Powered By Blogger

Kamis, 12 Januari 2023

SKILL DAN PENGALAMAN TIDAK MEMBOHONGI HASIL

 

Sumber Gambar: https://www.centranum.com/resources/competency-management/competence-and-competency/

SKILL DAN PENGALAMAN TIDAK MEMBOHONGI HASIL

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Hari Senin kemarin adalah jadwal saya untuk kontrol ke dokter bedah digestif pasca operasi Fistula Ani kedua. Ada perasaan takut dan khawatir jika nanti ada tindakan medis dari dokter karena pasti terasa sakit. Saya sangat berharap nanti tidak ada tindakan medis dari dokter, cukup mengevaluasi hasil laporan perkembangan luka operasi yang dikirimkan perawat setiap harinya. Pada operasi Fistula yang kedua ini luka sayatan lebih lebar dan dalam, serta lebih rumit karena terhubung langsung dengan lubang anus. Sama seperti operasi sebelumnya, luka operasi kali ini juga dibuat luka terbuka tanpa dijahit. Selain dibuat rongga luka (daging dikerok) di tempat tumbuhnya Fistula, juga ada saluran Fistula yang terhubung ke saluran anus. Oleh dokter bedah digestif, saluran Fistula dibuka dengan cara dibuat sayatan yang terhubung antara rongga luka dengan lubang anus. Jadi permukaan lubang anus disobek memanjang menuju cekungan rongga luka.

Cekungan rongga luka dan luka sobekan memanjang ke lubang anus diisi kasa steril (tampon) hingga ujung kasa masuk ke lubang anus dan setiap hari diganti. Proses penggantian kasa tampon tersebut menimbulkan rasa sakit yang menyayat. Setiap perawat membersihkan luka operasi dan memasukkan kasa tampon ke dalam lubang luka, saya memegang erat tangan istri dengan sangat kuat sekuat saya berjuang menahan rasa sakit yang datang menyerang. Tubuh saya tegang dan nafas tertahan untuk melawan rasa sakit. Selesai proses penggantian kasa tampon, saya langsung mengucap alhamdulilah, rasanya plong seperti terbebas dari beban yang sangat berat, nafas terengah-engah bagaikan habis berlari cepat, dan badan terasa lemas kehabisan energi.

Selain kerumitan penanganan luka operasi saat penggantian kasa tampon, muncul kerepotan lain yaitu waktu BAB. Karena permukaan luar lubang anus disayat/sobek menjadi luka terbuka, maka setiap kali BAB luka sayatan tersebut otomatis terbuka karena kontraksi otot-otot lubang anus dan menimbulkan rasa sakit setelahnya. Selain ketakutan rasa sakit setiap mau BAB, juga muncul kekhawatiran jika kotoran BAB sampai masuk ke lubang luka karena bisa menimbulkan infeksi pada luka tersebut. Pada saat latihan BAB pertama pasca operasi, ada sedikit kotoran yang masuk ke lubang luka dan saat dibersihkan terasa sangat sakit. Inilah kerumitan dan kerepotan yang saya alami selama perawatan luka operasi Fistula Ani yang kedua ini. Beratnya perjuangan saya menjalani proses perawatan luka pasca operasi kali ini tidak kalah dengan operasi sebelumnya.

Pengalaman sebelumnya dengan dokter bedah yang mengoperasi pertama, setiap kali kontrol (seminggu sekali) pasti ada tindakan medis dari dokter dan terasa sangat sakit, lebih sakit dari tindakan medis oleh perawat yang setiap hari merawat. Setiap datang jadwal waktunya kontrol dokter, muncul trauma bayangan rasa sakit dan mental down. Begitulah rasa ketakutan yang saya alami setiap kontrol ke dokter RS.

Hari itu lumayan cukup lama menunggu dokter datang, biasanya dokternya datang pagi. Tetapi hari itu tumben agak lama datangnya. Menurut informasi dari perawat poli bedah, dokter sedang melakukan operasi, sebentar lagi datang. Saya pun menunggu kedatangan dokter dengan perasaan tegang dan ketakutan membayangkan jika nanti ada tindakan medis dari dokter.

Ketika melihat dokter datang, perasaan ketakutan dan bayangan rasa sakit karena tindakan medis semakin terasa muncul. Harapan agar tidak ada tindakan medis dokter saya baca terus-menerus dalam hati. Ketika nama saya dipanggil, rasa deg-degan dan ketakutan semakin merasuki jiwa saya.

Memasuki ruang poli bedah, saya menyapa, "Selamat pagi dok". Kemudian pelan-pelan saya duduk di kursi dengan terlebih dahulu istri meletakkan bantal empuk di atas kursi. Oh ya, setiap kontrol ke dokter RS saya selalu membawa bantal empuk sendiri untuk mengurangi rasa sakit dan membuat lebih nyaman saat duduk menunggu dokter, walaupun tetap masih terasa sakit. Setelah bantal sudah diletakkan di atas kursi, saya pun pelan-pelan duduk dengan posisi agak miring ke kanan untuk mengurangi rasa sakit. Melihat posisi duduk saya agak miring, dokter pun bertanya, "Mengapa duduknya miring gitu pak?" Sayapun menjawab, "Agak sakit dok". Dokter pun tersenyum dan beberapa saat kemudian mempersilakan saya untuk berbaring di bed tindakan. Seketika hati saya berdebar kencang karena berarti akan ada tindakan medis oleh dokter pada luka operasi saya.

Setelah berbaring di bed dengan posisi badan sesuai arahan dokter, saya segera mengambil nafas panjang, mata terpejam, dan tangan menggenggam erat bantal untuk persiapan menahan rasa sakit. Saat dokter mau memasukkan kasa tampon ke rongga luka, beliau berkata, "Maaf nggih pak, sedikit sakit". Saya pun segera bersiap-siap menahan rasa sakit yang segera datang dengan menggenggam bantal sekuat-kuatnya dan mengambil nafas panjang. Saya kaget dan tubuh saya terhentak cukup keras saat tiba-tiba muncul rasa yang sangat sakit. Tetapi anehnya, rasa sakit tersebut berlangsung tidak terlalu lama dan kemudian terdengar dokter berkata, "Sudah selesai pak". Saya agak heran, mengapa tindakan dokter mengganti kasa tampon bisa sesingkat itu, sangat berbeda dengan tindakan perawat yang biasanya cukup lama sehingga rasa sakit juga lebih lama terasa.

Dari kejadian tersebut, saya mengambil pelajaran bahwa skill yang mumpuni dan pengalaman yang lama dari dokter bedah digestif yang terbilang senior tersebut memang tidak membohongi hasil. Tindakan medis yang dilakukannya cepat, cekatan dan minim sakit. Beliau benar-benar terampil dan cekatan dalam melakukan tindakan medis dan sangat memahami kondisi pasien. Beliau ramah, sopan dan berusaha membuat pasien minim merasakan sakit.

Demikianlah. Semakin ahli, kompeten, dan berpengalaman seseorang di bidang keahliannya, maka produk yang dihasilkan atau tindakan yang dilakukan yang merepresentasikan kompetensinya akan berkualitas tinggi. Gelar yang tinggi tanpa didukung keahlian yang mumpuni dan jam terbang yang tinggi (pengalaman lama) tidak akan menghasilkan kualitas tinggi. []

 

Gumpang Baru, 11 Januari 2023

Postingan Populer