"MEMBACA" VERSI ICHA
Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro
Indonesia termasuk salah satu negara di dunia yang masuk kategori rendah aktivitas warga negaranya dalam membaca. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, cuman 1 orang yang rajin membaca (www.kominfo go.id., 2017). Hal ini bertolak belakang dengan data pembangunan sarana prasarana terkait aktivitas membaca (perpustakaan) yang termasuk kategori tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain. Sebuah fakta keprihatinan yang perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak, baik dari pemerintah, pendidik, dan orang tua.
Tradisi membaca harus dilatih dan dibiasakan pada anak-anak sejak mereka masih kecil. Aktivitas membaca tidak dimulai dari lingkungan sekolah, melainkan justru harus dimulai dari lingkungan keluarga. Setiap orang tua (baca: keluarga) harus menyediakan sarana prasarana membaca yang memadai dan memiliki program literasi membaca secara rutin di lingkup keluarga.
Terkait program literasi membaca dalam konteks implementasi ajaran agama, di keluarga kami sudah lama kami desain program membaca Al-Qur'an rutin setiap hari. Setiap hari bakda sholat Maghrib, kami sekeluarga bersama-sama membaca Al-Qur'an. Setiap anggota keluarga menarget sendiri mau membaca berapa ayat, surat, halaman, atau juz dalam setiap kali membaca. Kecepatan membaca masing-masing anggota keluarga juga berbeda-beda sehingga khatam Al-Qur'an juga tidak bersamaan.
Program membaca Al-Qur'an secara rutin setiap hari ini telah berdampak positif terhadap tradisi membaca Al-Qur'an bagi anak-anak. Anak-anak jadi terbiasa membaca Al-Qur'an tanpa harus disuruh. Aktivitas membaca Al-Qur'an seolah-olah telah menjadi tradisi rutin (kebiasaan, habit) di lingkungan keluarga kami.
Terkait aktivitas membaca ini, putri kecil kami setiap hari memiliki dua aktivitas rutin yang berhubungan dengan belajar, yaitu "membaca". Si kecil menggunakan dua istilah membaca Al-Qur'an secara berbeda, yaitu mengaji dan membaca. Istilah "mengaji" merujuk pada aktivitas si kecil membaca Al-Qur'an setiap bakda Maghrib bersama keluarganya. Untuk aktivitas mengaji ini, saat ini si kecil sudah sampai juz 15.
Sementara itu, istilah "membaca" dia pergunakan untuk aktivitas membaca Al-Qur'an yang dibaca di sekolah. Di rumah, si kecil rajin membaca ayat-ayat yang besok akan dibaca di hadapan ustadzahnya berdasarkan catatan ustadzahnya di Buku Prestasi Iqra'. Setiap hari dia membaca. Biasanya sebelum tidur, si kecil minta disemak bacaannya ketika membaca. Jika malam hari lupa membaca, maka pagi harinya pasti minta membaca.
Terkait aktivitas membaca tersebut, terkadang terjadi kejadian yang lucu sekaligus bikin gemes. Pernah kejadian ketika sudah siap berangkat ke sekolah dan waktunya sudah mepet, tiba-tiba si kecil teringat kalau tadi malam dia belum membaca. Maka seketika dia merengek-rengek ke maminya untuk membaca. Jika kemauannya untuk membaca tidak dituruti, bisa-bisa dia mogok pergi ke sekolah. Oleh karena itu, maka terpaksa maminya harus mengalah untuk menyimak putri kecilnya membaca Al-Qur'an dulu.
Begitulah tingkah lucu tapi membahagiakan dari putri kecil kami. Dia sangat rajin dan disiplin mengaji dan membaca Al-Qur'an. Dia tidak pernah melupakan aktivitas membaca. Dan dia tidak pernah ada niat untuk meninggalkan aktivitas membaca, walaupun di hari libur sekolah. Jadi walaupun saat libur sekolah, dia tetap rutin membaca dan terutama mengaji. []
Surakarta, 06 Juni 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar