Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro
Setiap orang pasti menginginkan punya
prestasi yang membanggakan. Sebuah prestasi yang akan mengingatkan orang
terhadap diri kita. Prestasi membanggakan dalam wujud karya-karya yang abadi. Walau
ketika nanti kita sudah tidak ada di dunia ini, orang-orang masih mengenal kita
melalui karya-karya yang kita tinggalkan. Betapa beruntungnya orang yang
namanya tetap mengabadi walau dia telah tiada. Salah satu untuk mengabadikan
nama kita adalah melalui karya yang kita tinggalkan. Sudahkah kita memiliki
karya yang akan mengabadikan nama kita?
Masing-masing orang memiliki motivasi
berkarya yang berbeda-beda. Ada orang yang berkarya untuk tujuan mendapatkan
keuntungan finansial, tetapi ada juga orang yang berkarya untuk tujuan kepuasan
diri. Bahkan ada juga orang yang berkarya untuk mengabdikan diri kepada
institusinya dan untuk negaranya. Di antara tujuan-tujuan tersebut, mungkin
juga ada beberapa orang yang berkarya agar tampak hebat atau agar dapat pujian
dari atasannya. Manakah tujuan yang paling baik? Kita kembalikan ke
masing-masing orang. Setiap keputusan akan memiliki konsekuensi masing-masing. Ada
keuntungan dan kerugian dari setiap keputusan yang diambil.
Dalam kehidupan ini penting untuk kita
perhatikan bahwa apakah setiap aktivitas kita ada tujuan berbagi berbagi
manfaat kebaikan kepada orang lain? Berbagi manfaat merupakan ciri kebaikan.
Ada sebuah dalil agama yang menyatakan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang
paling bermanfaat bagi orang lain. Dari dalil agama ini, maka dapat kita pahami
bahwa orang yang baik itu dapat dilihat dari seberapa banyak ia berbagi manfaat
untuk orang lain? Berdasarkan pemikiran tersebut, dapat kita temukan benang
merah hubungan antara berkarya dan berbagi manfaat. Setiap karya yang kita
hasilkan sebaiknya ada unsur manfaat.
Setiap karya yang kita hasilkan
sebaiknya mengandung unsur kebermanfaatan, baik
manfaat untuk diri sendiri maupun manfaat untuk orang lain. Lebih-lebih
bermanfaat untuk mendekatkan diri kepada sang khalik, Allah swt. Sebuah karya
yang mampu mengajak diri dan orang lain menyadari keagungan dan kemahakuasaan
Tuhan pencipta alam adalah karya yang seyogyanya kita hasilkan dalam perjalanan
hidup kita. Karya-karya yang menembus sisi spiritual tanpa meninggalkan unsur
keduniawian akan bermanfaat untuk kepentingan duniawi maupun ukhrowi. Setiap
karya yang kita hasilkan kita usahakan berorientasi kepentingan duniawi dan
juga ukhrowi sehingga jalan hidup kita memang mengarah ke kehidupan akhirat.
Kehidupan dunia adalah jalan menuju kehidupan akhirat. Maka apapun yang kita
lakukan selama hidup di dunia ini harus kita orientasikan untuk kehidupan
akhirat.
Allah swt sama sekali tidak membutuhkan
amal kebaikan dan ibadah kita. Semua ibadah dan amal kebaikan yang kita lakukan
sebenarnya bukan untuk kepentingan Allah swt, tetapi justru untuk kepentingan
kita sendiri nanti di kehidupan akhirat yang abadi. Sebanyak apapun ibadah dan
amal kebaikan kita lakukan atau sebanyak apapun pahala yang kita kumpulkan sama
sekali tidak akan mempengaruhi kemahabesaran Allah swt.
Kebaikan yang kita
lakukan selama hidup di dunia sebaiknya kita orientasikan untuk mengharapkan
ridha Allah swt. Jika Allah swt ridha dengan amal-amal kebaikan kita yang
berdampak pada kebermanfaatan untuk orang banyak, maka Allah swt akan
menghargainya dengan hadiah terbaik yang sangat diharapkan oleh seluruh
manusia. Hadiah terbaik dari Allah swt itulah yang banyak diharapkan oleh seluruh manusia di dunia. Tetapi sayang
jika cara berharapnya keliru dalam memilih jalannya dengan berharap pada
hadiah. Justru seharusnya adalah berharapnya pada yang memberi hadiah yakni
Allah swt, sang pemilik kunci surga.
Wahai sahabatku. Marilah kita mulai
mengukir jejak kehidupan kita yang akan terus mengabadi sepeninggal kita di
dunia ini. Marilah kita mulai melukiskan rekam jejak kehidupan kita untuk
generasi yang akan datang melalui karya-karya yang baik, yaitu karya-karya yang
memberikan manfaat kebaikan bagi banyak orang. Sebuah karya legendaris yang
akan mengabadikan nama kita sepanjang masa. Karya-karya kita akan menjadi
warisan keabadian nama kita bagi anak cucu keturunan kita di masa depan.
Jangan pernah takut untuk memulai
berkarya. Jangan pernah kawatir jika karyamu tidak bagus. Jangan risau jika
karyamu tidak ada yang memuji. Pujian dari manusia itu hanya bayang-bayang kehidupan
saja. Pujian yang hakiki adalah dari Allah swt, Tuhan pemilik alam semesta,
yaitu keridhaan-Nya. Yakinlah bahwa setiap karya pasti akan menemukan pengagumnya,
entah kapan. Yang pasti, suatu saat karya-karya kita akan dikenal orang dan
menjadi wasilah keabadian nama kita. WaAllahu
a’lam. []
Gumpang Baru, 7 Januari 2021
____________________________________
*) Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd.,M.Sc., C.TBIL.,
ICT. adalah staff pengajar di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP
Universitas Sebelas Maret (UNS), Peraih juara 1 nasional bidang Kimia pada
lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis
buku non fiksi tersertifikasi BNSP, Penulis dan pegiat literasi yang telah
menerbitkan 36 judul buku, Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA,
dan Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2, serta Trainer MindMap tersertifikasi
ThinkBuzan iMindMap Leader dan Indomindmap Certified Trainer-ICT. Penulis dapat
dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-artikel penulis dapat dibaca di akun
Facebook : Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar