Powered By Blogger

Sabtu, 25 April 2020

MEMAKNAI BASMALAH


Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro



Basmalah adalah kata atau istilah yang merujuk pada bacaan "Bismillahirrahmanirrahim". Dalam kitab tafsir Al-Mishbah, Prof. Dr. M. Quraish Shihab menerjemahkan bacaan "Bismillahirrahmanirrahim" dengan kalimat "Dengan nama Allah yang Rahman lagi Rahim".

Berkaitan dengan kata basmalah, Prof Dr. Quraish Shihab menuliskan bahwa Allah memulai kitab-Nya dengan Basmalah, dan memerintahkan Nabi-Nya sejak dini pada wahyu pertama untuk melakukan pembacaan dan semua aktivitas dengan nama Allah, "Iqra' Bismi Rabbika". Maka tidak keliru jika dikatakan bahwa Basmalah merupakan pesan pertama Allah kepada manusia; pesan agar manusia memulai setiap aktivitasnya dengan nama Allah (M. Quraish Shihab, 2002 :14).

Pesan Allah kepada manusia agar selalu memulai segala aktivitas dengan nama Allah bisa dimaknai bahwa Allah menghendaki agar manusia berperilaku sesuai yang dikehendaki Allah. Menyebut nama Allah di awal setiap aktivitas mengandung makna bentuk ketundukan dan kepatuhan makhluk pada sang Khalik. Menyebut nama Allah mengandung makna pengakuan akan ke-khalik-an Allah Swt.

Allah memberi pesan kepada manusia agar selalu mengawali segala aktivitas dengan menyebut nama Allah menunjukkan bahwa manusia memiliki keistimewaan di hadapan Allah dibandingkan makhluk-makhluk lain. Keistimewaan yang dimiliki manusia tersebut bisa terwujud karena atas ke-Mahapemurah-an Allah.

Allah mengistimewakan manusia menunjukkan manusia memiliki derajat yang lebih tinggi dibanding makhluk lain. Pesan pada wahyu pertama tersebut juga menunjukkan bawa Allah sangat sayang pada manusia. Tidak mungkin Allah meminta manusia selalu menyebut nama-Nya jika DIA tidak mencintai manusia. Karena sangat sayangnya pada manusia, maka Allah sangat suka jika nama-Nya disebut-sebut umat manusia.

Pengetahuan tentang keistimewaan manusia yang digali dari memaknai bacaan "Bismillahirrahmanirrahim" harus diiringi upaya untuk mewujudkannya. Setiap tarikan dan hembusan nafas diri harus diniatkan karena Allah ta'ala. Hidup dan mati semua makhluk  karena ketetapan Allah. Basmalah harus bisa menjadi ruh atas seluruh tindakan dan pikiran kita. Hanya dengan cara demikianlah kita akan mampu mewujudkan keistimewaan diri.

Merasa bahwa Allah selalu bersamanya adalah perwujudan dari memaknai basmalah. Merasa selalu diawasi Allah merupakan manifestasi dari pengamalan basmalah. Selalu bertanya pada hati nurani tentang apa yang akan dilakukan itu baik atau tidak adalah bentuk implementasi basmalah. Sikap berhati-hati dalam memutuskan suatu perkara merupakan dampak positif dari menghayati makna basmalah. Dan selalu menyertakan nama Allah dalam setiap sikap dan tindakan merupakan wujud totalitas dalam meng-hamba-kan diri kepada-Nya. Wallahu a'lam [].

Referensi
M. Quraish Shihab. (2002). Tafsir Al-Mishbah Volume 1. Jakarta : Lentera Hati.

Sumber Gambar : https://toppng.com/bismillah-PNG-free-PNG-Images_79837

Ruang Tafakur, 01 Ramadan 1441 H (24/04/2020)
*) Materi kajian Ramadan di lingkup internal keluarga
*) Pendapat dan pemikiran penulis pribadi

1 komentar:

ifasaputro mengatakan...

Artikel yang bagus dan menarik

Postingan Populer