Powered By Blogger

Sabtu, 30 Maret 2024

KEJUTAN MEMBAHAGIAKAN DARI BIDADARI KECIL

 

KEJUTAN MEMBAHAGIAKAN DARI SI KECIL

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro



Ibadah puasa Ramadan merupakan jenis ibadah wajib yang cukup berat dilakukan karena harus mengalami kondisi tubuh yang kurang nyaman, yakni harus menahan rasa lapar dan haus selama seharian penuh. Maka mengajarkan anak mau berlatih mengerjakan puasa tidaklah mudah. Jangankan anak kecil, masih banyak remaja dan orang dewasa yang belum mampu mengerjakan puasa karena beratnya menahan lapar dan haus selama sehari penuh. Karena termasuk ibadah wajib yang berat, maka puasa perlu diajarkan dan dilatihkan ke anak-anak sejak masih kecil agar ketika dewasa mereka sudah terbiasa menjalankan ibadah puasa.

Tahun 2024 ini putri kecil kami memasuki usia enam tahun. Ajaran-ajaran pokok agama Islam sudah kami ajarkan, latihkan, dan biasakan seperti mengerjakan sholat fardhu, sholat sunnah, dan membaca Al-Qur'an. Memasuki usia enam tahun, putri kecil kami sudah rutin mengerjakan sholat fardhu lima waktu dan sholat sunnah rawatib. Setiap bakda Maghrib dia juga sudah rutin membaca Al-Qur'an. Alhamdulillah di usia enam tahun, dia sudah lancar membaca Al-Qur'an. Kami belikan mushaf Al-Qur'an khusus untuk dia. Dia sangat senang memiliki mushaf Al-Qur'an sendiri.

Ramadan tahun ini dia mulai belajar ikut berpuasa. Sekolahnya (TK) membuat program siswa berlatih puasa setengah hari dengan menghilangkan program makan siang selama bulan Ramadan. Si kecil semangat sekali berlatih puasa setengah hari. Dia benar-benar disiplin menjalankan puasa, yakni tidak makan sejak pagi (sahur) hingga Dhuhur dan setelah buka puasa di waktu dhuhur lanjut puasa lagi hingga Maghrib.

Bukti keseriusan si kecil berlatih puasa Ramadan adalah dia benar-benar tidak mau makan dan minum sebelum masuk waktu Dhuhur. Bahkan ketika melihat papinya makan karena harus minum obat dikarenakan masih sakit pasca operasi, dia tidak tertarik untuk ikut makan. Dia paham kalau papinya tidak puasa karena masih sakit. Dia tetap menjalankan puasa walaupun papinya tidak berpuasa. Dia biasa saja ketika melihat papinya makan dan minum saat dia puasa.

Lebih membanggakan lagi bagaimana semangatnya si kecil menjalani puasa adalah ketika maminya juga tidak berpuasa karena sedang berhalangan. Jadi papi dan maminya tidak puasa, tapi dia tetap mau mengerjakan puasa Ramadan. Dia tahu papinya tidak puasa karena sakit dan maminya tidak puasa karena libur sholat. Jadi si kecil dan kakaknya saja yang berpuasa.

Ketika memasuki Minggu kedua bulan Ramadan, tiba-tiba si kecil mengatakan kalau mau puasa penuh sampai Maghrib. Dan benar, dia benar-benar berpuasa penuh seharian sampai waktu buka puasa saat azan Maghrib. Ketika terdengar azan dhuhur berkumandang, saya coba bertanya ke si kecil, "Adek tidak buka puasa?". Lantas dia menjawab, "Tidak, adek kan puasa penuh".

Terkait kejutan puasa penuh yang dilakukan si kecil, saya pernah tanya ke maminya kok adek puasa penuh itu karena mami yang menyuruh atau keinginan dia sendiri. Maminya menjawab kalau tidak pernah menyuruh si kecil puasa penuh, dia sendiri yang tiba-tiba bilang besok mau puasa penuh. Mendengar jawaban maminya, saya sangat bahagia dan bersyukur karena putri kecil kami sudah mau menjalankan puasa Ramadan secara penuh dengan keinginannya sendiri.

Saya jadi teringat waktu kakaknya (anak pertama) dulu mulai belajar puasa Ramadan juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan si kecil, yaitu tiba-tiba bilang kalau besok mau puasa penuh. Jadi kakak dan adek sama-sama menunjukkan perilaku yang sama, yaitu sama-sama menjalankan puasa penuh dengan keinginannya sendiri. Bedanya kalau kakaknya dulu mulai mengerjakan puasa penuh ketika sekolah SD kelas 1, sedangkan adeknya lebih awal yakni menjalankan puasa penuh saat sekolah TK B.

Apa yang diperlihatkan anak-anak tersebut merupakan kebahagian tersendiri bagi kami sebagai orang tua. Kami sangat bersyukur kepada Allah SWT karena diberikan kemudahan dalam mengajarkan ajaran agama Islam ke anak-anak ketika mereka masih kecil. Terkadang kami terkejut dengan kemajuan yang ditunjukkan anak-anak ketika mereka dengan mudahnya menjalankan ibadah seperti sholat, membaca Al-Qur'an, dan puasa Ramadan.

Kami percaya bahwa apa yang dilakukan anak-anak dalam menjalankan ibadah karena pertolongan Allah SWT semata. Kalau bukan karena pertolongan dan kehendak Allah SWT, tidak mungkin anak-anak kami bisa begitu mudahnya mereka menjalankan ibadah wajib. Kami yakin Allah SWT yang menggerakkan hati anak-anak kami sehingga mereka berinisiatif sendiri mengerjakan ibadah wajib dan sunnah dan rutin menjalankannya tanpa rasa mengeluh atau capek. Oleh karena itulah, kami sangat bersyukur kepada Allah SWT atas karunia nikmat yang luar biasa ini, yakni diberikan anak-anak yang shalih dan shalihah yang ikhlas menjalankan ibadah. []


Gumpang Baru, 21 Maret 2024.

Postingan Populer