Sumber Gambar : Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa » PUSTAKA EDUKASI (lamaccaweb.com) |
Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro
Tetapi
perhatikan anak remaja yang menunjukkan keengganan untuk belajar atau mencoba
hal-hal baru. Mengapa seseorang yang ketika masih bayi punya semangat yang
tinggi untuk belajar dan mencoba hal-hal baru, tetapi ketika besar semangatnya
menjadi kendor? Mungkinkah motivasi itu bisa berubah? Kalau motivasi seseorang
bisa berubah karena faktor lain, berarti sebaliknya motivasi seseorang itu juga
bisa dibangkitkan kembali.
Berdasarkan
pemikiran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi itu bersifat
fluktuatif, kadang naik dan kadang turun. Motivasi sangat dipengaruhi oleh faktor
dari dalam diri sendiri maupun faktor dari luar diri sendiri. Dengan demikian, dalam
konteks pembelajaran, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar maupun motivasi berprestasi pada peserta didik menjadi sangat penting.
Baik guru maupun peserta didik perlu mengenali faktor-faktor apa saja yang
dapat membuat motivasi belajar peserta didik turun dan faktor apa saja yang
mampu membangkitkan atau meningkatkan motivasi belajar dan motivasi berprestasi
peserta didik.
Pengertian
Motivasi Belajar
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), motivasi didefinisikan sebagai dorongan yang timbul
pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu, atau usaha yang dapat menyebabkan seseorang
atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai
tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya (KBBI Online, 2021). Sedangkan
menurut Robb & Letts (2004 : 3), motivasi
adalah hasrat untuk bergerak, antusiasme untuk melakukan suatu perubahan, dan
tekad untuk mencari cara untuk memulai.
Ibarat motor penggerak,
motivasi diperlukan oleh peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar.
Motivasi yang dimiliki seorang peserta didik akan meningkatkan usaha,
inisiatif, dan prestasi belajar. Motivasi yang datang dari dalam diri atau
dikenal sebagai motivasi intrinsik memiliki daya dorong lebih kuat daripada
motivasi dari luar diri atau motivasi ekstrinsik (Sofia, 2019 : 22). Schunk (1991)
dalam Sofia, (2019 : 22) menyatakan
bahwa peserta didik yang termotivasi secara intrinsik menunjukkan keterlibatan
yang lebih dalam aktivitas pembelajaran, mengerjakan tugas dengan sukarela,
berhasrat mempelajari materi pelajaran, memproses informasi lebih efektif, dan
memperoleh hasil lebih baik.
Robb & Letts (2004) memberikan ciri-ciri
anak yang mempunyai motivasi belajar tinggi, yaitu :
1.
Memiliki keinginan untuk belajar.
2.
Memberi kesempatan dirinya untuk
belajar.
3.
Ingin tahu seberapa jauh mereka dapat
mengambil sesuatu.
4.
Mengetahui bahwa mencoba itu lebih baik
daripada mundur.
5.
Merasa yakin bahwa mereka dapat
memikirkan sesuatu.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Guru dan peserta didik
perlu mengetahui fakto apa saja yang dapat mempengaruhi motivasi belajar, baik
pengaruh positif (meningkatkan) maupun pengaruh negatif (menurunkan). Dengan
mengenali factor-faktor tersebut, peserta didik maupun guru mampu
mengantisipasi dan memperbaiki jika motivasi belajar peserta didik menurun.
Motivasi berasal dari
dalam diri (faktor internal) dan dari luar diri (faktor eksternal). Robb & Letts (2004) dalam bukunya “Creating Motivated Kids” menjelaskan
bahwa motivasi yang berasal dari dalam diri kita adalah berasal dari sesuatu
yang kita anggap : mungkin, masuk akal, kita dapat melakukannya, dan kita harus
melakukannya. Sedangkan motivasi yang berasal dari luar diri kita adalah apa
yang kita anggap : kita mungkin dapat memperolehnya, atau kita mungkin dapat
kehilangan (Robb & Letts, 2004 : 4).
Pada umumnya kita ingin
dapat memotivasi diri kita sendiri untuk melakukan lebih dari apa yang kita
lakukan pada saat itu. Kita memotivasi diri kita dengan memikirkan imbalan,
misalnya kehidupan kita akan lebih baik, prestasi belajar kita akan meningkat,
penghasilan kita akan bertambah, bisnis kita akan lebih menguntungkan, keluarga
kita akan lebih harmonis, dan lain sebagainya. Kadang-kadang motivasi kita itu
berhasil. Kita terus bergulir. Segala sesuatu tampak mungkin. Kita mulai
mencari berbagai cara untuk memperbaiki kehidupan kita. Tetapi kadang-kadang
motivasi lenyap.
Ternyata motivasi itu
bersifat fluktuatif, kadang muncul dan kadang hilang. Andai saja kita dapat
menemukan motivasi yang berhasil memacu kita setiap saat, maka alangkah indahnya
kehidupan kita ini. Tapi, mungkinkah? Apakah ada cara untuk memotivasi diri
kita setiap saat? Jawabannya adalah tidak. Mengapa? Karena kita manusia.
Menjadi manusia artinya keinginan kita lebih besar daripada waktu, tenaga dan
uang kita untuk mewujudkan keinginan itu. Apa yang dapat kita lakukan hanyalah
kita pandai-pandai memotivasi diri kita untuk melakukan hal-hal tertentu, bukan
semua hal (Robb & Letts, 2004).
Lantas, bagaimana cara
kita mempertahankan motivasi diri? Penting untuk kita pahami bahwa motivasi itu
bisa berbahaya. Bisa saja kita baru memulai melakukan sesuatu, tapi tiba-tiba
berhenti. Kita tiba-tiba tidak ingin melanjutkan melakukan sesuatu tersebut,
padahal awalnya kita sangat bersemangat melakukannya. Menurut Robb & Letts (2004 : 8), memahami apa
yang dapat menghilangkan motivasi itu sama pentingnya dengan mengetahui apa
yang dapat memotivasi kita, dan memahami apa yang menghilangkan motivasi juga
akan membantu kita untuk mengetahui kapan motivasi kita terancam. Jika tidak,
kita akan kehilangan motivasi sendiri tanpa tahu mengapa. Ketika kita
mengetahui apa yang dapat menghilangkan motivasi, kita dapat melakukan sedikit
penyesuaian untuk melindungi motivasi kita.
Apa saja yang dapat
menghilangkan motivasi kita? Robb & Letts (2004:8) telah
mengidentifikasi beberapa faktor yang dapat menghilangkan motivasi seseorang,
yaitu :
1.
Kejenuhan.
2.
Kegagalan.
3.
Memutuskan bahwa sesuatu terlalu sulit.
4.
Tidak ada kesempatan.
5.
Tidak ada waktu.
6.
Tidak ada bahan.
7.
Tidak ada ide.
8.
Tidak ada dukungan.
9.
Kebingungan.
10. Keletihan.
11. Hal-hal
lain yang perlu dikerjakan.
12. Kecemburuan.
13. Tidak
mengetahui bagaimana sesuatu akan memberikan manfaat.
14. Tidak
mau ambil risiko.
15. Tidak
mau mencoba.
16. Tidak
tahu bagaimana melakukannya.
17. Kekecewaan.
18. Tidak
dipuji.
19. Tidak
diberi imbalan.
20. Tidak
menjadi yang terbaik.
21. Merasa
bahwa apa yang perlu dilakukan tidak berharga untuk dilakukan.
22. Merasa
dimanfaatkan oleh orang lain.
23. Merasa
tidak dihargai.
Dengan mengetahui
daftar penghilang motivasi yang begitu panjang, maka adalah hal yang luar biasa
jika seseorang berhasil mempertahankan motivasinya. Ternyata untuk
menghindarkan diri dari perasaan di daftar tersebut di atas adalah usaha yang
tidak mudah. Tanpa ada factor penyeimbang atau penetral dari perasaan negatif
di atas, maka mustahil seseorang mampu mempertahankan motivasinya. Lalu, faktor
apakah yang membuat seseorang tetap mampu mempunyai motivasi? Robb & Letts (2004 : 9) memberikan
petunjuk perasaan yang mampu membuat seseorang tetap mempunyai motivasi, yaitu
perasaan :
1.
Gembira.
2.
Puas.
3.
Lega.
4.
Bangga.
5.
Terlibat.
6.
Suka.
7.
Aman.
8.
Siap.
9.
Seimbang.
10. Senang.
11. Terhormat.
12. Dipercaya.
13. Dihargai.
Robb & Letts (2004 : 11) menambahkan,
agar motivasi berhasil maka hal-hal penting yang perlu diingat setiap orang
adalah :
1.
Tetap optimis.
2.
Membuat keputusan.
3.
Tidak membiarkan diri dihantui oleh
kemunduran.
4.
Mengenali dan menggunakan sumber daya
yang dimiliki.
Daftar
Pustaka
KBBI Online. (2021). Arti kata motivasi—Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Retrieved January 21, 2021, from
https://kbbi.web.id/motivasi
Robb, J., & Letts,
H. (2004). Creating Motivated Kids. Yogyakarta: Torrent Books.
Sofia, E. (2019). Underachiever:
Murid Pintar, kok Prestasinya Rendah? Surakarta: Metagraf.
BIODATA
Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc., ICT adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pendidikan sarjana (S.Pd) ditempuh di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan pascasarjana Master (M. Sc.) ditempuh di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahapeserta didik doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain aktif sebagai dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan 46 judul buku, Peraih Juara 1 Nasional bidang kimia pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku non fiksi yang telah tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, dan Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 di Universitas Diponegoro Semarang (UNDIP), serta Trainer MindMap Certified ThinkBuzan iMindMap Leader (UK) dan Indomindmap Certified Trainer-ICT (Indonesia). Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-artikel penulis dapat dibaca di akun Facebook : Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar