebut dibeli hak ciptanya oleh Kementerian Pendidikan Nasional RI dan diterbitkan dalam bentuk Buku Sekolah Elektronik (BSE).

Kesempatan menulis buku berikutnya datang dari Kementerian Agama RI melalui lomba penulisan buku pelajaran MIPA melalui program STEP-2 (Science Technology Equity Program-2). Saya bersama seorang teman kuliah S2 di UGM (waktu itu saya sedang tugas belajar menempuh studi lanjut S2 di Jurusan Kimia FMIPA UGM) yaitu Irwan Nugraha (sekarang: Dr. rer.nat. Irwan Nugraha, M.Sc.) menulis buku pelajaran kimia untuk MA/SMA dan diikutkan dalam lomba penulisan buku pelajaran MIPA yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI. Alhamdulillah buku kita mendapat juara 1 Nasional bidang Kimia dan diterbitkan oleh Kementerian Agama RI.

Kesempatan menerbitkan buku datang kembali ketika Kementerian Agama RI akan menerbitkan buku para pemenang lomba dalam skala lebih besar untuk didistribusikan ke seluruh MA di Indonesia yang berada di bawah program STEP-2.
Program penerbitan buku pelajaran pemenang lomba yang memiliki keunikan atau ciri "religius" yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI tersebut ternyata berbenturan dengan Kementerian Pendidikan Nasional RI yang mengadakan program penilaian kelayakan buku pelajaran. Kalau buku pelajaran para pemenang lomba yang memiliki keunikan atau ciri "religius" tersebut diikutkan penilaian kelayakan buku pelajaran oleh Kemdiknas RI, maka ciri "religius" pada buku tersebut pasti harus dihilangkan karena instrumen penilaian kelayakan buku pelajaran di Kemdiknas RI tidak mengakomodir ciri "religius" tersebut.

Sebagai solusi atas permasalahan tersebut, akhirnya Kementerian Agama RI memutuskan bahwa buku pelajaran para pemenang lomba harus diubah formatnya dari buku pelajaran menjadi buku referensi agar ciri khas "religius" dalam buku tersebut tetap dapat dipertahankan.

Akhirnya setelah melalui proses tender yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI melalui proyek pengadaan buku pelajaran untuk MA dan melibatkan banyak penerbit buku nasional, buku kimia kami diterbitkan oleh salah satu penerbit buku di Yogyakarta. Selama proses penerbitan, kami berdua merevisi dan mengubah format buku kimia kami dari format buku pelajaran menjadi buku referensi.

Kesempatan menulis buku berikutnya datang ketika Kementerian Pendidikan Nasional RI melalui Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) mengadakan sayembara penulisan buku pengayaan. Alhamdulillah saya dapat merampungkan satu naskah buku pengayaan untuk SMK. Buku tersebut di kemudian hari akhirnya saya terbitkan ke salah satu penerbit buku di kota Malang.

Kesempatan menulis buku berikutnya datang ketika FKIP UNS melalui Learning Resources Center (LRC) mengadakan seleksi Hibah Insentif Penulisan Buku Ajar. Alhamdulillah saya mendapat hibah tersebut dan dapat menyelesaikan satu naskah buku ajar untuk pembelajaran mata kuliah yang saya ampu. Di kemudian hari, naskah buku ajar tersebut saya terbitkan di salah satu penerbit buku di kota Yogyakarta.

Setelah itu, saya terus berusaha aktif berlatih menulis buku. Untuk menjaga motivasi menulis dan belajar cara menulis kepada para penulis yang lebih senior, saya juga aktif bergabung di beberapa komunitas penulis. Alhamdulillah dari upaya menjaga spirit menulis tersebut, hingga saat ini saya telah mampu menulis buku sebanyak 125 judul, baik berupa buku penulis tunggal maupun buku-buku karya kolaborasi dengan penulis dan akademisi lain. Saya juga telah tersertifikasi oleh BNSP sebagai penulis buku non fiksi dan memiliki 49 sertifikat hak cipta dari Kemenkumham RI.

Demikian kisah perjalanan saya dalam menekuni aktivitas menulis buku. Semoga bermanfaat. Salam literasi. []

JUARA 1 LOMBA OLIMPIADE MATEMATIKA

Catatan Inspirasi (123)


JUARA 1 LOMBA OLIMPIADE MATEMATIKA

Oleh:
Dr. Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc.




Hari ini Sabtu tanggal 6 Desember 2025 sehabis putri kecil kami yang bernama Aisyah Izzatunnisa Putri Nugroho atau biasa dipanggil Icha pulang sekolah, kami mengantar dia ke Assalam Hypermarket untuk mengikuti lomba olimpiade Matematika.

Sudah seminggu ini di kecil Icha ingin ikut lomba Matematika. Karena kesibukan di kampus, hari Jumat istri mengingatkan kembali untuk mendaftarkan si kecil Icha ikut lomba Matematika di Assalam Hypermarket.

Akhirnya di Jumat siang setelah selesai mengajar, saya mendaftarkan si kecil Icha ikut lomba Matematika tersebut dengan menghubungi nomor panitia lomba.

Pulang dari kampus, sampai di rumah si kecil Icha langsung bertanya apakah sudah didaftarkan ikut lomba Matematika besok Sabtu. Setelah saya jawab sudah, dia tampak senang sekali. Si kecil Icha memang terlihat semangat sekali untuk mengikuti lomba olimpiade matematika tersebut.

Setelah proses lomba matematika selesai, beberapa waktu kemudian panitia lomba mengumumkan hasil lomba. Alhamdulillah si kecil Icha mendapatkan medali dan piala juara 1. Selamat ya dek Icha !

URGENSI TUJUAN KELUARGA

Catatan Inspirasi (124)


URGENSI TUJUAN KELUARGA

Oleh:
Dr. Agung Nugroho Catur Saputro, M.Sc.




Setiap manusia yang terlahir ke dunia ini merupakan makhluk sosial. Manusia dalam kehidupannya membutuhkan interaksi dengan sesamanya. Manusia membutuhkan bantuan manusia lain. Hal itu dikarenakan manusia adalah makhluk yang memiliki kelemahan, sekaligus juga memiliki kelebihan. Inilah keunikan dari manusia.

Setiap orang adalah unik dan istimewa. Setiap orang memiliki kelemahan sekaligus juga memiliki kelebihan. Kelemahan yang dimiliki seseorang akan dilengkapi dengan kelebihan orang lain. Demikian pula kelebihan seseorang juga akan menjadi solusi atas kekurangan atau kelemahan orang lain. Demikianlah Tuhan menjaga keseimbangan kehidupan manusia di dunia ini.

Tuhan tidak menciptakan manusia super yang tanpa kelemahan sedikitpun sehingga bisa memenuhi segala kebutuhan hidupnya sendiri. Tetapi Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang lemah sehingga membutuhkan bantuan manusia lain. Dengan fitrah manusia yang lemah tersebut, mendorong manusia untuk berinteraksi dengan manusia yang lain. Dengan demikian, dalam kehidupan di dunia ini manusia saling membutuhkan satu sama lain.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia saling berinteraksi dan membentuk komunitas atau kelompok. Dengan membentuk kelompok, manusia lebih mudah dalam berinteraksi dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Di dalam kelompok yang memiliki tujuan dan visi-misi yang sama, anggota kelompok saling membantu satu sama lain.

Keluarga adalah tipe kelompok sosial yang paling kecil. Keluarga memiliki tujuan dan visi misi yang satu. Semua anggota keluarga harus mendukung ketercapaian visi misi keluarga. Anggota keluarga membantu satu sama lain untuk mewujudkan tujuan keluarga. Tujuan keluarga termanifestasi menjadi tujuan setiap anggota keluarga.

Sebagai misal, sebuah keluarga memiliki visi misi membentuk keluarga yang sukses. Maka orang tua akan berusaha menyiapkan anak-anak mereka bisa menjadi orang sukses dengan menyediakan lingkungan keluarga yang kondusif dan mendukung anak-anak mereka tumbuh berkembang menjadi orang sukses.

Upaya orang tua untuk mewujudkan visi misi keluarga perlu didukung oleh anak-anak. Jika anak-anak mendukung visi misi keluarga dengan berusaha mewujudkan ketercapaian visi misi keluarganya, maka tujuan dirinya dan tujuan keluarganya dapat terwujud. Sebaliknya jika anak tidak mendukung tercapainya visi misi keluarga dengan tidak berusaha menjadi orang sukses, maka tujuan keluarganya tidak dapat tercapai dan dia sendiri akan menjadi orang yang gagal dalam kehidupannya.

Demikianlah idealnya dalam sebuah keluarga. Sebuah keluarga harus memiliki visi misi jangka panjang yang dirumuskan bersama. Setiap anggota keluarga harus mempunyai rasa memiliki dan kepedulian terhadap visi misi keluarga. Orang tua harus peduli dengan masa depan anak-anaknya. Anak-anak harus mendukung visi misi jangka panjang keluarganya untuk masa depan mereka yang telah dirumuskan oleh orang tuanya. Dengan saling mendukung dan bahu membahu antara orang tua dan anak-anak, maka tujuan besar keluarga akan dapat tercapai dengan gemilang. InsyaAllah. []


Gumpang Baru, 07 Desember 2025

Postingan Populer