Powered By Blogger

Kamis, 08 Juni 2023

SEMANGAT IKHTIAR MENJEMPUT KESEMBUHAN

 


SEMANGAT IKHTIAR MENJEMPUT KESEMBUHAN

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro




Di kehidupan ini setiap orang pasti memiliki masalah. Masalah yang dihadapi masing-masing orang bisa berbeda-beda, baik jenis maupun beratnya masalah. Salah satu masalah kehidupan adalah sakit.


Sakit merupakan pertanda tubuh sedang tidak baik. Sakit bisa dikatakan sebagai peringatan dari Allah Swt agar seseorang berintrospeksi diri terhadap kehidupan yang dijalaninya. Sakit bisa menjadi cobaan dan bisa juga menjadi ujian seseorang, tergantung kondisi kehidupan yang dijalaninya. 


Ketika seseorang mendapatkan ujian sakit, kewajibannya untuk berikhtiar mencari kesembuhan. Sakit itu datangnya dari Allah Swt dan Allah Swt pasti menyiapkan obatnya. Maka orang tersebut harus berikhtiar mencari obat  untuk penyakit yang dideritanya. 


Penyakit fisik jasmani obatnya melalui pengobatan secara fisik, yaitu melalui pengobatan medis atau pengobatan alternatif melalui mengkonsumsi obat-obatan ataupun herbal. Sedangkan penyakit psikis (rohani) obatnya secara psikis, yaitu melalui pengobatan yang melibatkan upaya penyadaran diri dan pembersihan jiwa (tazkiyatun nafs) . 


Tetapi terkadang ada orang yang sakit psikis kemudian berdampak ke sakit fisik. Gejala sakit yang terlihat adalah sakit fisik. Terhadap orang yang sakit seperti ini, pengobatan secara fisik (medis) sering kurang berhasil karena sumber penyebab sakitnya bukan sakit fisik. Perlu  ada upaya mengungkap akar penyebab sakitnya. Pasien seperti ini perlu pendampingan dari seorang ahli kejiwaan (psikolog) ataupun ahli spiritual. 


Sakit harus diobati, jangan dibiarkan. Jangan pernah menganggap remeh suatu penyakit. Jangan pernah mengabaikan suatu penyakit yang dianggap ringan hanya karena kurang berbahaya. Mengapa? Karena boleh jadi penyakit yang dikira ringan tersebut jika dibiarkan terlalu lama bisa menjadi berbahaya. 


Salah satu jenis penyakit yang dianggap ringan adalah fistel perianal atau Fistula Ani. Penyakit Fistula Ani sekilas hanya seperti penyakit bisul biasa, tetapi letak bisulnya di area sekitar anal (anus). Bagi orang yang belum pernah menderita penyakit ini pasti menganggap penyakit ringan karena dianggap penyakit bisul biasa. Tetapi bagi orang yang sudah merasakan sendiri penyakit ini, pasti akan merasakan stress dan bingung bagaimana cara mengobatinya. 


Penyakit Fistula Ani merupakan jenis penyakit yang sulit penyembuhannya. Penyakit ini masih kategori penyakit langka. Penyakit ini hanya bisa disembuhkan melalui operasi oleh dokter bedah yang ahli. Walaupun telah dioperasi, seringkali penyakit ini bisa kambuh lagi. Sudah banyak orang penderita Fistula Ani yang akhirnya bisa sembuh setelah melalui operasi beberapa kali. Bahkan ada yang sampai operasi 10 kali tetap belum sembuh juga. Inilah rumitnya penyakit Fistula Ani ini, yaitu susah disembuhkan dan mudah sekali kambuh.


Saya sendiri pernah menderita penyakit Fistula Ani selama tujuh tahun. Awal mula saya tahu jenis penyakit ini adalah ketika saya periksa ke RS dan ditangani langsung oleh dokter bedah. Dokter bedah RS yang memeriksa saya memberitahukan bahwa saya menderita penyakit Fistula Ani atau Fistel Perianal. Untuk menyembuhkan penyakit Fistula Ani harus melalui operasi pembedahan dengan bentuk luka terbuka (tidak dijahit). 


Mendengar penjelasan dokter bedah tersebut, saya merasa ngeri membayangkan proses operasi dan perawatan lukanya. Karena saat itu fasilitas RS belum mendukung untuk proses operasi, maka dokter bedah hanya melakukan operasi minor pada luka Fistula Ani saya, yaitu luka bisul hanya dibuka (disayat) untuk mengeluarkan nanah dan kotoran di dalam bisul. 


Sejak tindakan operasi bedah minor tersebut, luka saya tidak lama kemudian menutup dan mulailah drama kesakitan setiap hari selama 7 tahunan. Setiap hari luka Fistula Ani saya meradang dengan rasa sakit seperti ditusuk-tusuk dan disayat-sayat pisau. Setiap detik saya merasakan rasa sakit yang luar biasa. 


Setiap kali penyakit Fistula Ani saya kambuh, saya hanya bisa menangis dan berguling-guling di tempat tidur menahan perihnya rasa sakit yang menyayat-nyayat setiap detiknya. Rasa sakit tersebut akan hilang manakala bisul sudah pecah dan mengeluarkan nanah dan darah kotor. Proses kambuhnya penyakit Fistula Ani saya terjadi setiap 1-2 hari sekali dengan frekuensi dan intensitas rasa sakit yang berbeda-beda. 


Bulan Oktober tahun 2022 kemarin, penyakit Fistula Ani saya kambuh cukup parah. Setiap hari saya hanya bisa terbaring di tempat tidur sambil menangis menahan rasa sakit yang menyayat-nyayat. Karena sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakit yang ditimbulkannya,  maka saya memberanikan diri untuk periksa ke dokter bedah di RS. Oleh dokter bedah saya direkomendasikan untuk operasi dengan metode growak.


Bulan November saya akhirnya menjalani operasi Fistula Ani yang pertama. Luka bekas operasi berupa luka terbuka berbentuk rongga. Setiap hari ada perawat RS yang datang ke rumah untuk membersihkan luka dan mengganti isian kasa tampon. Sebulan pasca operasi, ternyata sakit Fistula Ani kambuh kembali. Saya kembali merasakan rasa sakit yang menyayat-nyayat. Saya bahkan pernah dua kali dilarikan ke IGD RS akibat kambuhnya penyakit Fistula Ani.


Ketika kontrol ke dokter bedah, saya dirujuk ke dokter bedah digestif. Setelah kontrol ke dokter bedah digestif, saya kembali menjalani operasi Fistula Ani yang kedua. Saya sempat down dan putus asa atas gagalnya operasi yang pertama. Tetapi setelah dimotivasi dan diyakinkan oleh dokter bedah digestif bahwa penyakit Fistula Ani saya pasti bisa sembuh, akhirnya saya kembali semangat menjalani tindakan operasi kedua. 


Setelah menjalani proses perawatan luka operasi Fistula Ani yang kedua selama dua bulan penuh, Alhamdulillah saya dinyatakan sembuh dari penyakit Fistula Ani. Saya tidak lagi merasakan rasa sakit menyayat-nyayat seperti empat bulan sebelumnya. Saya sangat bersyukur akhirnya saya bisa sembuh dan terbebas dari penderitaan akibat penyakit Fistula Ani. 


Alhamdulillah ikhtiar saya untuk sembuh dengan menjalani proses operasi Fistula Ani yang sangat berat sebanyak dua kali akhirnya membuahkan hasil. Saya benar-benar bersyukur atas nikmat kesembuhan dari siksaan penyakit Fistula Ani yang telah saya derita selama 7 tahun. Saya merasa bagaikan terlahir kembali ke dunia ini.


