Powered By Blogger

Rabu, 30 Desember 2020

MENCINTAI DAN DICINTAI KUNCI MENGGAPAI HIDUP BAHAGIA

 

Sumber Gambar: https://www.asliindonesia.net/kata-bijak-cinta/

MENCINTAI DAN DICINTAI KUNCI MENGGAPAI HIDUP BAHAGIA

Oleh :

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Setiap orang pasti mengharapkan hidupnya bahagia. Setiap pasangan suami-istri pasti mencita-citakan dapat membangun kehidupan keluarga yang harmonis, bahagia, dan sejahtera. Tidak ada di dunia ini orang yang tidak ingin bahagia. Demikian juga tidak ada di dunia ini orang yang tidak membutuhkan cinta. Setiap insan Tuhan pastilah ingin mencintai orang yang dicintainya dan sebaliknya ia ingin dicintai oleh orang yang dicintainya tersebut. Dan dunia ini pun diciptakan karena cinta-Nya Allah swt kepada Rasulullah Muhammad saw.


Cinta dapat mendatangkan kebahagiaan. Cinta juga mampu membangkitkan semangat seseorang. Karena rasa cinta lah seorang laki-laki rela bekerja keras demi menafkahi keluarganya. Karena rasa cintalah seorang perempuan rela meninggalkan kedua orang tuanya dan ikut hidup bersama laki-laki lain. Pun demikian, karena rasa cintalah seorang perempuan mau menghabiskan seluruh hidupnya untuk mengabdi dan melayani suaminya serta menjaga kehormatan keluarganya. Cinta memang membawa energi luar biasa. Cinta adalah anugerah terbesar dari sang Maha Pencipta yang patut disyukuri.


Melalui rasa cintalah manusia di dunia ini berkembang biak dan bertambah banyak. Melalui rasa cintalah dunia ini masih dalam kondisi damai dan tenteram. Kalau bukan karena cinta, lantas apa yang menjadi alasan? Hanya cintalah yang mampu membangkitkan semangat seseorang untuk menembus gelapnya kehidupan demi mewujudkan dunia yang terang benderang, penuh warna dan diliputi rasa cinta dan kasih sayang.


Setiap orang yang memiliki rasa cinta dalam dirinya akan memiliki harapan besar untuk bahagia. Hanya rasa cintalah yang membuat setiap orang merasakan kebahagiaan. Tidak ada orang yang hidupnya bahagia tanpa didahului rasa cinta. Cinta yang suci nan tulus itulah yang dikaruniakan Tuhan kepada setiap makhluknya. Hanya ketulusan hati dan kesucian cinta yang akan mampu mempersatukan dua insan di dunia tuk meraih kebahagiaan sejati. Kebahagiaan yang dihasilkan dari perpaduan cinta dan kesucian pastilah datang dari Allah swt, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Siapakah yang tidak berharap kasih dan cinta-Nya?


Kebahagiaan adalah puncak impian bagi setiap orang. Kebahagiaan adalah akhir dari harapan setiap orang. Berbagai upaya dilakukan orang hanya agar ia merasakan kebahagiaan. Apakah yang dimaksud bahagia itu? Apakah setiap orang pasti merasakan kebahagiaan? Mudahkah kita meraih kebahagiaan dalam hidup ini? Bagaimana cara kita agar mudah mencapai kebahagiaan? Apa saja tips-tips meraih hidup bahagia dan diridlai Allah swt?


Dalam buku Mindful Life karya Darmawan Aji dikisahkan bahwa pada suatu hari Socrates mengajukan sebuah pertanyaan kepada murid-muridnya, “Apa yang menjadi hal terbaik bagi manusia?” Socrates ingin mengajak murid-muridnya berdiskusi tentang tujuan akhir kehidupan manusia. Salah satu muridnya, Aristippos dari Kyrene menjawab bahwa yang menjadi hal terbaik bagi manusia adalah kenikmatan. Argumentasi Aristippos adalah bahwa manusia sejak kecilnya selalu mencari kenikmatan dan bila tidak mendapatkannya, dia akan mencari sesuatu yang lain lagi. Dari sinilah kemudian muncul filsafat hedonism yang diprakarsai oleh Aristippos. Istilah hedonisme berasal dari kata hedone (bahasa Yunani) yang berarti kenikmatan (pleasure). Filsafat hedonisme menyatakan kita hanya termotivasi oleh dua hal : kenikmatan dan kesengsaraan. Maka untuk mencapai hidup yang  bahagia kita perlu mengejar kenikmatan dan menghindari kesengsaraan (Aji, 2019).


Semua orang pasti mengharapkan kehidupan yang bahagia. Tapi sayangnya ternyata tidak setiap orang mengetahui bagaimana cara menjalani hidup yang bahagia dan ternyata juga tidak setiap orang mampu  menemukan kebahagiaan dalam hidupnya. Ternyata tidak mudah mendapatkan kebahagiaan, Hal ini dikuatkan oleh Hendrik Ibsen, seorang filosof bangsa Norwegia (1828-1906) yang sampai berkeyakinan bahwa mencari bahagia itu hanya menghabiskan umur saja, karena jalan untuk menempuhnya sangat tertutup, dan setiap ikhtiar untuk melangkah ke sana senantiasa terbentur (Saputro, 2020).


