Powered By Blogger

Minggu, 03 Desember 2023

KONFLIK PALESTINA-ISRAEL DAN NILAI KEMANUSIAAN

 

Sumber Gambar: https://unair.ac.id/soroti-israel-dan-palestina-pakar-hukum-unair-perang-harus-berdasarkan-distinction-principle/

KONFLIK PALESTINA-ISRAEL DAN NILAI KEMANUSIAAN

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro

 


 

Nilai kemanusiaan di atas segala-segalanya. Apapun alasannya, membunuh manusia tanpa alasan yang dibenarkan adalah pelanggaran hak asasi manusia. Hanya di medan perang saja pembunuhan diperbolehkan. Itupun hanya untuk membunuh tentara musuh yang sangat membahayakan keselamatan diri karena jika tidak membunuh maka akan terbunuh. Di medan perang dilarang membunuh orang-orang yang bukan tentara/prajurit seperti anak-anak, wanita, dan orang-orang lemah.

Dalam peperangan tetap harus memperhatikan hak-hak hidup warga sipil. Warga sipil  yang bukan tentara yang sama sekali tidak berkepentingan dengan peperangan harus dihormati hak hidupnya dan dilindungi keselamatannya. Dalam peperangan dilarang membunuh anak-anak, wanita, dan warga sipil yang bukan tentara atau tidak ikut berperang.

Peperangan bukanlah satu-satunya cara dalam mencapai perdamaian. Masih ada cara damai dalam mewujudkan perdamaian yaitu cara dipomatik melalui perjanjian perdamaian. Dalam penyelesaian konflik antarnegara, sebaiknya opsi perang menjadi pilihan terakhir manakala cara-cara damai lainnya sudah tidak mungkin dilakukan. Tetapi jika masih ada kemungkinan melalui cara damai, maka sebaiknya menghindari opsi perang.

Perang perlu dihindari karena peperangan pasti akan menimbulkan banyak kerugian di kedua belah pihak yang berperang. Pihak yang memenangkan perang maupun pihak yang kalah perang sama-sama akan mengalami kerugian, baik kerugian materiel maupun nonmaterial. Dampak negatif peperangan pasti dirasakan oleh penduduk sipil. Penduduk sipil pasti tidak menginginkan adanya peperangan. Terjadinya peperangan karena nafsu berkuasa dan egoisme para pemimpin yang rakus kekuasaan. Dengan dalih kepentingan rakyat, para pemimpin yang rakus kekuasaan menggunakan kekuatan militer untuk menguasai atau menjajah negara lain.

Terkait isu peperangan, penulis langsung teringat dengan konflik di Palestina. Sudah lama penulis mendengar berita tentang peperangan di wilayah Palestina akibat konflik antara bangsa Palestina dengan bangsa Israel. Israel adalah salah satu dari dua bangsa yang tinggal di Tanah Palestina, yang satu lagi adalah bangsa Palestina. Kedua bangsa itu sudah berpuluh tahun silam, bahkan sejak abad ke-20, tidak pernah rukun. Karena itu, Tanah Palestina adalah wilayah yang tidak pernah sepi dari pergolakan, tidak pernah sepi dari konflik, tidak pernah sepi dari peperangan dan pertumpahan darah. Sungguh sebuah ironi, wilayah yang sering disebut sebagai Tanah Suci itu dari waktu ke waktu berlumuran darah, selalu menjadi tempat pertumpahan darah, dan dari waktu ke waktu selalu mengorbankan anak-anak bangsanya menjadi korban perang yang tidak suci (Kuncahyono, 2008).

Sejak penulis SD tahun 1990an penulis sering melihat berita di TV tentang peperangan antara Israel dan Palestina. Apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya peperangan, ada beragam pendapat. Ada pendapat yang menyatakan bahwa perang Palestina-Israel adalah perang antara agama yaitu perang antara Islam dengan Yahudi. Ada juga yang berpendapat bahwa perang Palestina-Israel adalah murni perang karena perebutan wilayah kekuasaan. Mana yang benar, penulis tidak tahu persis dan penulis juga tidak terlalu memikirkannya. Tetapi yang menjadi fokus pikiran penulis justru adalah tentang bagaimana nasib penduduk sipil di kedua negara yang berperang tersebut yang terdampak oleh peperangan yang telah berlangsung selama puluhan tahun tersebut.

Warga sipil baik di Palestina maupun di Israel pasti terkena dampak dari peperangan yang telah berlangsung puluhan tahun tersebut. Pasti banyak kerugian yang dialami warga sipil. Pasti banyak air mata yang mengalir karena perginya anggota keluarga, saudara, teman, tetangga akibat menjadi korban peperangan. Pasti banyak kerugian material yang ditanggung warga sipil karena hancurnya rumah-rumah dan tempat tinggal mereka serta musnahnya harta benda mereka. Warga sipil tidak memiliki kepentingan dengan peperangan tersebut. Warga sipil hanya menginginkan bisa hidup tenang, tenteram, dan damai tanpa terganggu dengan rasa takut akibat perang.

Sebatas yang penulis ketahui dari hasil membaca-baca berita bahwa telah beberapa kali terjadi upaya perjanjian damai antara Israel dan Palestina. Tetapi akhirnya perjanjian-perjanjian tersebut sering dilanggar oleh kedua negara yang berkonflik yang pada akhirnya terjadi kontak senjata kembali. Penulis mendengar katanya di Palestina ada beberapa partai atau kelompok yang berbeda cara dalam mewujudkan perdamaian dan kemerdekaan negara Palestina. Ada kelompok yang memilih jalan diplomatik dengan perjanjian damai dalam mewujudkan kemerdekaan negaranya, tetapi ada juga kelompok yang tidak mau menempuh jalan damai melainkan memilih jalan melalui peperangan. Ketika kelompok yang pro-perdamaian membuat perjanjian damai dengan negara Israel, kelompok yang pro-peperangan tetap memilih jalan perang dengan tidak mau mengakui hasil perjanjian damai dan tetap melakukan penyerangan sehingga pasukan tentara Israel juga membalas serangan tersebut. Akhirnya perjanjian damai yang disepakati antara kelompok yang pro-perdamaian dengan Israel dilanggar dan perang pun tetap berlangsung.

Sudah puluhan tahun negara Palestina berjuang merebut kemerdekaannya dari penjajahan bangsa Israel dan hingga sekarang belum juga berhasil kemungkinan di samping dipengaruhi kekuatan persenjataan perang yang kalah modern dibandingkan senjata perang Israel, juga mungkin disebabkan oleh tidak adanya persatuan dalam internal bangsa Palestina sendiri. Sebagai penulis jelaskan di paragraph sebelumnya bahwa di dalam Negara Palestina terdiri atas beberapa partai atau kelompok pejuang yang berbeda-beda dalam memilih cara memerdekakan bangsanya. Kelompok-kelompok pejuang tersebut ada yang menempuh jalur diplomatik untuk mengadakan perjanjian damai dan ada kelompok yang menempuh jalur peperangan. Dan kelompok-kelompok pejuang tersebut jalan sendiri-sendiri dalam berjuang, mereka tidak saling bersatu dan berjuang bersama. Hal itu disebabkan karena setiap kelompok punya tujuan sendiri-sendiri alias ingin menjadi penguasa negara Palestina. Hal itu sangat berbeda dengan negara kita (Indonesia) yang bersatu untuk merebut kemerdekaan bangsa Indonesia. Itulah mengapa bangsa Palestina hingga sekarang belum mampu merebut kemerdekaan bangsanya karena mereka tidak mau bersatu dalam menjalankan perjuangannya.

Menurut pandangan penulis faktor penyebab peperangan antara Palestina dan Israel berlangsung lama hingga sekarang ini karena kedua belah pihak sama-sama tidak ada yang mau mengalah. Hal itu dikarenakan masing-masing pihak yang berkonflik memiliki alasan yang kuat untuk tidak mau mengalah. Pihak Palestina tidak mau mengalah karena mereka adalah pemilik Palestina. Palestina adalah negara mereka, maka mereka harus tetap terus berjuang memerdekakan negaranya dari cengkeraman penjajah Israel. Alasan tersebut masuk akal dan sangat wajar. Siapun pasti tidak menginginkan negaranya dijajah oleh negara lain.

Sementara itu, Israel berusaha merebut wilayah Palestina karena menurut mereka tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan Tuhan untuk mereka. Apakah benar atau tidak alasan Israel tersebut, apakah memang benar bahwa Palestiana adalah tanah yang dijanjikan Tuhan untuk mereka atauah itu hanya alasan mengada-ada saja, penulis kurang tahu persis. Walaupun Mahdy Saied Resk Kerisem (2021), orang keturuan Palestina penulis buku “Sejarah dan Keutamaan Masjid Al-Aqsha dan Al-Qquds” mengatakan bahwa Palestina adalah tanah yang dijanjikan Tuhan untuk orang Yahudi (bangsa Israel) hanyalah siasat Israel dan merupakan kebohongan besar hanya untuk alibi seakan-akan tindakan mereka menyerang dan menguasai Palestina adalah benar karena mereka sekadar menjalankan perintah Tuhan mereka.

Apapun alasan yang dibuat oleh kedua negara yang sedang berkonflik tersebut, baik pihak Palestina maupun Israel, seharusnya kepentingan warga sipil untuk hidup damai dan merdeka menjadi perhatian utama kedua belah pihak tersebut. Upaya-upaya jalan perdamaian harus terus dilakukan karena hanya melalui jalan perdamaian sajalah rakyat sipil bisa terhindar dari kekejaman perang. Negara-negara lain di dunia dan badan internasional seperti PBB harus terus mendorong dan menyuarakan perlunya perjanjian damai antara pihak Palestina dan Isarel.

Kemerdekaan negara adalah penting, tetapi mewujudkan kehidupan yang damai dan aman bagi warga negara adalah prioritas utama. Oleh karena itu, untuk mewujudkan kemerdekaan negara tidak harus dengan jalan peperangan. Peperangan hanya akan menyisakan kerugian dan penderitaan. Maka upaya-upaya diplomatik melalui pengupayakan terjadinya perjanjian damai antara negara yang berkonflik merupakan cara alternatif yang aman untuk mewujudkan kemerdekaan.

Penulis berdoa dan berharap semoga konflik antara Palestina dan Israel segera menemukan jalan penyelesaian yang baik agar peperangan yang telah berlangsung puluhan tahun dan menyebabkan penderitaan panjang bagi rakyat kecil segera berhenti. Semoga rakyat negara Palestina yang saat ini dijajah (dikuasai) Israel diberikan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi kekejaman tentara Israel dan terus bersemangat berjuang mewujudkan kemerdekaan negaranya sehingga dapat kembali hidup dengan damai dan aman. Semoga Allah Swt melindungi rakyat Palestina dan memerdekakan negara Palestina. Amin. []

  

Referensi:

Kerisem, M. S. R. (2021). Sejarah & Keutamaan Masjid Al-Aqsha dan Al-Quds. Pustaka Al-Kautsar.

Kuncahyono, T. (2008). Jerusalem: Kesucian, konflik, dan pengadilan akhir. PT. Kompas Media Nusantara.

 

Gumpang Baru, 30 November 2023

 

__________________________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro adalah Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Peraih juara 1 Nasional lomba penulisan buku pelajaran Kimia SMA/MA di Kementerian Agama RI. Penulis Buku Nonfiksi tersertifikasi BNSP yang telah menerbitkan 100+ judul buku dan memiliki 38 sertifikat hak cipta dari Kemenkumham RI. Beliau dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp: 081329023054, email: anc_saputro@yahoo.co.id, dan website: https://sharing-literasi.blogspot.com.

 


 

Postingan Populer