Oleh :
Agung
Nugroho Catur Saputro
Sejak kecil saya hidup dan
dibesarkan di desa. Desa saya berada di wilayah kabupaten Boyolali, tetapi
berdekatan dengan wilayah kabupaten Karanganyar. Jadi boleh dibilang desa saya
berada di dekat perbatasan kabupaten Boyolali dan kabupaten Karanganyar. Ada
keistimewaan di desa saya, yaitu keberadaan sekolah. Di desa saya semua jenjang
sekolah tingkat dasar dan menengah ada, hanya tingkat perguruan tinggi saja
yang belum ada. Di desa saya ada Taman Kanak-kanak (TK), Madrasaha Ibtidaiyah (Lembaga
pendidikan dasar setingkat SD dibawah naungan Kementerian Agama), Madrasah
Tsanawiyah (Lembaga pendidikan menengah pertama setingkat SMP di bawah naungan
Kementerian Agama), dan Madrasah Aliyah (Lembaga pendidikan menengah atas setingkat
SMA di bawah naungan Kementerian Agama).
Walaupun desa saya termasuk
desa yang berpendidikan dan religius, tetapi pendidikan kedua orang tua saya
tidaklah tinggi. Ayah saya hanya lulusan sekolah PGA (Pendidikan Guru Agama),
sekolah setingkat SMA zaman sekarang. Sedangkan ibu saya hanya pernah mengenyam
pendidikan sampai Sekolah Rakyat (sekolah setingkat SD zaman sekarang), itupun
tidak sampai lulus. Walaupun begitu, ibu saya tidak buta huruf. Beliau bisa
membaca dan menulis. Tulisan tangan beliau bagus dan rapi. Dibandingkan dengan
saya, tulisan tangan saya kalah jauh dengan tulisan tangan beliau. Ibu saya bisa
membaca tulisan arab dalam kitab suci Al-Quran dan juga bisa menulis tulisan
arab.
Kenangan saya waktu kecil bersama ibu memang
tidak banyak yang saya ingat. Apalagi ada jeda beberapa waktu saya tidak
tinggal bersama ibu, karena sesuatu hal ayah dan ibu pernah berpisah tempat
tinggal walau masih dalam satu ikatan pernikahan. Saya dan kakak laki-laki tertua
ikut ayah tinggal di Boyolali, sedangkan kedua kakak perempuan dan adik laki-laki
saya tinggal bersama ibu di Karanganyar. Walaupun begitu saya masih ingat
beberapa memori kebersamaan dengan ibu dan pendidikan nilai-nilai kehidupan yang
beliau ajarkan. Waktu saya kecil, ibu sering membuatkan saya baju dan celana
karena beliau bisa menjahit sendiri menggunakan mesin jahit.
Kenangan waktu kecil, saat
bermain dengan teman-teman sebaya ada teman yang agak nakal dan menganggu
hingga menyebabkan saya menangis. Sampai di rumah saya mengadu ke ibu kalau
dinakali teman. Harapan saya adalah ibu akan membela saya. Tetapi ternyata
harapan saya tinggal harapan saja. Apa yang saya bayangkan justru sangat
bertolak belakang dengan yang terjadi. Ibu bukannya membela saya dan menunjukkan
kasih sayangnya agar saya berhenti menangis, tetapi justru ibu menjewer telinga
saya sambil berkata kalau main sama teman-teman jangan nakal. Waktu itu saya
kaget dan heran, mengapa ibu justru memarahi saya? Apakah ibu tidak sayang sama
saya, anak kandungnya sendiri?
Setelah saya besar, baru saya
memahami sikap ibu tersebut. Sikap ibu yang justru memarahi saya dan menjewer
telinga saya tersebut adalah untuk mendidik saya agar tidak jadi anak yang
cengeng dan manja. Jika bermain dengan teman, maka harus siap menerima
konsekuensinya. Jangan sedikit-sedikit mengadu ke orang tua. Ibu ingin
mengajarkan dan mendidik saya agar menjadi orang yang berani dan bermental
baja. Ibu ingin saya menjadi orang yang tidak mudah menyerah dan putus asa.
Dampak dari didikan ibu
tersebut adalah saya menjadi pribadi yang tidak mudah mengeluh, pantang
menyerah dan memiliki semangat juang yang tinggi untuk maju. Ketika menghadapi
permasalahan hidup, saya jarang bercerita dan curhat ke orang tua. Bahkan
ketika sudah berumah tangga, prinsip hidup tersebut tetap saya terapkan dalam
hidup saya dan keluarga saya. Saya berpesan kepada istri bahwa orang tua tidak
boleh tahu jika kita sedang punya masalah, bahkan jika kita sedang kelaparan
pun jangan sampai orang tua tahu. Tetapi jika kita mendapatkan kebahagiaan,
maka orang tua wajib mengetahuinya. Dengan demikian, orang tua tahunya kalau
hidup kita baik, sejahtera, dan bahagia. Dengan mengetahui kalau anaknya hidup
bahagia, maka orang tua juga akan bahagia.
Saya menyadari bahwa capaian
yang saya raih sampai saat ini bukan murni dari usaha saya, tetapi ada
sumbangsih dari doa-doa dan tirakat orang tua. Saya meyakini doa dan tirakat
ayah dan ibu ikut mewarnai kesuksesan yang saya raih sampai sekarang. Saya
selalu berdoa dan berharap semoga almarhum ayah tenang dan bahagia di alam
barzah dan ibu selalu sehat walafiat. Terakhir berkunjung ke rumah ibu, ibu
bercerita kalau sekarang beliau setiap pagi bakda shubuh beraktivitas jalan
sehat dan dampaknya badan beliau terasa enak. Setelah jalan sehat, waktu beliau
pergunakan untuk membaca Al-Quran dan menemani main cucunya. Mendengar cerita
ibu tersebut, saya sangat bahagia karena ibu sepeninggal almarhum ayah banyak
menghabiskan waktunya untuk aktivitas yang bermanfaat. Saya lihat wajah ibu juga
tampak semakin cerah dan bahagia. Semoga sehat selalu njih ibu..[]
Gumpang Baru, 23 Desember 2020
----------------------------------------------------------------------------------------------
*) Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc.,C.TBIL, ICT adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pendidikan sarjana (S.Pd) ditempuh di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan pascasarjana tingkat Master (M.Sc.) ditempuh di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain aktif sebagai dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan 36 judul buku, Peraih Juara 1 Nasional bidang kimia pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku non fiksi yang telah tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA di penerbit CV. Putra Nugraha, dan Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 di Universitas Diponegoro Semarang (UNDIP), serta Trainer MindMap Certified of ThinkBuzan iMindMap Leader-C.TBIL (UK) dan Indomindmap Certified Trainer-ICT (Indonesia). Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-artikel penulis dapat dibaca di akun Facebook : Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar