Powered By Blogger

Sabtu, 25 April 2020

MENULIS, KESAKSIAN DAN KEABADIAN


Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro



Rabu (15/04/2020) sore, datanglah pegawai PT. POS Indonesia yang mengantar sebuah paket untuk penulis. Seperti biasanya kalau ada suara bel pintu pagar berbunyi, bagian anak lanang yang melihat siapa yang datang dan membukakan pintu pagar. Penulis cukup mengawasi dari dalam rumah untuk melihat siapa yang datang. Setelah membukaan pintu pagar, beberapa saat kemudian anak lanang kembali masuk ke dalam rumah dengan membawa sebuah bungkusan paket. Setelah saya lihat pengirimnya ternyata paket kiriman dari bapak Dr. Abd. Azis Tata Pangarsa. Dalam hati penulis berkata, “Oh kiriman buku tentang almarhum kyai Vicky sudah datang”. Alhamdulillah.

Beberapa saat kemudian penulis membuka bungkus paket buku tersebut. Penulis keluarkan satu buku dari sepuluh buku yang penulis pesan untuk segera ingin tahu isi dalamnya. Penulis sangat penasaran dengan isi buku tersebut. Buku tersebut merupakan buku antologi karya teman-teman penulis di grup Sahabat Pena Kita (SPK) yang khusus berisi refleksi anggota grup SPK tentang almarhum kyai Vicky. Alhamdulillah penulis ikut menyumbangkan tulisan refleksi atau kenangan bertemu dan berinteraksi dengan almarhum. Penulis memesan buku tersebut sebanyak 10 eksemplar karena penulis ingin mengabadikan kenangan bersama kyai Vicky dan menyebarluaskan kesaksian para sahabat-sahabat almarhum di grup Sahabat Pena Kita (SPK) ke beberapa orang. Penulis membeli buku-buku karya bersama penulis lain memang niatnya bukan untuk dijual lagi, tetapi untuk koleksi pribadi dan juga sebagian untuk disedekahkan kepada orang-orang yang menurut pandangan penulis layak untuk dihadiahi buku-buku tersebut.

Penulis sangat bersyukur kepada Allah Swt karena melalui sarana menulis buku, Allah memberikan rezeki finansial yang cukup banyak kepada penulis melalui jalan yang tidak disangka-sangka. Allah Swt selalu punya cara tersendiri untuk memberikan rezeki kepada hamba-Nya. Sejak tiga tahun ini, setelah sempat beberapa tahun vakum menulis buku, penulis kembali menekuni aktivitas menulis buku dengan niat semata-semata untuk mengabadikan ide, gagasan dan pemikiran penulis. Di samping itu juga untuk sharing pemikiran dan berbagi ilmu pengetahuan. Penulis teringat dengan pesan  bapak Dr. Ngainun Naim ketika penulis mengikuti pelatihan menulis buku ajar dimana beliau menjadi narasumbernya. Bapak Ngainun Naim mengatakan bahwa menulis itu sebaiknya dilakukan dengan senang hati, tidak karena terpaksa. Jadikan aktivitas menulis bagaikan seperti hobi atau klangenan. Kalaupun dari menulis itu nanti kita mendapatkan keuntungan finansial (royalty), anggaplah sebagai bonus saja. Jadi jangan menulis untuk orientasi keuntungan finansial semata, tetapi nikmatilah aktivitas menulis tersebut.

Sejak mendapatkan pencerahan dari sang motivator menulis tersebut, penulis merasa telah menemukan tujuan hakiki dari menulis. Memang, dulu penulis menulis (buku) semata-mata untuk tujuan mencari keuntungan finansial karena kondisi perekonomian penulis yang lemah. Walaupun penulis telah dan pernah menikmati hasil dari menulis buku tersebut, tetapi selama itu penulis belum mengganggap menulis sebagai sebuah kesenangan, hiburan, hobi ataupun klangenan. Penulis menulis buku dengan memaksakan diri untuk menulis karena ingin mendapatkan sejumlah uang. Dari aktivitas menulis buku yang pernah penulis jalani tersebut, alhamdulillah penulis dapat membelikan rumah baru untuk keluarga, merenovasi rumah, dan juga membelikan sebuah motor baru untuk istri tercinta.

Namun, sejak bertemu dengan sang motivator menulis bapak Dr. Ngainun Naim, saya mencoba merubah orientasi saya dalam menulis. Selama satu tahun setelah bertemu dengan bapak Ngainun Naim, saya mencoba belajar menikmati proses menulis setiap harinya hingga akhirnya di tahun kedua lahirlah empat buku solo karya penulis. Pasca menerbitkan empat buku solo tersebut melalui penerbit indie, penulis merasakan kebahagiaan dan kebanggaan yang amat sangat. Muncul perasaan sangat puas dengan capaian tersebut. Penulis merasa semakin mencintai aktivitas menulis. Sampai saat itu penulis hanya berpikiran yang penting berkarya dan terus menulis. Penulis tidak terlalu memikirkan apakah nanti mendapat keuntungan finansial atau tidak. Penulis tidak terlalu memikirkan apakah nanti buku-buku tersebut ada yang meminati atau tidak. Penulis percaya bahwa setiap tulisan pasti akan menemukan pembacanya sendiri.

Tetapi, ternyata Allah Swt menghendaki lain. Selang tidak berapa lama Allah Swt menunjukkan kemurahan-Nya. Allah Swt memperlihatkan jalan lain untuk memberi rezeki kepada penulis dari aktivitas menulis buku. Alhamdulilah selama dua tahun ini, setiap tahun penulis mendapat bonus rezeki puluhan juta rupiah dari aktivitas menulis buku dan juga dari honor sebagai konsultan di sebuah penerbit buku pelajaran. Tanpa menggantungkan dari penjualan buku, alhamdulilah Allah Swt memberikan tambahan bonus rezeki sebagaimana dinasihatkan bapak Ngainun Naim. Ternyata kalau kita meluruskan niat dan bersungguh-sungguh dalam menekuni keahlian kita, Allah Swt akan memberikan rezeki dari jalan yang tidak pernah kita sangka-sangka. Oleh karena itu, penulis tidak terlalu berobsesi harus dapat menerbitkan buku di penerbit mayor. Bagi penulis yang penting terus menulis dan dapat menerbitkan buku setiap tahunnya. Walaupun jika  menerbitkan buku di penerbit indie penulis harus mengeluarkan biaya sendiri, tetapi ternyata Allah Swt malah menggantinya dengan berlipat ganda. Di sinilah rahasia pintu rezeki Allah Swt yang terkadang sulit kita duga. Wallahu a’lam.

Kembali ke buku kiriman pak Dr. Abd. Azis Tata Pangarsa. Buku yang berjudul “Mengenang Sang Guru” tersebut merupakan kumpulan refleksi anggota grup Sahabat Pena Kita (SPK) terhadap almarhum bapak Dr. H.M. Taufiqi,SP.,M.Pd. Almarhum merupakan salah satu penggagas grup literasi Sahabat Pena Kita (SPK) yang awalnya bernama Sahabat Pena Nusantara (SPN). Almarhum semasa hidupnya banyak menginspirasi orang, khususnya di bidang literasi. Karya-karya buku almarhum banyak diminati orang sehingga menjadi karya best seller dan bahkan ada yang mega best seller. Almarhum merupakan sosok muslim yang inspiratif. Aktivitas almarhum semasa hidupnya selain sebagai dosen, master trainer, coach, penulis., beliau juga menduduki beberapa jabatan penting seperti Direktur Pascasarjana Universitas Raden Rahmat (UNIRA) Malang, Kepala sekolah SMK An-Nur Bululawang Malang, Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdhatul Ulama (Lakpesdam NU) kabupaten Malang, Presiden Direktur Bravo Viec Malang, dan juga sebagai brand ambassador Lazis PW NU Jawa Timur.

Di buku “Mengenang Sang Guru” tersebut, terdapat 22 orang penulis yang menyumbangkan artikel tulisan refleksi tentang kyai Vicky yang kesemuanya adalah anggota grup Sahabat Pena Kita (SPK). Penulis yang baru pertama kali bertemu dengan kyai Vicky juga ikut menyumbangkan tulisan kenangan penulis dengan beliau. Tulisan penulis tentang beliau berjudul “Perkenalan dan Perjumpaan yang Singkat : Mengenang Dr. H.M. Taufiqi,SP.,M.Pd.”.  Isi tulisan penulis adalah sebagai berikut :

 ********************************************* 
PERKENALAN DAN PERJUMPAAN YANG SINGKAT: 
Mengenang Dr. H. M. Taufiqi, S.P.,M.Pd.
Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro

         Pada hari Jumat, 6 Maret 2020 pukul 19.00 wib di grup WhatsApp Sahabat Pena Kita (SPK) ada berita duka cita yang diposting oleh Prof. Imam Suprayogo. Isi berita duka citanya adalah telah dipanggilnya ke rahmatullah bapak Dr. H. M. Taufiqi, S.P., M.Pd. yang biasa dipanggi Mr. Vicky atau Kyai Vicky. Semua anggota grup SPK sangat kaget membaca berita duka cita tersebut. Secara bergantian semua anggota grup SPK menuliskan ungkapan rasa sedih dan duka citanya. Semua anggota SPK kaget dan tidak percaya kalau pak kyai Vicky telah berpulang. Saya sendiri juga mengucapkan belasungkawa dan mendoakan yang terbaik untuk almarhum. Saya memang belum begitu mengenal almarhum dan bahkan saya mengenalnya juga belum lama. Saya mulai mengenal beliau sejak bergabung di grup Sahabat Pena Kita (SPK) setahun yang lalu.

Tulisan ini saya persembahkan untuk mengenang almarhum Kyai Vicky. Beliau merupakan orang yang sangat dihormati di grup SPK. Beliau merupakan salah satu penggagas grup Sahabat Pena Kita (SPK) yang sebelumnya bernama Sahabat Pena Nusantara (SPN), dan  beliau diamanahi sebagai Dewan Penasehat. Beliau orang baik yang banyak berkiprah di dunia literasi. Banyak banyak memotivasi para guru yang jumlahnya ribuan orang. Beliau adalah seorang Master Trainer Inovasi Pendidikan, Coach, Penulis buku, dan Direktur Pascasarjana Universitas Islam Raden Rahmat (UNIRA) Malang. Selain itu beliau merupakan Presiden Direktur Bravo VIEC Malang dan juga Kepala Sekolah SMK Unggulan An Nur, Bululawang, Malang. Bagaimana gambaran tentang beliau, harian  online radarmalang.id dalam pemberitaan tanggal 20 Maret 2018 yang berjudul Dr. Taufiqi, S.P., M.Pd., Peraih Penghargaan Guru Inspiratif Tingkat Nasional” mendeskripsikan beliau sebagai berikut.

Dr Taufiqi, S.P., M.Pd. adalah tokoh yang kompleks. Pada suatu waktu, dia menggebu-gebu di hadapan ribuan peserta seminar motivasi. Pada waktu yang lain, dia bersarung untuk menghadiri rapat organisasi keagamaan. Dan pada kesempatan lain dia memimpin rapat di kampus dan sekolah.

Kira-kira seperti itulah kesibukan Taufiqi saban hari. Dia memotivasi lantaran dirinya adalah Presiden Direktur Bravo Viec Malang, sebuah lembaga pelatihan dan hipnoterapi yang bermarkas di Bululawang, Kabupaten Malang. Sementara organisasi sosial keagamaannya adalah Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Kabupaten Malang. Di lembaga yang merupakan think-thank NU tersebut Taufiqi menjabat sebagai ketua. Sedangkan di lembaga pendidikan, dia merupakan Kepala SMK Unggulan An Nur, Bululawang, dan Direktur Pascasarajana Universitas Raden Rahmad (Unira) Malang. Cukup? Ternyata tidak. Taufiqi juga menjadi brand ambassador Lazis PW NU Jawa Timur.

Nah, di tengah kesibukannya itu, Taufiqi masih bisa menebar inspirasi. Terbukti, dia dinobatkan sebagai The Best Inspiring Teacher of the Year tingkat nasional yang digelar di Semarang, Februari lalu. Penghargaan ini adalah penghargaan nasional yang digelar setiap tahun oleh majalah Indonesia Inspire.

Sumber :

(https://radarmalang.id/dr-taufiqi-sp-mpd-peraih-penghargaan-guru-inspiratif-tingkat-nasional/)