Kebahagiaan merupakan perasaan jiwa yang sulit dikatakan. Perasaan bahagia itu begitu nyata tetapi sulit digambarkan. Muhammad Iqbal, seorang tokoh pemikir muslim modern berpendapat bahwa kebahagiaan yang agung akan diperoleh jika manusia telah mencapai taraf insan kamil, yaitu kesempurnaan proses kehidupan di dalam ego (pribadi). Semakin sempurna kepribadian, maka semakin sejati ego, dan semakin dekat pula kepada Tuhan (Iqbal, 1981).


Kebahagiaan dapat diraih dengan cinta. Orang yang memiliki rasa cinta akan mempunyai harapan untuk hidup bahagia. Hidup bahagia bukan hanya ketika kita memiliki segalanya, tetapi justru ketika kita bisa berbagi untuk sesama, maka hidup kita akan bahagia. Kebahagiaan hakiki adalah ketika kita dapat berbagi dan menebar manfaat kebaikan kepada sesama makhluk Tuhan.


Setiap orang pasti memiliki kebutuhan dalam perjalanan kehidupannya. Termasuk cinta adalah kebutuhan setiap insan di dunia. Tidak ada manusia yang tidak butuh cinta. Atas dasar inilah mencintai adalah sebuah kebutuhan. Orang yang hatinya memiliki cinta pasti membutuhkan sarana untuk membagikan rasa cintanya tersebut. Maka mencintai bukanlah kewajiban kita, tetapi justru menjadi kebutuhan kita.


Cinta bukan hanya untuk dimiliki, tetapi juga untuk dibagi. Kebahagiaan memiliki cinta masih kalah dengan kebahagiaan ketika kita bisa berbagi cinta. Cinta kepada sesama adalah manifestasi dari kebahagiaan. Berbagi cinta kepada orang-orang terkasih adalah awal dari kebahagiaan. Tetapi, ujung dari semua kebahagiaan adalah ketika seorang hamba mampu memberikan cintanya kepada Tuhan yang Maha Kasih, yakni Allah swt. Inilah kebahagiaan sejati. Jika kita mampu mencapai tahap ini, maka kenikmatan menjalankan ibadah niscaya akan kita rasakan. Kebahagiaan ketika menjalankan perintah Tuhan akan melahirkan keikhlasan. Dan ikhlas adalah puncak dari penghambaan kepada sang Khalik. 


Kita butuh memberikan cinta kita kepada seseorang. Melalui kebutuhan dan keinginan berbagi cinta dan kasih sayang inilah Allah menggerakkan roda kehidupan manusia. Hanya karena adanya rasa cintalah setiap orang memiliki spirit untuk membahagiakan diri sendiri dan orang lain (keluarga). Dengan rasa cinta yang dimilikinya, seseorang punya harapan untuk meraih kehidupan yang bahagia.


Mencintai dan dicintai adalah fitrah kehidupan manusia. Bahagia dan membahagiakan adalah tujuan manusia diciptakan ke dunia ini. Berbagi cinta dan kasih sayang adalah cara Tuhan menjaga kelangsungan hidup manusia di dunia. Masihkah engkau tidak percaya bahwa cinta itu berharga? Masihkah engkau beranggapan bahwa bahagia itu sulit dicapai? Kita semua memiliki harapan untuk bahagia selama masih ada rasa cinta di hati kita. Cinta dan bahagia adalah pasangan serasi yang tidak pernah terpisahkan. Maka jika engkau ingin bahagia, jaga dan peliharalah rasa cinta di hatimu. Berikanlah rasa cintamu kepada orang yang engkau cintai agar engkau merasakan arti sebenarnya kebahagiaan. Salam bahagia. []

 

Daftar Pustaka

Aji, D. (2019). Mindful Life: Seni Menjalani Hidup Bahagia dan Bermakna. Surakarta: Metagraf.

Iqbal, M. (1981). The Reconstruction of Religion Thought in Islam. New Delhi: Kitab Bhavan.

Saputro, A. N. C. (2020). Harmoni Kehidupan: Inspirasi Menjalani Kehidupan yang Seimbang. Sukabumi: Farha Pustaka.

 

____________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pendidikan sarjana (S.Pd) ditempuh di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan pascasarjana Master (M. Sc.) ditempuh di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain aktif sebagai dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan 36 judul buku, Peraih Juara 1 Nasional bidang kimia pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku non fiksi yang telah tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA di penerbit CV. Putra Nugraha, dan Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 di Universitas Diponegoro Semarang (UNDIP), serta Trainer tersertifikasi ThinkBuzan Certified iMindMap Leader (UK) dan Indomindmap Certified Trainer-ICT (Indonesia). Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-artikel penulis dapat dibaca di akun Facebook : Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Postingan Populer