Senin, 31 Juli 2023
MENJADI DIRI SENDIRI
Minggu, 23 Juli 2023
SISWA SMA MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR PK KARTASURA YANG HEBAT
SISWA SMA MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR PK KARTASURA YANG HEBAT
Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro
Hari Sabtu, 22 Juli 2023 kemarin saya datang ke
sekolah anak lanang untuk menghadiri acara sosialisasi program sekolah awal
tahun ajaran 2023/2024. Anak saya sekolah di SMA Muhammadiyah Al-Kautsar
Program Khusus Kartasura. Undangan acara sosialisasinya pukul 10.00 wib, saya
berangkat dari rumah pukul 09.30 wib karena jarak rumah ke sekolah tidak
terlalu jauh. Mendekati pukul 10.00 wib saya sampai di depan sekolah. Sekolah
anak lanang berada di area komplek perguruan Muhammadiyah dimana di situ selain
terdapat gedung SMA juga ada gedung SD
dan TK Muhammadiyah. Jadi tamu yang hadir di komplek tersebut tidak hanya tamu
SMA, tetapi juga tamu SD dan TK. Saya langsung mengarahkan mobil menuju ke pintu
gerbang sekolah dan segera masuk ke halaman sekolah. Tetapi belum sempat masuk
ke halaman sekolah, mobil saya hentikan karena ternyata di depan pintu gerbang
ada banyak motor yang parkir dan menyisakan ruang yang cukup sempit untuk mobil
lewat. Saya lihat banyak bapak-bapak dan ibu-ibu yang berdiri di luar gedung TK.
Kemungkinan besar mereka sedang menunggu anak-anak TK pulang.
Saya sempat bingung bagaimana caranya
saya bisa masuk ke halaman sekolah. Mau maju tidak bisa, mau mundur juga tidak
ada tempat untuk parkir. Beberapa saat saya hanya duduk termenung di dalam
mobil. Saya mencoba melihat situasi di sekitar dengan lebih seksama. Saya lihat
banyak bapak-bapak dan ibu-ibu yang melihat mobil saya, tapi hanya melihat dan
tidak melakukan tindakan untuk menggeser motor yang posisinya agak terlalu menjorok
sehingga menghalangi mobil saya untuk lewat. Terbersit pikiran untuk
membunyikan klakson, tapi pikiran tersebut segera saya buang jauh-jauh karena
menurut saya itu tindakan kurang sopan. Kemudian saya berencana mau keluar dari
mobil untuk menggeser salah satu motor yang parkirnya agak menjorok ke jalan. Tetapi
renncana tersebut tidak saya lanjutkan karena posisi mobil saya terlanjur mepet
dengan pintu gerbang sekolah sehingga tidak memungkinkan saya untuk membuka
pintu mobil dan keluar dari mobil.
Beberapa saat saya bingung mau melakukan
apa. Saya coba menunggu barangkali ada salah satu bapak-bapak atau ibu-ibu yang
tadi melihat kedatangan saya berbaik hati mau menggeser salah satu motor.Tetapi
ternyata harapan saya sia-sia. Ternyata mereka hanya memandang saja dan saya
tetap dalam posisi kebingungan. Di tengah kebingungan saya, tiba-tiba datanglah
seorang siswa SMA Muhammadiyah Al-Kautsar PK yang berjalan mendekat ke arah
monbil saya dan menggeser satu motor yang posisinya terlalu menjorok ke jalan. Alhamdulillah,
akhirnya ada orang yang mau membantu saya. Saya pun senang dan tersenyum
melihat tindakan siswa tersebut. Sambil berjalan pelan-pelan menuju ke tempat
parkir, saya mengucapkan terima kasih ke siswa tersebut. Akhirnya saya bisa
masuk ke halaman sekolah dan memarkirkan mobil di tempat parkir yang tersedia.
Saya senang sekali dengan sikap siswa SMA
tersebut. Saya bangga dengan inisiatif dia untuk menggeser motor yang parkir terlalu
menjorok. Saya sangat takjub dengan keberanian dia memutuskan bersikap berbeda
dengan sikap kebanyakan orang di sekitarnya, Ketika banyak orang dewasa di situ
yang hanya melihat masalah yang saya hadapi tanpa menunjukkan kepedulian dan
rasa empatinya untuk menggeser salah satu motor yang terlalu menjorok ke jalan,
siswa tersebut berani tampil beda. Dia dengan percaya diri maju dan tanpa
keragu-raguan sedikitpun memindahkan motor yang parkir terlalu menjorok
tersebut. Luar biasa. Siswa yang hebat. Siswa yang memiliki karakter kepedulian
sosial yang tinggi. Siswa yang memliki rasa empati dan suka menolong orang
lain.
Saya rasa, sikap yang ditunjukkan siswa
SMA tersebut menjadi bukti bahwa sekolah telah berhasil mendidiknya sehingga ia
memiliki karakter yang baik. Program pendidikan karakter yang dijalankan
sekolah telah menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan. Apa yang
ditampilkan siswa tersebut merupakan bukti keberhasilan program pendidikan
karakter yang dijalankan sekolah. Walaupun saya tidak tahu berapa persen siswa
yang memiliki karakter kepedulian sosial yang tinggi sebagaimana yang
ditunjukkan oleh siswa tersebut, setidaknya saya telah melihat sendiri bahwa ada
bukti nyata siswa SMA Muhammadiyah Al-Kautsar PK yang memiliki karakter yang
baik. Semoga sikap dan perilaku siswa yang menolong saya tersebut mewakili
persentase yang besar dari seluruh siswa SMA. Amin.
Apa yang saya alami tersebut saya
ceritakan kepada para guru saat acara sosialisasi program sekolah ketika sesi tanya
jawab. Saya kurang tahu apakah cerita saya tersebut mendapat perhatian serius
dari pihak sekolah atau tidak. Barangkali karena waktu bercerita kejadian
tersebut, saya cenderung lebih menekankan tentang urgensi penertiban parkir kendaraan
sehingga kisah kehebatan siswa SMA yang menolong saya kurang mendapatkan
perhatian. Tetapi setidaknya melalui tulisan ini saya ingin kembali memberitahukan
bahwa ada salah satu siswa SMA Muhammadiyah Al-Kautsar PK Kartasura yang telah
menunjukkan karakter yang baik dengan berinisiatif menolong orang lain walaupun
di waktu yang bersamaan banyak orang dewasa di sekitarnya yang tidak
melakukannya. Bagi saya pribadi, tindakan yang dilakukan siswa tersebut adalah
luar biasa. Siswa tersebut merupakan contoh generasi yang hebat. Semoga setelah
membaca tulisan ini, pimpinan sekolah dan guru-guru SMA Muhammadiyah Al-Kautsar
PK Kartasura merasa bangga dengan perilaku baik siswanya dan semakin semangat mengajarkan
pendidikan karakter kepada para siswa. []
Gumpang Baru, 23 Juli 2023
________________________________
*Agung Nugroho Catur Saputro, Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia
FKIP Universitas Sebelas Maret. Penulis buku Berpikir untuk Pendidikan (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2022), Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2023), dan 90-an buku
lainnya.
Selasa, 18 Juli 2023
MEMULAI KEMBALI PROGRAM KAJIAN KELUARGA
MEMULAI KEMBALI PROGRAM KAJIAN KELUARGA
Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro
Sejak masa pandemi Covid-19 di mana
pendidikan anak sekolah dilakukan secara daring melalui internet, saya dan
istri menggagas program pendidikan keluarga untuk mendukung program pendidikan
yang diselenggarakan sekolah. Program pendidikan keluarga yang kami gagas lebih
ke arah program pendidikan karakter untuk anak-anak. Wujud nyata program
pendidikan karakter di lingkungan keluarga yang kami laksanakan berupa program
kajian rutin setiap bakda Maghrib. Setiap bakda salat Maghrib, kami sekeluarga
membaca Al-Qur’an. Setelah selesai membaca Al-Qur’an, barulah saya mengisi
kajian keluarga sampai masuk waktu salat Isya’.
Program kajian keluarga yang kami gagas telah
berjalan hampir tiga tahun lamanya. Tidak mudah untuk menjalankan program
pendidikan karakter di keluarga. Banyak kendala dan hambatan yang dihadapi. Hambatan
terbesar adalah bagaimana menjaga motivasi anak untuk mengikuti kajian dengan
antusias. Sering sekali ketika saya sedang berbicara, anak malah kepalanya terkantuk-kantuk
karena mengantuk. Untuk membangkitkan semangat anak untuk mengikuti kajian,
terkadang anak saya minta untuk cuci muka agar tidak mengantuk, anak saya minta
bawa minuman, anak saya perbolehkan membawa makanan cemilan, dan lain
sebagainya. Berbagai upaya tersebut kami lakukan agar anak bisa lebih
konsentrasi dalam mengikuti kajian. Terkadang di tengah menjelaskan materi
kajian, saya sengaja bertanya pada anak agar anak berpikir dan terjadi
komunikasi dua arah sekaligus agar anak tidak mengantuk.
Selama hampir tiga tahun melaksanakan
program kajian rutin untuk keluarga, kami menyadari bahwa mendidik keluarga
sendiri itu tidak mudah. Perlu semangat dan kesadaran yang tinggi untuk
melaksanakannya. Perlu komitmen yang tinggi bagi semua anggota keluarga untuk
mendukung keberlanjutan program tersebut. Perlu kedisiplinan yang tinggi untuk
bisa konsisten menyelenggarakan program kajian secara rutin setiap bakda
Maghrib. Perlu persiapan yang matang, khususnya pemilihan materi kajian yang up
to date, kontekstual, dan relevan dengan isu-isu terkini. Alhamdulillah di
perpustakaan keluarga terdapat banyak buku yang bisa dijadikan materi kajian. Jadi
lebih sering saya membaca isi buku kemudian membahasnya. Tetapi saya tetap
perlu melakukan pemilihan materi yang urgen dan relevan untuk didiskusikan
bersama.
Sejak bulan Oktober 2022 hingga Juni
2023 program kajian keluarga tidak berjalan. Hal itu dikarenakan saya sedang
sakit dan menjalani proses pengobatan secara intensif dengan dokter Rumah Sakit.
Kondisi saya yang sedang sakit yang lebih banyak beraktivitas di tempat tidur
dan juga faktor rasa sakit yang sering terasa menyebabkan kondisi yang kurang
nyaman untuk duduk. Untuk salat pun saya lebih sering dengan posisi berbaring
dan terkadang duduk ketika badan lumayan nyaman.
Setelah menjalani proses pengobatan
hampir 9 bulan lamanya dan menjalani tindakan operasi beberapa kali, alhamdulillah
kondisi kesehatan saya semakin membaik dan mulai bisa untuk beraktivitas. Walaupun
sudah bisa untuk beraktivitas, tetapi saya membatasi diri dari melakukan
aktivitas yang berat-berat dulu karena pernah beberapa kali setelah melakukan
aktivitas yang cukup berat, tiba-tiba kondisi badan saya ngedrop dan mengalami
demam tinggi. Saat ini saya masih menjalani proses pengobatan dengan rawat
jalan dan setiap minggu rutin kontrol ke dokter.
Dikarenakan kondisi kesehatan yang sudah
cukup baik dan lumayan nyaman untuk beraktivitas, maka saya mulai kembali melanjutkan
program kajian keluarga setiap bakda Maghrib. Program kajian keluarga merupakan
kesempatan saya untuk berbincang-bincang santai dengan istri dan anak-anak. Dalam
program kajian keluarga tersebut, saya tidak melulu mengisi dengan materi agama tetapi terkadang juga saya pergunakan
untuk membahas perkembangan sekolah anak. Dan yang terpenting adalah program
kajian keluarga merupakan momentum untuk melaksanakan program pendidikan
karakter di lingkup keluarga.
Pengalaman ketika masa pandemi Covid-19
kemarin, dimana anak lebih banyak beraktivitas di depan laptop karena
pembelajaran secara daring, maka aspek pendidikan karakter sedikit terlewatkan.
Program pendidikan karakter di keluarga yang kami laksanakan setiap bakda
maghrib dapat mendukung dan melengkapi kekurangan dari pembelajaran daring yang
diselenggarakan sekolah. Kami percaya bahwa pembentukan karakter yang baik pada
anak harus dimulai dari lingkungan keluarga.
Keluarga yang karakternya baik,
berperilaku yang baik, dan bertutur kata yang baik akan membentuk anak-anak
yang berkarakter baik pula. Pembiasaan berperilaku dan berkarakter baik harus
dilakukan di kehidupan keluarga. Apa yang diajarkan harus terlihat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari. Nah, program kajian keluarga inilah yang kami manfaatkan
untuk memonitor dan mengevaluasi perkembangan karakter dan perilaku anak. Apa yang
terjadi pada anak, apa yang dilakukan anak, bagaimana perilaku anak di sekolah,
bagaimana penilaian guru terhadap anak, semuanya kami bahas dalam forum kajian
keluarga tersebut. Jadi kami menjadikan program kajian keluarga setiap bakda
Maghrib sebagai forum musyawarah, pendidikan, dan monev perkembangan anak.[]
Gumpang Baru, 18 Juli 2023
____________________________
*Agung Nugroho Catur Saputro, Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Penulis buku Berpikir untuk Pendidikan (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2022), Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2023), dan 90-an buku lainnya.
Minggu, 09 Juli 2023
MENULIS UNTUK LEGACY DAN KEABADIAN DIRI
MENULIS UNTUK LEGACY DAN KEABADIAN DIRI
Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro
Berbahagia sekali dapat menekuni
aktivitas menulis. Menulis merupakan keterampilan yang unik. Mengapa? Karena
tidak semua orang mampu menulis. Teori tentang menulis memang dapat dipelajari
oleh siapapun, tetapi orang yang tahu teori menulis belum tentu mampu menulis. Menulis
juga merupakan sebuah aktivitas yang dapat dipandang seperti pisau yang memiliki dua sisi yang berbeda ketajamannya. Menulis dapat dipandang
sebagai aktivitas yang mudah tetapi juga dapat dipandang sebagai aktivitas yang
sulit. Hal itu bergantung pada siapa yang menilaianya.
