Powered By Blogger

Kamis, 24 Desember 2020

IBU, SOSOK YANG MENDIDIKKU JADI ORANG BERMENTAL BAJA


 

Oleh :

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Sejak kecil saya hidup dan dibesarkan di desa. Desa saya berada di wilayah kabupaten Boyolali, tetapi berdekatan dengan wilayah kabupaten Karanganyar. Jadi boleh dibilang desa saya berada di dekat perbatasan kabupaten Boyolali dan kabupaten Karanganyar. Ada keistimewaan di desa saya, yaitu keberadaan sekolah. Di desa saya semua jenjang sekolah tingkat dasar dan menengah ada, hanya tingkat perguruan tinggi saja yang belum ada. Di desa saya ada Taman Kanak-kanak (TK), Madrasaha Ibtidaiyah (Lembaga pendidikan dasar setingkat SD dibawah naungan Kementerian Agama), Madrasah Tsanawiyah (Lembaga pendidikan menengah pertama setingkat SMP di bawah naungan Kementerian Agama), dan Madrasah Aliyah (Lembaga pendidikan menengah atas setingkat SMA di bawah naungan Kementerian Agama).

Walaupun desa saya termasuk desa yang berpendidikan dan religius, tetapi pendidikan kedua orang tua saya tidaklah tinggi. Ayah saya hanya lulusan sekolah PGA (Pendidikan Guru Agama), sekolah setingkat SMA zaman sekarang. Sedangkan ibu saya hanya pernah mengenyam pendidikan sampai Sekolah Rakyat (sekolah setingkat SD zaman sekarang), itupun tidak sampai lulus. Walaupun begitu, ibu saya tidak buta huruf. Beliau bisa membaca dan menulis. Tulisan tangan beliau bagus dan rapi. Dibandingkan dengan saya, tulisan tangan saya kalah jauh dengan tulisan tangan beliau. Ibu saya bisa membaca tulisan arab dalam kitab suci Al-Quran dan juga bisa menulis tulisan arab.

 Kenangan saya waktu kecil bersama ibu memang tidak banyak yang saya ingat. Apalagi ada jeda beberapa waktu saya tidak tinggal bersama ibu, karena sesuatu hal ayah dan ibu pernah berpisah tempat tinggal walau masih dalam satu ikatan pernikahan. Saya dan kakak laki-laki tertua ikut ayah tinggal di Boyolali, sedangkan kedua kakak perempuan dan adik laki-laki saya tinggal bersama ibu di Karanganyar. Walaupun begitu saya masih ingat beberapa memori kebersamaan dengan ibu dan pendidikan nilai-nilai kehidupan yang beliau ajarkan. Waktu saya kecil, ibu sering membuatkan saya baju dan celana karena beliau bisa menjahit sendiri menggunakan mesin jahit.

Kenangan waktu kecil, saat bermain dengan teman-teman sebaya ada teman yang agak nakal dan menganggu hingga menyebabkan saya menangis. Sampai di rumah saya mengadu ke ibu kalau dinakali teman. Harapan saya adalah ibu akan membela saya. Tetapi ternyata harapan saya tinggal harapan saja. Apa yang saya bayangkan justru sangat bertolak belakang dengan yang terjadi. Ibu bukannya membela saya dan menunjukkan kasih sayangnya agar saya berhenti menangis, tetapi justru ibu menjewer telinga saya sambil berkata kalau main sama teman-teman jangan nakal. Waktu itu saya kaget dan heran, mengapa ibu justru memarahi saya? Apakah ibu tidak sayang sama saya, anak kandungnya sendiri?

Setelah saya besar, baru saya memahami sikap ibu tersebut. Sikap ibu yang justru memarahi saya dan menjewer telinga saya tersebut adalah untuk mendidik saya agar tidak jadi anak yang cengeng dan manja. Jika bermain dengan teman, maka harus siap menerima konsekuensinya. Jangan sedikit-sedikit mengadu ke orang tua. Ibu ingin mengajarkan dan mendidik saya agar menjadi orang yang berani dan bermental baja. Ibu ingin saya menjadi orang yang tidak mudah menyerah dan putus asa.

Dampak dari didikan ibu tersebut adalah saya menjadi pribadi yang tidak mudah mengeluh, pantang menyerah dan memiliki semangat juang yang tinggi untuk maju. Ketika menghadapi permasalahan hidup, saya jarang bercerita dan curhat ke orang tua. Bahkan ketika sudah berumah tangga, prinsip hidup tersebut tetap saya terapkan dalam hidup saya dan keluarga saya. Saya berpesan kepada istri bahwa orang tua tidak boleh tahu jika kita sedang punya masalah, bahkan jika kita sedang kelaparan pun jangan sampai orang tua tahu. Tetapi jika kita mendapatkan kebahagiaan, maka orang tua wajib mengetahuinya. Dengan demikian, orang tua tahunya kalau hidup kita baik, sejahtera, dan bahagia. Dengan mengetahui kalau anaknya hidup bahagia, maka orang tua juga akan bahagia.

Saya menyadari bahwa capaian yang saya raih sampai saat ini bukan murni dari usaha saya, tetapi ada sumbangsih dari doa-doa dan tirakat orang tua. Saya meyakini doa dan tirakat ayah dan ibu ikut mewarnai kesuksesan yang saya raih sampai sekarang. Saya selalu berdoa dan berharap semoga almarhum ayah tenang dan bahagia di alam barzah dan ibu selalu sehat walafiat. Terakhir berkunjung ke rumah ibu, ibu bercerita kalau sekarang beliau setiap pagi bakda shubuh beraktivitas jalan sehat dan dampaknya badan beliau terasa enak. Setelah jalan sehat, waktu beliau pergunakan untuk membaca Al-Quran dan menemani main cucunya. Mendengar cerita ibu tersebut, saya sangat bahagia karena ibu sepeninggal almarhum ayah banyak menghabiskan waktunya untuk aktivitas yang bermanfaat. Saya lihat wajah ibu juga tampak semakin cerah dan bahagia. Semoga sehat selalu njih ibu..[]

 

Gumpang Baru, 23 Desember 2020

 

----------------------------------------------------------------------------------------------

*) Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc.,C.TBIL, ICT adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pendidikan sarjana (S.Pd) ditempuh di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan pascasarjana tingkat Master (M.Sc.) ditempuh di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain aktif sebagai dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan 36 judul buku, Peraih Juara 1 Nasional bidang kimia pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku non fiksi yang telah tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA di penerbit CV. Putra Nugraha, dan Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 di Universitas Diponegoro Semarang (UNDIP), serta Trainer MindMap Certified of ThinkBuzan iMindMap Leader-C.TBIL (UK) dan Indomindmap Certified Trainer-ICT (Indonesia). Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-artikel penulis dapat dibaca di akun Facebook : Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com

Postingan Populer