Powered By Blogger

Minggu, 20 Desember 2020

PEMUDA SHOLEH PENJEMPUT REZEKI

 


Oleh :

Agung Nugroho Catur Saputro



Allah Swt adalah Tuhan yang Maha Adil. Allah Swt adalah Al-Rahman. Allah swt tidak membeda-bedakan makhluknya, semua diberikan rezeki. Setiap makhluk-Nya diberikan jatah rezekinya masing-masing. Berbicara tentang rezeki, ada pendapat di kalangan masyarakat bahwa rezeki tidak akan tertukar. Penulis sepakat dengan pendapat tersebut karena setiap bayi yang lahir ke dunia ini telah membawa jatah rezekinya masing-masing. Hanya, sayangnya terkadang pernyataan tersebut disalahartikan dan disalahgunakan oleh sebagian orang sebagai pembenaran untuk bermalas-malasan dalam bekerja. 


Dengan mendasarkan pada pendapat di atas, bahwa setiap orang sudah punya jatah rezeki masing-masing dan rezeki masing-masing orang tidak akan pernah tertukar karena sudah menjadi jatahnya, mereka beranggapan bahwa walau mereka  malas bekerja atau bahkan tidak bekerja sekalipun, jatah rezeki mereka tidak akan berpindah ke orang lain. Dengan dasar pemikiran seperti inilah, mereka merasa aman-aman dan baik-baik saja walau bermalas-malasan dalam bekerja karena mereka percaya bahwa rezekinya tidak akan pernah kemana-mana. 


Orang-orang yang yang berpandangan seperti mungkin lupa atau belum terpikirkan bahwa kata “rezeki setiap orang tidak akan tertukar” bukan berarti bahwa jatah rezekinya juga pasti akan mereka peroleh. Kata “jatah” dengan “memperoleh” adalah dua kata yang berbeda. Tidak semua jatah pasti diberikan kepada orang yang bersangkutan jika berlaku aturan bahwa hanya yang mau berusaha “mengambil” jatahnya saja yang akan mendapatkannya. Sebagai analogi, di institusi pemerintah setiap unit kerja telah memiliki RBA, tetapi jika unit kerja tersebut tidak membuat TOR kegiatan maka jatah anggaran yang ditetapkan di RBA juga tidak akan diberikan. Hanya unit kerja yang mengajukan TOR kegiatan dan disetujui pimpinan saja yang dapat mengambil jatah anggarannya. Demikianlah pandangan dan pendapat saya pribadi tentang rezeki. Allah swt menyukai hamba-hamba-Nya yang berusaha dengan tangannya sendiri dan bersungguh-sungguh dalam meraih rezeki. Allah swt memang telah menjatah rezeki setiap orang, tetapi jika orang tersebut tidak mau berusaha menjemput rezekinya, maka Allah swt juga tidak akan memberikan jatah rezeki kepada orang tersebut secara cuma-cuma. Sebagai pengingat, semua binatang itu sudah dijamin rezekinya oleh Allah swt, tetapi binatang tetap menjemput rezekinya (mencari makan). Dalam salah satu hadis Rasulullah diberikan perumpamaan tentang bagaimana usaha burung untuk menjemput rezeki dari Tuhannya. Burung sudah dijamin rezekinya oleh Allah Swt, tetapi setiap pagi burung-burung tetap keluar dari sarangnya dalam kondisi perut kosong untuk mencari makan (menjemput dan mengambil jatah rezekinya), hingga sore hari mereka pulang kembali ke sarangnya dalam kondisi perut kenyang dan membawa makanan untuk anak-anaknya. 


Berkaitan dengan pembicaraan menjemput rezeki, beberapa hari yang lalu saat saya baru pulang dari bepergian bersama keluarga, ketika saya sedang memasukkan mobil ke rumah, saya melihat seorang pemuda memasuki gang perumahan. Saat mobil sudah terparkir dan saya mau menutup pintu pagar, pemuda tadi telah berjalan mendekati saya. Saya pun membatalkan menutup pintu pagar dan menunggu kedatangan pemuda tadi. Setelah dekat, pemuda tersebut mengucapkan “Assalamu’alaikum bapak”. Saya jawab, “Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh. Ya mas, ada apa ya?” Pemuda itu menjelaskan bahwa ia menawarkan dagangannya berupa buku-buku. Melihat buku, pandangan mata saya langsung tertuju pada buku-buku yang ada di tangan pemuda tersebut. Saya pun  tertarik untuk melihat-lihat lebih lanjut buku-buku yang dibawanya. 


Maka saya pun meminta pemuda tersebut untuk masuk ke rumah dan saya persilakan duduk di kursi tamu di teras. Sambil melihat-lihat buku-buku yang ditawarkan, saya mulai bertanya-tanya sebagai awalan percakapan agar suasana tidak hening. Dari obrolan singkat tersebut, saya mengetahui kalau pemuda tersebut berasal dari Madura. Ia merantau ke Jawa (tepatnya kota Solo) ikut bekerja pada sebuah proyek pembangunan. Karena proyeknya belum mulai, maka ia sudah seminggu ini menganggur. Untuk mengisi waktu sampai proyek pembangunan dimulai, ia berjualan buku-buku yang ditawarkan dari rumah ke rumah. Pemuda itu juga cerita kalau teman seperantauannya ada yang berjualan sate Madura. 


Mendengar cerita pemuda tersebut dan melihat sikapnya yang sopan ketika datang, saya pun memutuskan untuk membeli buku-buku dagangannya. Karena ia mengaku sudah seharian ini belum ada satu pun buku yang laku, maka saya membeli empat buku. Setelah saya memberikan uang buku kepadanya, pemuda tersebut mengucapkan terima kasih sambil mendoakan saya dengan doa-doa yang baik. Saya pun meng-Amini doa-doa yang dipanjatkan pemuda sholeh tersebut dan mengucapkan terima kasih atas doa-doanya. Kemudian pemuda tersebut berpamitan dan kembali mengucapkan “Assalamu’alaikum”, dan saya pun menjawab “Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh”. 


Sejak awal pemuda sholeh tersebut menawarkan buku-buku, saya langsung tertarik karena sifat saya yang memang kalau melihat buku pasti mata menjadi hijau. Saya memutuskan membeli tidak hanya satu buku tetapi empat buku karena saya ingin membantu berbagi rezeki dengan pemuda sholeh tersebut. Di samping karena pemuda sholeh tersebut menjual barang dagangan berupa buku yang merupakan benda kesukaan saya, saya juga tertarik dengan cara dia menawarkan buku dengan sangat ramah dan sopan. Selain itu, mendengar ceritanya kalau dia dari pulau Madura dan merantau ke Jawa dan saat ini sedang mengalami kesulitan keuangan, tetapi ia lebih memilih berusaha dengan bekerja berjualan buku, saya sangat tertarik dan kagum dengan pilihan sikapnya. Senang senang dengan anak muda yang memiliki semangat juang yang tinggi untuk menjemput rezeki. Saya kagum dengan pemuda sholeh tersebut yang memilih bekerja berjualan buku dari rumah ke rumah untuk menjemput rezeki dari Tuhannya. Dan hari itu, Allah swt menggerakkan hatinya untuk melangkahkan kaki ke rumah saya. Saya yakin hanya atas kehendak Allah lah pemuda sholeh tersebut datang tepat di saat saya baru pulang dari bepergian. 


Menyadari bahwa Allah telah memilihkan saya sebagai perantara jalannya rezeki untuk pemuda sholeh tersebut, maka saya memutuskan untuk membantu pemuda sholeh tersebut dengan berbagi sebagian rezeki dengan cara membeli empat buku sekaligus. Saya lihat pemuda sholeh tersebut sangat senang ketika penulis mengatakan “Saya beli empat buku njih”. Berkali-kali pemuda sholeh tersebut mengucapkan terima kasih dan mendokan saya sekeluarga dengan doa-doa yang baik. 


Uang yang saya keluarkan untuk membeli empat buku dari pemuda sholeh tersebut bagi saya pribadi tidaklah seberapa, tetapi ternyata bagi pemuda sholeh tersebut sangatlah berarti karena ia sudah seharian belum ada buku jualannya yang laku. Di sinilah saya bersyukur telah dipilih Allah swt menjadi perantara-NYa untuk berbagi rezeki kepada pemuda sholeh tersebut. WaAllahu a'lam. []


Gumpang Baru, 20 Desember 2020


____________________________________

*) Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd.,M.Sc., ICT adalah staff pengajar di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS), Peraih juara 1 nasional bidang Kimia pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku non fiksi tersertifikasi BNSP, Penulis dan pegiat literasi yang telah menerbitkan 36 judul buku, Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, dan Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2, serta Trainer MindMap tersertifikasi ThinkBuzan iMindMap Leader dan Indomindmap Certified Trainer-ICT. Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-artikel penulis dapat dibaca di akun Facebook : Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Postingan Populer