Bagi seorang penulis profesional yang
sudah memiliki jam terbang tinggi dalam menjalani aktivitas menulis dan telah
berpengalaman menulis berbagai genre tulisan, maka menulis merupakan aktivitas
yang mudah. Namun tidaklah demikian bagi orang yang belum pernah menulis
ataupun bagi orang yang baru belajar menulis. Bagi penulis pemula, menulis itu
tidak mudah. Perlu persiapan yang panjang untuk dapat menghasilkan sebuah
tulisan yang “selesai”. Bagi seorang yang baru mengawali menekuni aktivitas
menulis, memulai menulis itu perlu persiapan banyak hal. Mulai mencari ide
tulisan, menentukan gaya penulisan, memilih jenis tulisan, bagaimana alur
penulisan, mencari bahan untuk tulisan, bagaimana mengolah bahan tulisan,
bingung memilih kata pertama untuk mengawali tulisan, dan lain sebagainya. Terkadang
seorang penulis pemula mengalami kebingungan dari mana ia harus memulai
menulis. Kata atau kalimat pertama apa yang harus ditulis untuk mengawali
tulisan. Dan kebingungan-kebingungan lain yang selalu dialami para penulis
pemula.
Memang demikianlah yang sering dialami
oleh orang yang baru akan belajar menulis. Tetapi kesulitan tersebut tidak
boleh menjadikan keinginan dan semangatnya untuk menulis menjadi hilang. Ingatlah,
seorang penulis profesional itu dulu juga awalnya seorang penulis amatiran. Tulisan
puluhan halaman semuanya dimulai dari kata pertama. Ide tulisan yang brilian
juga awalnya dari ide-ide tulisan receh. Hanya karena setelah melalui proses
panjang dan selektif, akhirnya terpilih ide tulisan yang bagus. Tulisan yang
berbobot awalnya juga dimulai dari tulisan yang sederhana. Jadi, tidak ada
penulis yang terlahir ke dunia ini. Yang ada adalah para penulis itu adalah
orang-orang yang dulunya semangat belajar menulis hingga akhirnya menjadi
seorang penulis hebat.
Menulis itu adalah sebuah keterampilan
yang memerlukan latihan secara terus-menerus. Jangankan seorang penulis pemula,
bahkan seorang penulis profesional pun jika lama tidak menulis maka kemampuan
menulisnya juga mengalami kemunduran. Jika biasanya cepat mendapat ide untuk
ditulis dan lancer dalam menuliskannya, tetapi ketika lama tidak menulis
ternyata mereka juga mengalami kesulitan untuk mendapatkan ide tulisan dan
ketika proses menulis pun mengalami hambatan. Misalnya tiba-tiba ide tulisan
hilang atau buntu tidak tahu mau menulis apa. Tiba-tiba semangat menulisnya
menghilang tanpa sebab yang jelas. Tiba-tiba tidak betah menulis padahal
sebelumnya sangat betah dan menikmati proses menulis (Saputro, 2023).
Ada beberapa alasan mengapa kita harus
menulis. Alasan-alasan ini merupakan faktor pendorong agar kita mau menulis.
Apa sajakah alasan-alasan mengapa kita harus menulis? Tendi Murti (2015)dalam bukunya
berjudul “Bukan Sekadar Nulis, Pastikan
Best Seller” memberikan 11 (sebelas) alasan mengapa kita harus menulis,
yaitu:
1. Menulis berarti sedang membagi ilmu
dengan orang lain.
2. Menulis berarti sedang menuliskan jejak
bagi orang-orang yang kita cintai.
3. Menulis menjadikan hidup lebih semangat.
4. Menulis itu menghimpun pahala.
5. Menulis itu membuat kita lebih percaya
diri.
6. Menulis itu dapat menyembuhkan penyakit (Pribadi 2012).
7. Menulis berarti sedang menuangkan
ide-ide kita yang unik dan bermanfaat.
8. Menulis berarti sedang memperbaiki
dunia.
9. Menulis berarti sedang belajar.
10. Menulis
itu lebih kreatif.
11. Menulis
itu sedang menuangkan impian.
Sedangkan Agung Nugroho Catur Saputro (2018) dalam bukunya
berjudul “Ketika Menulis Menjadi Sebuah
Klangenan” menyebutkan beberapa alasan mengapa kita harus menulis sebagai
berikut:
1. Menulis itu untuk menyebarkan ilmu
pengetahuan dan juga sekaligus sarana untuk meningkatkan kualitas diri (h.9).
2. Menulis adalah cara untuk membuat
pikiran-pikiran kita menjadi bermakna (meaningful)
karena dengan menulis kita telah mengikat makna dari pemikiran kita (h.18).
3. Menulis adalah salah satu perintah Allah
Swt yang tersirat dari perintah iqra’ di wahyu pertama yang diterima Rasulullah
Saw. Menulis merupakan sarana terwujudnya kehendak Allah Swt untuk umat Islam
secara umum yaitu berupa perintah “bacalah” atau iqra’(h.23).
4. Menulis merupakan salah satu ciri orang
baik, yaitu menebarkan manfaat bagi orang lain dan sekaligus menjadi amal
jariyah (h.48).
5. Menulis adalah warisan tradisi keilmuan
para ulama zaman dulu. Menulis merupakan cara mewariskan tradisi keilmuan kepada
generasi penerus. Menulis dapat mengabadikan nama kita melalui tulisan-tulisan
kita yang dikenang sepanjang masa, lintas waktu, lintas geografis, dan lintas
generasi (h.79).
Menulis itu banyak manfaatnya. Menulis jika
ditekuni dapat menjadi profesi yang menghasilkan keuntungan finansial. Seseorang
yang menulis buku dan ternyata bukunya sangat diminati oleh pasar hingga
menjadi buku banyak terjual, maka ia akan mendapatkan royalti yang tidak
sedikit dari penjualan bukunya. Penulis sendiri
pernah mempunyai pengalaman memperoleh keuntungan finansial yang cukup besar dari
aktivitas menulis buku. Penulis pernah menjadi juara 1 nasional lomba penulisan
buku pelajaran kimia yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI. Hadiah
lomba berupa piala, piagam dan uang yang cukup banyak. Uang hasil memenangkan
lomba penulisan buku tersebut akhirnya penulis pergunakan untuk membeli rumah
yang sekarang penulis tempati bersama keluarga. Satu tahun berikutnya, penulis
mendapatkan royalti dari penjualan buku penulis yang akhirnya penulis
pergunakan untuk membelikan istri sebuah motor baru dan untuk merenovasi rumah.
Menulis selain dapat dijadikan sebagai
profesi yang menghasilkan uang, ternyata menulis juga mampu menjadi terapi
penyembuhan dari penyakit mental (psikis). Ada orang yang menulis untuk terapi
penyembuhan penyakit psikis yang dideritanya. Oktina Burlianti, seorang
psikolog, menyatakan bahwa dengan menulis, seseorang bisa lebih mengeluarkan
uneg-uneg atau hal-hal yang semula ditutup-tutupi. Mencurahkan isi hati melalui
tulisan juga bisa membuat seseorang lebih terbuka tanpa khawatir dengan tekanan
sosial atau pun penilaian dari orang lain (Wisnuwardani 2019).
Mengeluarkan uneg-uneg dan pikiran yang
mengganjal dan menjadi beban melalu tulisan, akan mampu membuat hati dan
pikiran terasa lebih lega. Dengan menulis seakan-akan beban berat yang
mengganjal hati dan pikiran terasa hilang. Akhirnya aktivitas menulis
memberikan dampak positif terhadap psikis sehingga orang dapat berpikir jernih
dan menjalani hidup dengan baik. Jadi menulis bisa menjadi alternatif terapi
untuk membuat pikiran menjadi lebih positif. Pikiran yang positif akan
berdampak kepada kesehatan jasmani. Jasmani yang sehat terdapat jiwa yang sehat
pula.
Selain manfaat atau keuntungan
finansial, masih terdapat beberapa keuntungan lainnya dari aktivitas menulis.
Berikut ini beberapa keuntungan dari menulis menurut Gamal Komandako Komandako (2013) dalam bukunya “Jangan Menjadi Penulis Profesional Jika
Ingin Rugi”:
1. Mendapatkan
keuntungan finansial.
2. Mendapatkan
ketenaran nama dalam taraf tertentu.
3. Meningkatkan
pengetahuan.
4. Meningkatkan
kreativitas.
5. Meningkatkan
karya nyata.
6. Menjadi
sarana untuk mengungkapkan isi hati.
7. Sebagai
sarana untuk pencerahan dan dakwah.
R. Masri Sareb Putra (2007) dalam bukunya “How to Write Your Text Book” menuliskan
beberapa manfaat menulis, yaitu :
1. Pelepasan
emosional. Menulis dapat menjadi penyaluran emosi dan perasaan. Mengungkapkan
perasaan dan pikiran secara tertulis dapat membentuk perubahan-perubahan
kimiawi dalam tubuh kita.
2. Manfaat
promotif atau kenaikan pangkat. Bagi seorang dosen, menulis akan mendatangkan
manfaat yang berlipat ganda. Tulisan apapun, baik popular, semi-ilmiah, atau
ilmiah, akan mendapatkan ganjaran yang setimpal. Edaran resmi dikti
menyebutkan, dosen yang menghasilkan karya tulis akan memperoleh ganjaran
berupa angka kredit sesuai dengan tingkat kesulitan dan usaha yang dikerahkan
untuk itu.
3. Manfaat
social. Manfaat sosial menjadi penulis buku ajar dan artikel opini di media
massa adalah menjadi terkenal atau dikenal. Predikat “terkenal” ini akan
membawa efek domino yang menguntungkan.
4. Manfaat
finansial. Dunia tulis menulis kini semakin menjanjikan. Jika ditekuni, profesi
penulis tak kalah menghasilkan uang dibandingkan profesi lainnya.
5. Manfaat
intelektual. Menulis pasti juga didahului dengan aktivitas membaca. Maka
menulis secara tidak langsung akan meningkatkan intelektual dan wawasan
penulisnya karena harus membaca banyak referensi.
Menulis juga dapat dimanfaatkan untuk
tujuan pengembangan diri. Menulis dapat menjadi sarana untuk mengaktualisasikan
diri. Potensi diri yang terpendam dapat dimunculkan melalui aktivitas menulis. Dengan
menulis, kita dapat menelusuri dan mengeksplorasi bakat minat kita. Dengan
sering menulis tentang potensi-potensi diri yang ada dalam diri kita, kita akan
tahu kemampuan diri kita. Kita akan menjadi lebih tahu sebenarnya kita itu
cenderung ke kemampuan di bidang apa dan akhirnya kita dapat menekuni profesi
yang sesuai passion kita. Menjalani profesi yang sesuai passion itu pasti akan
memberikan dampak positif terhadap kesehatan mental dan pada akhirnya akan
membawa kesuksesan. Dalam buku Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku, Agung Nugroho Catur Saputro (2023) menuliskan
beberapa manfaat lain dari menulis, yaitu menulis adalah sarana untuk mengikat ilmu
dan informasi, menulis untuk kebahagiaan, menulis untuk aktualisasi diri, dan
menulis sebagai ungkapan rasa syukur.
Menulis merupakan cara alternatif untuk mengabadikan
diri. Melalui menulis, kita bisa dikenal dan dikenang orang sepanjang masa
walaupun ketika kita sudah meninggal. Seorang penulis tidak pernah mati. Yang
mati adalah jasad fisiknya, tetapi ilmu dan karya tulisnya tetap abadi dibaca
dan dipelajari orang. Jadi penulis bagaikan hidup abadi karena karya tulisnya
terus dibaca dan dimanfaatkan orang. Ketika seorang penulis telah tiada, ia
telah berhenti berbuat amal keburukan lagi tetapi ia tidak pernah berhenti
berbuat amal kebaikan melalui ilmu-ilmu yang ditulisnya. Tulisan-tulisan yang
terus dipelajari dan dimanfaatkan orang lain akan menjadi amal jariyahnya
sampai hari akhir dan akan diganjar oleh Allah Swt dengan ganjaran yang berlipat-lipat.
Maka seseorang yang menulis dan karya tulisnya dibaca dan dipelajari terus oleh
orang lain akan membuat penulisnya menjadi abadi, yaitu abadi kenang dan
mengalirkan kebaikan terus-menerus sampai akhir zaman (Saputro 2023).
Menulis selain menjadi jalan keabadian
diri juga dapat menjadi alternatif cara meninggalkan legacy (warisan). Karya tulis yang dihasilkan oleh seorang penulis
memiliki perlindungan hokum berupa hak cipta. Hak cipta atas karya tulisan,
misalnya berbentuk buku, akan tetap menjadi hak milik penulisnya atau ahli
warisnya. Hak cipta atas kepemilikan karya tulis buku dapat diwariskan kepada
anak keturunan. Jadi ketika sang penulis sudah meninggal dunia dan karya
tulisnya masih terus dicetak dan dijual ke pasar, maka ahli waris yang tercatat
di surat kontrak penerbitan buku akan terus mendapatkan hak royalti atas
penjualan buku. Jadi hasil kerja dari aktivitas menulis dapat menjadi legacy untuk generasi yang akan datang.
Berdasarkan alur berpikir di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa aktivitas menulis merupakan aktivitas yang berorientasi
ke masa depan. Menulis memang aktivitas sekali dilakukan, tetapi manfaatnya
bisa terus dirasakan oleh penulisnya, keluarganya dan masyarakat umum. Menulis merupakan
kerja berkesinambungan yang kebaikannya akan terus mengalir dan memberikan
manfaat. Menulis adalah kerja keabadian dan legacy
yang tidak mengenal batas waktu dan batas geografis. Menulis merupakan cara
mewariskan tradisi keilmuan kepada generasi penerus. Menulis dapat mengabadikan
nama sang penulis melalui karya tulis - karya tulisnya yang akan dikenang
sepanjang masa, lintas waktu, lintas geografis, dan bahkan lintas generasi. Hasil
kerja dari menulis akan terus dirasakan manfaatnya sepanjang hayat. Karya tulis
dari seorang penulis akan mampu melintasi batas-batas waktu dan teritorial hingga
manfaat kebaikannya akan terus mengabadi dan menjadi legacy berharga bagi penulisnya yang akan dikenang dunia sepanjang
waktu. InsyaAllah. []
Gumpang Baru, 10 Juli 2023
Sumber
Bacaan
Komandako, Gamal. 2013. Jangan Menjadi Penulis
Profesional Jika Ingin Rugi. Yogyakarta: Media Pressindo.
Murti, Tendi. 2015. Bukan
Sekadar Nulis, Pastikan Best Seller. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Pribadi, Agus. 2012. “Menulis
Untuk Penyembuhan Diri.” KOMPASIANA. Retrieved November 18, 2020
(https://www.kompasiana.com/aguspribadi1978/55107337813311aa39bc64a6/menulis-untuk-penyembuhan-diri).
Putra, R. Masri Sareb.
2007. How to Write Your Own Text Book : Cara Cepat dan Asyik Membuat Buku
Ajar yang Powerful! Bandung: Kolbu.
Saputro, Agung Nugroho
Catur. 2018. Ketika Menulis Menjadi Sebuah Klangenan. Ciamis: CV.
Tsaqiva Publishing.
Saputro, Agung Nugroho
Catur. 2023. Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku. Yogyakarta:
KBM Indonesia.
Wisnuwardani, Dyah
Puspita. 2019. “Dear Netizen: Menulis Seperti Apa yang Bisa Menyembuhkan?” liputan6.com.
Retrieved July 10, 2023
(https://www.liputan6.com/health/read/4107681/dear-netizen-menulis-seperti-apa-yang-bisa-menyembuhkan).
____________________________
*Agung
Nugroho Catur Saputro, Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP
Universitas Sebelas Maret. Penulis buku Berpikir untuk Pendidikan (Yogyakarta:
KBM Indonesia, 2022), Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku (Yogyakarta:
KBM Indonesia, 2023), dan 90-an buku lainnya.
Sabtu, 08 Juli 2023
RANTAI KEBAIKAN
RANTAI KEBAIKAN
Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro
Kebaikan merupakan fondasi dalam
kehidupan ini. Tanpa ada kebaikan, maka peradaban umat manusia akan hancur.
Kebaikan menjadi jantung penopang keberlangsungan kehidupan manusia. Tuhan
menciptakan sifat baik pada manusia agar manusia dapat membangun peradaban yang
berkelanjutan. Kebaikan adalah sifat fitrah manusia. Kebaikan menjadi ciri
kemurnian jiwa manusia.
Allah Swt memberikan bekal kepada
manusia berupa sifat baik dan sifat buruk. Kedua jenis nikmat ini akan
menentukan kualitas hidup seseorang. Jika seseorang lebih cenderung melakukan
kebaikan dibandingkan keburukan, maka Allah Swt akan membalasnya dengan surga,
sedangkan jika sebaliknya maka Allah Swt akan membalasnya dengan neraka. Surga
adalah simbol puncak kenikmatan dan kebahagiaan, sedangkan neraka adalah simbol
kesengsaraan dan penderitaan. Setiap manusia diberikan dua sifat, yaitu
kebaikan dan keburukan. Bagaimana manusia memilih melakukan kebaikan atau
keburukan, semuanya akan ada balasannya. Itulah hukum dunia yang telah ditetapkan
Allah Swt melalui ajaran-ajaran agama yang diturunkannya melalui para Nabi dan
Rasul.
Allah Swt menyukai kebaikan dan membenci
keburukan. Manusia yang banyak melakukan amalan kebaikan dalam kehidupannya
akan selalu mendapatkan rida-Nya. Kelak di kehidupan akhirat ia akan memperoleh
balasan kebaikan dari Allah Swt berupa nikmat surga yang diidam-idamkan setiap
umat manusia. Sebaliknya, orang yang sering melakukan perbuatan kemungkaran dan
kejahatan dalam hidupnya, maka di akhirat nanti ia akan memetik buah dari hasil
perbuatannya yaitu penderitaan di neraka.
Dalam kehidupan ini, kita harus banyak
melakukan kebaikan. Kita harus saling tolong-menolong dalam kebaikan. Ketika
kita mendapatkan kebaikan dari orang lain, maka kita harus dapat membalas
kebaikannya dengan lebih baik lagi. Saling membalas kebaikan merupakan kebaikan
juga. Perbuatan baik yang dilakukan dan kemudian diikuti oleh orang lain akan
mendatangkan kebaikan pula. Dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan
kebaikan melalui perilaku yang baik juga merupakan kebaikan. Semua amal
kebaikan ketika dilakukan dengan niat yang baik insyaAllah akan mendatangkan
kebaikan. Demikianlah siklus rantai kebaikan. Setiap amal kebaikan yang
menyusun rantai kebaikan memiliki peran yang penting dalam mendukung amal
kebaikan keseluruhan.
Salah satu cara untuk memperkuat rantai
kebaikan adalah dengan melanjutkan amalan kebaikan yang dilakukan orang lain
kepada kita. Melanjutkan amalan kebaikan yang dilakukan orang lain terhadap
kita bagaikan menyambung kembali rantai kebaikan yang tadinya terputus atau berhenti
menjadi tersambung kembali. Jangan sampai kebaikan yang dilakukan orang lain
hanya berhenti pada diri kita saja. Kita harus bisa melanjutkan kebaikan
tersebut kepada orang lain lagi. Demikianlah yang coba saya lakukan beberapa
waktu ini.
Beberapa hari yang lalu saya bersilaturahmi
ke rumah teman lama saat dulu sekolah di MTs. Teman saya tersebut tinggal di sebuah
desa di sebelah utara bandara Adi Sumarmo. Ketika mau pulang saya dibawakan
sayuran bayam yang sangat banyak. Ternyata teman saya tersebut baru saja panen
sayur bayam. Awalnya saya agak keberatan dengan pemberian sayur bayam yang
sangat banyak tersebut, tetapi teman saya tetap memaksa dengan berkata nanti
bisa dibagi-bagikan ke tetangga satu RT. Akhirnya untuk menghargai dan
menghormati kebaikan teman, maka saya pun menerima pemberian sayur bayam
tersebut.
Sesampainya di rumah, saya memberitahu
istri jika tadi dibawakan sayur bayam yang sangat banyak. Istri saya pun juga
agak terkejut dengan banyaknya sayur bayam yang saya bawa. Ada dua ikat besar
sayur bayam yang ada di bagasi mobil. Setelah dibuka ikatannya dan dihitung
ternyata ada 47 ikatan kecil-kecil sayur bayam. Setiap satu ikatan kecil
mungkin ada sepuluh atau lebih batang pohon bayam. Saya pulang sampai rumah
sekitar jam 20.00 sehingga karena dikawatirkan sayur bayam akan layu, maka sayur
bayam kita taruh ke dalam ember besar berisi air. Ternyata perlu dua ember
mandi yang besar untuk memasukkan semua sayur bayam.
Besok paginya, istri ditemani anak
lanang membagi-bagikan sayur bayam ke tetangga satu RT. Tetangga dekat satu
gang diberi masing-masing tiga ikat sayur bayam, sedangkan tetangga RT di gang
lain rata-rata diberi dua ikat. Orang tua dan saudara juga kebagian sayur
bayam. Alhamdulillah akhirnya sayur bayam 47 ikat habis dibagi-bagikan ke
saudara dan tetangga satu RT. Kami hanya menyisakan dua ikat sayur bayam untuk
dimasak sendiri.
Kami senang dan bahagia dapat berbagi
sayur bayam ke tetangga satu RT. Saya pribadi senang akhirnya bisa meneruskan
rantai kebaikan dari teman MTs saya. Dia berbuat baik memberikan sayur bayam yang sangat banyak untuk saya,
dan saya pun meneruskan kebaikannya dengan membagikan sayur bayam ke orang lain
yaitu keluarga dan tetangga satu RT. Dari kegiatan bagi-bagi sayur bayam ke tetangga
satu RT di perumahan yang saya lakukan tersebut, saya berharap semoga
kebaikannya dapat kembali kepada teman saya yang berkenan membagikan sayur
bayamnya. Amin.
Gumpang Baru, 08 Juli 2023
__________________________________
*Agung Nugroho Catur Saputro, Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Penulis buku Berpikir untuk Pendidikan (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2022), Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2023), dan 90-an buku lainnya.
Postingan Populer
-
Sumber gambar : Dokumen pribadi penulis Oleh : Agung Nugroho Catur Saputro Beberapa bulan yang lalu saya mengikuti proses asesmen se...
-
Oleh : Agung Nugroho Catur Saputro Manusia adalah makhluk yang mendapatkan karunia keistimewaan dari Allah swt. Keistimewaan te...
-
SPIRIT MENULIS: ANTARA MENJAGA KESEHATAN DAN PRODUKTIVITAS Oleh: Agung Nugroho Catur Saputro Menulis merupakan aktivitas yang ba...