Belum berapa lama merasakan nikmat sehat tanpa gangguan rasa sakit menyayat-nyayat akibat kambuhnya penyakit Fistula Ani, kembali Allah Swt menguji kesabaran saya dengan memberikan rasa sakit kembali. Tiba-tiba saya merasakan rasa nyeri di pinggang kanan dan urine saya bercampur darah. Sayapun segera memeriksakan diri ke dokter spesialis urologi. Dari hasil tes CT-Scan terkonfirmasi ada endapan batu di ginjal kanan saya. Dokter pun segera menjadwalkan operasi pengambilan batu ginjal. 


Operasi batu ginjal saya yang pertama dilakukan di akhir bulan Maret 2023. Pada operasi yang pertama ini, dokter memasangkan DJ Stent (selang) di ginjal kanan saya untuk membantu aliran urine agar lancar. Setelah operasi yang pertama, hasil CT-Scan ternyata menunjukkan batu masih ada. Maka setelah hari raya Idul Fitri saya kembali menjalani tindakan operasi yang kedua. 


Dua Minggu pasca operasi kedua, kembali hasil CT-scan menunjukkan masih adanya batu di ginjal kanan walau ukurannya sudah lebih kecil. Dokter kembali menjadwalkan saya menjalani tindakan operasi ketiga. Maka pada akhir  bulan Mei 2023 saya kembali menjalani tindakan operasi batu ginjal yang ketiga sekaligus pelepasan DJ Stent yang telah hampir dua bulan terpasang di dalam ginjal kanan saya. 


Selama rentang waktu sejak operasi pertama hingga operasi ketiga, setiap hari saya merasakan rasa sakit, terutama ketika mau buang air kecil dan setelahnya. Muncul perasaan traumatik setiap kali mau buang air kecil karena membayangkan rasa sakit yang akan muncul. Rasa sakit yang saya rasakan setiap hari ini benar-benar mengganggu aktivitas sehari-hari saya. Setiap hari harus minum obat penghilang rasa nyeri untuk mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan. Saya tidak bisa maksimal dalam beraktivitas karena sewaktu-waktu terganggu oleh munculnya rasa sakit di anggota tubuh.  


Setelah menjalani operasi batu ginjal yang ketiga dan pelepasan DJ Stent, saya merasakan badan jauh lebih enak, rasa nyeri di pinggang kanan juga banyak berkurang, dan warna urine sudah tidak merah lagi. Tetapi dua hari pasca operasi, saya sempat mengalami demam tinggi sampai beberapa hari. Setelah tiba waktunya kontrol dokter, dokter memberikan obat untuk mengurangi rasa sakit pasca operasi. Setelah minum obat dari dokter, Alhamdulillah demam dan rasa sakit saya berangsur-angsur berkurang, walau masih ada keluhan efek lain yang masih terasa. 


Ketika kontrol kedua pasca dua minggu setelah operasi ketiga, dokter berkata akan menjadwalkan lagi tes CT-Scan untuk mengetahui apakah batu ginjalnya sudah benar-benar hilang atau belum. Jika nanti hasil CT-Scan menunjukkan masih ada batu di ginjal, maka dokter akan melakukan tindakan operasi lagi dengan metode berbeda. Selama masa pemulihan kesehatan pasca operasi, untuk sementara ini saya menjalani pengobatan rawat jalan dengan tetap mengkonsumsi obat dari dokter. 


Demikianlah ikhtiar saya untuk mencari kesembuhan dari penyakit-penyakit yang saya derita. Saya menyadari bahwa penyakit itu datangnya dari Allah Swt dan obatnya juga pasti dari-Nya. Oleh karena itu, selain berobat ke dokter saya juga tidak pernah berhenti dari berdoa dan memohon kesembuhan pada Allah Swt. Semoga Allah Swt senantiasa mengkaruniakan kepada saya dan keluarga saya nikmat kesehatan dan kebahagiaan. Amin. []


Gumpang Baru, 07 Juni 2023

 

 _______________________________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro, Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Penulis buku Berpikir untuk Pendidikan (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2022), Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2023), dan 90-an buku lainnya.

 


Postingan Populer