Powered By Blogger

Senin, 04 Januari 2021

TETAP BERKARYA DAN MENEBAR MANFAAT : Sebuah Resolusi Diri

Sumber gambar : 10 Tips agar Resolusi Tahun Baru Enggak Kendur - Health Liputan6.com

Oleh :  

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

 

Waktu terus berjalan tanpa sedetikpun jeda beristirahat. Siang dan malam terus silih berganti menghampiri kita. Matahari dan bulan tiada lelah selalu menyapa kita secara bergantian. Waktu memang akan terus berjalan tanpa mampu kita kendalikan. Kita pun tiada kuasa untuk menghentikan sang waktu. Yang mampu kita lakukan seiring berjalannya waktu hanyalah bagaimana kita mengisi hari-hari dengan aktivitas-aktivitas yang positif dan bermanfaat.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw pernah bersabda terkait waktu. Beliau bersabda, “Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang” (HR. Bukhari, Turmidzi, dan Ibnu Majah). Hadis Rasulullah Saw ini menegaskan bahwa banyak orang yang terlena dengan nikmat kesehatan dan nikmat waktu luang. Banyak orang yang kurang memanfaatkan waktu sehatnya untuk melakukan aktivitas positif dan bermanfaat. Juga banyak orang yang kurang optimal dalam memanfaatkan waktu luangnya dan masih suka menunda-nunda pekerjaan. Banyak orang yang suka menunda-nunda pekerjaan sampai mendekati batas waktunya, sehingga ketika sudah mendekati batas waktu (dateline) penyelesaian pekerjaan, maka pekerjaan tersebut dikerjakan asal-asalan dan tidak maksimal dengan alasan waktunya mepet dan tidak sempat memeriksa kembali. Inilah fenomena yang banyak terjadi di masyarakat, baik masyarakat umum maupun masyarakat akademisi.

Ada sebuah guyonan yang menggambarkan fenomena tersebut, yaitu diberi waktu berapapun bahkan diperpanjang waktunya pun sebenarnya tidak berpengaruh karena pada akhirnya orang-orang mengerjakan di akhir batas waktu atau mendekati dateline. Inilah fenomena kurang baik yang terjadi di masyarakat. Pola pikir seperti ini harus diubah. Kita harus memanfaatkan waktu luang dengan sebaik-baiknya agar kita bisa tertib dalam menjalankan aktivitas pekerjaan. Kita ingat salah satu firman Allah swt.

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakan dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain” (QS. Al-insyirah [94] : 7). 

Sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) telah selesai berdakwah maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia maka kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi yang menafsirkan apabila telah selesai mengerjakan shalat maka bersungguh-sungguhlah berdoalah. Kitab tafsir Jalalayn menuliskan “(Maka apabila kamu telah selesai) dari salat (bersungguh-sungguhlah kamu) di dalam berdoa”. Prof. Dr. Quraish Shihab dalam kitab tafsir Al-Mishbah menafsirkan ayat tersebut dengan kalimat “Maka, apabila kamu telah selesai dalam urusan dakwah dan jihad, lakukanlah ibadah dengan sungguh- sungguh. Lakukanlah ibadah sampai dirimu merasa lelah”.

Firman Allah swt tersebut menngingatkan kita untuk tertib dalam mengerjakan sesuatu, yaitu selesai dari satu aktivitas dilanjutkan ke aktivitas berikutnya. Artinya ketika kita menunda-nunda suatu pekerjaan -padahal sudah terjadwal- maka secara otomatis kita juga menunda pekerjaan lain. Atau dengan bahasa lebih sederhana kita telah mengeser jadwal pekerjaan padahal waktu tidak pernah bergeser atau bertambah lama. Satu jam tetap 60 menit, sehari tetap 24 jam, dan seminggu tetap 7 hari. Jadi kalau ada pengunduran jadwal atau perpanjangan waktu penyelesaian suatu pekerjaan, maka sebenarnya itu bukanlah menambah waktu tetapi justru mengurangi waktu dengan aktivitas yang tidak produktif.

Waktu (luang) memang nikmat Allah swt yang banyak diabaikan orang. Banyak orang menganggap enteng waktu luang dengan mengisinya dengan aktivitas-aktivitas yang tidak produktif atau bahkan tidak melakukan apa-apa. Padahal walau kita tidak melakukan apa-apa atau dalam bahasa anak muda istilahnya “gabut”, waktu tetaplah berjalan. Waktu kemarin tidak pernah akan kita jumpai lagi. Waktu yang akan datang juga tidak akan pernah kita jumpai. Waktu yang benar-benar kita jumpai dan miliki adalah waktu sekarang. Maka kita hakikatnya hanya memiliki satu waktu saja yaitu waktu sekarang. Kalau waktu sekarang kita lewatkan secara sia-sia tanpa melakukan aktivitas yang positif dan membawa manfaat, maka kita sebenarnya telah kehilangan waktu dengan sesungguhnya. Sayang sekali kalau nikmat waktu luang yang sangat berharga itu hilang percuma. Tanyakan pada seorang atlit lari cepat, betapa berharganya waktu satu detik itu karena itu dapat membuatnya menjadi juara atau tidak sama sekali.

Setiap orang pasti memiliki penilaian yang berbeda-beda tentang harga waktu luang.  Ada orang yang mengganggap waktu satu detik itu sangat berharga. Ada orang yang menganggap waktu satu menit itu sangat berharga. Ada orang yang menganggap waktu satu jam itu sangat berharga karena denan waktu satu jam ia dapat melakukan banyak aktivitas berharga. Ada orang yang beranggapan waktu satu hari itu nilainya tiada tara karena dengan waktu satu hari itu ia mampu melakukan banyak aktivitas berharga dan menghasilkan karya-karya inovasi. Dan seterusnya. Intinya seberaga tinggi kita menghargai waktu, maka itulah indikator seberapa besar produktivitas kita dalam mengisi waktu dengan aktivitas-aktivitas positif yang membawa manfaat bagi diri sendiri maupun untuk orang lain.

Setiap orang dikaruniai waktu luang yang sama dalam skala waktu. Dalam satu hari semua orang sama-sama memiliki waktu luang 24 jam dan dalam satu minggu semua orang sama-sama memiliki waktu luang 7 hari. Walaupun memiliki waktu luang yang sama, ternyata cara orang menggunakan nikmat waktu luangnya berbeda-beda dan apa yang dihasilkan juga berbeda-beda. Ada yang dalam waktu satu hari mampu menyelesaikan satu pekerjaan, tetapi sebaliknya ada juga yang justru sama sekali tidak menyelesaikan pekerjaan apapun. Ada yang dalam seminggu mampu menghasilkan sebuah produk hasil karya yang bermutu, tetapi juga ada orang yang selama seminggu hanya membuang-buang waktu dengan aktivitas yang tidak bermanfaat dan bahkan merugikan.

Memang harga waktu luang bukan bergantung pada bagaimana waktu itu dipergunakan, tetapi bergantung pada bagaimana seseorang memandang atau menghargai waktu luang tersebut. Jika seseorang menghargai waktunya dengan harga yang sangat tinggi, maka pastilah ia akan menghabiskan waktunya dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang positif, bermanfaat dan membahagiakan. Lamanya waktu terkadang bergantung pada suasana hati kita. Orang yang sedang kasmaran pada kekasih hatinya, maka waktu beberapa jam bersama kekasih tercintanya serasa sangat sebentar. Sebaliknya bagi orang yang sedang menunggu kedatangan seseorang, maka waktu satu menit laksana satu jam. Jadi nilai waktu memang sangat dipengaruhi oleh suasana hati kita. Maka kita harus belajar menata suasana hati agar selalu bahagia sehingga kita akan selalu menghargai waktu. Kita pasti tidak ingin kehilangan waktu saat-saat bahagia, kita pasti inginnya waktu terus membersamai kita dalam kebahagiaan tersebut. Maka dapat digaris bawahi bahwa waktu luang akan memiliki nilai yang tinggi atau sangat berharga bagi orang-orang yang hidupnya bahagia. Orang yang hidupnya tidak atau kurang bahagia pasti tidak akan menganggap waktu luang itu berharga, bahkan mungkin justru dianggap menyebalkan.

Kita baru saja meninggalkan tahun 2020 yang identik dengan tahun pandemi Covid-19, tahun perubahan tatanan kehidupan dunia, dan tahun guncangnya perekonomian dunia. Sekarang kita memasuki awal tahun 2021. Siapapun pasti menaruh harapan besar di tahun 2021 ini. Semua orang pasti berharap tahun 2021 ini pandemi Covid-19 akan berakhir dan perekonomian mulai kembali bangkit. Semua orang memiliki harapan agar di tahun 2021 ini semuanya menjadi semakin baik dan meningkat kualitasnya. Tidak terkecuali penulis sendiri juga menaruh harapan besar agar di tahun ini penulis semakin baik dalam berpikiran, berpandangan, bersikap, dan beraktivitas dalam proses menjalani kehidupan ini. Penulis berharap pada Sang Maha Pemberi Harapan, Allah Swt, agar selalu dikaruniakan kesehatan dan ketahanan tubuh yang prima sehingga selalu sehat dan tidak mudah sakit. Penulis berharap kondisi kesehatan selalu prima sehingga penyakit yang menghinggapi tubuh penulis jarang kambuh dan suatu saat semoga bisa sembuh total sehingga mendukung aktivitas penulis secara maksimal.

Terkait aktivitas, penulis berharap agar di tahun 2021 ini penulis mampu menyelesaikan tugas-tugas penulis selaku mahasiswa doktoral. Penulis sangat berharap semoga diberikan kemauan dan keinginan yang besar serta kendali penuh terhadap tubuh sehingga mampu mengendalikan agar tubuh tidak merespon berlebihan - tiba-tiba asam lambung naik, kepala pusing, perut mual dan lain-lain- setiap kali penulis mau menulis tugas akhir studi doktoral. Penulis berharap agar tubuh tetap sehat dan nyaman untuk mengerjakan disertasi.

Berkaitan dengan produktivitas berkarya, penulis tetap berharap mampu mempertahankan tingkat produktivitas karya tulis dan bahkan dapat meningkat produktivitasnya, baik kuantitas dan terlebih kualitas. Jika di tahun 2020 penulis mampu meraih capaian prestasi berupa menerbitkan 4 judul buku mandiri, menerbitkan 11 judul buku antologi dan kolaborasi, Reviewer  2 artikel jurnal nasional terakreditasi SINTA 2, Reviewer 1 artikel jurnal internasional, lulus uji kompetensi sertifikasi penulis buku non fiksi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), lulus sertifikasi trainer Mindmap dengan memperoleh sertifikat sebagai Official ThinkBuzan iMindMap Leader (UK) dan sebagai official Indomindmap Certified Trainer (Indonesia), dan mengikuti berbagai workshop dan webinar. Maka di tahun 2021 ini penulis berharap semakin dekat dengan Allah swt, selalu sehat walafiat sehingga mampu meningkatkan lagi kompetensi maupun produktivitas karya, semakin banyak menjalin silaturahim, kolaborasi dan kerjasama dengan kolega lain, dan terus bersemangat menebar manfaat kebaikan untuk sesama melalui karya-karya yang bermutu. Inilah resolusiku, bagaimana resolusimu? []    

 

Gumpang Baru, 4 Januari 2021

 

----------------------------------------------------------------------------------------------

BIODATA PENULIS

Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc., C.TBIL, ICT. adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pendidikan dasar dan menegah dijalani di madrasah, yaitu MI Al-Islam 1 Ngesrep, MTs Nurul Islam 2 Ngesrep, dan MAN 1 Surakarta. Pendidikan sarjana (S.Pd) ditempuh di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan pascasarjana tingkat Master (M.Sc.) ditempuh di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain aktif sebagai dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan 36 judul buku, Peraih Juara 1 Nasional bidang kimia pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku non fiksi yang telah tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA di penerbit CV. Putra Nugraha, Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 di Universitas Diponegoro Semarang (UNDIP), dan Auditor internal Certified Internal Quality Audit (CIQA) ISO 9001:2008, serta Trainer MindMap Certified ThinkBuzan iMindMap Leader-C.TBIL (UK) dan Indomindmap Certified Trainer-ICT (Indonesia). Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-artikel penulis dapat dibaca di akun Facebook : Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Postingan Populer