Powered By Blogger

Kamis, 10 Maret 2022

PROF. DR. NGAINUN NAIM, “PROFESOR PENULIS” INSPIRASIKU

 


PROF. DR. NGAINUN NAIM, “PROFESOR PENULIS” INSPIRASIKU

Oleh :

Agung Nugroho Catur Saputro

  

 

Saya mengenal beliau pertama kali melalui aplikasi Telegram di tahun 2017. Saat itu saya bertemu dengan beliau secara daring (bertemu dan berinteraksi hanya melalui percakapan di  Telegram) di sebuah acara pelatihan online menulis buku ajar dimana beliau adalah narasumbernya sedangkan saya sebagai peserta pelatihan. Hari pertama mengikuti pelatihan menulis dengan beliau, saya sudah merasa bahwa beliau adalah narasumber pelatihan menulis yang berbeda dengan narasumber lain pada umumnya. Saya sudah sering mengikuti pelatihan maupun workshop penulisan buku yang diselenggarakan di kampus. Saya mengamati beliau mempunyai kekhasan tersendiri dalam menyampaikan materinya. Dari pertemuan pertama tersebut, saya mendapatkan spirit baru dalam menulis melalui sebuah kata yang sangat berkesan di hati saya yaitu “Klangenan”. Ya, kata “Klangenan” beliau sampaikan sebagai motivasi diri untuk menulis. Beliau mengatakan bahwa bagi beliau menulis adalah sebuah klangenan. Mendengar pernyataan beliau tersebut terkait klangenan menulis, hati saya berdesir dan muncul rasa kekaguman saya kepada beliau.

Siapapun pasti sepakat dengan pernyataan bahwa menulis itu berat dan susah. Tidak banyak orang yang mampu memiliki energi dan komitmen tinggi untuk rutin menulis, apalagi menganggapnya sebagai sebuah klangenan atau kesenangan yang membahagiakan. Saya sangat kagum dengan beliau dan semakin tertarik untuk mengenal profil beliau lebih jauh lagi. Tahukah sahabat pembaca, siapakah sosok inspiratif yang sedang saya bicarakan ini? Sosok pribadi inspiratif yang saya kagumi tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Yth, Bapak Prof. Dr. Ngainun Naim, M.HI., seorang dosen dan penulis hebat dari Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung atau disingkat UIN SATU. Di kampusnya, saat ini beliau sedang diamanahi jabatan sebagai Ketua LP2M.

            Pasca pertemuan pertama di pelatihan online menulis buku ajar tersebut, akhirnya saya berlanjut berteman dengan beliau di jejaring sosial Facebook. Dengan berteman dengan beliau di Facebook, saya bisa mengikuti dan membaca tulisan-tulisan beliau yang diposting di akun Facebooknya, dan demikian pula sebaliknya beliau juga bisa mengikuti dan membaca tulisan-tulisan saya yang rutin saya posting di akun Facebook saya. Terkadang beliau memberikan komentar positif terhadap tulisan saya. Bagi saya pribadi yang sedang belajar menulis dan menjaga spirit menulis, mendapatkan tanggapan berupa komentar positif dari beliau yang notabene mentor dan motivator saya dalam pelatihan menulis merupakan kebahagiaan tersendiri dan mampu membangkitkan semangat saya untuk terus menulis.

            Selama kurang lebih 2 tahun saya berinteraksi dengan Prof. Dr. Ngainun Naim hanya di dunia maya saja. Saya belum pernah bertemu dan bertatap muka secara langsung dengan beliau. Ada keinginan kuat di hati saya untuk suatu saat nanti dapat bertemu dan berinteraksi secara langsung dengan beliau, yang entah kapan waktunya akan terwujud. Impian saya untuk bisa  bertemu secara langsung dengan beliau akhirnya menemukan momentumnya. Pada bulan Februari 2019 beliau mengirimkan pesan WhatsApp berupa informasi Seminar literasi dan Kopdar 2 grup Sahabat Pena Kita (SPK) yang diselenggarakan di kampus UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (dulu masih bernama IAIN Tulungagung), kampus dimana beliau mengabdi sebagai dosen. Mendapat informasi dan undangan beliau tersebut, saya langsung menyatakan insyaAllah akan hadir dalam acara Seminar literasi tersebut. Segera saya mengatur jadwal saya agar bisa menghadiri undangan beliau tersebut dan dapat bertemu secara langsung dengan penulis profesional yang telah menginspirasi saya untuk bangkit semangat menulis.

Sejak mengikuti pelatihan menulis bersama beliau, saya dalam kurun waktu kurang lebih 2 tahun telah mampu menerbitkan karya buku solo sebanyak 4 judul dan beberapa buku antologi. Berkat kata “Klangenan” beliaulah saya dapat memiliki semangat tinggi untuk menulis setiap hari dan menikmati proses kreatif menulis tersebut bagaikan sebuah klangenan sebagaimana yang beliau rasakan. Saya benar-benar menikmati aktivitas menulis setiap harinya dan tidak merasakan rasa berat atau bosan. Saya benar-benar telah terhipnotis oleh beliau dengan kata “Klangenan”nya. Saking berartinya makna kata ‘Klangenan” bagi perjalanan menulis saya, maka di salah satu karya buku solo saya, saya berikan judul ‘Ketika Menulis Menjadi Sebuah Klangenan”. Saya tidak terlalu peduli apakah pemilihan judul tersebut menarik atau tidak, yang terpenting bagi saya adalah saya bisa mengabadikan kata “Klangenan” dalam karya buku saya sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih saya kepada beliau bapak Prof. Dr. Ngainun Naim yang telah mengenalkan kata tersebut dalam ranah kepenulisan.

            Impian saya untuk dapat bertatap muka secara langsung dengan penulis yang sangat inspiratif tersebut akhirnya benar-benar terwujud, dan pertemuan tersebut berlangsung di kampus beliau sendiri. Saya akhirnya benar-benar bertemu dengan beliau dan disambut dengan sambutan yang sangat hangat. Saya sangat bahagia dan bangga akhirnya bisa melihat dan bertemu secara face to face dengan beliau, seorang penulis sekaligus motivator menulis yang sangat berarti bagi saya. Walaupun pertemuan saya dengan beliau hanya secara singkat karena kesibukan beliau sebagai ketua panitia acara Seminar literasi dan Kopdar 2 grup Sahabat Pena Kita (SPK), bagi saya itu tidak masalah. Saya sudah cukup bahagia dan puas bisa bertemu langsung dengan beliau. Dalam kesempatan pertemuan yang singkat tersebut, saya pergunakan kesempatan berharga tersebut untuk menghadiahkan kepada beliau dua judul buku karya solo saya yang berjudul “Kimia Kehidupan” dan “Ketika Menulis menjadi Sebuah Klangenan”.

Di lain waktu buku “Ketika Menulis Menjadi Sebah Klangenan” pernah beliau buatkan ulasan singkat atau resensi di salah satu tulisan yang beliau posting di blog pribadi beliau. Saya sangat senang dan bangga karya buku sederhana saya diulas dan direview oleh seorang penulis besar yang telah malang melintang di dunia kepenulisan dan memiliki rekam jejak karya yang luar biasa banyaknya. Terbukti jumlah sitasi akun Google Scholar beliau telah menembus angka 3000an, tepatnya 3312 pertanggal 10 Maret 2022. Saya sendiri walau masih tahap belajar menulis Alhamdulillah telah memiliki jumlah sitasi di akun Google Scholar sebanyak 1073 pertanggal 10 Maret 2022.

Selain dapat bertemu secara langsung dengan Prof. Dr. Ngainun Naim, di acara Seminar literasi tersebut saya akhirnya bisa mengenal apa itu komunitas Sahabat Pena Kita (SPK). Berkat beliau yang mengundang saya untuk menghadiri acara seminar literasi tersebut, di lain waktu berikutnya saya akhirnya dapat bergabung menjadi anggoat grup literasi Sahabat Pena Kita (SPK) tertanggal mulai 1 Maret 2019. Keputusan saya untuk bergabung di komunitas literasi dimana inspirator menulis saya menjadi salah satu dewan pembinanya, ternyata telah memberikan dampak positif yang luar biasa bagi perjalanan menulis saya. Sejak bergabung di grup SPK, hingga saat ini saya telah mampu mencatatkan rekam jejak berkarya berupa buku sebanyak 75 judul buku, baik buku karya solo maupun buku-buku karya kolaborasi sesama penulis dan akademisi. Selain karya buku, saya juga telah mencatatkan rekam jejak berupa sertifikat hak cipta atau HAKI dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI sebanyak 15 buah.

Apa yang telah saya capai tersebut juga tidak terlepas dari peranan Prof. Dr, Ngainun Naim yang telah mampu membangkitkan semangat dan motivasi saya untuk terus menulis melalui kata suci “Klangenan”. Saya merasakan betul bagaimana efek positif kata “Klangenan” beliau tersebut mampu menggugah semangat saya untuk terus berkarya dan menulis. Terima kasih Prof. Dr. Ngainun Naim, bapak memang pantas menyandang gelar Professor yang sebenarnya. Bapak adalah seorang Profesor yang layak menjadi panutan para akademisi karena memiliki rekam jejak berkarya yang luar biasa. Semoga suatu saat nanti saya bisa mengikuti jejak bapak menjadi seorang Profesor yang aktif berkarya dan memiliki rekam jejak berkarya yang menginspirasi banyak orang. Salam sehat, sukses dan bahagia selalu njih Prof, Ngainun Naim. Amin. []

 

Gumpang Baru, 10 Maret 2022

 

 

Biodata Penulis

Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc. adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pendidikan sarjana (S.Pd) ditempuh di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan pascasarjana tingkat Master (M.Sc.) ditempuh di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain sebagai dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan lebih dari 75 judul buku (baik buku solo maupun buku kolaborasi), Peraih Juara 1 nasional lomba penulisan buku pelajaran kimia di Kementerian Agama RI (2007), Peraih SPK Award Peringkat 1 (2021), Penulis buku non fiksi tersertifikasi BNSP, Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 dan 3, dan Trainer tersertifikasi Indomindmap Certified Trainer-ICT (Indonesia), Indomindmap Certified Growth Mindset Coach-GMC (Indonesia), ThinkBuzan Certified iMindMap Leader (UK), ThinkBuzan Certified Applied Innovation Facilitator (UK), ThinkBuzan Certified Speed Reading Practitioner (UK), ThinkBuzan Certified Memory Practitioner (UK), dan ThinkBuzan Certified Mind Map Facilitator (UK). Sejak 2019 beliau aktif menulis di komunitas penulis Sahabat Pena Kita (SPK). Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-tulisan penulis dapat dibaca di akun Facebook : Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com

 

Postingan Populer