Awal mula saya mengenal Dr. H.M. Taufiqi, S.P., M.Pd. adalah ketika saya bergabung menjadi anggota grup komunitas literasi Sahabat Pena Kita (SPK). Awalnya saya tidak mengenal beliau. Di grup WA SPK nama beliau tertulis Bravo Vic, tetapi dalam obrolan-obrolan teman-teman anggota di grup, teman-teman anggota grup memanggil beliau dengan sebutan Kyai Vicky atau Mr. Vicky. Setiap beliau memposting gambar pasti berisi foto beliau dengan latar belakang banyak sekali peserta yang mengacungkan buku dengan diiringi caption seminar dengan sekian ribu peserta. Ternyata foto itu adalah kegiatan seminar belau yang diikuti ribuan peserta dan setiap peserta harus membeli buku karya beliau yang menjadi materi seminar. Sampai sekitar lima bulan saya tahunya hanya itu. Saya tidak tahu siapa beliau karena saya anggota baru di grup SPK. Yang saya tahu, teman-teman penulis di grup SPK sangat menghormati beliau. Lama-kelamaan saya akhirnya mengetahui bahwa ternyata beliau merupakan salah satu penggagas berdirinya komunitas literasi Sahabat Pena Kita yang sebelumnya bernama Sahabat Pena Nusantara (SPN).

            Saya melihat dan mengenal beliau secara langsung ketika acara Kopdar 3 SPK di Universitas Negeri Semarang pada akhir bulan Juli 2019. Saat itu saya datang di gedung rektorat UNNES hampir bersamaan dengan beliau, tepatnya mobil saya dibelakang mobil beliau. Saya waktu itu belum mengetahui kalau orang yang baru saja turun dari mobil tersebut adalah pak Viqi. Setelah masuk ke ruang tempat acara seminar kepenulisan dalam rangka Kopdar 3 grup SPK, ada acara launching buku antologi kedua grup SPK yang berjudul Literasi di Era Disrupsi. Setelah MC menyebutkan nama orang yang akan melaunching buku tersebut, barulah saya tahu bahwa beliau  adalah orang yang tadi turun dari mobil ketika mobil saya menunggu untuk lewat.

            Selama acara seminar dan launching buku antologi SPK, saya belum pernah berbicara langsung dengan beliau. Kebetulan waktu itu karena saya datang terlambat dan acara sudah dimulai, saya duduk di barisan belakang. Tepat di depan saya ternyata yang duduk adalah istri beliau dan putra beliau yang masih kecil. Ketika acara seminar kepenulisan itulah saya mulai mengetahui siapa dan bagaimana kiprah bapak Dr. M. Taufiqi. Nama beliau disebut-sebut oleh bapak M. Khoiri (pak Emcho) yang sedang menjadi narasumber. Dari mendengarkan paparan materi pak Emcho, saya jadi mengetahui kalau pak Vicky adalah seorang penulis sekaligus motivator dan master trainer. Beliau memiliki sebuah lembaga pelatihan dan hipnoterapi yang bermarkas di Bululawang, Kabupaten Malang yang bernama Bravo Viec, dimana beliau sendiri sebagai Presiden Direkturnya. Beliau juga menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas Raden Rahmad (UNIRA) Malang. Satu hal yang saya kagumi dari beliau adalah beliau memperlihatkan diri sebagai seorang yang energik dan visioner. Beliau adalah seorang master trainer dan motivator yang sukses. Setiap seminar yang beliau selenggarakan diikuti ribuan peserta dan hebatnya adalah semua peserta membawa buku karya tulis beliau.

            Saya mengenal atau mengetahui beliau lebih dalam lagi adalah ketika acara musyawarah atau kopdar anggota SPK di malam hari setelah acara seminar dan launching buku selesai. Dalam acara musyawarah tersebut, beliau memberikan penjelasan tentang bagaimana langkah-langkah agar SPK dapat menjadi lembaga yang besar dan mempunyai kiprah yang luas. Pandangan-pandangan beliau tentang bagaimana mengelola sebuah lembaga begitu jelas, detail,  dan mudah dipahami. Hal itu menunjukkan bahwa beliau adalah seorang yang visioner dan memiliki keahlian dalam manajemen.

            Ada satu kenangan saya dengan almarhum ketika acara wisata di Eling Bening di hari kedua Kopdar 3 SPK. Waktu itu, setelah semua rombongan anggota grup SPK tiba di lokasi wisata Eling Bening, panitia mengajak untuk berfoto bersama di objek wisata tersebut dan di beberapa spot menarik lainnya. Karena saat itu almarhum bersama istri dan anaknya yang masih kecil, sehingga beliau membawa koper dan mengalami kebingungan mau ditaruh dimana kopernya karena tidak mungkin dibawa jalan-jalan. Saya yang waktu itu membawa mobil sendiri segera menawarkan ke almarhum untuk menitipkan koper bawaannya di bagasi mobil saya. Beliau menyambut gembira tawaran saya dan segera memasukkan kopernya di bagasi mobil saya. Ketika momen itulah beliau menyebut nama saya “dengan pak Agung ya?”. Saya pun menimpali “Betul pak, saya Agung dari UNS Solo”. Setelah acara wisata di Eling Bening Selesai, beliau mengambil kopernya dari bagasi mobil saya dan mengucapkan terima kasih atas bantuannya. Saya pun membalasnya dengan ucapan “Sama-sama pak Vicky”. Itulah momen pertama saya berkenalan dan berbicara secara langsung dengan beliau. Ternyata pertemuan tersebut merupakan pertemuan pertama dan juga menjadi pertemuan terakhir saya dengan beliau. Ternyata Allah Swt telah mentakdirkan saya hanya sekali itu bertemu dan berbicara dengan  beliau. Allah Swt ternyata telah memanggil beliau untuk menghadap-Nya. Semoga beliau memperoleh tempat yang terbaik di sisi-Nya. Aamiin.

            Demikian sekelumit kisah perkenalan dan perjumpaan saya dengan sang Master Trainer dan Motivator Super. Saya bersaksi bahwa beliau adalah orang baik yang banyak menyebarkan manfaa, kebaikan dan inspirasi ke banyak orang. Saya bersyukur dapat mengenal beliau walau sesaat saja. Saya mendoakan semoga almarhum memperoleh kedudukan yang mulia di sisi Allah Swt. Semoga ibadah dan amal-amal kebaikan beliau diterima Allah Swt dan diampuni dosa-dosa dan kesalahan beliau serta Allah Swt menempatkannya di Jannah-Nya besok di yaum al akhir. Aamiin. 

****************************************

Demikianlah sumbangan tulisan penulis untuk mengenang kyai Vicky dalam buku “Mengenang Sang Guru” tersebut. Tulisan tersebut merupakan bentuk kesaksian penulis terhadap almarhum kyai Vicky semasa hidupnya yang ditulis sepanjang pengetahuan penulis. Bersama 21 orang penulis lainnya di dalam buku tersebut, semuanya bersaksi bahwa kyai Vicky adalah orang yang baik. Semua anggota grup Sahabat Pena Kita (SPK) bersaksi bahwa almarhum kyai Vicky semasa hidupnya adalah orang baik dan banyak menebar manfaat. Persaksian seluruh penulis buku dan juga seluruh anggota grup Sahabat Pena Kita (SPK) tentang kyai Vicky semoga didengar Allah Swt dan dapat menambah amal kebaikan almarhum. Semua orang di grup Sahabat Pena Kita (SPK) mencintai dan mendoakan semoga almarhum kyai Vicky diterima di sisi-Nya dan mendapatkan tempat yang terbaik. Aamiin.

Demikianlah kekuatan sebuah tulisan yang mampu mengabadikan nama seseorang yang telah tiada. Kenangan tentang kyai Vicky akan selalu diingat oleh banyak orang melalui buku kumpulan tulisan kesaksian para sahabatnya. Ternyata sebuah tulisan mampu mengabadikan seseorang untuk selalu dikenang dan juga dapat menjadi bukti kesaksian orang lain. Begitu hebatnya kekuatan sebuah tulisan hingga mampu menembus batas-batas ruang dan waktu.

Saat ini penulis menuliskan kenangan tentang almarhum kyai Vicky. Suatu saat nanti mungkin penulis juga akan ditulis dan dikenang orang lain melalui peninggalan tulisan-tulisan penulis. Semoga tulisan-tulisan penulis saat ini kelak dapat menjadi bukti keberadaan penulis di dunia ini dan menjadi sarana keabadian nama penulis. Harimau mati meninggalkan belang. Gajah mati meninggalkan gading. Manusia mati meninggalkan nama. Marilah kita tinggalkan nama kita nanti yang melekat pada karya-karya tulis kita. Sekarang kita menulis, nanti giliran kita yang akan ditulis. Semoga tulisan dan kenangan tentang diri kita nanti hanya berisi kisah-kisah kebaikan. Aamiin.[]

Gumpang Baru, 21 April 2020

*Staf Pengajar, Penulis Buku dan Pegiat Literasi di Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta
*Mahasiswa S3-Program Studi Pendidikan Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta


1 komentar:

ifasaputro mengatakan...

Menulis untuk keabadian. Mantap.

Postingan Populer